I Got Your Back Part 6



Author                          : Chindy Agryesti.

Facebook                     : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter                          : @Chindy404

Blog                             : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                             :
  • Cho Kyuhyun
  •  Yoon Haera

Genre                          : AU!, Romance.

 Rating                         : PG15

Length                         : Chapter



Mianhae.. lama bgt ya.
Sory, author sibuk bgt beberapa minggu ini jadi publish part 6-nya agak lama dari biasanya. Yang masih seorang pelajar pasti tahu kan kenapa alasannya? Yap, Author sibuk karena minggu kemarin baru selesai UAS. Yang mau terus menanti FF-ku, minta doanya supaya nilai-nilai Author memuaskan jadi setidaknya Author masih terus nulis.
Oh iya dan satu lagi, mian sebelumnya untuk typo yang terus bertebaran. Author bukanlah tipe orang yang teliti dan telaten terhadap sesuatu jadi maklumi aja ya. Karena bisa dibilang, Author termasuk orang yang ceroboh dan masa bodo terhadap hasil pekerjaaan Author. Jadi jangan heran disetiap part selalu ada typo. Mian. Cukup sekian cuap-cuapnya.



Happy reading…




Aku pergi karena aku mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.

–Yoon Haera –



Saat kau telah pergi dari hidupku, baru kumengerti apa itu cinta.

—Cho Kyuhyun—



Cinta menjadi sebuah misteri dalam hidup. Yang tak akan pernah kita ketahui akan seperti apa akhirnya.

—I Got Your back part 6—

Began :




Author POV

Haera menerjapkan kedua kelopak matanya secara perlahan. Mencoba membiasakan cahaya terang yang menusuk retina
kedua belah matanya. Sesaat, lenguhan kecil ia keluarkan sebelum ia sadar sepenuhnya dari alam mimpi. Kepalanya terasa berat untuk digerakkan, dan ia merasa ada yang berputar-putar dikepalanya. Lantas ia memegangi pucuk kepalanya dengan tubuh yang sedikit kaku. Ia mengingat alasan kenapa kepalanya sangat pening pagi ini. Itu pasti karena ia kehujanan semalam. 
Pintu diseberang tempat tidur Haera terbuka, seorang yeoja setengah baya berjalan masuk mendekati yeoja muda itu ditempat tidur. Haera memaksa tubuhnya bergerak, mengubah posisinya menjadi duduk. 

“Eomma..” Kata Haera parau.

“Kau sudah bangun? Eomma ingin mengajakmu turun. Ayo kita sarapan bersama. Jong Hyun menanyaimu karena tadi malam ia tak bertemu denganmu,”

“Baiklah,” 

Sebelum bergabung, Haera merapikan diri
terlebih dulu. Setelah Ia siap dengan pakaian kerjanya saat ini. Dan baru Haera beranjak dari kamar untuk memulai sarapan paginya. Nyonya Hwang dan juga Jong Hyun, mereka berdua telah menanti Haera dimeja makan. Yeoja muda itu langsung duduk dikursi sebelah Nyonya Hwang. 

“Lebih baik hari ini kau tak usah berangkat ke kantor dulu. Tadi malam kau baru kehujanan, Eomma tidak ingin kau sakit. Kau beristirahatlah hari ini,” 

“Tapi hari ini ada pertemuan dengan pihak Cho Corp,” Bantah Haera. Nyonya Hwang kembali mengeluarkan suaranya. “Kau bisa mengundurnya lain waktu,”

“Tidak enak jika harus mengundurnya secara sepihak terlebih lagi hanya karena aku,” Nyonya setengah baya itu mendesah. Meski telah bertahun-tahun mengenal Haera, tapi ia tak sedikitpun pernah mengerti jalan pikiran putri-nya. Haera terlalu sulit dipengaruhi. Ia selalu berpegang teguh pada pendiriannya. Tanpa ada seorang pun yang dapat menggoyahkannya.

