I Got Your Back part 10

I Got Your Back part 10



Author                : Chindy Agryesti.
Facebook           : Chindy Agryyesti Horvejkul 
Twitter                : @Chindy404 
Cast                  :
  • Cho Kyuhyun
  •  Yoon Haera
Genre                : AU!, Romance.
 Rating               : PG15
Length               : Chapter


Aku pergi karena aku mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
–Yoon Haera –


Saat kau telah pergi dari hidupku, baru kumengerti apa itu cinta.
—Cho Kyuhyun—


Mencintai dan dicinta menjadi kesempurnaan bagi semua orang dalam cinta.
I Got Your Back part 10—


Begin :


Flashback

Senyum penuh arti tercipta dibibir mungil Yoon Haera diiringi oleh dua bulir cairan hangat mengalir dari sudut matanya. Ini adalah yang terbaik.” Yakin Haera. Dengan berat hati, Haera mulai melepaskan cincin yang melingkari jari manisnya. Cincin yang seharusnya menjadi pengikat antara dirinya dengan Kyuhyun namun, saat itu cincin tersebut tidaklah memiliki arti apa-apa. Cincin itu hanya menjadi saksi bisu atas gagalnya hubungan pernikahan yang dijalani Haera. Dari awal tak seharusnya Haera menggenakan cincin itu. Karena awal dari cincin itulah siksaan batin mulai diperoleh Haera. Kesekian kali air mata mengalir tanpa seijinnya. Haera meletakkan cincin tersebut diatas meja makan tepatnya diatas surat perceraian yang telah Haera tanda tangani. “Semoga kau bahagia. Maaf untuk segalanya.” Haera mengulang kalimat yang tertera pada secarik kertas yang ia tulis sebagai permintaan maaf kepada Kyuhyun. “Selamat tinggal.” Gumam Haera seraya melangkah cepat meninggalkan Apartemen milik Kyuhyun dan pergi sejauh yang ia bisa.


***

Kyuhyun menekan beberapa digit angka
yang sudah ia hafal diluar kepala. Secara otomatis pintu telah terbuka, tak terkunci lagi. Layaknya bongkahan es batu yang diam namun sangat dingin, dan seperti itulah ekspresi yang biasa Kyuhyun tunjukkan disetiap kepulangannya di Apartemen. Pandangan Kyuhyun meneliti setiap ruang di Apartemen. Tak ditemuinya tanda-tanda akan kehadiran seseorang disana. “Dimana yeoja itu?” Sungut Kyuhyun cukup dalam hati. Ia merasa aneh dengan keadaan apartemen kosong, tak berorang. Kyuhyun mengayunkan kaki panjangnya menuju dapur untuk mengobati tenggorokannya yang terasa kering. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat itu juga, melihat sebuah kertas berada diatas meja makan. Lupa akan tujuan utamanya ke dapur, alih-alih Kyuhyun meraih kertas tersebut dan membacanya.

'Semoga kau bahagia. Maaf untuk segalanya.' 

Beralih dari secarik kertas. Kyuhyun mengangkat lembaran kertas putih. Sebuah cincin yang sangat ia kenali tersampir diatasnya. Senyum sumringah tercipta. “Akhirnya kau sadar diri juga.”

Keesokan harinya. Matahari belum sepenuhnya menampakkan wujud. Matahari seolah tengah bermalas-malasan untuk melakukan tugasnya, menyinari bumi. Namun berbanding terbalik dengan namja bermarga Cho itu. Kyuhyun dengan begitu semangat menyambut hari. Jam tepat berada diangka 7 , Kyuhyun meninggalkan apartemen dan memulai perjalanan dengan Audi hitamnya. Menembus padatnya lalu lintas kota Seoul yang tak pernah ada hentinya. Namja tampan tersebut tak dapat menyembunyi rasa bahagianya. Bahagia atas kepergian seseorang dari hidupnya, Yoon Haera. 



Kim Hana menatap heran pada putra sematawayangnya yang dengan tiba-tiba datang tanpa memberitahunya. “Kau sendirian?
Dimana Haera?” Menyadari ketidak hadiran Haera selaku menantunya, Nyonya besar itu langsung membuka suaranya untuk menanyakan Haera.

“Kemarin dia pergi tanpa berkata-kata lagi dan hanya meninggalkan surat cerai yang telah ia tanda tangani. Hhh! Aku heran mengapa bisa Eomma menjodohkanku dengan yeoja tak tau sopan santun seperti dia,”

“Jaga mulut mu! Dia bukan yeoja seperti itu!” Bela Nyonya Cho. “Kenapa Eomma selalu saja membelanya? Memangnya siapa dia?

Dia hanya yeoja tak tau diri yang hanya mengacaukan hidupku!”


Plaakk..

 Nyonya Cho dengan amat sadar mengayunkan tangannya kearah pipi Kyuhyun. Pipi Kyuhyun merah seketika. Nyonya Cho tak menyangka putra yang sangat ia sayangi bisa bermulut pedas seperti tadi. “Kyu! Bagaimana bisa kau memiliki lidah setajam itu.”

“Lalu jika aku bertanya bagaimana bisa Eomma menamparku hanya untuk membela dia. Membela yeoja tak tau diri itu. Apa jawaban Eomma?”

“Apa Eomma tau? Aku sangat bahagia atas kepergiannya. Aku senang akhirnya ia sadar bahwa tak seharusnya ia masuk dikehidupanku. Ia parasit bagiku. Bercerai dengannya, adalah hal yang kuimpi-impikan sejak awal pernikahan kami. Aku membencinya, sangat membencinya.”


__oo00oo__


Waktu terus bergulir. Melampaui setiap peristiwa yang pernah terjadi dihidup ini. “Ambilkan aku makanan!” 
3 detik kemudian, Kyuhyun hanya dapat termangu diatas kursi meja makan. Seolah ia baru terbangun dari tidur, Kyuhyun sadar tidak ada siapa-siapa lagi di Apartemen ini kecuali dirinya. Kyuhyun menatap sekitarnya. Apartemen itu sudah tak layak dikatakan sebagai tempat tinggal. Pakaian kotor atau bersih berceceran diatas lantai. Piring kotor bergeletakkan dimana-mana. Debu telah berkeliaran disetiap inchi ruangan.

Bayangan-bayangan ketika yeoja itu masih seatap bersamanya berputar dikepala Kyuhyun. Aroma masakan yang biasa selalu tercium oleh indera Penciumannya menyambut Kyuhyun disetiap bangun tidurnya, kini sudah tak ada lagi. Yang ada hanyalah aroma dari sampah yang telah menggunung didapur. Tak ada lagi suara-suara bising yang berasal dari peralatan dapur, tak ada lagi perhatian-perhatian kecil yang biasa Haera lontarkan kepada Kyuhyun. Semua itu hilang. Lenyap. Tersisa hanyalah kesendirian Kyuhyun didalam apartemen mewahnya. Cho Kyuhyun beranjak dari kursi. Tanpa disadari, kakinya melangkah menuju ruang kamar yang dulu ditempati Haera. Gelap. Itulah pemandangan yang Kyuhyun dapati dikamar Haera. Segera tangannya meraba dinding, lalu menekan saklar. Sedetik selanjutnya, cahaya lampu menerangi keseluruhan ruangan. Mungkin dari keseluruhan ruangan di Apartemen. Kamar Haera-lah menjadi ruangan paling bersih juga rapi. Perasaan aneh muncul ketika Kyuhyun memasuki ruangan persegi tersebut. Ada suatu kehangatan yang tiba-tiba Kyuhyun rasakan. Tubuhnya bergerak menghampiri meja belajar yang terdapat disisi dinding. Sebuah buku kecil bersampul hijau menarik perhatian Kyuhyun. Dengan hati-hati Kyuhyun membuka dan membacanya.


Aku mencintaimu, tetapi kau tidak mencintaiku.
Kau membenciku, tetapi aku tidak membencimu.
Aku memperdulikanmu, tetapi kau tidak memperdulikanku.
Kau menghindariku, tetapi aku tidak menghindarimu.
Aku memperhatikanmu, tetapi kau tidak memperhatikanku.
Kau mengabaikanku, tetapi aku tidak mengabaikanmu.
Mencintaimu bagaikan sebuah peribahasa yang berbunyi 'mendirikan benang basah'. Hal yang tak mungkin terjadi, aku mengetahui amat jelas itu
semua. Tapi apa yang bisa kulakukan? Perasaan ini bukanlah lampu yang dapat dinyala matikan sesuka hati.


Mungkin aku hanya debu yang mengotori hidupmu namun bagiku, kau adalah oksigenku, sumberku untuk bernafas. Mungkin aku sampah bagimu tapi
, kau adalah dunia bagiku, tempatku berpijak. Mungkin aku adalah orang asing bagimu, tapi bagiku kau adalah segala-segalanya. Aku tau mencintaimu adalah suatu hal bodoh.. Aku mencintai orang yang membenciku. Itu semua hanya akan menjadi hal yang sia-sia. Gwaenchana. Setidaknya aku bahagia bisa merasakan apa itu cinta meski aku sendiri tak dapat memiliki cinta itu, aku sudah bahagia bisa mencintaimu. Aku mengerti jika kau sangat menginginkan kepergianku, namun satu hal yang pinta darimu. Jangan mengharapkan aku dapat membuang perasaan ini. Kumohon biarkan aku tetap memendam rasa ini untukmu. Biarkan aku memilikimu meski hanya dalam mimpi.

Flashback end



“Haera-ya? Kau kah itu?” Kim Hana, yeoja cantik setengah baya itu memekik tak percaya
. Antara terkejut bercampur bahagia menghadapi kenyataan yang seperti mimpi. Manik hitamnya telah berlapis oleh cairan bening. “Haera-ya..” Nyonya Cho sekali lagi mendesis pelan seraya melangkah besar setengah berlari menuju pintu. “Bogishipeunde.” Tak kuat bila harus menahan lebih lama air mata. Akhirnya cairan krystal itu luruh juga bersamaan lirihan yang terdengar ditelinga Haera. Tak berbeda dengan yeoja muda tersebut, Haera ikut menitikkan air matanya dibalik punggung sang Eommonim. “Jangan pergi lagi! Jangan meninggalkan kami. Kau adalah bagian dari keluarga ini. Aku takkan membiarkanmu pergi lagi.” Jawaban iya diberikan Haera melalui pergerakkan kepalanya. 

Nyonya Cho beserta Haera duduk berdampingan pada sofa di ruang tengah. Tangan Nyonya Cho tak henti-hentinya menggenggam erat jemari Haera. Sepertinya Kim Hana terlalu takut melepaskan genggamannya pada Haera. Takut bila yeoja muda itu akan pergi lagi dari hidupnya. Padahal jika dipikir Haera bukanlah siapa-siapa. Haera hanyalah yeoja beruntung yang bisa masuk kedalam kehidupan keluarga Cho. Oleh karena kakek Haera bersahabat dengan kakek Cho.

Menantu. Berbicara tentang itu, Nyonya berusia 50-an tersebut bahkan bisa memiliki menantu yang lebih baik bila disandingkan dengan Haera setelah kepergian Haera. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Ada suatu alasan mengapa ia tidak mencarikan yeoja lain untuk menduduki kedudukan sebagai Menantu keluarga Cho. Satu alasan yang bisa dibilang adalah hutang.


Flashback

“Appa!”

“Abeonim!” Derai air mata mengisi suasana haru disebuah kamar besar nan mewah.

“Appa!” Cho Seung Hwan tak henti-hentinya memanggil namja tua yang berbaring lemah ditempat tidur. Kedua tangan Seung Hwan menggenggam erat satu tangan milik sang Appa.

“Appa, jangan tinggalkan kami.”

“Abeonim,” Hana selaku menantu namja beruban tersebut ikut berseru-seru dengan air mata berderaian dipipi. “Waktuku sudah tak lama, aku sudah terlalu lama hidup didunia ini. Setelah ini biarkan aku menyusul Eomma-mu dengan tenang. Jangan tangisi aku. Aku tidak perlu air mata kalian. Aku menginginkan senyum dari kalian untuk mengiringi kepergianku,” Dengan nafas yang sudah terengah-engah kakek tua itu mampu mengeluarkan kalimat per kalimat walau agak tersendat-sendat. Terlihat dengan amat jelas kakek Cho harus berusaha keras untuk merangkai setiap kata demi kata dari bibirnya. “Appa kau tak boleh bicara seperti itu Appa.”

“Abeonim kau tidak boleh berbicara seperti itu.”

“Sekarang dimana cucu-ku? Kyuhyun dan Ahra?”

“Ahra dan Kyuhyun sedang dalam perjalanan Abeonim. Kau pasti baik-baik saja, kau harus terus bersama kami.” Kim Hana berucap, meyakini bahwa semua ini akan baik-baik saja. Tidak akan ada hal buruk terjadi pada Abeonimnya. Sesaat suara isak tangis itu lenyap. Seperti yang diminta tetua tersebut, Cho Seung Hwan beserta istrinya berusaha untuk menghentikan air matanya meski sejujurnya hal itu terasa sangat sulit Untuk dilakukan. Senyuman kaku timbul diwajah kakek Cho. ”Aku memiliki satu permintaan. Kuharap kalian mau mengabulkannya. Aku tak pernah meminta apa pun dari kalian sebelumnya, maka ini menjadi satu-satunya permintaanku yang pertama dan terakhir. Temukan gadis bernama Yoon Haera. Dia adalah cucu sahabatku. Tak lama lagi, umurnya genap 17 tahun. Kuingin kalian menemukannya dan menikahkan dia dengan cucuku, Kyuhyun. Kalian harus mencarinya..

Flashback end.



“Ini adalah sebuah surat peninggalan Kakek Kyuhyun.” Dahi Haera mengkerut ketika Kim Hana menyerahkan padanya sebuah kertas lusuh.
Sama herannya dengan Haera, Kyuhyun ikut melipat dahinya, selama ini Kyuhyun tak tahu-menahu mengenai apa surat itu. Entah apa itu isinya, ia sendiri tidak tahu. Jangankan untuk itu, mengetahui fakta bahwa sang kakek pernah menitipkan sebuah surat sebelum akhir hayatnya. Itu pun tak ia diketahui. Namun satu hal yang tak Kyuhyun mengerti, apa hubungannya dengan Haera? Dan mengapa Haera harus mengetahuinya sementara ia saja tidak pernah mengetahui keberadaan surat peninggalan sang kakek.

“Kakek Kyuhyun menulis surat ini semasa ia masih sehat, jauh sebelum penyakit kanker itu menyerangnya. Dan sepertinya menikahkan kalian adalah rencana Kakek Kyuhyun sudah sejak lama.” Kyuhyun semakin tak mengerti arah pembicaraan Eomma-nya. Kemudian, surat yang awalnya berada pada Haera telah berganti tangan pada Kyuhyun. Ia sudah sangat bingung mengenai munculnya surat itu. “Jadi.. Ini alasannya kenapa aku dijodohkan?” Haera bertanya dengan ragu. Nyonya Cho mengangguk pasti. “Dulu kakek Kyuhyun memiliki seorang sahabat. Mereka bersahabat sudah hampir seumur hidup mereka. Dan ternyata dialah kakekmu, sahabat kakek Kyuhyun. Kau pasti terkejut ne?” 


***

Jong Hyun berlari cepat meninggalkan taman. Ketika suara deru mobil didengarnya. “Eomma..” Teriaknya riang. “Jong Hyun-ah..” Sekeluarnya Haera dari mobil, ia segera merengkuh Jong Hyun dalam gendongannya. “Ahjusshi?”

“Jong Hyun ingin Ahjusshi temani bermain?” Kyuhyun bersuara, mengeluarkan pertanyaan yang tak disangka-sangka. Namja kecil berpipi chubby itu mengangguk penuh semangat. Lalu segera turun dari gendongan Haera untuk menyeret Kyuhyun bermain dengannya. Haera tersenyum bahagia. Dua namja yang dicintainya. Bisa berada disisi Haera. Haera tak pernah membayangkan peristiwa membahagiakan ini akan terjadi dalam hidupnya. “Mereka sudah sangat akrab. Seperti Ayah dan anaknya,” Haera membalikkan tubuh melihat ke asal suara bersumber. “Eomma?” Seru Haera

”Kyuhyun namja yang baik.” Nyonya Hwang melangkah agar semakin mendekat pada Haera. “Eomma ingin kau bahagia. Dan sepertinya bersama dia-lah kau dan Jong Hyun akan bahagia.”Jemari Nyonya Hwang telah berpindah dari sisi tubuhnya kini berada dipipi Haera. Mengelusnya dengan penuh kasih sayang. “Eomma. Mian,”

“Untuk apa?”

“Aku tak memberitahumu tentang..”

“Tak usah kau pikirkan. Eomma tau pasti sangat menyakitkan berada diposisimu dulu. Eomma yakin, kau bukan sengaja ingin menyembunyikannya dari Eomma, kau hanya tidak ingin mengingatnya lagi bukan?”
Ingatlah kenangan itu bagaikan angin, kau tidak akan pernah bisa menghindarinya. Dan semakin kau ingin membuangnya maka semakin pula kenangan membayang-bayangi hidupmu.”



