I Got Your Back part 8
Author : Chindy Agryesti.
Facebook : Chindy Agryyesti
Horvejkul
Twitter : @Chindy404
Cast :
- Cho Kyuhyun
- Yoon Haera
Genre
: AU!, Romance.
Rating
: PG15
Length
: Chapter
Aku pergi karena aku mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
–Yoon Haera –
Saat kau telah pergi dari hidupku, baru
kumengerti apa itu cinta.
—Cho Kyuhyun—
Hati manusia seperti kendi, kita tidak pernah
tau kejernihan didalamnya. Kita hanya melihat dari apa yang dikeluarkan.
—I Got
Your Back Part 8—
Beggin :
Author POV
Kyuhyun menatap frustasi pada
lembaran kertas yang menumpuk diatas meja kerjanya yang harus segera ia
selesaikan. Tapi bagaimana mungkin ia menyelesaikan itu semua jika pikirannya
sekarang sedang berkeliaran kemana-mana. Bayangan sosok Haera yang terkulai
lemas dan tak sadarkan diri didalam lift tak luput dari pikirannya. Membuyarkan
konsentrasinya akan hal lain.
Kyuhyun termangu beberapa detik. Ia
teringat akan sesuatu, satu hal yang malah semakin membawanya jauh dari
konsentrasi bekerja. Kyuhyun meraih gagang telepon disisi meja.
“Tae Hyun-ah, ke ruanganku sekarang,”
Titah Kyuhyun pada seseorang melalui gagang telepon yang dipegangnya. Tak lama setelah Kyuhyun meletakkan telepon kantor
ditempatnya. Ketukan pintu didengarnya. Tanpa menunggu jawaban dari Kyuhyun,
pintu telah terbuka. Seorang namja bertinggi 180-an masuk menghadap Kyuhyun.
“Ada apa Presdir?”
“Apa kau sudah menyelidikinya?”
Tuntut Kyuhyun melalui pertanyaan yang ingin segera diketahui jawabannya.
“Sudah Presdir,”
“Bagaimana hasilnya?”
“Aku telah memeriksa sambungan
listrik saat itu. Tak ada masalah. Tapi kami menemukan sambungan itu terputus
padahal semua bekerja dengan baik. Tidak mungkin listrik tiba-tiba padam jika
tak ada penyebabnya.”
“Jadi kesimpulannya..” ”Ada orang dibalik semua ini?” Sambung
Kyuhyun.
“Sepertinya begitu.”
“Aku percayakan tugas ini padamu.
Selidiki secara keseluruhan mengenai insiden ini. Jangan ada terlewatkan
sedikit saja. Ketahui siapa orang dibalik ini semua,”
***
“Haera-ya jangan memaksakan diri. Kau
beristirahatlah disini beberapa hari lagi,”
“Gwaenchana Eomma. Aku sudah tak
apa-apa,” Haera memaksa meninggalkan rumah
sakit sementara Nyonya Hwang belum sepenuhnya yakin akan kesehatan Haera.
Nyonya paruh baya itu terus membujuk Haera untuk tinggal beberapa hari lagi di
rumah sakit tapi Haera terus membantahnya. Akhirnya dengan berat hati, Nyonya
Hwang yang mengalah dan membiarkan Haera untuk ikut pulang bersama ke rumah
mereka.
“Eomma..” Seru namja kecil itu seraya
berlari menghampiri Haera. Sebuah senyuman hangat menyambut kepulangan
Eomma-nya. Haera membalas senyuman Jong Hyun. Jong Hyun segera memeluk sang
Eomma, begitu pun tubuh Haera yang dengan refleks berjongkok menerima pelukan
dari putranya.
“Eomma.. Kemana saja? Jong Hyun merindukan
Eomma,”
Seluruh penghuni dirumah mewah sana,
sengaja merahasiakan insiden yang baru terjadi pada Haera dari Jong Hyun.
Alasannya singkat, karena Nyonya Hwang tak ingin Jong Hyun mengkhawatirkan Haera.
Sebab yeoja pemilik Taehan Group sudah tau dengan amat jelas betapa sayangnya
namja kecil berumur 3 tahun itu kepada Haera.
“Eomma baru pulang. Biarkan Eomma
istirahat dulu,” Sela Hwang Seul Rin. Pelayan dirumah ini memapah tubuh Haera
berjalan menuju kamar. Sementara Nyonya Hwang akan menemani Jong Hyun bermain,
berusaha mengalihkan keheranan Jong Hyun melihat Haera yang berjalan dibantu
oleh pelayan.
“Halmeoni, kenapa dengan Eomma?”
“Eomma tidak kenapa-kenapa. Kajja
sekarang biar Halmeoni yang temani Jong Hyun bermain,”
Dengan perlahan, Haera membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur dibantu oleh pelayan.
“Apa ada yang nona butuhkan?” Tawar
pelayan tersebut.
“Eobtta. Aku hanya ingin istirahat.
Kau boleh keluar,”
“Baiklah.” Jawabnya dan meninggalkan
Haera sendirian dikamar. Haera
mulai memejamkan mata. Ia ingin tidur. Tapi sebelum ia terlelap, serentetan kalimat
terucap dalam batinnya.
“Jangan lagi berbuat baik padaku, jangan buat
aku semakin mencintaimu.”
“Tuhan jika memang dia bukanlah orang yang tepat untuk kucintai. Maka hapuslah semua perasaan ini ketika nanti aku terbangun nanti,” Dalam hati, ia mengirimkan seutai kalimat doa kepada tuhan.
“Tuhan jika memang dia bukanlah orang yang tepat untuk kucintai. Maka hapuslah semua perasaan ini ketika nanti aku terbangun nanti,” Dalam hati, ia mengirimkan seutai kalimat doa kepada tuhan.
Kyuhyun POV
Penyesalan. Mengapa hal itu selalu
datang belakangan? Jauh sebelum hidupku seperti ini, aku tidak mengenal apa itu
penyesalan? Bagaimana rasanya penyesalan itu? Dulu, aku selalu meyakini apa
yang kuperbuat, tanpa memikirkan apa akhirnya. Aku yakin semua yang kuperbuat
akan menghasilkan akhir yang manis. Tapi semua itu berubah. Berputar 180
derajat dari keyakinanku. Penyesalan. Kini aku merasakannya. Aku merasakan
penyesalan dalam hidupku. Mengenal yeoja itu –Haera—aku dapat mengerti makna
akan penyesalan. Setelah kehilangannya, dan aku merasakan seperti apa rasanya
menyesal.
Saat itu, aku melakukan perbuatan yang pada akhirnya membuatku menyesal. Itu cukup membuatku sadar, bahwa semua penyesalan dalam hidup ini bersumber dari semua perbuatan yang kulakukan.
Dengan cara menjaga dan melindunginya, aku ingin berusaha membayar perbuatanku. Meski ia tetap membenciku.
“Selamat pagi Presdir,” Sapa seorang petugas keamanan dipintu utama. Aku melangkah kearah lift terletak. Aku dan Tae Hyun berdiri didepan pintu, menanti pintu itu terbuka. Ingatan tentang Haera saat ia terjebak dalam lift, sungguh membuat nafasku sesak. Pintu lift telah terbuka, aku beserta orang-orang yang juga menanti lift bergerak memasuki ruangan kecil ini. Sesaat aku melangkah, tatapanku tertuju pada benda kecil terletak diatas pojok lift. Kamera CCTV.
Saat itu, aku melakukan perbuatan yang pada akhirnya membuatku menyesal. Itu cukup membuatku sadar, bahwa semua penyesalan dalam hidup ini bersumber dari semua perbuatan yang kulakukan.
Dengan cara menjaga dan melindunginya, aku ingin berusaha membayar perbuatanku. Meski ia tetap membenciku.
“Selamat pagi Presdir,” Sapa seorang petugas keamanan dipintu utama. Aku melangkah kearah lift terletak. Aku dan Tae Hyun berdiri didepan pintu, menanti pintu itu terbuka. Ingatan tentang Haera saat ia terjebak dalam lift, sungguh membuat nafasku sesak. Pintu lift telah terbuka, aku beserta orang-orang yang juga menanti lift bergerak memasuki ruangan kecil ini. Sesaat aku melangkah, tatapanku tertuju pada benda kecil terletak diatas pojok lift. Kamera CCTV.
“Tae Hyun-ah siang ini temani aku ke
Hotel World.”
“Arraseo Presdir,”
Didukung oleh rasa penasaran yang bergejolak, aku melangkah besar memasuki hotel World. Tanpa aba-aba, aku segera menuju ruang CCTV diikuti Tae Hyun dibelakangku. “Eo Presdir? Apa apa Presdir?”
“Putarkan seluruh rekaman CCTV yang
ada ketika insiden lift itu terjadi,” Namja paruh baya itu mengangguk patuh dan
melakukan seperti yang kupinta. Beberapa saat, ia mencari rekaman yang akan
memberitahuku dalang dari insiden Haera kemarin. “Silahkan Presdir,” Ujarnya
seraya menggiringku mendekat pada layar monitor.
Aku beserta Tae Hyun dan beberapa petugas di ruang CCTV terus dengan lekat memantau setiap gerak-gerik orang dalam layar monitor. Sudah 2 jam, kami hanya terpaku pada satu titik fokus yaitu layar monitor. Aku memalingkan kepala kesamping. Lelah. Mata ini lelah bekerja terus-menerus tanpa jeda. Sekilas sosok yeoja yang kukenali hadir dalam layar dihadapanku ketika aku mencoba meregangkan otot-otot leherku.
Aku beserta Tae Hyun dan beberapa petugas di ruang CCTV terus dengan lekat memantau setiap gerak-gerik orang dalam layar monitor. Sudah 2 jam, kami hanya terpaku pada satu titik fokus yaitu layar monitor. Aku memalingkan kepala kesamping. Lelah. Mata ini lelah bekerja terus-menerus tanpa jeda. Sekilas sosok yeoja yang kukenali hadir dalam layar dihadapanku ketika aku mencoba meregangkan otot-otot leherku.
“Cham. Tolong diundur,”
Ujarku.
Dan benar. Aku mengenal orang itu.
Song Ji Eun. Ia keluar dari dalam hotel, melalui pintu utama seusai padamnya
listrik yang secara tiba-tiba. Tak salah lagi..
Aku bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan. Tae Hyun masih setia mengekor dibelakang.
Aku bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan. Tae Hyun masih setia mengekor dibelakang.
“Berikan aku sub-copy rekaman tadi,”
Haera POV
“Kau sudah akan bekerja?” Aku
mengangguk.
“Haera-ya sekali saja dengarkan
Eomma. Kau jangan memaksakan diri. Baru kemarin kau keluar rumah sakit dan hari
ini kau sudah akan ke kantor. Keadaanmu belum pulih.” Tutur Eomma panjang
lebar.
“Gwaenchana Eomma. Aku sudah tak
apa-apa.” Bela ku.
“Haera-ya..”
“Eomma, jinjja. Aku sudah sembuh,” Eomma
menghela nafas dalam sekali hentakkan. “Kau tak pernah berubah. Baiklah, kau
boleh bekerja. Tapi Eomma tidak izinkan kau mengendarai mobil sendiri.”
@Taehan Group’s office
“Direktur? Kenapa kau sudah bekerja?
Harusnya kau istirahat saja dulu dirumah.” Tak bedanya dengan Eomma, Hye Sung
langsung menceramahiku seketika aku menapakan kakiku di kantor.
“Aku tak apa-apa, aku sudah sembuh
Hye Sung-ah..”
“Tapi--”
“Sudahlah, kau seperti Eomma saja.
Terus mencemarahiku sedari tadi,” Kulihat ia memanyunkan bibirnya. Lalu ikut
berjalan disisiku. Tubuhku mendadak kaku. Jemari tanganku bergetar dengan
sendirinya. Kaki ini terasa sulit untuk melangkah ketika mendekati ruangan
bernama lift itu. Bayangan tentang kejadian itu, dengan jelas berputar
dikepalaku. Keringat menembus pori-pori kulit dan mulai bermunculan didahiku.
Menyadari perubahan raut wajahku, Hye Sung bertanya.
“Direktur apa kau baik-baik saja?”
“Eugg..”
“Direktur?”
“Neh.. Gwa-gwan-chan,” Pintu lift
sudah terbuka. Ruangan kotak itu semakin memperjelasku akan peristiwa beberapa
hari silam. Bagaimana aku kesulitan bernafas, bagaimana kegelapan menemaniku,
bagaimana aku sendirian dalam kesunyian. Semua itu bagai rekaman yang sedang
berputar dimemoriku. “Direktur kau sungguh tak apa-apa?”
Author POV
Song Ji Eun! Geram Kyuhyun. Untuk
yang kesekian kali, ia menggeram menyebut satu nama, Song Ji Eun. Nama itu.
Didalam hati, Kyuhyun mengumpat terus-menerus pada sosok yeoja yang dulu pernah hadir mengisi ruang di hatinya. Namun keadaan itu berubah, ketika Kyuhyun menyadari kehadiran sosok Haera sebagai istri yang tidak pernah diharapkannya. Satu kebodohan terbesar Kyuhyun, pernah menyia-nyiakan orang yang sepenuh hati mencintainya. Hingga penyesalan itu datang menghampiri. Dan ia sadar, ia mencintai orang yang dulu dibencinya.
Kyuhyun meraih ponsel dari dalam kantung jas hitam dengan tidak sabar. ”Aku ingin bertemu! Sekarang juga. Akan kukirim alamatnya,” Kyuhyun mendesis. Marah juga benci. Seusai ia menyampaikan kalimat singkat tadi. Langsung Kyuhyun memutus sambungan telpon.
“Anneyong Oppa,” Sapa Ji Eun.
“Seperti mimpi, tiba-tiba kau
menghubungiku dan mengajak bertemu,” Kyuhyun menatap dingin.
“Kau tak usah basa-basi,” Ketus
Kyuhyun. Lalu Kyuhyun duduk dikursi seberang Ji Eun. Ji Eun menatap lurus
Kyuhyun, bertindak seolah orang yang tak mengerti apa-apa. “Sepertinya kau
sedang sensi hari ini,”
“Kau? Kau orang yang menyebabkan
insiden lift itu kan?” Tembak Kyuhyun. ”Apa
yang kau maksud?” Tanya balik Ji Eun, dengan intonasi santai dan tenang. Ia
sudah tak terkejut, setidaknya ia sudah mengira Kyuhyun mencarinya untuk hal
ini.
“Kau yang sengaja memadamkan listrik
di Hotel saat itu karena kau tau Haera tengah berada didalam lift,” Ji Eun
menampilkan ekpresi terkejut.
“Astaga! Jadi dia terjebak dalam
lift? Bagaimana keadaannya sekarang?”
'Apakah ia selamat atau.. ?' Sambungnya dalam hati. Setidaknya yeoja itu
tidak ingin menambah emosi Kyuhyun semakin berkelanjutan.
“Kau sangat pintar berakting rupanya!”
Desis Kyuhyun. Ditatapnya Ji Eun tajam-tajam.
“Malebwa. Kau yang melakukannya,
benar kan?” Yeoja disebrang Kyuhyun malah diam, ia mempersiapkan kata-kata yang
akan diberikan sebagai jawaban.
“Memangnya apa penting jawabanku itu?”
“Song Ji Eun!” Kyuhyun menggebrak
meja dengan sekali hentakan. Sukses membuatnya menjadi pusat perhatian di cafe
tersebut. Ji Eun benar-benar berhasil menyulut emosi Kyuhyun. Yeoja itu
tersenyum meremehkan. “Memangnya jawaban apa yang kau ingin dengar?”
“Ya. Itulah jawabanku. Itu memang
perbuatanku. Aku yang memadamkan listrik di Hotel waktu itu. Kau benar, aku
yang dengan sengaja menjebak Haera didalam lift. Semua itu aku yang
melakukannya.” Ungkap Ji Eun. Tanpa ada rasa bersalah atau menyesal sedikit pun
dari ucapannya. Ia malah spontan membeberkan semua prilaku jahatnya secara
langsung. Rahang Kyuhyun mengeras, jemarinya mengepal menahan emosi.
“Kau!
Bagaimana bisa ada yeoja sekejam dirimu?! Dia hampir mati akibat ulahmu!”
“Tentu akan sangat bagus jika itu
terjadi. Memang itu yang aku harapkan.”
Kyuhyun membuang nafasnya dengan kasar. Kyuhyun tak menyangka, yeoja yang pernah dicintainya bisa sekejam itu.
Kyuhyun membuang nafasnya dengan kasar. Kyuhyun tak menyangka, yeoja yang pernah dicintainya bisa sekejam itu.
“Kau bukan Ji Eun yang kukenal. Ji
Eun yang kutau, dia bukan orang yang kejam!”
“Tapi pada kenyataannya aku tetap
Song Ji Eun yang kau kenal. Kau bilang, aku kejam? Ya, sekarang aku memang
yeoja yang kejam. Kau dan yeoja tak tau diri itu yang merubahku seperti ini,”
Giliran Ji Eun yang mendesis pada Kyuhyun. Sedikit luapan emosi terkandung
didalam kalimatnya. Ia setengah menjerit mengucapkan kalimat terakhir. Kau dan yeoja tak tau diri itu yang
merubahku.
“Jangan pernah pernah menyebut Haera
seperti itu!” Bentak Kyuhyun. Tak terima atas panggilan Ji Eun barusan yang
diarahkan untuk Haera. Yeoja tak tau diri.
“Kau tak terima aku menyebutnya seperti itu?
“Bukankah dulu kau juga memanggilnya
seperti itu!”
“Kuperingati kau! Jangan pernah kau
menyentuhnya lagi. Kau tak akan kulepaskan jika kau menyakitinya lagi seujung
rambut pun!” Sengit Kyuhyun. Lalu berdiri meninggalkan cafe. Ji Eun menatap
punggung namja yang masih sangat dicintainya hingga menghilang dari jangkauan
penglihatannya. “Semua kulakukan untukmu Oppa. Jangan salahkan aku,”
Haera POV
Didahului oleh ketukan pintu yang
kemudian disusul suara decit pintu dan juga derap langkah kaki. Hye Sung muncul
dari balik pintu. “Direktur ada tamu untukmu,” Lapor Hye Sung. “Nugu?”
“Dia seorang yeoja yang mengatakan adalah
temanmu,”
“Biarkan dia masuk,” Temanku? Nugu?
Belum selesai pikiranku menemukan jawaban itu. Pintu telah terbuka. Dari balik pintu munculah dia.. Suara ketukan lantai putih dengan high heels yang digenakannya terdengar begitu nyaring. Menciptakan bunyi derap yang seperti pada umumnya. Mengingat betapa runcingnya alas kaki yeoja itu.
“K-ka-u?” Kataku tergagap. Kaget dan
bingung. Kedatangan orang itu mendadak mampu hati ini bergejolak tanpa alasan.
Dia yang sepertinya menyadari keterkejutanku, malah tersenyum lebar. Menatapku
lurus.
“Anneyong Haseyo Direktur Yoon?” Entah itu sapaan atau ejekkan atau apa.
Bukan itu yang kupikirkan. Satu hal. Bagaimana bisa dia aku berada disini?
“Kau tau dari mana aku bekerja
disini?”
“Itu bukan hal yang sulit kuketahui
Yoon Haera-shi.” Ia menatapku. Mengangkat sebelah alisnya. Lalu tertawa renyah.
Padahal tak ada titik lucu kutemui dari kalimatnya tadi. Tak ada yang menurutku
bisa dijadikan bahan tawaan. Hanya sesaat tawaan dari bibirnya. Ia kembali
berucap. “Aku
tak menyangka, 6 tahun kau menghilang tanpa diketahui siapa pun, dan sekarang
kau kembali dengan status barumu sebagai seorang Direktur dari perusahaan yang
tak kalah besar dengan perusahaan mantan suamimu. Kau hebat Direktur Yoon. Dan
satu fakta lagi, bahwa perusahaan kau menjalin kerja sama dengan perusahaan
kekasihku. Semua ini sepertinya sangat terencana sekali.”
Aku tahu dia milikmu, dia kekasihmu tapi apa
harus kau menyebutnya seperti tadi. Apa harus kau memamerkan status kalian
didepanku? Kau bahkan tau, aku mencintai kekasihmu. Ini memang salah. Tapi apa
aku tak boleh mencintainya? Aku tak akan berharap lebih. Tak akan. Dalam hati aku meringis, hatiku seolah tercabik-cabik
oleh mata pisau. Hatiku perih.
“Apa tujuanmu datang kesini?!” Tandasku.
“Apa tujuanmu datang kesini?!” Tandasku.
Ini kantorku, setidaknya aku memiliki
hak, mengusir orang yang tidak berkepentingan seperti orang ini. “Hanya sekedar berkunjung,
melihat keadaan mantan istri dari calon suamiku. Karena kudengar beberapa hari
yang lalu, kau baru mengalami peristiwa terjebak didalam lift bukan?”
“Apa perlu kujawab jika kau sudah
mengetahuinya?!”
“Tidak perlu sebenarnya. Yah anggap
saja aku sedang berbasa-basi,”
“Sebenarnya apa maumu?”
“Mauku? Hanya ingin memperjelas yang
sebelumnya pernah kusampaikan padamu,”
“Pernah kukatakan, jauhi Kyuhyun
Oppa! Tapi sepertinya kau malah mengabaikan peringatanku. Aku ingin menegaskan
sekali lagi padamu, Direktur Yoon yang terhormat. Kyuhyun milikku!”
“Aku tak suka, kau dekat - dekat
dengan apa yang menjadi milikku. Yah.. Meski aku sendiri tau, kalian bertemu
hanya sebatas kepentingan pekerjaan. Tetap aku tak menyukai itu. Sekarang kau
bisa pilih, kau yang menjauhi Kyuhyun atau harus aku yang membuat..”
“Cukup! Cukuupp!” Jeritku tak
terkendali.
“Aku sadar diri. Aku bukanlah
siapa-siapa dia. Aku tau diri, aku tidak boleh mengharapkan apa pun darinya.
Aku mengerti, dia adalah milikmu. Aku sadar akan semua hal itu. Aku tau. Kau
tak perlu khawatir. Dengan sadar, aku tau dia membenciku. Dan bahkan hingga
detik ini, mungkin ia masih membenciku. Seharusnya kau tak perlu takut akan hal
itu,”
“Jika aku boleh memilih, aku lebih
baik hidup diluar angkasa, jika memang itu bisa membuat kami tak bertemu lagi.
Itu akan sangat baik untukku. Aku juga tak ingin selalu bertemu dengannya.
Hatiku sakit setiap kali melihat wajahnya. Aku mencintainya, tapi dia
membenciku. Kau tenang saja. Aku akan berusaha membuang semua perasaan ini.”
“Bagus kalau kau sadar, aku tak mesti
repot-repot membuat kau menjauh darinya. Oh ya dan mengenai insiden kau
terjebak dalam lift. Kyuhyun-ku yang menolongmu, benar? Kau bisa lihat, betapa
baiknya kekasihku mau menolong orang dibencinya. Sepatutnya kau berterima kasih
padanya. Jika kau mau, aku bisa sampaikan rasa terima kasihmu padanya?”
***
Haera buru-buru menyeka bulir-bulir
air mata yang menghiasi wajah cantiknya. Sesudah terdengar ketukan pintu dari
luar ruangan. Tangannya kanannya meraih ballpoint. Lalu membuka dengan asal
lembaran kertas diatas meja. Haera menunduk, berpura-pura terfokus pada tugas
kantor agar dapat menyembunyikan wajah sembabnya.
“Direktur, ini sudah jam makan siang,
kau ingin ikut makan siang bersama atau ingin kupesankan sesuatu?”
“Tidak perlu. Aku sedang tidak lapar.
Kalian silahkan saja,” Balas Haera. Semakin menenggelamkan wajah. Tak ingin Hye
Sung melihat wajahnya. “Direktur kau baik-baik saja?”
“Aku tidak apa-apa. Kau boleh keluar,” Dari mata indah itu, air mata
berangsur-angsur melaju melewati pipi mulusnya. Di sudut matanya telah
terbentuk sungai kecil yang terus mengeluarkan cairan bening.
“Appo!” Haera meracau disela isak
tangisnya. Cairan krystal seolah tengah berlomba-lomba saling mendahului
melintas dipipi mulus itu. 'Sekali lagi.
Aku akan berusaha! Kami adalah orang asing dan mungkin selamanya kami akan
tetap menjadi orang asing.'
Author POV
Yoon Haera. Buru-buru meninggalkan
ruang rapat seusainya pertemuan dengan Cho Corp kali ini. Haera sungguh
melakukan apa yang dijanjikannya pada Ji Eun. Ia menjauh dari Kyuhyun. Ia
kembali berusaha melupakan orang itu. Membuang segala bentuk perasaannya pada
Kyuhyun. “Bagaimana
keadaanmu?” Kyuhyun menahan langkah Haera. Melalui genggamannya pada lengan
yeoja itu. “Lepas!” Tukasnya. Haera berusaha mengibaskan tangannya dari
genggaman Kyuhyun. Kyuhyun buru-buru menahan tangan Haera –lagi—ketika Haera
akan melangkah. “Lepaass!” Haera meronta. “Kumohon lepas! Aku tidak ingin
membuat yeojachingumu salah sangka,” Desis Haera lirih. Lalu beranjak
meninggalkan Kyuhyun. 'Yeojachingu?'
“Ji Eun! Kau!!”
Kyuhyun dengan kasar menggedor pintu didepannya. “Song Ji Eun!” Teriaknya tak sabar. Pintu terbuka. Ekspresi terkejut ia tampilkan sesaat sebelum kembali memamerkan wajah datarnya. Ia tersenyum. “Apa Kau datang karena merindukanku?”
Kyuhyun dengan kasar menggedor pintu didepannya. “Song Ji Eun!” Teriaknya tak sabar. Pintu terbuka. Ekspresi terkejut ia tampilkan sesaat sebelum kembali memamerkan wajah datarnya. Ia tersenyum. “Apa Kau datang karena merindukanku?”
“Neo!! Apa yang telah kau katakan
pada Haera?!” Ji Eun mengangkat sebelah alisnya. Ia malah berlagak tak mengerti
ucapan Kyuhyun.
“Memangnya apa yang telah kukatakan?
Aku hanya memberinya peringatan. Untuk menjauhi namjachingu-ku.”
“Song Ji Eun! Berhenti bersikap
demikian! Satu hal yang perlu kau tau, biarpun ia menjauhiku. Itu tak akan
membuatku menyerah. Sekalipun ia membenciku!”
“Jadi percuma saja! Aku mencintainya
dan aku akan berusaha membuatnya menjadi milikku. Lagi!” Desis Kyuhyun. Ia
mendesis setengah berbisik. “Tak akan Oppa! Aku tak membiarkan itu terjadi!”
Balasnya. Sepeninggalan Kyuhyun.
@Cho Corp
Kyuhyun mengusap pelipisnya dengan
kasar dan menjatuhkan diri pada kursi kerjanya. Ia mendesah kecil. Namja itu
terlalu bingung memikirkan cara agar Song Ji Eun mau melepasnya dan mau
menerima kenyataan bahwa saat ini hati Kyuhyun telah dimiliki oleh orang lain.
Ji Eun belum bisa menerima, ia masih bertingkah seolah-olah Kyuhyun adalah
miliknya. Sudah 6 tahun yeoja itu mengejar Kyuhyun terus-terusan tanpa henti.
Song Ji Eun menutup rapat-rapat telinganya bertindak seakan dia orang tuli,
yang tak bisa mendengar setiap kalimat Kyuhyun yang menjelaskan tentang hubungan
mereka yang telah berakhir. Kyuhyun telah kehabisan akal untuk memperjelas
hubungan mereka, ini sudah keratusan kali bahkan mungkin sudah keseribu kali
Kyuhyun memperjelasnya tapi tetap saja yeoja itu tak sedikitpun merasa jera.
Haera menikmati makan siangnya tanpa nafsu seorang diri disebuah Restaurant tak jauh dari tempatnya bekerja. Biasanya, ia selalu makan siang di kantin kantor akan tetapi hari ini ia tidak tenang dengan suasana Taehan Group, terlebih lagi relasi perusahaannya masih berada disana. Dan saat ini ia sedang ingin sendiri. Haera menikmati makanannya dengan tak terlalu semangat. Banyak topik yang menjadi bahan pikirannya.
Haera menikmati makan siangnya tanpa nafsu seorang diri disebuah Restaurant tak jauh dari tempatnya bekerja. Biasanya, ia selalu makan siang di kantin kantor akan tetapi hari ini ia tidak tenang dengan suasana Taehan Group, terlebih lagi relasi perusahaannya masih berada disana. Dan saat ini ia sedang ingin sendiri. Haera menikmati makanannya dengan tak terlalu semangat. Banyak topik yang menjadi bahan pikirannya.
Dddrrtt..
Suara getar ponsel dari dalam tas Haera terdengar. Haera pun mencari
ponsel didalam tas yang dipangkunya. Saat akan mengeluarkan ponsel, dompet miliknya
ikut terangkat keluar hingga jatuh. Bola matanya menatap lantai putih tepatnya
kearah dompet. Bertepatan dengan itu, sesosok bayangan bertubuh tinggi dilihat
Haera dari bayangan yang terdapat pada lantai yang ia lihat. Setelah memungut
dompet, Haera mengangkat kepala dan langsung mengarahkan manik hitamnya pada
sosok asli dari bayangan itu. Yeoja itu terpaku sesaat. Entah sejak kapan namja
yang berdiri didepan Haera sudah berada diposisinya.
“Boleh aku makan siang disini?”
“Silahkan, aku sudah selesai. Kau bisa makan disini,” Sahut Haera datar
seraya bangkit dari duduknya. Bergegas, Kyuhyun meraih lengan Haera. “Jangan
ganggu aku!” Desis Haera.
Seorang yeoja diluar restaurant melihat geram pemandangan yang dilihatnya melalui kaca tembus pandang di restaurant itu. Matanya melotot tajam memandangi Yoon Haera dan Kyuhyun. Hatinya kesal dan marah, entah sebab apa dan kepada siapa. Yang jelas, yeoja itu tak terima akan apa yang ia lihat. Ia tak rela melihat namja yang ia cintai menatap yeoja itu.
Seorang yeoja diluar restaurant melihat geram pemandangan yang dilihatnya melalui kaca tembus pandang di restaurant itu. Matanya melotot tajam memandangi Yoon Haera dan Kyuhyun. Hatinya kesal dan marah, entah sebab apa dan kepada siapa. Yang jelas, yeoja itu tak terima akan apa yang ia lihat. Ia tak rela melihat namja yang ia cintai menatap yeoja itu.
“Yoon Haera.. Kau?! Aku tak akan membiarkan siapapun memiliki Kyuhyun-ku
kecuali aku..” Gumam yeoja itu sendiri. Tersirat amarah dan rasa tak terima
pada ucapannya.
***
Spontan kedua mata Haera, dipejamkannya rapat-rapat. Ia tidak sempat lagi untuk menjerit. Yang dilakukan Haera, hanyalah pasrah. Membiarkan waktu yang bertindak atas tubuhnya.
“Awaass!”
TBC..
0 komentar:
Posting Komentar