Mianhae,
Gomawo, Saranghae [미안해, 고마워, 사랑해 ]
Part 5
Author
: Chindy Agryesti.
Facebook : Chindy Agryyesti Horvejkul
Twitter : @Chindy_0404
Cast :
·
Cho Kyuhyun
·
Yoon Haera
Genre : AU!, Romance, Little
Hurt.
Rating : PG15
Rating : PG15
Length : Chapter
Recommended
song :
. 2AM – I Wonder If you Hurt Like Me ‘atau’ S4 – Mungkin.
. Suzy – I Still Love You.
. Lee Jung – Sad Love.
. 2AM – I Wonder If you Hurt Like Me ‘atau’ S4 – Mungkin.
. Suzy – I Still Love You.
. Lee Jung – Sad Love.
Happy reading.
Mencintaimu adalah hal terindah terindah dalam hidupku, meskipun
itu menyakitkan. Namun selamanya akan tetap seperti itu. Saranghae Cho Kyuhyun.
(Haera Quotes)
Cinta itu datang dengan sendirinya, memenuhi hati dan pikiranku. Membuatku
menjadi namja paling bodoh yang telah menyia-nyiakan cinta mu yang begitu
tulus.
(Kyuhyun Quotes)
Author POV
Seorang yeoja cantik menggenakan dress berwarna soft green
ditambah kacamata hitam yang tertengger manis dimatanya menambah kesan
keanggunan yang dimilikinya. Tangan kiri menarik koper dibelakang tubuhnya.
Ialah Yoon Haera. Yeoja yang baru saja menginjakkan kakinya di bandara Germany
seusai perjalanan yang ia tempuh cukup lama. Matanya menyelusuri seluruh isi
bandara yang dipenuhi orang-orang. Bibir Haera mengulas sebentuk senyum simpul
melihat seorang yeoja melambaikan tangan kearahnya. Haera berjalan menghampiri
yeoja disana.
“Alice, I miss you.” Kata Haera menggunakan bahasa inggris.
Nadanya tak seriang seperti dulu.
“Me too, Yoon Haera.” Balas Alice sembari memeluk Haera.
Sesudah itu, mereka berjalan beriringan meninggalkan bandara.
Haera POV
“Haera-ya, are you ok? Kau terlihat sangat murung? Ada apa?” Sepertinya, ia sudah menyadari perubahan sikapku. Sebegitu besarkah perubahanku?
“Kau sepertinya berubah, kau lebih banyak diam.” Ucap Alice
seraya membukakan pintu kamar yang akan menjadi kamarku lagi.
“Anniya, eobseseo!
Gwaenchana..” balasku menyangkal.
“Jinjjayo?” Tanyanya lagi menggunakan bahasa Korea. Walaupun
Alice memang asli orang Germany. Mengenalku selama
empat tahun sudah cukup untuk membuatnya fasih berbahasa Korea meski terkadang
ada kata-kata yang salah dalam pengucapannya.
“Ne, jinjja.”
“Aku tahu kau pasti sedang tidak apa-apa. Aku tidak akan
memaksamu jika kau tidak ingin menceritakannya padaku. Saranku, cobalah untuk
berbagi masalahmu pada orang lain. Barangkali itu bisa mengurangi beban
pikiranmu.” Alice benar.
Mungkin dengan aku menceritakan, ini bisa membuatku sedikit
tenang. Hingga akhirnya, aku membuka mulutku untuk menceritakan semua padanya.
“Dia! Namja itu! Mengapa aku harus mengenalnya Alice? Mengapa
aku harus mencintai namja seperti dia? Mengapa Alice?” Pandangan mataku telah
mengabur, karena air mata telah berkumpul dipelupuk mata ini.
“Siapa yang kau maksud Haera-ya?”
“Cho Kyuhyun maksudmu?” Ku anggukkan kepalaku lemah.
“Kau bertemu kembali dengannya? Lalu? Dia meminta maaf padamu?”
“Untuk apa ia meminta maaf?”
“Lalu, apa yang ia lakukan?”
“Ia berlagak seakan tidak pernah terjadi apapun diantara
kita. Selama ini, ia tidak pernah menganggapku. Hhh! Betapa kasihannya diriku..”
Aku tersenyum kecut.
“Haera-ya...”
“Terlebih lagi saat ini ia telah memiliki orang yang ia
cintai dan orang itu bukan aku.”
“Mungkin Kyuhyun bukanlah takdirmu. Aku yakin, suatu saat kau
pasti akan menemukan cintamu meski bukan bersamanya.” Tangan Alice mengusap
lembut punggungku.
“Cinta? Seperti apa itu cinta?” Lirihku.
Alice POV
Sakit! Pasti itulah yang dirasakan Haera saat ini. Mendengar semua yang diceritakannya padaku. Aku tahu, pasti ia sakit terutama hatinya.
Namja itu! Tak henti-hentinya menyakiti perasaan sahabatku. Apa yang sebenarnya ia inginkan? Apakah sudah menjadi hobby-nya menyakiti sahabatku?
Aku sedih melihat Haera yang terlalu mencintai namja itu.
Kyuhyun, Kyuhyun, dan Kyuhyun, hanya nama itu yang ada
dihatinya. Tidak sadarkah Haera, sudah berapa banyak luka yang dibuat oleh Cho
Kyuhyun terhadapnya?
Cinta, memang dapat membutakan segalanya.
Cinta, memang dapat membutakan segalanya.
“Sudah HaeRa-ya, kau tidak
perlu menghabiskan air matamu untuk namja yang bahkan tidak pernah menganggapmu
ada. Hapus air matamu dan cobalah untuk memulai hidupmu tanpa bayangannya. Dan
anggaplah, kau tidak pernah mengenal namja bernama Cho Kyuhyun itu. Air matamu
terlalu berharga untuk menangisi namja sepertinya. Masa depanmu masih panjang.
Hidupmu tidak akan berakhir hanya karena kau tidak dapat memiliki namja itu.
Aku yakin, suatu saat kau akan menemukan kebahagiaanmu tanpanya, percaya
padaku.” Panjang lebar aku mengucapkan kalimat demi kalimat agar aku bisa
meyakinkan nya bahwa Cho Kyuhyun tidak cukup pantas untuknya. Haera terlalu
baik untuk namja seperti Cho Kyuhyun. Haera masih tetap menangis dipunggungku.
Aku hanya bisa menepuk-nepuk pelan punggungnya.
“Kau harus bisa Haera-ya..” Aku
melepaskan pelukannya dan menatap mata lembut mata sembabnya.
“Aku tidak yakin bisa Alice.”
“Percaya padaku, kau pasti bisa! Hapus air matamu! Jangan menangisi seseorang yang tidak perlu ditangisi.”
“Aku juga tidak ingin menangis, tapi air mata
terlalu sulit untuk dicegah...” Haera menyeka air matanya.
“Kau boleh menangis hari ini, namun besok kau harus janji
padaku tidak akan pernah membuang lagi
air matamu untuk namja yang bernama Cho Kyuhyun itu?” Ucapku penuh penekanan
saat menyebut nama namja itu. Ia kembali memelukku dan tangisnya pun mulai
pecah.
Ku biarkan ia menangis untuk hari ini, biarlah ia menangis
sepuasnya. Setelah ini, Aku berharap ini akan menjadi tangisan terakhirnya
untuk orang itu. Aku sedih bila melihat keadaan Haera saat ini.
“Heg...heg..” Terdengar suara senggukkan dari bibirnya. Aku
hanya mengelus-elus punggung-nya.
Semakin lama, tangisannya pun semakin reda. Mungkin ia lelah terus-menerus mengeluarkan air mata.
Semakin lama, tangisannya pun semakin reda. Mungkin ia lelah terus-menerus mengeluarkan air mata.
“Kau pasti belum makan kan? Lebih baik cepat rapikan
barang-barangmu lalu aku akan membuatkan mu makanan.”
“Gomawo Alice.” Katanya lirih.
“Gomawo untuk semuanya..” Sambungnya. Aku hanya tersenyum
simpul.
“Sama-sama Haera-ya.. Kau sudah ku anggap seperti saudaraku
sendiri . jangan pernah
sungkan terhadapku. Yasudah ku tinggal dulu ne?” Kulihat ia hanya menangguk
kecil.
Author POV
Seminggu berlalu sejak kepergian Yoon Haera yang tiba-tiba. Semua sukses dibuat terkejut oleh yeoja ini. Seluruh karyawan Cho Corp yang mengenal Haera pun terkejut mendengar Yoon Haera telah pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun pada mereka. Bahkan Park Sung Ra, yang notabene-nya orang terdekat dengan Yoon Haera pun tidak tahu-menahu tentang Haera megundurkan dirinya secara tiba-tiba.
“Ya, kita akhiri
rapat hari ini sampai disini. Terima kasih.” Ucap seorang namja tampan yang
berprofesi sebagai Presdir muda Cho Corp mengakhiri rapatnya.
“Ne...” Balas serempak semua orang yang hadir
disana.
“Sung Ra-shi.”
Yeoja bernama Park Sung Ra itupun menghentikan langkahnya saat seseorang
memanggil namanya.
“Ye Hoejangnim.”
“Ada yang ingin aku
tanyakan padamu. Bisakah setelah jam makan siang kau datang ke ruanganku?”
“Baik Hoejangnim..”
Balas Sung Ra patuh.
***
Seusai makan siang,
Kyuhyun kembali ke ruangan-nya menunggu seseorang.
“Masuk..” Perintah Kyuhyun ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar.
“Apa yang ingin
Hoejangnim tanyakan pada saya?” Tanya Park Sung Ra sesaat telah memasuki
ruangan Kyuhyun.”
Kyuhyun POV
“Heem.. ini mengenai Yoon Haera. Apa kau tahu, mengapa ia mengundurkan diri secara tiba-tiba?” Tanya ku hati-hati. Tampak wajahku berusaha menyusun kata-katanya dengan hati-hati.
“Nan moreugeseo
Hoejangmin. Sebelumnya ia tidak pernah cerita apapun kepada saya. Dan seminggu
ini pun saya benar-benar lost contact
dengannya. Ponselnya tidak pernah aktif.” Jelas Sung Ra menjawab pertanyaan
yang dilontarkan oleh Kyuhyun.
“Hem.. Apakah.. Ada
sesuatu yang terjadi dengannya?” TanyaKu sedikit tertahan.
“Mollaseo
Hoejangnim. Dia terlalu tertutup kepada saya.”
‘Ya memang seperti itulah ia. Tertutup! Tidak akan pernah memberitahu kepada siapapun tentang masalahnya.’
“Memang Ada apa Hoejangnim, Kau menanyakan tentang Yoon Haera?” aku tergagap atas pertanyaan bawahan ku itu.
“Ah~ anniya, Hanya
saja saya bingung, mengapa ia mengundurkan diri tiba-tiba.” Balasku mencari -
cari alasan.
“Ah Geurae? Adakah
yang Hoejangnim ingin tanyakan lagi?”
“Eobseoyo. Kau bisa
kembali ke tempatmu.”
“Ye Hoejangnim.”
Hebat! Kau
benar-benar hebat Yoon Haera! Kau berhasil! Berhasil membuatku terus memikirkan
mu. Pikiranku tersita seminggu ini olehnya.
‘Sebenarnya dimana
dirimu? Jebal, jangan buat aku terus merasa bersalah Yoon Haera!’
Ddrrrtt..
Satu pesan masuk ke ponselku.Author POV
Kyuhyun meraih ponsel dan membuka pesan yang baru saja masuk.
‘Hey~ Presdir Cho kau sibuk? Namun untuk malam
ini, hilangkan sedikit kesibukan mu itu. Datanglah ke Handle and Gretel Yesung
Hyung malam ini. Kau harus datang, arra?!’
Begitulah isi pesan
yang baru saja dibaca Kyuhyun. Pesan yang ia terima dari sahabatnya, Eunhyuk.
Kyuhyun menggerakkan jari pada layar ponsel touchscreen-nya.
Kyuhyun menggerakkan jari pada layar ponsel touchscreen-nya.
‘Ne arrayeo! Aku
pasti datang. Gokjongma!’
Send..
Kyuhyun pun membalas pesan dari sahabatnya.
At Germany
Yoon Haera. Yeoja cantik itu benar-benar menepati janjinya pada Alice. Ia sudah tidak pernah mengeluarkan air matanya karena namja itu. Ia telah kembali menjadi Yoon Haera yang ceria, periang, dan bersemangat meski terkadang ia sering menyendiri.
Tangisan seminggu
yang lalu benar-benar menjadi tangisan Haera yang terakhir. Seminggu ini, ia
hanya memfokuskan diri pada pekerjaan barunya sebagai seorang sekertaris di
salah satu perusahaan Germany. Pekerjaan yang baru ia dapatkan beberapa hari
yang lalu.
Bekerja, dan
membantu Alice di restaurant. Itulah kegiatan Yoon Haera setiap harinya. Menyibukkan
diri dengan berbagai aktivitas. Berharap dengan cara seperti ini, ia
benar-benar dapat memusnahkan semua perasaan-nya dan melupakan semua tentang
namja itu.
Haera POV
Aku mencoba untuk
tidak mengharapkanmu lagi.
Karena aku tahu, disana kau tidak pernah
mengharapkanku.
Kau. Orang yang mengajarkanku, apa itu arti mencintai.
Dan kehidupan yang
mengajarkanku, apa itu arti merelakan.
“Haera-ya.. Hari ini mobilku sedang bermasalah. Aku ikut denganmu ne? Aku ingin ke super market.” Pinta Alice mengharapkan tumpangan dariku.
“Haera-ya.. Hari ini mobilku sedang bermasalah. Aku ikut denganmu ne? Aku ingin ke super market.” Pinta Alice mengharapkan tumpangan dariku.
“Ne..”
“Geundae aku harus berangkat lebih cepat, aku ada rapat hari ini. Apa tidak apa-apa?”
“Gwaenchana lebih
pagi lebih baik.”
Seusai aku
mengakhiri suapan roti terakhir, bergegas aku menuju mobil lalu disusul Alice.
Ku lajukan mobil dengan sedikit kencang. Mengejar waktu yang tersisa, untuk aku segera tiba di kantorku.
Ku lajukan mobil dengan sedikit kencang. Mengejar waktu yang tersisa, untuk aku segera tiba di kantorku.
“Aku turun di
depan.” Kata Alice memintaku menghentikan mobil didepan sebuah Super Market
besar.
“Aku duluan ne?
Hati-hati.” Kata Alice
“Jika kau hari ini
pulang cepat, datanglah ke Restaurant ne?” Sambung Alice sebelum meninggalkan
ku yang akan melanjutkan perjalanan kembali.
“Ne...” Kembali aku melajukan mobilku
menuju tempat kerjaku.
Melupakanmu adalah hal tersulit bagiku, namun akan ku coba semampuku. I will forget you. Starting today. I’m okay. I forgot everything. I’m happy with my busy life. Isn’t love always like this? It fades away after some time. Can’t even remember it. It definitely will. Even if it hurts now, it will heal a little later. It will forget. I will too. It’s not difficult. I will forget everything after today. I will erase everything, even if tears fall now. I will smile a little later. I will. I will forget you.
Melupakanmu adalah hal tersulit bagiku, namun akan ku coba semampuku. I will forget you. Starting today. I’m okay. I forgot everything. I’m happy with my busy life. Isn’t love always like this? It fades away after some time. Can’t even remember it. It definitely will. Even if it hurts now, it will heal a little later. It will forget. I will too. It’s not difficult. I will forget everything after today. I will erase everything, even if tears fall now. I will smile a little later. I will. I will forget you.
Author POV
Alunan musik ballad mengalun merdu ditelinga para pendengarnya membuat siapa saja yang mendengarnya tidak ingin beranjak dari tempat tersebut. Suasana cafe yang tidak begitu ramai menambah kesan nyaman yang disuguhkan oleh ditempat itu.
“Kyuhyun-ah...” Teriak
Eunhyuk dari kursi yang di dudukinya ketika melihat sesosok namja memasuki
cafe. Kyuhyun berjalan menghampiri tempat yang terdapat namja-namja tampan itu
duduk.
“Oh Hyung! Kalian
sudah lama?” Sapaan Kyuhyun menggema saat ia telah menghampiri para namja
tersebut.
“Sudah sangat lama,
bahkan karena sudah lamanya kami menunggu. Kami belum memesan apapun.” Canda
Eunhyuk membuat Kyuhyun beserta yang lainnya tertawa.
“Anni, kami semua
baru saja tiba.” Kini Yoon Ji Hoon yang membuka suaranya.
Kyuhyun POV
Yoon Ji Hoon!
Melihat Hyung yang
satu ini membuatku teringat kembali pada yeoja itu, Yoon Haera. Haruskah aku
bertanya langsung kepada Ji Hoon mengenai adiknya itu? Aku sangat penasaran
dengan keadaannya. Ingin rasanya aku langsung menanyakan yeoja itu, namun aku
takut ia akan curiga. Sungguh ini membingungkan?
“Kalian semua pasti
belum makan kan? Ayo kita pesan makanan.” Siwon hyung membuka suaranya. Hyung?
Ya! Aku memang memanggil para sahabatku dengan sebutan ‘Hyung’. Karena umurku
yang lebih muda dibandingkan mereka walau memang pada saat sekolah dulu aku
seangkatan dengan mereka ketika Senior High School dulu.
“Oh itu sangat
perlu Siwon-ah..” Seru Eunhyuk. Kami semua hanya mengangguk setuju.
Sudah lama sekali
aku tidak merasakan kebersamaan seperti ini.
Aku sungguh
menikmati suasana ini. Tertawa riang bersama Hyung-hyung ku. Mengulang kembali
semua masa-masa indah saat dulu.
“Sepertinya kita harus lebih sering berkumpul seperti ini.” Kini giliran Ji Hoon mengeluarkan suaranya.
“Oh georeom.. Ini
sangat menyenangkan bisa berkumpul seperti ini.” Lagi-lagi Eunhyuk hyung
menyambar.
“Ku pikir itu
harus..” Jawab Siwon hyung.
Aku hanya menganggguk tanpa menyetujui usulan Ji Hoon.
Aku hanya menganggguk tanpa menyetujui usulan Ji Hoon.
“Kau harus
sering-sering meluangkan waktumu Presdir Cho.”
“Naega arra..”
Aigoo~ mengapa
Eunhyuk hyung suka sekali menyebutku dengan sebutan ‘Presdir Cho’. Bukan karna
aku tidak suka, hanya saja aku kurang nyaman dipanggil seperti itu saat diluar
kantor.
“Dan sepertinya
kita harus cepat menyeret Yesung pulang agar kita dapat berkumpul dengannya.”
sambung Eunhyuk hyung.
Banyak hal-hal
tidak penting yang kami bicarakan sekedar untuk memancing tawaan diantara kami
sampai akhirnya Eunhyuk hyung bertanya pada Ji Hoon hyung sebuah pertanyaan
yang membuatku kembali mengingat-nya.
Author POV
“Ji Hoon-ah, bukankah adikmu telah kembali? Ku dengar ia bertambah cantik. Bisakah kau memberiku nomor ponselnya?” Pinta namja bermarga Lee itu. Kyuhyun terdiam, mendengarkan pertanyaan Eunhyuk. Mendengar nama itu, membuat Cho Kyuhyun kembali merasa bersalah.
“Hyaa! Jangan harap
aku akan memberikannya pada namja yadong sepertimu Eunhyuk-ah. Bahkan satu
digit pun tak akan ku berikan padamu!” Tukas Yoon Ji Hoon. Eunhyuk hanya bisa
memajukan bibirnya.
“Aisshh~~ Kau protektive
sekali terhadap adikmu Ji Hoon-ah...”
“Aku akan berubah
menjadi protektive jika sudah menyangkut adikku. Aku takkan membiarkan ia
berhubungan dengan namja sepertimu.”
“Hyaa~ memangnya
kau pikir aku namja seperti apa?” Dengus kesal Eunhyuk.
“Namja yadong dan
playboy. Seperti itulah dirimu, arra?!”
“Heiissh~ Itu hanya
penilaianmu saja. Ayolah Ji Hoon-ah berikan aku nomor ponselnya, ne?”
“Tidak akan!” Kekeh
Ji Hoon.
“Aishh~ Ji Hoon-ah
kau jahat sekali padaku!” Ucap Eunhyuk dengan ekspesi ingin menangis yang
dibuat-buat.
“Hhhaha~ Aku hanya
bercanda Eunhyuk-ah.”
“Percuma saja aku
Memberikannya padamu. Adikku telah kembali ke Germany.”
‘Mwo! Ke Germany? Benarkah itu?’ batin Kyuhyun.
Kyuhyun menolehkan kepalanya menatap Ji Hoon seolah bertanya - tanya kebenaran atas ucapan Ji Hoon.
“Jinjja? Tapi
beberapa hari yang lalu aku baru melihatnya.” Siwon berucap.
“Ne, hari ini tepat
baru seminggu kepergiannya.”
Kyuhyun POV
Tepat seminggu kepergiannya? Dan hari ini juga tepat seminggu ia mengundurkan diri dari perusahaan ku. Jadi? Saat ia mengundurkan diri, hari itu pula ia pergi.
“Ah sayang sekali, aku tidak sempat melihatnya. Pasti dia sangat cantik melebihi mantan-mantan ku. Heum! Kapan aku bisa melihatnya?”
‘Ya! Kau benar, ia
memang sangat cantik Eunhyuk hyung’ batin Kyuhyun kembali berbicara.
“Aww..” Ringis
Eunhyuk saat mendapat jitakan dari Ji Hoon Hyung. Pikiranku hanya berfokus pada
yeoja itu.
“Kyuhyun-ah, apa
kau sedang ada masalah? Kenapa kau menjadi pendiam seperti itu?” Tanya Ji Hoon
Hyung yang sepertinya memperhatikan perubahan sifatku.
‘Tidakkah kau tahu hyung? Aku kini tengah
memikirkan adikmu.’ Dalam hati aku membatin.
“Anniyo, aku
mungkin hanya sedang lelah saja.”
Masihkah kau akan bersikap baik padaku jika kau mengetahui semua yang kulakukan pada adikmu?
Rasa bersalah menghampiriku. Bukan hanya kepada Yoon Haera saja, tetapi juga terhadap Ji Hoon Hyung. Apa yang akan dilakukannya jika mengetahui kelakuan bejatku? Aku terima, jika ia ingin memukul dan menghajarku. Karena aku tahu, perbuatanku ini sudah tidak dapat dimaafkan. Terlebih lagi, ia sangat menyayangi adik semata wayangnya itu.
‘Hyung, maafkan aku ne?’
Haera POV
Biarkan malam menyelimuti pandanganku.
Biarkan sepi hadir disetiap hariku.
Dan biarkan aku menyendiri untuk mengenang kisahku. Karena aku percaya, sesungguhnya kaulah cinta abadi-ku, meski kau tidak pernah ku miliki.
Dua bulan.
Aku sudah bisa
kembali merajut kehidupanku kembali. Walau aku belum bisa melupakannya. Aku
sudah membuktikkan pada diriku maupun kepada Alice. Aku bisa menatap masa
depanku kembali. Tangisan dua bulan lalu, menjadi tangisanku yang terakhir. My
last tears...
“Kali ini, aku
harus benar-benar bisa melupakannya. Aku tidak akan gagal untuk kedua kalinya.”
Tidak pernah ada
kata salah untuk cinta.
Yang salah, karena
Aku yang terlalu mencintaimu.
***
“Freilos (Sampai
jumpa).” Ucapku dalam bahasa German. Tanganku melambai pada rekan-rekan kerjaku
yang akan segera pulang.
Lalu aku memasuki mobilku dan ku injak pedal gas perlahan. Ku kendarai mobil ini dengan kecepatan yang dapat terbilang lambat. Aku menikmati suasana malam di kota German yang cukup ramai. Ku edarkan pandanganku menatap sekitar jalan. Pasangan - pasangan muda yang berjalan santai menyelusuri tepi jalan. Tempat ini memang sangat pas untuk dikunjungi oleh pasangan-pasangan muda. Tidak heran, setiap malam tempat ini akan menjadi sangat ramai.
Taman kota yang
terletak dipinggir jalan, memang tidak pernah sepi disetiap malamnya.
Banyak pasangan
muda yang berlalu lalang ditepi jalan. Berpegangan tangan, tersenyum riang. Pasti
sangat indah!
Aku iri melihat
pasangan-pasangan itu. Mereka dapat merasakan bagaimana rasanya mencintai dan
dicintai. Menyatukan perasaan mereka dalam suatu hubungan yang bahkan tidak
pernah kurasakan didalam hidup ini. Sakit! Itulah
yang kurasakan disaat aku ingin merasakan cinta. Aku tidak tahu, apa yang harus
kulakukan agar aku dapat merasakan cinta?
Tanpa kusadari, dua bulir air mata jatuh begitu saja dari mataku. Entah karena aku merasa iri atau karena apa? Nan moreugeseoyo.
Tanpa kusadari, dua bulir air mata jatuh begitu saja dari mataku. Entah karena aku merasa iri atau karena apa? Nan moreugeseoyo.
Author POV
Cinta? Satu kata penuh makna bagi semua orang yang merasakannya.
“Oh! Kau baru pulang Haera-ya.” Sapaan Alice
menggema ketika Haera membuka pintu apartement mewah ini.
“Heeum..” Haera
mengangguk.
“Aku ingin mandi
dulu.” Dilangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Seusainya, ia mandi. Haera
kembali menghampiri Alice yang masih setia menatap televisi, menyaksikan serial
favoritnya.
“Tidak biasanya,
kau pulang selarut ini?” Tanya Alice sesaat Haera berjalan menghampirinya
seusai ia mandi.
“Tadi ada pesta
kecil sepulang kerja.” Balas Haera seadanya.
“Ah. Geurae?”
“Bagaimana hari ini
di Restaurant?”
“Hari ini
restaurant sangat ramai sekali, maka dari itu restaurant tutup dari jam biasanya.”
“Mianhae, tidak
bisa membantumu disaat seperti itu.”
“Gwaenchana,
lagipula kan sudah banyak karyawan yang membantuku.”
“Haera-ya...”
Panggil Alice Menyebut nama Haera.
“Hm? Waeyo?”
Alice diam sejenak
tampak berfikir lalu senyum merekah diwajah itu.
“Aku senang bisa
melihat sahabatku kembali ceria seperti disaat aku mengenalmu.” Haera menatap
Alice lembut.
“Apakah aku berubah
sangat banyak?” Tanya Yoon Haera memastikan.
“Ye, sangat banyak!
Kau berubah sangat banyak Yoon Haera! Aku benci melihat keadaanmu seperti waktu
yang lalu.” Haera hanya tersenyum simpul.
“Gomawo Alice. Kau
sudah mau menjadi sahabat sekaligus keluarga bagiku.”
“Sudah kubilang.
Kau tidak perlu berterima kasih padaku.”
‘Aku beruntung memiliki orang-orang yang sangat menyayangi dan memperdulikanku. Tuhan tak memberikanku orang yang kucintai, tapi tuhan memberikanku orang yang menyayangiku. Tuhan memberiku sabahat seperti Alice dan Donghae. Itu sudah lebih dari cukup bagiku.’
Kyuhyun POV
Tak pernah sehari pun, aku melewati hariku tanpa bayang-bayang yeoja itu. Yeoja yang telah kuhancurkan hidupnya. Bayangan dirinya selalu muncul dipikiranku.
“Yoon Haera!
Bisakah kau pergi dari pikiranku!”
“Argghh!”
***
“Oppa...” Yeoja itu
melambaikan tangannya ke arahku.
“Oppa, kenapa akhir-akhir
ini sangat sulit untuk bertemu denganmu?”
“Mianhae. Pekerjaan
dikantor yang membuatku tidak pernah punya banyak waktu.” Yeoja dihadapaku
hanya memanyukan bibirnya.
‘Yoon Haera, yeoja itu juga yang menjadi alasan mengapa aku sangat sibuk. Sibuk memikirkannya.’
“Oppa kau tahu? Dua
bulan kita tidak bertemu, seperti ada sesuatu yang hilang dari hidupku. Apa
oppa juga merasakan hal yang sama denganku?” Aku hanya bisa menatap dalam diam
Shin Ji Hyun.
“Oppa? Kenapa tak
menjawabku?”
“Nde?” Kyuhyun
tersadar dari lamunannya saat Ji Hyun memanggilnya.
“Apakah oppa
merasakan hal yang sama denganku juga?”
“Ne... nado.”
Ucapku kelu.
‘Only you niga anim nan gochil su eobseo. Nandashi useul suga eobseo. It’s only you my it’s only....’
‘Only you niga anim nan gochil su eobseo. Nandashi useul suga eobseo. It’s only you my it’s only....’
Lagu ini?
Author POV
‘Only you niga anim nan gochil su eobseo. Nandashi useul suga eobseo. It’s only you my baby it’s only you...’
Alunan musik indah
mengalun merdu di cafe, tempat sepasang kekasih itu mengobrol.
‘Lagu ini?’ Batin namja itu.
‘Ya benar! Lagu ini! lagu favoritnya.’ Kembali batin Kyuhyun berbicara lagi.
‘Ya tuhan, mengapa semua ini mengingatkanku padanya?’
Lagu indah itu masih terus mengalun dengan merdunya memenuhi seluruh ruangan cafe ini. Lagu itu, lagu yang menjadi lagu favorit Yoon Haera. Lagu yang dinyanyikan oleh Boyband ternama Korea, 2PM dengan lyric yang sungguh mewakili semua perasaan Yoon Haera untuk Kyuhyun.
“Oppa? Kenapa kau
melamun?” Kata Ji Hyun membuyarkan lamunan Kyuhyun tentang yeoja yang kini
telah pergi.
“Anniya~ aku hanya
sedang menikmati lagu ini. Ternyata lagunya memang sangat bagus, pantas saja
seseorang sangat menyukainya.”
“Lagu ini memang
sangat bagus. Aku juga sangat menyukai lagu ini. Memangnya siapa yang menyukai
lagu ini?” Kyuhyun gelapan mencari jawaban untuk menjawab pertanyaan Ji Hyun.
“Seseorang yang
kukenal.” Shin Ji Hyun pun hanya ber-O ria.
***
Sunday Morning,
Berlin. Germany.
“Hoekk... Hoek...” Sesegera mungkin Haera beranjak dari kursi makannya menuju westafel. Hanya saliva yang keluar dari mulutnya. Sudah beberapa hari ini, ia menjadi sering muntah-muntah namun tak ada yang ia keluarkan. Hanya rasa mual yang menjalar diperutnya terutama pada pagi hari.
“Haera-ya, Are you
Ok?” Raut cemas terpancar diwajah Alice.
“Nan gwaenchana.”
“Jeongmal?”
“Ne, aku pasti hanya
kurang istirahat saja.”
“Hhh! Kau seperti
sedang hamil saja. Muntah-muntah dipagi hari.”
Haera POV
Degg! Hatiku berguncang hebat mendengar satu kata itu.
Hamil? Rasa takut
menjalar diseluruh tubuhku. Aku takut! Sangat takut!
Mengingat sudah dua bulan terakhir, aku tidak datang bulan.
Tuhan, kumohon jangan biarkan itu semua benar-benar terjadi padaku.
Tidak! Aku tidak akan sanggup menghadapi itu semua. Tuhan kumohon jangan biarkan mimpi buruk itu menjadi kenyataan...
Mengingat sudah dua bulan terakhir, aku tidak datang bulan.
Tuhan, kumohon jangan biarkan itu semua benar-benar terjadi padaku.
Tidak! Aku tidak akan sanggup menghadapi itu semua. Tuhan kumohon jangan biarkan mimpi buruk itu menjadi kenyataan...
TBC readers~
Waiting for me in the next part. Jangan bosen - bosen ya nungguin author.
Anneyong~
Jangan lupa tinggalkan jejaknya. RCL ok?.
Don’t miss me! Kkk~
0 komentar:
Posting Komentar