Waktu yang dulu memisahkan mereka, dan kini waktu juga yang menyatukan mereka. Cho Kyuhyun menggenggam erat jemari Yoon Haera menyelusuri koridor kantor tempat dimana Kyuhyun bekerja. Tak jarang juga tak sedikit pula para pekerja Cho Corp tercengang oleh pemandangan yang baru kali pertama disaksikan oleh indera penglihatan mereka. Presdir Cho Kyuhyun membawa seorang yeoja ke tempat kerja. Satu hal yang paling mengejutkan para penghuni Cho Corp. Yakni yeoja itu, yeoja yang digenggam erat adalah Yoon Haera. Yang menjadi relasi Cho Corp. Haera yang nampak risih dengan sekitarnya, mencoba melepaskan tautan jemarinya. Berulang kali Haera mencoba, berulang kali juga Kyuhyun kembali menautkan jemari mereka. Kyuhyun seolah sedang memamerkan hubungannya dengan Haera didepan para bawahannya. Haera dan Kyuhyun berpapasan dengan Tae Hyun ketika akan memasuki ruangan Kyuhyun. “Saya ikut bahagia Presdir.” Tae Hyun tertawa lebar pada Cho Kyuhyun. “Gomawo Tae Hyun-ah.” Kyuhyun membalas dibarengi oleh senyum. “Kau sudah tau tentang kami?”

“Tentu Haera-shi. Yasudah, aku harus kembali ke ruanganku. Aku ada pekerjaan yang belum kukerjaan. Permisi Presdir, Haera-shi.” 

Setelah berada diruangan Kyuhyun, ia lantas melontarkan satu pertanyaan yang sudah tersiap didalam pikirannya dan ingin segera ia pertanyakan. “Tae Hyun sudah mengetahui tentang kita? Sejak kapan?”  

“Sejak aku meminta dia membawamu ke taman hari Itu,”

“Jadi kau yang sengaja menyuruh Tae Hyun menculikku ke taman waktu itu?” Kyuhyun dibuat tertawa oleh pertanyaan polos Haera. “Menculik? Ungkapan yang jelas salah.. Membawamu menemui orang yang kau cintai. Itu yang benar.”

“Tsk! Lelucon macam apa itu,”

***

Cho Kyuhyun menghentak-hentakkan ujung kakinya pada marmer putih yang dipijakinya diikuti oleh pandangan yang juga tertuju pada lantai dibawahnya. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana. Sesekali Kyuhyun mengedarkan pandangan menatap sekitar berharap orang yang tengah ditunggunya segera tiba. “Apa tidak sebaiknya Anda masuk saja kedalam?” Saran seorang yeoja muda dari bagian resepsionis. “Ah gwaenchana. Aku menunggu disini saja.” Kyuhyun kembali melirik arloji yang melingkari tangan kirinya. Bersamaan dengan itu, suara ketukan antara lantai dengan pantopel terdengar semakin jelas diindera pendengaran Kyuhyun. Segera, Kyuhyun menoleh. Mendapati yeoja yang dinantinya telah tiba didepan matanya. “Kau? Kenapa ada disini?” Ekspresi terkejut tak lepas pada intonasi kalimat yang terlontar dari bibir Haera. “Kajja, kita pulang.” Ajak Kyuhyun seraya menyambar jemari Haera.


Kyuhyun terpaksa harus mengecilkan lebih sedikit ukuran langkah kakinya yang lumayan panjang. Mengingat seberapa panjangnya, kaki yang dimiliki Kyuhyun bila dibandingkan dengan kaki Haera. “Apa kau sengaja meninggalkan mobilmu di kantor?”

“Ya kurang lebih seperti itu.” Balas Kyuhyun singkat.

“Aishh kenapa wanita itu berjalan begitu lamban.” Gerutu Kyuhyun dengan tiba-tiba. Mengomentari langkah Haera yang menurut Kyuhyun sangat lamban. Haera mengerucutkan bibirnya. Sedikit tidak terima atas pernyataan Kyuhyun yang cukup seenaknya saja. “Aku tidak lamban. Kakimu saja yang terlalu panjang.” Haera berjalan cepat mendahului Kyuhyun. Untuk membuktikan bahwa ia tidak lamban. Tawa Kyuhyun semakin menjadi, lalu segera ia menyamakan langkah disebelah Haera. 

Tak lama kemudian, langkah mereka kembali normal. Haera sudah tak lagi mengejar-ngejar langkah Kyuhyun. Alih-alih mereka melangkah dengan santai, menyelusuri jalan kota Seoul dalam perjalanan mengantar Haera pulang. Langkah demi langkah mereka ciptakan. Tak terasa jemari Kyuhyun telah terpagut pada tangan Haera. Dengan keeratan, Kyuhyun menggenggam jemari Haera. Dan juga sesekali Kyuhyun menganyunkan tautan jemari mereka. Merasa ada sesuatu pada jari manis Haera lantas Kyuhyun mengangkatnya. “Ini apa?”

“Kau tidak tau? Itu cincin,” Jawab Haera polos. “Arra. Tapi yang kutanyakan, apa maksud cincin ini?” Tunjuk Kyuhyun pada cincin tersebut. “Oh ini adalah cincin pemberian Henry. Sebelum keberangkatannya kembali ke China. Ia membelikan aku cincin ini.” Tanpa disangka, Kyuhyun malah melepaskan cincin tersebut dari jari Haera. Haera tak mengerti, ia ingin menahannya tapi cincin pemberian Henry itu sudah terlanjur lepas dari jarinya. “Kau tidak boleh memakai cincin pemberian siapa pun. Kau Hanya boleh menggunakan cincin yang kuberikan, dan hanya aku yang boleh memakaikannya untukmu, arra?” Titah Kyuhyun tanpa ingin mendengar penolakan apa pun dari Haera.


***

“Sebenarnya ada apa Kyu? Tumben sekali kau mengajak Eomma makan malam diluar,” Komentar Nyonya Cho. “Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan pada Eomma.”

Nyonya Cho hanya menelan bulat-bulat rasa penasarannya karena Kyuhyun tak kunjung memberitahu tujuannya mengajak sang Eomma makan diluar. Menjadi suatu kejadian langka. Seturunnya ibu dan anak itu dari mobil, lalu mereka memasuki sebuah restoran mewah. “Kyu--”
“Sudah Eomma jangan bertanya dulu, nanti Eomma akan tau,” Meski putra sendiri, tapi terkadang Nyonya Cho heran dari mana asalnya sifat pemaksa anak bungsunya itu. Kyuhyun berjalan mengarahkan sang Eomma ke salah satu meja tujuan mereka. Begitu sadar, siapa yang mereka tuju, Nyonya Cho menerjap tak percaya.

Sementara itu disisi lain. Nyonya Hwang sedikitnya penasaran akan ajakan makan malam Haera yang mendadak. Nyonya Hwang tak kalah terkejut mengetahui kehadiran Presdir Cho Corp beserta Eomma-nya.

 “Presdir Cho?”

“Presdir Hwang? Haera? Kau disini?” Giliran Nyonya Cho yang tersentak penuh keterkejutan. Dan kembali melanjutkan lagi kata-katanya. “Kau bersama Presdir Hwang? Kalian saling mengenal?”

“Dia adalah putriku yang sering kuceritakan,”

“Neh? Putrimu?”


Disebuah restoran mewah, acara makan malam berlangsung dengan santai juga tenang. Ditambah suasana restoran yang memang begitu tenang. Walau sebelumnya, di awal pertemuan mereka diselimuti oleh keterkejutan dari Kim Hana, Eomma Kyuhyun. Bertemu Haera bersama dengan Nyonya Hwang, tentu menjadi satu hal yang sangat mengejutkan baginya. Mengenai Nyonya Hwang, pemilik Taehan Group itu sudah tak terkejut lagi sebab sebelumnya ia sudah mendengar kenyataannya. Kenyataan bahwa rekan bisnis perusahaannya merupakan bagian masa lalu dari Haera, putri angkat  yang telah ia anggap putrinya sendiri.
“Eomma, Jong Hyun ingin ke toilet,” Suara cadel Jong Hyun memecah keheningan orang-orang disana. “Biar aku yang mengantarkannya,” Cetus satu suara yang tak lain ialah suara Kyuhyun yang merupakan satu-satunya namja dewasa disana. Yoon Haera yang tadi telah berdiri terpaksa kembali menduduki kursinya. Suasana kembali hening, hanya suara bentrokan piring dengan sendok yang terdengar. Hingga kemudian Haera mengeluarkan suaranya, setelah menyadari rambutnya yang sengaja diurai mengenai piring yang berisikan makanan jadilah rambut Haera memiliki kotoran berupa bumbu makanan melekat dirambutnya. 

“Permisi, aku juga harus ke toilet,” Pamit Haera seraya berlalu menyisakan dua yeoja sebaya disana. Seperkian detik tak ada pembicaraan yang terjadi. Dan itu digunakan Kim Hana untuk menanyakan sesuatu yang sejak tadi telah mengganjal pikirannya.

“Boleh aku tau, bagaimana kau bisa bertemu dengan Haera?”

“Dulu, saat aku di Amerika. Aku pernah melakukan satu hal terbodoh dihidupku. Melakukan hal konyol. Aku pernah ingin segera menyusul suami dan putraku yang pergi akibat kecelakaan maut. Saat itu, aku membenci hidupku, aku marah pada Tuhan. Ia mengambil orang-orang yang kucintai dan menyisakan aku didunia ini sendirian. Aku benci hidup ini, aku sangat ingin mengakhiri hidupku saat itu. Tapi, Haera datang. Aku mengenalnya dihidupku sebagai seorang pegawai diperusahaanku, dia menyadarkanku, dia yang mengajariku banyak hal tentang hidup. Kehadirannya dihidupku sangat berarti. Saat ini dialah alasanku hidup. Haera dan Jong Hyun mereka berdua yang membuatku bertahan, hanya mereka yang sekarang kumiliki.”
Panjang lebar Hwang Seul Rin mengutai kata demi kata menceritakan semua yang pernah ia alami. “Lalu.. Apa Jong Hyun anak Haera? Haera sudah mempunyai suami?” Tanya Nyonyoa Cho agak tercekat. Tapi malah seutai senyum yang ditunjukkan Hwang Seul Rin. “Belakangan ini aku sadar, selama ini aku belum mengenal Haera dengan baik. Tapi aku tau satu hal yang amat jelas, bahwa perasaannya sama sekali tidak pernah berubah. Dia hanya mencintai dan selalu mencintai putramu. Sudah 7 tahun aku mengenalnya, sekali pun tidak. Ia tidak pernah berdekatan dengan siapa pun. Ia seolah memagari perasaannya pada namja lain. Sepenuhnya perasaan Haera hanya untuk seseorang, untuk putramu. Mengenai Jong Hyun, sebenarnya dia bukanlah anak Haera. Walau demikian namun, Haera sangat menyayangi Jong Hyun. Haera sepenuh hati membesarkan bayi yang diadopsinya dari yayasan anak hingga Jong Hyun sebesar ini. Setulus hati Haera menyayangi Jong Hyun sebagai anak kandungnya..”

“Jadi 7 tahun ini Haera sama sekali belum melupakan Kyuhyun?” Nyonya Hwang menggeleng kecil disertai senyum. “Melupakan Kyuhyun adalah keinginannya, tapi sayang ia tidak bisa mewujudkan keinginan itu.”

“Haera, menantuku. Pasti sangat tersiksa berada diposisi Haera. Ia tetap mencintai putraku yang sudah jelas pernah menyakitinya.

“Tapi ia adalah orang yang tegar, ia mampu mengontrol perasannya. Ia berhasil menjalani hidupnya,”

“Haera, dia yeoja yang malang. Ia sudah harus hidup sendirian sejak SMA, dia menanggung beban hidupnya sendiri. Ia tak memiliki siapa-siapa. Kukira setelah dia menikah dengan Kyuhyun, dia bisa memiliki hidup yang lebih baik tapi semuanya salah.”

“Tapi memang seperti itulah hidup. Kita tidak akan pernah tau apa yang selanjutnya akan terjadi. Tuhan telah merancang hidup manusia sesuai kehendaknya, kita hanya perlu percaya, bahwa semua yang direncanakannya adalah yang terbaik bagi kita.”



TBC.


Still TBC. Endingnya diundur 1 part lagi. Mian. Soalnya belum nemuin momen yg pas buat ending. Kkk~ tapi untuk part selanjutnya ff ini bakalan bener-bener ending. Kkeut. Wait for 1 part again. Anneyong..

Comentnya selalu ditunggu..

1 komentar:

Miliana on 10 Agustus 2020 pukul 01.13 mengatakan...

ga bsa berhenti baca seru banget

harga casing sosis

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting