Wrong [잘못했다] Part 1

Wrong [잘못했다]
Part 1


Author                          : Chindy Agryesti.

Facebook                     : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter                          : @Chindy404

Blog                             : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                             :
  •    Cho Kyuhyun
  •     Bae Suzy


Genre                          : AU!, Romance.

 Rating                         : PG15

Length                         : Chapter



Anneyong, I’m Back...

Membawa couple Favorit saya, Kyu-Zy (Kyuhyun-Suzy) couple,
Kali ini FF saya beda dari biasanya. Kalau biasanya cast yeoja-nya itu OC tapi lain untuk FF ini. FF ini saya persembahkan untuk para KyuZy shipper. Yang suka sama couple ntu monggo dibaca, yang gak suka mending gak usah baca. Saya buat FF ini bukan untuk mendapat bash dari pada kalian yang gak suka KyuZy.
Anti KyuZy go away...



Happy reading chingudeul..


Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.


—Wrong—

Part 1 Begin :



“Ini adalah info yang kudapat tentang orang itu,” Salah satu namja tampan itu meletakkan setengah melempar sebuah kertas kecil diatas meja yang berbentuk segi empat setinggi lutut. Sementara salah seorang namja disana, ia menjatuhkan diri diatas sofa putih tanpa menunggu dipersilahkan oleh sang empunya. Kim Kibum, namja itu lantas ikut menduduki sofa putih didekat tamunya saat ini duduk. “Akhirnya aku mendapatkannya,” Seringaian kecil terbentuk diwajah tampan nan angkuh itu. Ia memandangi kertas kecil itu sambil tersenyum. Senyum yang tercipta bukan karena rasa gembira sebagaimana biasanya. “Apa yang akan kau lakukannya dengan informasi itu?” Kibum bertanya, sedikit mengorek rencana yang mungkin saja akan dilakukan oleh namja yang terpaut lebih muda beberapa tahun darinya.

“Susah payah aku mencari informasi tentangnya, tentu aku akan memulai aksiku. Orang yang telah menghancurkan keluargaku tak seharusnya ia hidup bahagia didunia ini,” Jawabnya sarkatis. 

“Kau belum juga memaafkannya?”

“Memangnya kau pikir untuk apa aku mencari informasi tentang orang itu? Tentu, aku tidak akan pernah memaafkannya. Sedikitpun.” Ucapnya tajam dan penuh penekanan. Kibum menghembuskan nafasnya sehentak. Orang didepannya memiliki pendirian yang kuat. Sekali ia mengatakan A maka seterusnya akan selalu A, tidak akan pernah berubah B, C, D apalagi Z. Ia telah berucap akan menjalankan aksinya, apalagi yang bisa dilakukan Kibum. Ia berbicara hingga berbusa pun orang didepannya tidak akan mendengarnya. 

“Ya terserah kau saja. Aku tidak ingin mencampuri urusanmu. Toh aku juga hanya membantu-mu sebagai seorang Klien yang memintaku untuk menemukan informasi tentang orang itu,” Kim Kibum namja berprofesi sebagai Detektif muda itu tak lagi berkata, ia telah kehabisan kata untuk Dongsaengnya yang keras kepala ini. 

“Baiklah.. Aku harus kembali kerja. Aku meninggalkan kantor setelah kau mengabariku tentang orang itu. Gomawo Detektif Kim.” Goda Cho Kyuhyun pada Hyungnya. Detektif Kim, satu panggilan yang tak disukai Kibum. Ia tak suka dipanggil formal oleh orang - orang terdekatnya seperti yang tadi Kyuhyun lontarkan. Ia merasa ada jarak yang membatasinya dengan panggilan itu. Tapi itu malah dijadikan senjata oleh Kyuhyun untuk selalu menggodanya. 

“By the way Anneyong Hyung.. Semoga harimu menyenangkan,” 
Kibum menggeram lagi. “Aish.. Bocah ini,” 


***


Sebuah Audi mewah berwarna hitam terparkir disisi jalan. Mobil itu sudah cukup lama terdiam disana bersama dengan sang pemilik yang tak kunjung keluar dari dalamnya. Cho Kyuhyun, namja itu hanya duduk diam didalam mobil dengan mata tajamnya menilik disetiap rumah-rumah disepanjang jalan. Kemudian ia merogo kantung jas hitam-nya dan meraih sesuatu dari dalam. Sebuah kertas kecil didapatinya. Ia membaca tulisan yang tercetak pada kertas yang isinya berupa sebuah alamat rumah. Namja tampan itu mengedarkan pandangan untuk memastikan bahwa ia tak lagi salah alamat. Namun sungguh sulit menemukan kepastian itu, semua rumah disepanjang jalan tak ada satupun yang bertuliskan alamat ditambah pula pencahayaan yang kurang disekitarnya. Lalu ia memutuskan keluar dari Audi-nya dan menghampiri seorang yeoja kecil yang kebetulan melewati jalan. 
Langkah bocah itu terhenti saat Kyuhyun mulai menyapanya. Bocah itu langsung bertanya dengan nada menginterogasi.

“Apa yang sedang Ahjusshi lakukan malam-malam begini?” Selidik bocah berambut sepunggung itu.

“Apa kau tinggal didaerah sini?” Kyuhyun memamerkan senyumnya, mencoba meluluhkan tatapan menyelidik dari yeoja kecil itu yang membuatnya risih. Pasalnya yeoja kecil berumur 8 tahun itu terus menatap Kyuhyun, tak henti-hentinya. “Ne maja. Itu rumahku,” Kyuhyun sedikit memutar tubuhnya kebelakang untuk merubah pandangannya, mengikuti jari bocah kecil itu yang menunjuk salah satu rumah. Yang ternyata rumahnya terseling satu rumah dari tempatnya berdiri.

“Ahjusshi ingin bertanya, apa kau tahu alamat ini?” Kyuhyun mengulurkan kertas yang digenggamnya dan memperlihatkan pada gadis kecil didepannya.

“Igeo? Bukankah ini rumah Suzy Eonni dan Shin Ahjumma?” Gumam bocah itu. “Kau mengenalnya?” Tanya Kyuhyun sedikit lebih semangat.

“Dangyeonhaji (Tentu Saja).” 

“Boleh Ahjusshi tau dimana rumahnya?” 

“Itu diatas rumah ini,” Tunjuk bocah itu pada sebuah rumah yang berada diatas, tepatnya pada sebuah rumah atap. Rumah diatas rumah.

'Rumah atap? Orang itu tinggal dirumah atap? Pantas saja..' Bisiknya dalam hati. 

“Geurom gomawo adik kecil. Ini untukmu,” Kyuhyun meraih kembali kertas itu lalu menyodorkan selembar uang yang didapat dari dompetnya. Mata bocah itu berbinar seketika saat tau Ahjusshi didepannya akan menyodorkan uang kepadanya.

“Gomapseumnida Ahjushhi,” Ucapnya sambil membungkuk sesaat sebelum akhirnya ia berlari meninggalkan Kyuhyun. 'Ahjusshi? Apa aku setua itu?' 


Diujung jalan, nampak seorang yeoja muda berparas cantik berjalan dengan langkah kecil. Kyuhyun yang mengetahui itu, lantas segera memasuki mobilnya. Karena ia tahu, yeoja itu nanti pastinya akan melewati jalan ini. Tak ada jalan lagi disekitar sana. Hanya ada satu jalan lurus. Jadi bagaimana mungkin Kyuhyun tidak dapat menebaknya? 

Benar saja, yeoja dengan raut wajah lelah, ia melangkah semakin mendekat ke tempat dimana mobil Kyuhyun terdiam. Kyuhyun mengamati dengan seksama yeoja yang tengah melangkah itu. Kyuhyun pikir, yeoja itu akan terus berjalan lurus. Tapi ternyata salah. Yeoja itu telah mengubah arah langkahnya menuju sebuah rumah dengan tangga terletak didepannya. Perlahan yeoja itu melangkah menaiki anak tangga satu demi satu. Kyuhyun masih memperhatikannya dengan penuh tanda tanya. Yeoja itu terus melangkah menuju rumah yang menjadi pusat incaran bagi Kyuhyun. Satu hal yang benar-benar telah membuat Kyuhyun tersadar, saat yeoja cantik itu telah tiba diatas atap lalu memasuki rumah. Ia sadar, mungkin yeoja itu juga bertempat tinggal disana. Dan sebuah kemungkinan yang mungkin saja bisa terjadi, bahwa yeoja itu tidak lain dan tidak bukan adalah putri dari orang yang diincarnya. Sebuah senyum dibarengi smirk tercipta diwajah tampannya. Tidak butuh waktu yang lama bagi seorang Cho Kyuhyun berpikir. Belum satu menit ia memutar otaknya, ia telah menemukan satu siasat yang mungkin akan ia gunakan untuk menumpahkan semua rasa bencinya pada orang yang telah menghancurkan keluarganya. Yeoja bertempat tinggal dirumah atap itu. Ialah orangnya. 


@Cafe

“Gidaryeo juseyo (Mohon tunggu sebentar),” Suara lembut nan lantang itu terucap, bersarat penuh akan semangat. Begitulah seorang Bae Suzy. Yeoja muda ini selalu semangat dan ceria melewati waktu disetiap harinya. Yeoja yang biasa dipanggil Suji ini ialah seorang yang pekerja keras, yang tidak pernah mengeluh akan hidup ini. Diumurnya yang terbilang masih belia, ia sudah harus merasakan bagaimana cara mendapatkan uang untuk biaya kuliahnya. Ia berjuang mencari uang untuk satu hal. Agar ia tidak merepotkan sang Eomma. Ia tidak ingin biaya kuliahnya menjadi beban bagi Eomma yang berstasus Single Parent. 

“Pesanan Anda, satu Cappucino. Kamsahamnida,” Serunya lagi sambil tersenyum pada salah seorang pelanggan di Cafe tempatnya bekerja. Ia bekerja sudah hampir setahun, tak ayal sedikit banyaknya membuat ia hapal wajah - wajah pelanggan di Cafe itu. Suara lonceng didengarnya meski hanya samar-samar, ia sudah tau ada orang yang pasti baru memasuki Cafe. Dengan sigap, ia melangkah besar meninggalkan dapur dan menghampiri pembelinya.

“Anneyong Haseyo. Ada yang bisa kubantu?” Ucapnya ramah.

“....” Orang didepannya, bukan menjawab ia malah termangu menatap Suzy dengan pandangan kaget.

“Chogiyo.” Sambar Suzy.

“Eug.. 1 Cappucino,” 

“Ne. Gidaryeo Juseyo.” 

'Dia? Bukankah dia yeoja yang tadi malam?' Batin orang itu bersuara.

Cho Kyuhyun dengan pikirannya yang melayang, tidak menyadari pesanannya telah tiba dan Suzy telah berdiri menantinya sadar dari lamunan dan baru berucap.

“1 Cappucino pesanan Anda.” Kyuhyun mengeluarkan selembar uang dari dompet lalu menyerahkannya pada Suzy.

“Kamsahamnida,” 

Merasa urusannya di Cafe telah selesai, Kyuhyun telah lebih dulu melenggang pergi tanpa membalas apapun ucapan terima kasih dari pelayan Cafe, Suzy. “Huh.. Sombong sekali orang itu,” Gerutu Suzy ketika Kyuhyun telah keluar dari Cafe. Sementara Kyuhyun yang telah berada dalam mobil meyakinkan diri bahwa ingatannya tak salah. Yeoja itu. Yeoja yang dilihatnya tadi malam. Ia yakin tebakkannya tak salah.



At 08.00 PM

Bae Suzy, yeoja itu baru mengakhiri jam kerjanya hari ini. Ia berjalan melewati jalan-jalan dengan penerangan minim disekitar jalan yang ditelusurinya. Hingga sebuah mobil yang menguntit dirinya dari dibelakang, sejak dari Cafe pun ia tak tahu. Ia sudah sangat lelah hari ini, membuat ia tak lagi memikirkan sekitarnya. Yang ada diotaknya saat ini, ia hanya butuh istirahat. Hari ini tak ada jadwal kuliah, yang itu berarti mengharuskan dirinya berada di Cafe full sehari penuh. Jika biasanya ia hanya setengah hari bekerja karena terpotong untuk waktu kuliah. Berbeda dengan hari ini karena hari ini yeoja cantik berumur 20 tahun itu mendapat hari libur.
Berulang kali ia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Pasalnya ia merasa jalan yang biasa dilaluinya menjadi lebih jauh untuk hari ini. Lebih lebih keinginan tubuhnya untuk segera diistirahatkan tak terkompromi lagi. 
Dengan segenap kekuatan yang tersisa, ia tetap mengayunkan kaki berjuang melawan lelah agar dapat tiba dengan segera dirumah atapnya. Langkah yang terus tercipta dikaki jenjangnya, pada akhirnya mengantarkan Suzy hingga ke ujung jalan rumahnya. Ia mendongak semangat seperti baru menyadari sesuatu. Dan ia memang baru sadar. Seketika langkah kecilnya telah berubah dalam sekejap. Ia melangkah cepat menaiki tangga.

“Benar kata orang, ternyata dunia ini memang sempit,” 



@Cho's Corp

“Sajangnim.. Ini ada paket untukmu,” Tutur seorang yeoja muda kepada Sajangnim-nya. 

“Untukku?” Tanya Presdir Cho Corp itu meyakinkan. Yeoja bernotabene Sekertaris Cho Kyuhyun itu pun mengiyakan dengan yakin. “Baiklah. Kau boleh keluar sekarang,”

“Ye..”

Segera yeoja itu mengundurkan diri dari hadapan Cho Kyuhyun, Presdir Cho. Corp. Kyuhyun dengan segenap rasa penasarannya akan kiriman paket itu tanpa bertele-tele langsung meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk membuka kiriman paket berupa amplop berwarna coklat itu. 
Setelah berhasil dirobek amplop coklat sebagai pembungkus itu, Kyuhyun mengeluarkan isi dari dalamnya. Wajah Kyuhyun telah berubah ekspresi menjadi sumringah mendapati isi amplop itu. Ia membaca selembar kertas putih yang didapatnya dari amplop barusan dengan segera yang ternyata isinya adalah informasi yang sedang dinanti-nantinya. 
Selesai Kyuhyun mengakhiri kegiatan membacanya, ia meraih ponsel dan jarinya menari-nari diatas layar ponsel dengan lincah. Lalu menempatkan ponsel disisi telinga kanannya. 

“Gomawo Hyung. Informasi ini sangat berguna bagiku. Hanya dengan 2 hari kau sudah menemukannya. Kuakui kau memang Detektif handal, Detektif Kim,”
Tutt..

Merasa tak ada yang perlu ia bicarakan lagi dan tak ada yang perlu ia dengarkan, Kyuhyun sudah lebih dulu mengakhiri panggilan yang hanya digunakannya untuk berterima kasih, tanpa perlu mendengar orang diseberangnya berkata-kata.

“Anak ini.. Benar-benar menyebalkan!” Geram Kibum, yang sukses dibuat kesal oleh Dongsaeng-nya, Kyuhyun selang beberapa detik.


***


“Suji-yah ayo sarapan dulu,” Yeoja setengah baya itu mengajak putri semata wayangnya sarapan tapi langsung ditolak oleh Suzy. Bukan tidak ingin, tapi saat ini nasibnya tergantung oleh waktu jadi tidak mungkin ia bisa bersantai-santai lagi dengan tenang. 

“Ani. Aku harus berangkat sekarang,” 

“Tapi kau harus sarapan dulu, nanti kau sakit,” 

“Aku sarapan nanti saja. Anneyong Eomma,” 

Suzy mencium sekilas pipi Shin Hye Kyung, sang Eomma dan lari terburu-buru meninggalkan rumah. Yeoja paruh baya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala. Kebiasaan putrinya tak pernah berubah. Ia masih tetap Suzy putri kecil-nya yang dulu. Yang sering kali susah dibangunkan hingga terlambat masuk sekolah. “Anak itu. Tak pernah berubah,” 


Suzy menghentikan langkahnya sesaat, guna menetralkan nafasnya yang tersenggal-senggal. Ia berjalan setengah berlari untuk menuju Halte bis yang jaraknya lumayan menghabiskan waktu. Oleh sebab itu, ingin tidak ingin Suzy harus berlari untuk mempersingkat waktu. Ia sudah tiba diseberang halte, meski masih berjarak sekitar 7 meter dari tempatnya berdiri. Setidaknya ia bisa melanjutkannya dengan jalan kaki. Baru Suzy melangkahkan kakinya untuk mulai menyebrang. Bersamaan dengan itu, sebuah bis telah datang sedangkan ia masih berada diseberang Halte. Dan parahnya lagi kendaraan -kendaraan dijalan raya itu terus melaju secara bergantian, sukses membuatnya kesulitan mencapai sebrang. Tapi inilah seorang Suzy. Ia nekad menyebrang ditengah ramainya arus kendaraan demi kelasnya yang dimulai 10 menit lagi. Ia hanya memperhatikan jalan sekenanya. Konsentrasinya hanya terarah pada bis biru itu. Suzy telah berada ditengah jalan dan hanya membutuhkan beberapa langkah lagi untuk sampai ketepi. Melihat bis belum juga jalan, ia besemangat dan ia berniat akan berlari agar tak ketinggalan bis pagi ini. Yeoja berambut panjang itu berlari tanpa sadar Audy hitam melaju kencang didepannya.
Mata bulatnya membola dan saat mobil mewah itu kian mendekat, tubuhnya kaku, ia hanya terdiam dengan kelopak mata tertutup. 


Beberapa detik berlalu, Suzy tak merasa sedikitpun sakit disekujur tubuhnya. Segera ia membuka matanya dan termangu pada posisinya. Menatap sekitarnya dengan pandangan kosong.

“Chogiyo.. Gwaenchana?” Suara berat itu mengakhiri Suzy dari keterkejutannya. Suzy berusaha mendapati kembali konsentrasinya. Ia menoleh pada orang yang bertanya padanya. 'Namja ini...' Gumamnya dalam hati.

“Gwaenchana?” Kembali namja itu mengeluarkan kalimat yang sama untuk kedua kalinya.

“Egg.. Gwaenchana.” Dari sudut mata bulatnya, yeoja itu melihat bis yang diharapkannya malah melaju pergi. Padahal ia telah berusaha secepat mungkin tapi pada akhirnya ia tetap saja ketinggalan. “Chakam—” Kalimat Suzy tak terselesaikan ketika satu suara telah lebih dulu memotong alur ucapannya.

“Sepertinya kau sedang buru-buru. Mau kubantu?” Sambar orang didepan Suzy.

“Nde?”

“Kau ketinggalan bis itu karena aku yang tak hati-hati membawa mobil. Boleh aku meminta maaf dengan caraku?”

Mengingat tersisa 8 menit lagi menuju pukul 08.00 akan lebih baik ia menerima tawaran itu. “Apa tidak merepotkanmu?”

“Tentu saja tidak,”



“Kau akan kemana?” Kyuhyun memulai percakapan setelah keduanya telah memasuki mobil dan mobil pun telah melaju.

“Aku akan ke Kyunghee.”

“Kau kuliah disana?” Kyuhyun bertanya dengan raut wajah terkejut. Namun itu bukan ekspresi terkejut sungguhan, ia hanyalah sedang berakting untuk pura-pura terkejut. Sebab jauh sebelum ini, ia telah mengetahui lumayan banyak tentang yeoja disebelahnya itu. “Ne. Waeyo?” 
“Aku mahasiswa lulusan Kyunghee,” Jujur Kyuhyun. “Benarkah?” Sahutnya dengan intonasi tak tertarik akan arah pembicaraan mereka. Lantas pembicaraan diantara dua orang itu terhenti. Saat Suzy memutuskan untuk tidak melanjutkan obrolan pada namja yang baru ia temui hari ini dan saat ia bekerja beberapa hari silam. Suzy pikir, ia tak perlu berbicara banyak pada orang yang sama sekali tak dikenalinya. Sebab itu, ia memilih diam tuk mengakhiri obrolan. 

Hingga akhirnya, Audi hitam itu terhenti didepan sebuah gedung yang tak lain ialah tempat tujuan Suzy, Kyunghee University. 

“Gomapseumnida,” Sebelum berlalu, Suzy menyempatkan diri untuk sekedar berterima kasih pada namja tampan penyelamatnya itu. Detik selanjutnya, ia telah menanggalkan pintu dan meninggalkan Kyuhyun sendiri didalam mobil. 

“Ternyata ‘orang itu’ memiliki putri yang sangat cantik. Tak buruk.” Ujarnya diiringi seringaian licik.



***


Waktu berlalu dengan cepat. Matahari telah kembali keperadabannya dan kegelapan mulai merundungi kota Seoul. Seorang namja tampan ber-tuxedo hitam membungkus indah tubuhnya. Rambut coklat gelapnya dibiarkan acak-acakan yang jelas menambah kadar ketampanan orang itu. Dengan langkah pasti, ia keluar dari dalam mobil dan memberikan kunci pada pelayan gedung untuk diparkirkan pada tempat yang seharusnya. Ia mengayunkan langkah dengan penuh percaya diri masuk ke dalam gedung, melewati satu per satu orang didalamnya. Langkahnya terhenti, mencari sosok-sosok yang dikenalnya. Seorang namja tak kalah tampan mengangkat tangan memberi petanda bahwa ia berada disana. Cho Kyuhyun kembali melangkah menghampiri orang itu. “Hyung.. Kau sudah lama?” 

“Ani, aku baru juga tiba,”

“Mana Siwon Hyung?”

“Itu dia,” Tunjuk Kibum pada salah seorang namja yang menggandeng yeoja cantik disebelahnya. “Chukae Hyung,” Cetus Kyuhyun sesudah Siwon telah bergabung dengannya dan Kibum. “Ne, gomawo Kyu.. Kenalkan ini tunanganku, Kim Na Eun.” Siwon berujar.

“Masih calon Hyung, acaranya belum dimulai bukan?” Serempak semuanya tertawa. Benar ucapan Kyuhyun. Acara pertunangan ini belum dimulai jadi bagaimana bisa Siwon langsung mengatakan kata tunangan pada yeoja disampingnya. Calon tunangan, itu yang paling tepat.

“Kau ini Kyu pandai sekali menggoda orang,”


Riuh tepuk tangan menggema didalam ruangan besar bernuansa putih selesai kedua orang diatas mimbar itu saling menyematkan cincin dijari satu sama lain. Acara bertukar cincin sang pemilik pesta telah berakhir, tapi tak berarti acara malam itu ikut berakhir. Cho Kyuhyun, Kim Kibum duduk disalah satu meja bundar sebagai tamu. Diatas meja dua sloki telah terisi penuh dengan wine. Tak begitu lama, pemiliknya sudah menenguk habis isi wine didalam sloki itu.

“Apa yang akan kau lakukan dengan informasi tentang yeoja itu?”

“Informasi sebagus itu terlalu disayangkan jika tak dimanfaatkan,” Mata orang diseberangnya menyipit, menatap Kyuhyun lekat. “Maksudmu?” 

“Melalui yeoja itu, aku akan memulai misiku,”

“Kau? Ingin mempermainkan yeoja itu?” 

“Right. Dia sangat cantik, tak ada salahnya aku bermain-main dulu dengannya,”

“Kyu.. Tapi dia tak tahu apa-apa. Tak seharusnya kau melibatkannya untuk tujuan konyolmu itu.”

“Iya ku tau, tapi melalu dia atau Ibu-nya pun sama saja. Salah yeoja itu menjadi putri dari wanita penghancur keluargaku..” Ucapan Kyuhyun terhenti sebelum kembali melanjutkannya lagi.

“Oh ya.. Dan tadi kau bilang tujuan konyol? Hyung kau tak mengerti bagaimana rasanya berada diposisiku jadi kumaklumi jika kau menganggap ini semua konyol,” Tukasnya dan berlalu dari hadapan Kibum.


Kyuhyun membanting dengan kasar tubuhnya ditempat tidur kingsize-nya. Helaan nafas kasar juga ia keluarkan secara tak beraturan. Emosinya cukup mencuat akibat obrolannya tadi dengan Kibum. Tujuan konyol? Mungkin bagi Hyungnya itu, tujuannya adalah tujuan konyol. Lain hal dengan dirinya, ia menganggap tujuannya adalah hal yang mesti di lakukan walau harus ia mengorbankan apapun miliknya. Pasti akan tetap ia lakukan. Asal ia dapat membalaskan rasa bencinya pada orang yang telah menghancurkan keluarganya. 



Flashback.

“Siapa yeoja itu?! Apa dia alasan kenapa kau tak pulang malam tadi?”

“Apa yang kau bicarakan?”

“Wah.. Sekian lama, aku baru tau ternyata kau sangat berbakat dalam bidang akting.”

“Hya! Apa yang kau bicarakan sebenarnya?”

“Yeoja tadi siang yang baru kau berikan uang. Apa dia itu istrimu yang tak kuketahui?”

Cho Kyuhyun yang sepulang kuliah belum sampai sepuluh langkah ia memasuki rumah, ia sudah disambut oleh pertengkaran suami-istri antara Appa dan Eomma-nya. Tuduhan - tuduhan dan sanggahan demi sanggahan saling bersahutan mengisi pertengkaran kedua orang setengah baya itu di ruang tamu. Kyuhyun semampunya berusaha mengabaikan kedua orang tuanya. Lagi pula pertengkaran dalam rumah tangga bukankah adalah hal yang wajar. Sebab itu, Cho Kyuhyun selaku anak dalam keluarga itu tak ingin ambil pusing atas urusan orang tuanya. Sudah beberapa kali ia melihat orang tuanya seperti ini, bertengkar, beradu mulut, berbeda pendapat, tapi toh besok keduanya akan kembali akur. Kyuhyun beranjak segera menuju lantai dua tempat kamarnya terletak. Kyuhyun bergegas mengurung diri dalam kamar mandi menghindari suara-suara bising ditimbulkan dari lantai bawah yang ternyata masih juga dapat terdengar olehnya. Persekian menit Kyuhyun berada dalam kamar mandi membersihkan tubuh, tak lagi didengarnya suara-suara memekakan telinga seperti tadi. Setelah memakai pakaian, ia memutuskan untuk turun. Untuk memastikan keadaan sekaligus untuk menikmati makan malamnya. Tiba di ruang tamu, putra semata wayang di keluarga Cho itu tak mendapati entah dimana Appa dan Eommanya. Ia melihat pintu terbuka, mengikuti rasa penasarannya Kyuhyun keluar menuju pekarangan rumah dilihatnya sebuah koper tergeletak didekat pintu gerbang. Kakinya terus melangkah mendekat kearah gerbang dan dapat dilihatnya Eomma dan Appa-nya masih terus berseteru ditengah jalan yang lumayan sepi. Hingga tak ada satu dari mereka yang sadar bahwa sebuah truk oleng melaju dari perbelokan kanan menuju jalan dimana pasangan suami istri itu berada. 

“Eomma.. Appa...” Seru putra mereka. Peristiwa tabrakan maut itu persis disaksikan oleh kedua mata Cho Kyuhyun dihadapannya.

Flashback End.



Rekaan peristiwa mengenaskan itu masih amat jelas membayangi pikirannya. Peristiwa yang berhasil merenggut nyawa kedua orang yang dicintainya dan tragisnya lagi disaksikan langsung oleh kedua mata itu. Kronologis peristiwa itu tak sedikitpun terhapuskan dari memorinya. Bagaimana mobil itu menyambar dan menghempaskan tubuh kedua orang tuanya, itu semua tak tersisihkan sekecilpun dari otaknya.

 “Eomma.. Appa..” Lirihnya.

“Aku bersumpah tak akan membiarkan orang yang telah menyebabkan kalian meninggal dengan cara tragis seperti itu hidup bahagia didunia ini, sedikit pun tak akan aku biarkan. Yeoja itu penyebabnya!” 




To Be Continue...

.

1 komentar:

Unknown on 22 Mei 2016 pukul 22.43 mengatakan...

Ohh jdi seperti itu awal dendamny kyu. Karena dy fikir ibunya suzy yg jadi penyebabnya. Kasian suzy yg akan jd korbanny....

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting