Author :
Chindy Agryesti.
Facebook : Chindy Agryyesti Horvejkul
Twitter : @Chindy404
Cast
:
- Cho Kyuhyun
- Yoon Haera
Genre :
AU!, Romance.
Rating : PG15
Length : Chapter
Aku pergi karena aku mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
–Yoon Haera –
Saat kau telah pergi dari hidupku, baru
kumengerti apa itu cinta.
—Cho Kyuhyun—
Mencintai dan dicinta menjadi kesempurnaan bagi semua
orang dalam cinta.
—I Got Your Back part 10—
Begin :
Flashback
Senyum penuh arti tercipta dibibir mungil Yoon Haera diiringi oleh dua bulir cairan
hangat mengalir dari sudut matanya. “Ini
adalah yang terbaik.” Yakin Haera. Dengan berat hati, Haera mulai melepaskan
cincin yang melingkari jari manisnya. Cincin yang seharusnya menjadi pengikat antara dirinya dengan
Kyuhyun namun, saat itu cincin tersebut tidaklah
memiliki arti apa-apa. Cincin itu hanya menjadi saksi bisu atas gagalnya
hubungan pernikahan yang dijalani Haera. Dari awal tak seharusnya Haera
menggenakan cincin itu. Karena awal dari cincin itulah siksaan batin mulai
diperoleh Haera. Kesekian kali air mata mengalir tanpa seijinnya. Haera meletakkan
cincin tersebut diatas meja makan tepatnya diatas surat perceraian yang telah
Haera tanda tangani. “Semoga kau bahagia. Maaf untuk segalanya.” Haera
mengulang kalimat yang tertera pada secarik kertas yang ia tulis sebagai
permintaan maaf kepada Kyuhyun. “Selamat tinggal.” Gumam Haera seraya melangkah
cepat meninggalkan Apartemen milik Kyuhyun dan pergi sejauh yang ia bisa.
***
Kyuhyun menekan beberapa digit angka yang sudah ia hafal diluar kepala. Secara otomatis pintu telah terbuka, tak terkunci lagi. Layaknya bongkahan es batu yang diam namun sangat dingin, dan seperti itulah ekspresi yang biasa Kyuhyun tunjukkan disetiap kepulangannya di Apartemen. Pandangan Kyuhyun meneliti setiap ruang di Apartemen. Tak ditemuinya tanda-tanda akan kehadiran seseorang disana. “Dimana yeoja itu?” Sungut Kyuhyun cukup dalam hati. Ia merasa aneh dengan keadaan apartemen kosong, tak berorang. Kyuhyun mengayunkan kaki panjangnya menuju dapur untuk mengobati tenggorokannya yang terasa kering. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat itu juga, melihat sebuah kertas berada diatas meja makan. Lupa akan tujuan utamanya ke dapur, alih-alih Kyuhyun meraih kertas tersebut dan membacanya.
'Semoga kau bahagia. Maaf untuk segalanya.'
Beralih dari secarik kertas. Kyuhyun
mengangkat lembaran kertas putih. Sebuah
cincin yang sangat ia kenali tersampir diatasnya. Senyum
sumringah tercipta. “Akhirnya kau sadar diri juga.”
Keesokan harinya. Matahari belum sepenuhnya menampakkan wujud. Matahari seolah tengah bermalas-malasan untuk melakukan tugasnya, menyinari bumi. Namun berbanding terbalik dengan namja bermarga Cho itu. Kyuhyun dengan begitu semangat menyambut hari. Jam tepat berada diangka 7 , Kyuhyun meninggalkan apartemen dan memulai perjalanan dengan Audi hitamnya. Menembus padatnya lalu lintas kota Seoul yang tak pernah ada hentinya. Namja tampan tersebut tak dapat menyembunyi rasa bahagianya. Bahagia atas kepergian seseorang dari hidupnya, Yoon Haera.
Keesokan harinya. Matahari belum sepenuhnya menampakkan wujud. Matahari seolah tengah bermalas-malasan untuk melakukan tugasnya, menyinari bumi. Namun berbanding terbalik dengan namja bermarga Cho itu. Kyuhyun dengan begitu semangat menyambut hari. Jam tepat berada diangka 7 , Kyuhyun meninggalkan apartemen dan memulai perjalanan dengan Audi hitamnya. Menembus padatnya lalu lintas kota Seoul yang tak pernah ada hentinya. Namja tampan tersebut tak dapat menyembunyi rasa bahagianya. Bahagia atas kepergian seseorang dari hidupnya, Yoon Haera.
Kim Hana menatap heran pada putra sematawayangnya yang dengan tiba-tiba datang tanpa memberitahunya. “Kau sendirian? Dimana Haera?” Menyadari ketidak hadiran Haera selaku menantunya, Nyonya besar itu langsung membuka suaranya untuk menanyakan Haera.
“Kemarin dia pergi tanpa berkata-kata
lagi dan hanya meninggalkan surat cerai yang telah ia tanda tangani. Hhh! Aku heran mengapa bisa Eomma
menjodohkanku dengan yeoja tak tau sopan santun seperti dia,”
“Jaga mulut mu! Dia bukan yeoja seperti itu!” Bela Nyonya
Cho. “Kenapa Eomma selalu saja membelanya? Memangnya siapa dia?”
“Dia hanya yeoja tak tau diri yang
hanya mengacaukan hidupku!”
Plaakk..
Nyonya Cho dengan amat sadar mengayunkan
tangannya kearah pipi Kyuhyun. Pipi Kyuhyun merah seketika. Nyonya Cho tak
menyangka putra yang sangat ia sayangi bisa bermulut pedas seperti tadi. “Kyu!
Bagaimana bisa kau memiliki lidah setajam itu.”
“Lalu jika aku bertanya bagaimana
bisa Eomma menamparku hanya untuk membela dia. Membela yeoja tak tau diri itu.
Apa jawaban Eomma?”
“Apa Eomma tau? Aku sangat bahagia
atas kepergiannya. Aku senang akhirnya ia sadar bahwa tak seharusnya ia masuk
dikehidupanku. Ia parasit bagiku. Bercerai dengannya, adalah hal yang
kuimpi-impikan sejak awal pernikahan kami. Aku membencinya, sangat membencinya.”
__oo00oo__
Waktu terus bergulir. Melampaui setiap peristiwa yang pernah terjadi dihidup ini. “Ambilkan aku makanan!”
3 detik kemudian, Kyuhyun hanya dapat
termangu diatas kursi meja makan. Seolah ia baru terbangun dari tidur, Kyuhyun
sadar tidak ada siapa-siapa lagi di Apartemen ini kecuali dirinya. Kyuhyun
menatap sekitarnya. Apartemen itu sudah tak layak dikatakan sebagai tempat
tinggal. Pakaian kotor atau bersih berceceran diatas lantai. Piring kotor
bergeletakkan dimana-mana. Debu telah berkeliaran disetiap inchi ruangan.
Bayangan-bayangan ketika yeoja itu
masih seatap bersamanya berputar dikepala Kyuhyun. Aroma masakan yang biasa
selalu tercium oleh indera Penciumannya menyambut Kyuhyun disetiap bangun
tidurnya, kini sudah tak ada lagi. Yang ada hanyalah aroma dari sampah yang
telah menggunung didapur. Tak ada lagi suara-suara bising yang berasal dari
peralatan dapur, tak ada lagi perhatian-perhatian kecil yang biasa Haera
lontarkan kepada Kyuhyun. Semua itu hilang. Lenyap. Tersisa hanyalah
kesendirian Kyuhyun didalam apartemen mewahnya. Cho Kyuhyun beranjak dari
kursi. Tanpa disadari, kakinya melangkah menuju ruang kamar yang dulu ditempati
Haera. Gelap. Itulah pemandangan yang Kyuhyun dapati dikamar Haera. Segera
tangannya meraba dinding, lalu menekan saklar. Sedetik selanjutnya, cahaya
lampu menerangi keseluruhan ruangan. Mungkin dari keseluruhan ruangan di
Apartemen. Kamar Haera-lah menjadi ruangan paling bersih juga rapi. Perasaan
aneh muncul ketika Kyuhyun memasuki ruangan persegi tersebut. Ada suatu
kehangatan yang tiba-tiba Kyuhyun rasakan. Tubuhnya bergerak menghampiri meja
belajar yang terdapat disisi dinding. Sebuah buku kecil bersampul hijau menarik
perhatian Kyuhyun. Dengan hati-hati Kyuhyun membuka dan membacanya.
Aku mencintaimu, tetapi kau tidak mencintaiku.
Kau membenciku, tetapi aku tidak membencimu.
Aku memperdulikanmu, tetapi kau tidak memperdulikanku.
Kau menghindariku, tetapi aku tidak menghindarimu.
Aku memperhatikanmu, tetapi kau tidak memperhatikanku.
Kau mengabaikanku, tetapi aku tidak mengabaikanmu.
Mencintaimu bagaikan sebuah peribahasa yang berbunyi 'mendirikan benang basah'. Hal yang tak mungkin terjadi, aku mengetahui amat jelas itu semua. Tapi apa yang bisa kulakukan? Perasaan ini bukanlah lampu yang dapat dinyala matikan sesuka hati.
Mungkin aku hanya debu yang mengotori hidupmu namun bagiku, kau adalah oksigenku, sumberku untuk bernafas. Mungkin aku sampah bagimu tapi, kau adalah dunia bagiku, tempatku berpijak. Mungkin aku adalah orang asing bagimu, tapi bagiku kau adalah segala-segalanya. Aku tau mencintaimu adalah suatu hal bodoh.. Aku mencintai orang yang membenciku. Itu semua hanya akan menjadi hal yang sia-sia. Gwaenchana. Setidaknya aku bahagia bisa merasakan apa itu cinta meski aku sendiri tak dapat memiliki cinta itu, aku sudah bahagia bisa mencintaimu. Aku mengerti jika kau sangat menginginkan kepergianku, namun satu hal yang pinta darimu. Jangan mengharapkan aku dapat membuang perasaan ini. Kumohon biarkan aku tetap memendam rasa ini untukmu. Biarkan aku memilikimu meski hanya dalam mimpi.
Kau membenciku, tetapi aku tidak membencimu.
Aku memperdulikanmu, tetapi kau tidak memperdulikanku.
Kau menghindariku, tetapi aku tidak menghindarimu.
Aku memperhatikanmu, tetapi kau tidak memperhatikanku.
Kau mengabaikanku, tetapi aku tidak mengabaikanmu.
Mencintaimu bagaikan sebuah peribahasa yang berbunyi 'mendirikan benang basah'. Hal yang tak mungkin terjadi, aku mengetahui amat jelas itu semua. Tapi apa yang bisa kulakukan? Perasaan ini bukanlah lampu yang dapat dinyala matikan sesuka hati.
Mungkin aku hanya debu yang mengotori hidupmu namun bagiku, kau adalah oksigenku, sumberku untuk bernafas. Mungkin aku sampah bagimu tapi, kau adalah dunia bagiku, tempatku berpijak. Mungkin aku adalah orang asing bagimu, tapi bagiku kau adalah segala-segalanya. Aku tau mencintaimu adalah suatu hal bodoh.. Aku mencintai orang yang membenciku. Itu semua hanya akan menjadi hal yang sia-sia. Gwaenchana. Setidaknya aku bahagia bisa merasakan apa itu cinta meski aku sendiri tak dapat memiliki cinta itu, aku sudah bahagia bisa mencintaimu. Aku mengerti jika kau sangat menginginkan kepergianku, namun satu hal yang pinta darimu. Jangan mengharapkan aku dapat membuang perasaan ini. Kumohon biarkan aku tetap memendam rasa ini untukmu. Biarkan aku memilikimu meski hanya dalam mimpi.
Flashback end
“Haera-ya? Kau kah itu?” Kim Hana, yeoja cantik setengah baya itu memekik tak percaya. Antara terkejut bercampur bahagia menghadapi kenyataan yang seperti mimpi. Manik hitamnya telah berlapis oleh cairan bening. “Haera-ya..” Nyonya Cho sekali lagi mendesis pelan seraya melangkah besar setengah berlari menuju pintu. “Bogishipeunde.” Tak kuat bila harus menahan lebih lama air mata. Akhirnya cairan krystal itu luruh juga bersamaan lirihan yang terdengar ditelinga Haera. Tak berbeda dengan yeoja muda tersebut, Haera ikut menitikkan air matanya dibalik punggung sang Eommonim. “Jangan pergi lagi! Jangan meninggalkan kami. Kau adalah bagian dari keluarga ini. Aku takkan membiarkanmu pergi lagi.” Jawaban iya diberikan Haera melalui pergerakkan kepalanya.
Nyonya Cho beserta Haera duduk
berdampingan pada sofa di ruang tengah. Tangan Nyonya Cho tak henti-hentinya
menggenggam erat jemari Haera. Sepertinya Kim Hana terlalu takut melepaskan
genggamannya pada Haera. Takut bila yeoja muda itu akan pergi lagi dari
hidupnya. Padahal jika dipikir Haera bukanlah siapa-siapa. Haera hanyalah yeoja beruntung yang bisa masuk
kedalam kehidupan keluarga Cho. Oleh karena kakek Haera bersahabat dengan kakek
Cho.
Menantu. Berbicara tentang itu,
Nyonya berusia 50-an tersebut bahkan bisa memiliki menantu yang lebih baik bila
disandingkan dengan Haera setelah kepergian Haera. Tapi itu tidak mungkin ia
lakukan. Ada suatu alasan mengapa ia tidak mencarikan yeoja lain untuk
menduduki kedudukan sebagai Menantu keluarga Cho. Satu alasan yang bisa
dibilang adalah hutang.
Flashback
“Appa!”
“Abeonim!” Derai air mata mengisi
suasana haru disebuah kamar besar nan mewah.
“Appa!” Cho Seung Hwan tak
henti-hentinya memanggil namja tua yang berbaring lemah ditempat tidur. Kedua
tangan Seung Hwan menggenggam erat satu tangan milik sang Appa.
“Appa, jangan tinggalkan kami.”
“Abeonim,” Hana selaku menantu namja
beruban tersebut ikut berseru-seru dengan air mata berderaian dipipi. “Waktuku
sudah tak lama, aku sudah terlalu lama hidup didunia ini. Setelah ini biarkan
aku menyusul Eomma-mu dengan tenang. Jangan tangisi aku. Aku tidak perlu air
mata kalian. Aku menginginkan senyum dari kalian untuk mengiringi kepergianku,”
Dengan nafas yang sudah terengah-engah kakek tua itu mampu mengeluarkan kalimat
per kalimat walau agak tersendat-sendat. Terlihat dengan amat jelas kakek Cho
harus berusaha keras untuk merangkai setiap kata demi kata dari bibirnya. “Appa
kau tak boleh bicara seperti itu Appa.”
“Abeonim kau tidak boleh berbicara
seperti itu.”
“Sekarang dimana cucu-ku? Kyuhyun dan
Ahra?”
“Ahra dan Kyuhyun sedang dalam
perjalanan Abeonim. Kau pasti baik-baik saja, kau harus terus bersama kami.”
Kim Hana berucap, meyakini bahwa semua ini akan baik-baik saja. Tidak akan ada
hal buruk terjadi pada Abeonimnya. Sesaat suara isak tangis itu lenyap. Seperti
yang diminta tetua tersebut, Cho Seung Hwan beserta istrinya berusaha untuk
menghentikan air matanya meski sejujurnya hal itu terasa sangat sulit Untuk
dilakukan. Senyuman kaku timbul diwajah kakek Cho. ”Aku memiliki satu permintaan. Kuharap kalian
mau mengabulkannya. Aku tak pernah meminta apa pun dari kalian sebelumnya, maka
ini menjadi satu-satunya permintaanku yang pertama dan terakhir. Temukan gadis
bernama Yoon Haera. Dia adalah cucu sahabatku. Tak lama lagi, umurnya genap 17
tahun. Kuingin kalian menemukannya dan menikahkan dia dengan cucuku, Kyuhyun.
Kalian harus mencarinya..”
Flashback end.
“Ini adalah sebuah surat peninggalan Kakek Kyuhyun.” Dahi Haera mengkerut ketika Kim Hana menyerahkan padanya sebuah kertas lusuh. Sama herannya dengan Haera, Kyuhyun ikut melipat dahinya, selama ini Kyuhyun tak tahu-menahu mengenai apa surat itu. Entah apa itu isinya, ia sendiri tidak tahu. Jangankan untuk itu, mengetahui fakta bahwa sang kakek pernah menitipkan sebuah surat sebelum akhir hayatnya. Itu pun tak ia diketahui. Namun satu hal yang tak Kyuhyun mengerti, apa hubungannya dengan Haera? Dan mengapa Haera harus mengetahuinya sementara ia saja tidak pernah mengetahui keberadaan surat peninggalan sang kakek.
“Kakek Kyuhyun menulis surat ini
semasa ia masih sehat, jauh sebelum penyakit kanker itu menyerangnya. Dan
sepertinya menikahkan kalian adalah rencana Kakek Kyuhyun sudah sejak lama.”
Kyuhyun semakin tak mengerti arah pembicaraan Eomma-nya. Kemudian, surat yang
awalnya berada pada Haera telah berganti tangan pada Kyuhyun. Ia sudah sangat
bingung mengenai munculnya surat itu. “Jadi.. Ini alasannya kenapa aku
dijodohkan?” Haera bertanya dengan ragu. Nyonya Cho mengangguk pasti. “Dulu
kakek Kyuhyun memiliki seorang sahabat. Mereka bersahabat sudah hampir seumur
hidup mereka. Dan ternyata dialah kakekmu, sahabat kakek Kyuhyun. Kau pasti
terkejut ne?”
***
Jong Hyun berlari cepat meninggalkan taman. Ketika suara deru mobil didengarnya. “Eomma..” Teriaknya riang. “Jong Hyun-ah..” Sekeluarnya Haera dari mobil, ia segera merengkuh Jong Hyun dalam gendongannya. “Ahjusshi?”
“Jong Hyun ingin Ahjusshi temani
bermain?” Kyuhyun bersuara, mengeluarkan pertanyaan yang tak disangka-sangka.
Namja kecil berpipi chubby itu mengangguk penuh semangat. Lalu segera turun
dari gendongan Haera untuk menyeret Kyuhyun bermain dengannya. Haera tersenyum
bahagia. Dua namja yang dicintainya. Bisa berada disisi Haera. Haera tak pernah
membayangkan peristiwa membahagiakan ini akan terjadi dalam hidupnya. “Mereka
sudah sangat akrab. Seperti Ayah dan anaknya,” Haera membalikkan tubuh melihat
ke asal suara bersumber. “Eomma?” Seru Haera
”Kyuhyun namja yang baik.” Nyonya
Hwang melangkah agar semakin mendekat pada Haera. “Eomma
ingin kau bahagia. Dan sepertinya bersama dia-lah kau dan Jong Hyun akan
bahagia.”Jemari Nyonya Hwang telah berpindah dari sisi tubuhnya kini berada
dipipi Haera. Mengelusnya dengan penuh kasih sayang. “Eomma. Mian,”
“Untuk apa?”
“Aku tak memberitahumu tentang..”
“Tak usah kau pikirkan. Eomma tau
pasti sangat menyakitkan berada diposisimu dulu. Eomma yakin, kau bukan sengaja
ingin menyembunyikannya dari Eomma, kau hanya tidak ingin mengingatnya lagi
bukan?”
“Ingatlah kenangan itu bagaikan angin,
kau tidak akan pernah bisa menghindarinya. Dan semakin kau ingin membuangnya
maka semakin pula kenangan membayang-bayangi hidupmu.”
Waktu yang dulu memisahkan mereka, dan kini waktu juga yang menyatukan mereka. Cho Kyuhyun menggenggam erat jemari Yoon Haera menyelusuri koridor kantor tempat dimana Kyuhyun bekerja. Tak jarang juga tak sedikit pula para pekerja Cho Corp tercengang oleh pemandangan yang baru kali pertama disaksikan oleh indera penglihatan mereka. Presdir Cho Kyuhyun membawa seorang yeoja ke tempat kerja. Satu hal yang paling mengejutkan para penghuni Cho Corp. Yakni yeoja itu, yeoja yang digenggam erat adalah Yoon Haera. Yang menjadi relasi Cho Corp. Haera yang nampak risih dengan sekitarnya, mencoba melepaskan tautan jemarinya. Berulang kali Haera mencoba, berulang kali juga Kyuhyun kembali menautkan jemari mereka. Kyuhyun seolah sedang memamerkan hubungannya dengan Haera didepan para bawahannya. Haera dan Kyuhyun berpapasan dengan Tae Hyun ketika akan memasuki ruangan Kyuhyun. “Saya ikut bahagia Presdir.” Tae Hyun tertawa lebar pada Cho Kyuhyun. “Gomawo Tae Hyun-ah.” Kyuhyun membalas dibarengi oleh senyum. “Kau sudah tau tentang kami?”
“Tentu Haera-shi. Yasudah, aku harus
kembali ke ruanganku. Aku ada pekerjaan yang belum kukerjaan. Permisi Presdir,
Haera-shi.”
Setelah berada diruangan Kyuhyun, ia
lantas melontarkan satu pertanyaan yang sudah tersiap didalam pikirannya dan ingin segera ia
pertanyakan. “Tae Hyun sudah mengetahui tentang kita? Sejak kapan?”
“Sejak aku meminta dia membawamu ke
taman hari Itu,”
“Jadi kau yang sengaja menyuruh Tae
Hyun menculikku ke taman waktu itu?” Kyuhyun dibuat tertawa oleh pertanyaan
polos Haera. “Menculik? Ungkapan yang jelas salah.. Membawamu menemui orang
yang kau cintai. Itu yang benar.”
“Tsk! Lelucon macam apa itu,”
***
Cho Kyuhyun menghentak-hentakkan ujung kakinya pada marmer putih yang dipijakinya diikuti oleh pandangan yang juga tertuju pada lantai dibawahnya. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana. Sesekali Kyuhyun mengedarkan pandangan menatap sekitar berharap orang yang tengah ditunggunya segera tiba. “Apa tidak sebaiknya Anda masuk saja kedalam?” Saran seorang yeoja muda dari bagian resepsionis. “Ah gwaenchana. Aku menunggu disini saja.” Kyuhyun kembali melirik arloji yang melingkari tangan kirinya. Bersamaan dengan itu, suara ketukan antara lantai dengan pantopel terdengar semakin jelas diindera pendengaran Kyuhyun. Segera, Kyuhyun menoleh. Mendapati yeoja yang dinantinya telah tiba didepan matanya. “Kau? Kenapa ada disini?” Ekspresi terkejut tak lepas pada intonasi kalimat yang terlontar dari bibir Haera. “Kajja, kita pulang.” Ajak Kyuhyun seraya menyambar jemari Haera.
Kyuhyun terpaksa harus mengecilkan
lebih sedikit ukuran langkah kakinya yang
lumayan panjang. Mengingat seberapa panjangnya, kaki yang dimiliki Kyuhyun bila
dibandingkan dengan kaki Haera. “Apa kau sengaja meninggalkan mobilmu di
kantor?”
“Ya kurang lebih seperti itu.” Balas
Kyuhyun singkat.
“Aishh kenapa wanita itu berjalan
begitu lamban.” Gerutu Kyuhyun dengan tiba-tiba.
Mengomentari langkah Haera yang menurut Kyuhyun sangat lamban. Haera
mengerucutkan bibirnya. Sedikit tidak terima atas pernyataan Kyuhyun yang cukup
seenaknya saja. “Aku tidak lamban. Kakimu saja yang terlalu panjang.” Haera
berjalan cepat mendahului Kyuhyun. Untuk membuktikan bahwa ia tidak lamban.
Tawa Kyuhyun semakin menjadi, lalu segera ia menyamakan langkah disebelah
Haera.
Tak lama kemudian, langkah mereka
kembali normal. Haera sudah tak lagi mengejar-ngejar langkah Kyuhyun. Alih-alih
mereka melangkah dengan santai, menyelusuri jalan kota Seoul dalam perjalanan
mengantar Haera pulang. Langkah demi langkah mereka ciptakan. Tak terasa jemari
Kyuhyun telah terpagut pada tangan Haera. Dengan keeratan, Kyuhyun menggenggam
jemari Haera. Dan juga sesekali Kyuhyun menganyunkan tautan jemari mereka.
Merasa ada sesuatu pada jari manis Haera lantas Kyuhyun mengangkatnya. “Ini
apa?”
“Kau tidak tau? Itu cincin,” Jawab
Haera polos. “Arra. Tapi yang kutanyakan, apa maksud cincin ini?” Tunjuk
Kyuhyun pada cincin tersebut. “Oh ini adalah cincin pemberian Henry. Sebelum
keberangkatannya kembali ke China. Ia membelikan aku cincin ini.” Tanpa
disangka, Kyuhyun malah melepaskan cincin tersebut dari jari Haera. Haera tak
mengerti, ia ingin menahannya tapi cincin pemberian Henry itu sudah terlanjur
lepas dari jarinya. “Kau tidak boleh memakai cincin pemberian siapa pun. Kau
Hanya boleh menggunakan cincin yang kuberikan, dan hanya aku yang boleh
memakaikannya untukmu, arra?” Titah Kyuhyun tanpa ingin mendengar penolakan apa
pun dari Haera.
***
“Sebenarnya ada apa Kyu? Tumben sekali kau mengajak Eomma makan malam diluar,” Komentar Nyonya Cho. “Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan pada Eomma.”
Nyonya Cho hanya menelan bulat-bulat rasa penasarannya karena Kyuhyun tak kunjung memberitahu tujuannya mengajak sang Eomma makan diluar. Menjadi suatu kejadian langka. Seturunnya ibu dan anak itu dari mobil, lalu mereka memasuki sebuah restoran mewah. “Kyu--”
“Sudah Eomma jangan bertanya dulu,
nanti Eomma akan tau,” Meski putra sendiri, tapi terkadang Nyonya Cho heran
dari mana asalnya sifat pemaksa anak bungsunya itu. Kyuhyun berjalan
mengarahkan sang Eomma ke salah satu meja tujuan mereka. Begitu sadar, siapa
yang mereka tuju, Nyonya Cho menerjap tak percaya.
Sementara itu disisi lain. Nyonya
Hwang sedikitnya penasaran akan ajakan makan malam Haera yang mendadak. Nyonya
Hwang tak kalah terkejut mengetahui kehadiran Presdir Cho Corp beserta
Eomma-nya.
“Presdir Cho?”
“Presdir Hwang? Haera? Kau disini?”
Giliran Nyonya Cho yang tersentak penuh keterkejutan. Dan kembali melanjutkan
lagi kata-katanya. “Kau bersama Presdir Hwang? Kalian saling mengenal?”
“Dia adalah putriku yang sering
kuceritakan,”
“Neh? Putrimu?”
Disebuah restoran mewah, acara makan
malam berlangsung dengan santai juga tenang. Ditambah suasana restoran yang
memang begitu tenang. Walau sebelumnya, di awal pertemuan mereka diselimuti
oleh keterkejutan dari Kim Hana, Eomma Kyuhyun. Bertemu Haera bersama dengan Nyonya Hwang, tentu
menjadi satu hal yang sangat mengejutkan baginya. Mengenai Nyonya Hwang,
pemilik Taehan Group itu sudah tak terkejut lagi sebab sebelumnya ia sudah
mendengar kenyataannya. Kenyataan bahwa rekan bisnis perusahaannya merupakan
bagian masa lalu dari Haera, putri angkat yang telah ia anggap putrinya sendiri.
“Eomma, Jong Hyun ingin ke toilet,”
Suara cadel Jong Hyun memecah keheningan orang-orang disana. “Biar aku yang
mengantarkannya,” Cetus satu suara yang tak lain ialah suara Kyuhyun yang
merupakan satu-satunya namja dewasa disana. Yoon Haera yang tadi telah berdiri
terpaksa kembali menduduki kursinya. Suasana kembali hening, hanya suara
bentrokan piring dengan sendok yang terdengar. Hingga kemudian Haera
mengeluarkan suaranya, setelah menyadari rambutnya yang sengaja diurai mengenai
piring yang berisikan makanan jadilah rambut Haera memiliki kotoran berupa
bumbu makanan melekat dirambutnya.
“Permisi, aku juga harus ke toilet,” Pamit
Haera seraya berlalu menyisakan dua yeoja sebaya disana. Seperkian detik tak
ada pembicaraan yang terjadi. Dan itu digunakan Kim Hana untuk menanyakan
sesuatu yang sejak tadi telah mengganjal pikirannya.
“Boleh aku tau, bagaimana kau bisa
bertemu dengan Haera?”
“Dulu, saat aku di Amerika. Aku
pernah melakukan satu hal terbodoh dihidupku. Melakukan hal konyol.
Aku pernah ingin segera menyusul suami dan
putraku yang pergi akibat kecelakaan maut. Saat itu, aku membenci hidupku, aku
marah pada Tuhan. Ia mengambil orang-orang yang kucintai dan menyisakan aku didunia
ini sendirian. Aku benci hidup ini, aku sangat ingin mengakhiri hidupku saat
itu. Tapi, Haera datang. Aku mengenalnya dihidupku sebagai seorang pegawai
diperusahaanku, dia menyadarkanku, dia yang mengajariku banyak hal tentang
hidup. Kehadirannya dihidupku sangat berarti. Saat ini dialah alasanku hidup.
Haera dan Jong Hyun mereka berdua yang membuatku bertahan, hanya mereka yang
sekarang kumiliki.”
Panjang lebar Hwang Seul Rin mengutai
kata demi kata menceritakan semua yang pernah ia alami. “Lalu.. Apa Jong Hyun
anak Haera? Haera sudah mempunyai suami?” Tanya Nyonyoa Cho agak
tercekat. Tapi malah seutai
senyum yang ditunjukkan Hwang Seul Rin. “Belakangan ini aku sadar, selama ini
aku belum mengenal Haera dengan baik. Tapi aku tau satu hal
yang amat jelas, bahwa perasaannya sama sekali tidak
pernah berubah. Dia hanya mencintai dan selalu mencintai putramu. Sudah 7 tahun
aku mengenalnya, sekali pun tidak. Ia tidak pernah berdekatan dengan siapa pun.
Ia seolah memagari perasaannya pada namja lain. Sepenuhnya perasaan Haera hanya
untuk seseorang, untuk putramu. Mengenai Jong Hyun, sebenarnya dia bukanlah anak Haera. Walau demikian namun, Haera sangat
menyayangi Jong Hyun. Haera sepenuh hati membesarkan bayi yang diadopsinya dari
yayasan anak hingga Jong Hyun sebesar ini. Setulus
hati Haera menyayangi Jong Hyun sebagai anak kandungnya..”
“Jadi 7 tahun ini Haera sama sekali
belum melupakan Kyuhyun?” Nyonya Hwang menggeleng kecil disertai senyum. “Melupakan Kyuhyun adalah keinginannya, tapi
sayang ia tidak bisa mewujudkan keinginan itu.”
“Haera, menantuku. Pasti sangat
tersiksa berada diposisi Haera. Ia tetap mencintai
putraku yang sudah jelas pernah menyakitinya.”
“Tapi ia adalah orang yang tegar, ia
mampu mengontrol perasannya. Ia berhasil menjalani hidupnya,”
“Haera, dia yeoja yang malang. Ia
sudah harus hidup sendirian sejak SMA, dia menanggung beban hidupnya sendiri.
Ia tak memiliki siapa-siapa. Kukira setelah dia menikah dengan Kyuhyun, dia
bisa memiliki hidup yang lebih baik tapi semuanya salah.”
“Tapi memang seperti itulah hidup.
Kita tidak akan pernah tau apa yang selanjutnya akan terjadi. Tuhan telah
merancang hidup manusia sesuai kehendaknya, kita hanya perlu percaya, bahwa
semua yang direncanakannya adalah yang terbaik bagi kita.”
TBC.
Still TBC. Endingnya diundur 1 part lagi. Mian. Soalnya belum nemuin momen yg pas buat ending. Kkk~ tapi untuk part selanjutnya ff ini bakalan bener-bener ending. Kkeut. Wait for 1 part again. Anneyong..
Comentnya selalu ditunggu..
1 komentar:
ga bsa berhenti baca seru banget
harga casing sosis
Posting Komentar