“Terserah kau. Tapi ingat jangan sampai terlalu lelah,” Celoteh Nyonya Hwang.


***


Beberapa orang dari bagian Taehan Group termasuk Haera. Mereka telah duduk dimasing-masing kursi untuk mengikuti rapat kali ini. Namun rapat belum juga bisa dimulai sebab mereka harus menanti seseorang lagi, seseorang yang sangat penting tentunya. Cho Kyuhyun, Presdir Cho Corp belum juga tiba hingga saat ini, padahal waktunya sudah lebih 10 menit dari yang ditentukan.

Mendengar suara decit pintu, semua orang didalam ruangan menoleh kearah pintu. Mengharapkan kedatangan orang itu. Namun tak seperti yang diharapkan, orang itu bukanlah Presdir Cho Corp yang sedang mereka nanti melainkan sang Assistant Cho Kyuhyun. Namja bernama Park Tae Hyun itu melangkah besar menuju mimbar.

“Rapat hari ini terpaksa harus kami undur. Kami kira Presdir Cho hanya datang terlambat, tapi sepertinya tidak begitu. Hari ini ia tidak akan datang, karena ia sedang sakit. Mohon pengertiannya dan terima kasih.” Ujar namja itu. 

Degg! Sakit? Cho Kyuhyun sakit? Hati yeoja itu mendadak seperti terhuyung kedalam deburan ombak. Namja itu sakit. Rasa bersalah entah datang dari mana dan kini sepenuhnya telah memenuhi diri Haera. 




Haera POV

Ia sakit? Benarkah itu? Apa ia sakit karena tadi malam? Jika benar, pasti akulah yang menyebabkannya sakit. Aku yang telah membuatnya hujan-hujanan. Dan pasti aku juga penyebabnya. Ia sakit karena aku. Bodoh. Saat itu aku hanya memikirkan perasaanku saja tanpa berpikir akan keadaannya. Ia mengkhawatirkanku namun aku, sama sekali tak terlintas dibenakku untuk mengkhawatirkannya. Egois? Apa aku egois? Mungkin saja...

Pikiran ini makin tak dapat kukendalikan, menerobos pertahanan diri yang kubangun, dan melewatinya tanpa batas. Tak semestinya aku memikirkannya. Tak boleh. 

“Mianhae.. Mianhae..” Ujarku. Beberapa kali aku membungkukkan badan.

“Sekali lagi aku minta maaf,” Kataku lagi sambil membungkukkan badan. Orang didepanku tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Tapi bagiku itu bukanlah sesuatu yang harus ku pusingkan. Hingga detik ini, sedikitpun aku belum melihat wajah orang yang kutabrak tadi, tanpa ada niat untuk melihat wajahnya, aku telah memutar tubuh, dan berniat akan melangkah namun tubuhku tertahan oleh sebuah tangan yang tertengger lenganku.

“Neo? Yoon Haera?” Mendengar suara yeoja itu menyebut dengan lengkap namaku. Segera aku memutar tubuh lalu melihat wajahnya. Aku mematung. Mulutku menganga tanpa kusadari. Lidah ini terasa kelu. Sulit untukku mengeluarkan suara. Seperti ada sesuatu yang mengganjal ditenggorokkanku. “Eo-nn-i?” Jawabku tertahan.


Kedua jemari
ku berpagut menjadi satu, saling mempermainkan jari satu dengan yang lainnya. Rasa terkejut, kaget, ragu, gugup, bimbang semua itu seperti bahan-bahan mentah yang bergabung menjadi satu, membentuk suatu adonan. Dan adonan itulah perasaanku saat ini. Aku terkejut, tapi selain dari pada itu perasaan ragu ikut hadir dalam diriku.

“Haera-ya, eonni senang bisa bertemu lagi denganmu? Eonni benar-benar tak menyangka. Eomma pasti akan senang melihatmu,” Satu kata itu? Eomma. Aku belum bisa menemuinya, aku tak ingin. 

“Kau tau selama ini Eomma sangat merindukanmu. Ia mengkhawatirkanmu,”


***


Aku melangkah tanpa niat memasuki rumah besar milik yeoja paruh baya yang telah menganggap-ku sebagai putrinya sendiri meski sesungguhnya kami hanyalah sebatas orang asing yang dipertemukan oleh waktu. Baru aku akan mengetuk pintu, pintu telah lebih dulu terbuka dari dalam. Kim Ahjumma, pelayan dirumah ini keluar dengan tangan membawa gunting rumput.

“Nona sudah pulang?” Sapanya. Aku menggumam, “Heum,” Yeoja berumur 40-an itu lantas meninggalkan-ku dan mulai mengerjakan tugasnya ditaman. Dan aku, memasuki rumah ini. Tak ada ciri-ciri terdapat orang didalam rumah ini. Sepi. Ini bukanlah sesuatu yang perlu aku hiraukan, malah aku berpikir akan lebih baik jika aku bisa sendiri untuk beberapa saat. Tanpa bertele-tele lagi, detik ini aku telah berada diruangan favoritku, kamar. Hampir 30 menit aku menghabiskan waktu itu didalam kamar mandi. Lalu saat ini, aku meneliti wajahku dipantulan cermin. Selang beberapa detik pikiran ini telah tenggelam ke saat-saat pertemuanku dengan yeoja yang kupanggil Eonni tadi siang.

“Eomma sangat merindukanmu,” 

“Eomma mengkhawatirkanmu,” Potongan-potongan kalimat yang terucap dari bibirnya terngiang jelas ditelingaku seolah ada yang membisikkannya padaku.

“Aku tahu perbuatannya sudah sangat keterlaluan tapi saat kau pergi, dia telah menyesali segalanya,” 

“Dia menutup dirinya pada siapapun termasuk padaku, kakaknya sendiri,” 

“Kembalilah padanya, bantu dia kembali seperti dulu,”

Kalimat itu. Mencekal nafasku, tidak hanya nafas tetapi hidupku. Kembali? Sulit bagiku melakukannya.





Author POV

Tubuh Haera berjongkok menyetarakan dengan tinggi nakas disebelah tempat tidurnya. Tangannya terulur membuka laci nakas paling bawah. Terdapat beberapa tumpukan buku dan barang lainnya. Tapi matanya tertuju pada sebuah buku kecil berukuran setengah dari A4. Disampul coklat tuanya, terdapat beberapa huruf merangkai satu kata “Memories”. Ia menutup laci yang tadi dibukanya dan duduk ditepi ranjang. Telah dibukanya Cover buku berwarna coklat itu, dan mulai memasuki halaman pertama. Seorang yeoja cantik berbalut gaun putih ditubuhnya menjadi pembuka dihalaman pertama. Jemarinya bergerak mengusap kertas bergambar itu. Halaman kedua masih dengan orang yang sama, tapi yeoja itu tak sendirian. Disampingnya berdiri seorang namja tampan lengkap dengan tuxedo dan dasi kupu-kupu dilehernya. Yeoja itu tersenyum, tidak dengan namja itu. Ia menunjukkan ekspresi dingin dan datar diwajahnya. “Kau pasti sangat membenciku saat itu,” 
Satu foto terakhir dihalaman paling belakang, gambar 5 orang berkumpul dan tercetak diatas kertas. 2 orang difoto itu terdiri dari namja dan yeoja paruh baya. Mereka duduk disofa sedangkan 3 orang muda lainnya berdiri dibelakang sofa. Semua tersenyum terkecuali satu namja muda yang berdiri disana. Ia terus memamerkan ekspresi yang sama dengan foto-foto sebelumnya. Ekspresi dingin dan datar.

 “Apa sampai saat ini rasa benci itu masih ada?” 


***



“Eoh? Nunna? Untuk apa kau datang kesini?” Tanyan Kyuhyun heran mendapati kakak perempuannya datang secara tiba-tiba menyambanginya ditempat kerja. 

“Ada yang ingin kuberitahu padamu,”

“Apa itu?”

“Tentang Haera,” Tatapan namja itu langsung diarahkan pada Cho Ahra yang telah duduk disofa. Lalu ia bangkit dari kursi kerjanya dan ikut duduk di sebelah Nuna-nya. “Apa?” Tanyanya agak tercekat. 

“Kemarin aku bertemu dengan Haera. Ia sudah kembali ke Seoul,” Ungkap Nuna-nya.

“Arra,” Sahut Kyuhyun singkat. Mata yeoja didepannya melotot sedetik kemudian, mendengar jawaban singkat dari namja itu.

“Kau.. Kenapa kau tidak memberitahu kami?” Cecar Cho Ahra.

“Untuk apa? Dia saja pasti membenciku,” Sahut Kyuhyun lemah.

Kau bodoh! Sejak kapan kau mengetahui ia telah kembali ke Seoul? Kau sudah pernah bertemu dengannya?”

“Dia adalah salah satu relasi Cho Corp. Taehan Group, dia bekerja disana,”

“Mwo?! Tapi kau malah merahasiakan itu semua dari kami?” Desis Ahra.

“Dia membenciku. Jadi apa gunanya aku memberitahu kalian,”

“Ini semua akibat ulahmu sendiri. Tak salah jika ia membencimu. Kau memang pantas dibenci oleh wanita sebaik dirinya,” Tutur Ahra sebelum berlalu. Kyuhyun bungkam, ia hanya memandangi kepergian Nuna-nya.

“Kau memang pantas dibenci,” Ia berujar seorang diri, mengulang kembali perkataan yang tadi dilontarkan Cho Ahra.





Author POV

“Da hanbeonman (Sekali ini saja). Jebal (Kumohon). Maafkan aku,” 

“Kau pasti sudah mendengar semuanya dari Ahra Nuna. Semua yang dikatakan Nuna itu benar, seperti itulah keadaanku selama ini. Sejak.. Kau pergi dari hidupku,” Aku Cho Kyuhyun.

Haera tak lagi melanjutkan langkah. Ia terhenti diposisinya, tapi tak sedikitpun menatap Kyuhyun. Bahkan membalikkan tubuhnya pun juga tidak. “Kau tak perlu terus berbohong,” Serunya.

“Mungkin kau membenciku, aku terima. Aku sadar kesalahanku tak termaafkan lagi. Tapi kumohon jangan menghindar dari keluargaku. Mereka semua menyayangimu. Mereka bahkan sempat membenciku telah membuat kau pergi,”

“Aku bukan siapa-siapa mereka, dan mereka bukan siapa-siapaku, jadi untuk apa aku memikirkan mereka?”

Kau salah jika beranggapan demikian, karena..”

Sampai detik ini pun kau masih tetap istriku!” Ujar Kyuhyun mantap. Tubuh Haera mendadak membeku. Tak sedikit pun ada pergerakkan dari tubuhnya.

“Sekali kau berbohong, kebohongan itu akan seperti rumput yang selalu merambat,” Balas yeoja bermarga Yoon tersebut. 

“Tapi aku tak sedang berbohong,” Haera berusaha tak menghiraukan namja itu, dan malah melangkah pergi meninggalkan Kyuhyun. Namun dengan pergerakan cepat, Kyuhyun melangkah besar, dan langsung mencegat langkah yeoja tersebut dengan meraih tengkuknya. Sedetik setelahnya, Kyuhyun langsung mempertemukan bibirnya dengan bibir milik Haera dengan penuh penekanan. Sudah terlalu lama namja tampan itu menyimpan perasaannya untuk Yoon Haera. Yeoja yang mendadak hilang dari kehidupannya tanpa pamit, setelah keberadaannya di sia-siakan oleh seorang pria bodoh bernama Cho Kyuhyun.
Kyuhyun menekan tengkuk Haera dalam-dalam, melumat bibir yeoja itu dengan sedikit paksaan. Sebelah tangan yang lain memegangi tangan Haera, yang berusaha memukul-mukul dada Kyuhyun minta di lepaskan. Sekeras Haera ingin melepaskan diri, sekeras itu pula Kyuhyun menautkan bibirnya.

“Hidupku sudah tersiksa semenjak kau pergi. Kumohon jangan siksa aku lagi,” Lirihnya. Seusai ia melepaskan tautan bibir mereka.

“Biarkan aku memperbaiki semua kesalahanku,” Pinta Kyuhyun. Haera termangu dengan pandangan kosong.

“Jangan mengganggap ini semua hanya kebohonganku. Aku tulus. Aku ingin memperbaiki semuanya,”



Tanpa sepengetahuan dari kedua manusia ditengah taman itu. Seorang yeoja cantik menahan dalam-dalam emosinya. Gurat kemarahan tercipta jelas diwajah cantik itu. Wajah cantik sebagai pembungkus untuk hatinya yang belum tentu secantik wajahnya. Tangannya mengepal keras-keras, matanya memicing tajam memandangi dua insan didepannya.

“Oppa.. Neo nal kkeoya,” 





Haera PO
V

Jugeodo mot punae..
Naega eotteohke neol punae..
Garyeo geodeun,,
 Tteonaryeo geodeun.. nae gaseum gochyeo nae..

Sebuah lagu mengalun indah berasal dari ponselku diatas tumpukan map. Satu panggilan masuk dan menanti jawabanku.

“Yeobseyo.. Eomma? Waeyo?” 

“Haera-ya, malam ini bisa kita makan malam diluar?”

“Eum.. Tentu,”

“Hari ini kau tidak bawa mobil bukan? Biar nanti Eomma yang menjemputmu bersama Jong Hyun,”

“Arraseo,” Balasku sebelum mengakhiri pembicaraan mengenai makan malam nanti.

Ponsel. Aku meletakkannya kembali diatas meja tepatnya diatas tumpukan map tempat tadi. Tanganku kembali beraktivitas dengan benda bernama Ballpoint bersama dengan tumpukkan kertas yang tersaji dimejaku. Lagi. Ponselku kembali berdering. Kali ini berbeda, hanya sebuah getaran yang tercipta. Bukan sebuah panggilan melainkan hanya sebuah pesan yang masuk. Dengan nomor yang tak kukenali, tak sabar aku membukanya. 

'Yoon Haera-shi? Anneyong? Bisa kita bertemu hari ini pukul 4 sore di ZooCoffe.

Tanpa kumengerti apa maksud isi pesan tersebut, aku memutuskan akan menghubunginya dan berbicara langsung. Namun itu tak terjadi, pasalnya nomor yang sama sekali tak kukenali itu sudah tak aktif.


Tepat pukul 04.00 aku meninggalkan kantor untuk memenuhi permintaan orang tak kukenal itu. Walau begitu, aku memilih untuk tetap menemuinya. Aku menyetop taksi yang kebetulan lewat didepanku menuju tempat yang telah ia minta. Tak seberapa lama aku
berada didalam taksi, taksi yang kutumpangi telah terhenti disebuah Cafe ternama di Seoul. ZooCoffe. Langkahku menjadi ragu, ketika akan memasuki ruangan berkaca didepanku. Melalui kedua sudut mata ini, aku melirik dari kaca tembus pandang disisiku, mencari orang yang sekiranya kukenal yang telah membuat janji sepihak tadi yang dikirimkan padaku. Tapi tak ada. Didorong oleh rasa penasaran, tubuh ini menerobos masuk ke dalam Cafe dan pandangan memutari sekeliling Cafe dengan kedua bola mataku. Tangan seseorang terangkat dengan wajah menatap kearahku. Tubuhku membeku seketika, lidahku kelu tanpa alasan. Bola mata ini terjaga pada orang itu untuk meyakinkan bahwa aku kini hanya sedang salah lihat. Tapi itu semua tidak seperti yang kuharapkan. Ini semua adalah kenyataan. Aku benar-benar dipertemukan orang itu lagi. Yeoja itu..





Author POV

Meski ada perasaan enggan untuk menghampiri orang itu, Haera tetap mengikuti kehendaknya. Meski itu berlawanan dengan perasaannya.

“Eoh? Kau sudah datang,” Sapa yeoja itu dengan intonasi ramah yang terkesan dipaksakan dan dengan senyum yang dibuat-buat.

“Silahkan duduk,” Haera melirik salah satu bangku kosong dan menempatinya.
Berselang beberapa detik kemudian, Song Ji Eun, yeoja dihadapan Haera itu mulai membuka pembicaraan diantara mereka.
“Lama tidak bertemu Haera-shi..” 

“Kupikir ini pertemuan kita kembali sejak 6 atau 7 tahun lalu.” Lanjutnya kemudian. Yang bisa disebut sebagai sapaan , salam atau entah apalah itu.

“Hm. Sepertinya begitu..” Balas Haera agak tercekat karena rasa terkejutnya belum sedikit pun menghilang. Namun sebisanya ia melenyapkan perasaan itu.

“Bagaimana kabarmu selama ini? Sepertinya kau hidup dengan baik?” Tanya lagi Song Ji Eun yang lebih cocok dibilang pernyataan dibandingkan pertanyaan.

“Seperti yang kau lihat. Aku baik,” Sahutnya sesantai mungkin.

“Ah begitukah?” Ucapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

“Apa yang kau ingin bicarakan?” tanya Haera tanpa ingin bertele-tele lagi. Ia pikir obrolan tadi sudah cukup untuk dijadikan basa-basi semata. Sesaat, yeoja diseberang Haera tersenyum simpul seorang diri.

“Sepertinya kau sudah tak sabar ingin mendengarnya. Baiklah aku tidak akan bertele-tele lagi. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu.” Ji Eun mempause-kan ucapannya, menelan salivanya sejenak.

“Jauhi Kyuhyun Oppa! Jangan pernah ganggu hubungan kami lagi. Kuyakin kau tidak ingin kan disebut sebagai wanita perusak hubungan orang? Lagi pula sudah cukup kau mengganggu hubunganku dengan Kyuhyun Oppa dulu. Biarkan kami menjalin hubungan dengan tenang.”

“Apa maksudmu Ji Eun-shi?”

“Kuyakin kau tidak bodoh? Baik akan aku perjelas. Pergi dari hidup Kyuhyun Oppa, jangan ganggu hubungan kami lagi.”

“Ya walaupun aku sangat tahu, ini adalah sesuatu yang tak semestinya kukatakan padamu. Karena tanpa harus kuberitahu, kau pasti sudah tau bahwa sampai kapan pun Kyuhyun Oppa hanya akan mencintaiku, hanya ada aku dihatinya, bukan kau atau siapa pun. bukankah kau tahu itu? Tapi meski demikian, aku tetap tidak suka melihat kau muncul lagi didepan Kyuhyun-ku, jadi enyalah. Pergilah. Kau tahu betapa bahagianya Kyuhyun oppa saat kau pergi dulu? Aku hampir tak mengenali dirinya saat itu, karena untuk pertama kalinya aku melihat ekspresi bahagia yang sekali-kalinya pernah ia tunjukkan padaku. Jadi biarkan Kyuhyun oppa tetap bahagia. Kau mencintainya bukan? Pergi adalah cara terbaik.” 

“Dan satu lagi. Dengan sifatnya yang sekarang ini mungkin kau akan berspekulasi bahwa Cho Kyuhyun telah menyesali semua perbuatannya padamu. Tidak, itu sama sekali bukan. Ia hanya merasa bersalah pada Eomma-nya yang begitu menyayangimu karena telah membuatmu pergi. Kuharap kau bisa mengerti Haera-shi.” Song Ji Eun menyambar tas tangan-nya dan langsung meninggalkan Haera seorang diri di kursi Cafe. Haera menatapi punggung Ji Eun dengan pikiran kosong. Sedetik kemudian, senyum kecut tercipta disudut bibirnya.

“Aku tahu dengan amat sangat jelas,” gumamnya, masih dengan senyuman kecut dibibirnya.



Haera berjalan tak bersemangat menapaki jalanan yang dipijakinya. Merangkai langkah satu demi satu menuju ke rumah Nyonya Hwang sepulang kantor. Acara makan malamnya bersama Nyonya Hwang telah ia batalkan. Ia berjalan sambil menatapi batu-batu kecil yang bergelinding akibat tendangan kakinya. Haera mengeratkan blazer hitam ditubuhnya, menghalau rasa dingin yang semakin menyengat pada kulitnya. Angin malam terus berhilir membuat dingin semakin kerasan. 

Geuraedo saranghae neoreul saranghae..
Dareun geon mollado naega neol wonhae..

Dagagaryeo halsurok gakkawoman jilsurok
..
Domangchineun niga nal oeropge haneungeol..


Terdengar senandungan kecil bersumber dari bibir mungil Yoon Haera. Alunan nada lembut tercipta darinya. Suara lembut itu merangkai kata - kata yang terlibat dalam nada pada sebuah lagu. Lagu yang mewakili perasaannya saat ini. Lagu ballad yang menjadi lagu favoritnya. 

Terus Haera melantunkan lagu yang telah ia hafal. Sesekali ia memejamkan kelopak matanya, meresapi semua perasaannya yang tersirat dalam lagu yang ia nyanyikan. Hingga tak ia sadari, setitik cairan bening telah dihasilkan oleh kedua matanya. 


Aku tahu. Sangat tahu,” gumamnya lirih bersamaan dengan setetes cairan bening jatuh diatas jalan aspal yang dipijaknya.

“Bodoh!” Ia berucap lagi merutuki dirinya sendiri. Bodoh. Karena ia merasa terlalu bodoh, sempat mempercayai dan termakan oleh ucapan namja yang seharusnya sudah ia tahu, bahwa namja itu takkan pernah mencintainya. Bukankah perbuatannya dulu telah membuktikan namja itu takkan pernah melihat kearahnya. Ia bukanlah apa-apa baginya, ia hanya butiran debu yang mengotori hidup Kyuhyun. Begitulah spekulasi Haera. Tak seharusnya ia langsung goyah oleh permintaan maaf namja itu beberapa hari lalu. Tak semestinya ia ragu akan spekulasinya. 

6 tahun Haera telah berusaha merelakan cintanya, mencoba merajut hidup tanpa bayangan namja itu lagi. Setidaknya Haera berhasil hidup dengan baik walau perasaannya tidak baik. Perasaan itu yang tak pernah mau menghilang dari hatinya. 
Dari dulu hingga saat ini, bagi Haera mencintai seorang Cho Kyuhyun adalah hal menyakitkan sekaligus hal termenyedihkan dalam hidupnya. Telah ia putuskan, sekali lagi akan berusaha membuang semua perasaaannya. 





Kyuhyun POV

“Sajangnim, ada tamu untuk Anda,” Lapor Sekertarisku. 

“Dimana?”

“Dia telah menunggumu di ruangan Anda,”

“Baiklah. Gomawo,”

Tamu dipagi hari seperti ini? Saat ini belum genap pukul 08.00 pagi tapi sudah ada yang bertamu diruanganku. Astaga.. Pasti ada yang salah dengan orang itu. Ia datang bertamu sebelum orang yang ingin ditemuinya datang. Aneh sekali.

Aku menekan kenop pintu. Setelah pintu berhasil kubuka, aku melemparkan tatapan mengelilingi keseisi ruangan. Darahku mendadak mendidih. “Kau? Sedang apa kau disini Ji Eun-shi?” Tanyaku tanpa basa-basi sebagaimana biasanya cara seseorang menyambut tamunya dengan hangat. Dengan yeoja didepanku ini, sepertinya tak perlu melontarkan kalimat pembuka untuk berbasa-basi. Dia bangkit dari sofa melangkah mendekatiku. “Ji Eun-shi. Kau memanggilku dengan panggilan itu.” Sahutnya, dan termenung seolah tengah berpikir.

“Kemana panggilan sayangmu yang dulu itu?” Ia lanjut menyambung langkah semakin meminimalisirkan jarak diantara kami, menatapku dengan tatapan meminta.

“Ji Eun-ah.. Berapa kali harus aku ulangi. Hubungan kita telah berakhir,”

“Ani. Itu hanya pendapatmu saja. Dan itu hanya keputusanmu sepihak. Memang apa pernah aku mengiyakan ide bodoh itu? Tidak pernah bukan? Jadi sampai detik ini kau masih namjachingu-ku,” Secara tiba-tiba ia menyandarkan kepalanya pada dadaku dengan kedua tangan melingkari pinggangku.

“Kumohon jangan seperti Ji Eun-ah. Kau bisa mencari pria yang seribu kali lebih baik dariku. Kau tak boleh seperti ini terus, kau hanya menyia-nyiakan waktu dihidupmu saja,” Dengan sedikit paksaan aku berhasil melepaskan tubuhnya.

“Wae? Kenapa? Kenapa kau bisa berkata bahwa aku hanya menyia-nyiakan waktu di hidupku?” 

“Aku hanya tak ingin kau terus berharap disaat aku tak mungkin lagi mengabulkan harapanmu,”

“Kenapa Oppa tak bisa mengabulkannya? Bukankah dulu kau pernah bilang bahkan jika kau harus menukar nyawamu untukku, kau akan melakukannya bukan?” Ia bersungut membahas satu janji yang pernah ku ucapkan untuknya. Itu benar, tapi waktu telah memutarkan segalanya.

“Itu.. Karena dulu kau yang memiliki hatiku sepenuhnya.”

“Dan tidak untuk saat ini,” Sambungku lirih.

“Lalu siapa yang memiliki hatimu saat ini?”Sambungnya cepat.

“Yeoja itu. Yoon Haera, dia yang memiliki hatiku sekarang. Aku mencintainya, aku mencintai istriku,”


Matanya memicing, manatapku dengan pandangan terluka. Namun sedetik kemudian, senyum mirim muncul diwajahnya. Aku tak mengerti apa yang dipikirannya. Sebelumnya ia menatapku terluka setelahnya ia malah tersenyum.

“Aku mencintaimu lebih dari apapun didunia ini. Jadi jangan harap aku bisa menerima kenyataan itu. Kau hanya milikku Oppa, tetapi jika aku tak bisa memilikimu, maka siapapun tak boleh memilikimu,” Kulihat dua bulir cairan bening telah meluncur membasahi pipinya tepat sebelum ia membawa tubuhnya pergi.



TBC..

3 komentar:

Unknown on 17 Desember 2013 pukul 14.35 mengatakan...

Wow ada rintangan rupanya

Unknown on 18 Desember 2013 pukul 01.33 mengatakan...

Kenapa harus ada cwe itu T.T

Unknown on 18 Desember 2013 pukul 07.54 mengatakan...

ji eun ji eun ji eun! mati kau! knp dia hrus muncul cobaaa.. disaat haera sudah mulai percaya sama kyu.. ahhh! jauhkan ji eun!

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting