My Princess Part 4 [Ending]

My Princess Part 4 [Ending]

Author             : Chindy Agryesti.

Facebook          : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter            : @Chindy404

Blog                  : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                 :
  •   Cho Kyuhyun
  •  Yoon Haera


Genre               : AU!, Romance.

Length              : Chapter

 Rating             : PG15
                                                                                                                           

Cinta dapat datang dan pergi kapan saja, tetapi cinta sejati pasti datang tepat pada waktunya.

—My Princess—

                                                                           part 4


Beggin :

Di atas lantai yang hanya dilapisi oleh karpet, duduk sekitar 10 anak kecil yang tengah memperhatikan yeoja cantik yang berdiri di depan mereka. “Ini A, ini B, ini C. Coba kalian salin huruf-huruf ini ke buku kalian,” Ucap Haera menggunakan bahasa Ethiopia dengan pelafalan cukup baik. Haera tersenyum melihat semua anak-anak dengan patuh menuruti perintahnya. “Yang ditengah itu bentuknya sulit,” Seorang bocah berusia 7 tahun itu bersuara seraya menunjuk huruf B di papan tulis yang berukuran sedang. Haera mendekati bocah tersebut lalu membantu membentuk kan huruf B dibuku tulisnya. “Tidak ada yang sulit jika kita mau berusaha,” Kata Haera bijak disertai sentuhan tangan Haera di pucuk kepala bocah itu. 


Inilah hidup Yoon Haera yang sebenarnya. Hidup yang menjadi pilihan yeoja cantik itu. Menjadi seorang pengajar sukarelawan di negara orang. Tidak ada upah, tidak ada bayaran, tidak ada gaji, tidak ada imbalan. Semuanya murni di dasarkan oleh rasa kemanusiaan dan etiket baik. Merelakan status menantu kerajaan hanya untuk menjalani hidup seperti demikian. Itu bukan suatu masalah bagi Haera. Ini adalah hidupnya, dan hanya ia yang berhak menentukan pilihan hidupnya. Dan hidup seperti inilah yang menjadi pilihan Haera. Hidup jauh dari kata nyaman di lingkungan yang 100 persen berbeda dengan negara asalnya. Panas, gersang, kotor, sekiranya kata-kata barusan bisa menjadi bayangan seperti apa kehidupan Haera di Ethiopia sana. Namun tidak sekali saja pernah Haera mengeluh akan kehidupan yang ia jalani. Karena memang inilah pilihannya, inilah jalan hidupnya, inilah keinginannya. Selama ia masih mampu membantu orang lain, tidak ada alasan untuk ia tidak melakukannya, begitulah prinsip yang menjadi pondasi kegiatan kemanusiaannya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dibandingkan membantu orang lain, pikirnya. Sekali pun ia harus menghabiskan waktunya di tempat yang bukan lingkungannya. Itu bukan masalah bagi yeoja berhati malaikat itu. Hidupnya terasa begitu indah, ketika ia mengerti arti dari hidup yang sesungguhnya. Yaitu, berbagi. Dengan berbagi, Haera merasa hidupnya tidak akan pernah menjadi sia-sia. 
Satu kesalahan amat besar bagi yang telah berpikiran bahwa yeoja itu tidak lain merupakan seorang putri yang hidupnya selalu dikelilingi kemewahan. Itu salah besar. Nyatanya, hidup Haera jauh dari apa yang biasa orang pikirkan mengenai putri keluarga Yoon tersebut. Kehidupan mewah yang biasa orang pikirkan, bertentangan dari kehidupan Haera sesungguhnya. Dia bukanlah gadis sombong, dia bukan gadis congkak, dia bukan gadis manja, dia bukan gadis tidak bermoral. Haera bukanlah gadis seperti yang pernah di deskripsikan Kyuhyun. Karena Yoon Haera yang sebenarnya, layaknya seorang gadis jelmaan malaikat. Memiliki wajah cantik yang tidak hanya sebagai pembungkus yeoja itu, pada kenyataannya, Haera pun memiliki hati yang tidak kalah cantik dari wajahnya. Terlahir dari keluarga berada dan terpandang, lantas tidak membuat Haera hidup dibawah naungan kedua orang tuanya. Yoon Haera tidak sama, ia berbeda dari kebanyakan orang. Haera yeoja luar biasa yang terlahir dengan segala bentuk kesempurnaan yang dalam dirinya. 

***

Di dalam kamar, Kyuhyun termenung diatas tempat tidurnya. Kedua bola hitamnya menatap langit-langit dengan lekat. Rasa sesal terkadang hadir bersamaan dengan bayangan sosok seseorang melintas di benaknya. Penyesalan yang hadir bukan tanpa alasan. Kyuhyun jelas tau dimana letak kesalahan dirinya. Kesalahan yang tidak bisa dibilang hanya kesalahan kecil. Perasaan seseorang telah dilibatkan dalam kesalahan yang Kyuhyun lakukan. Perasaan Haera yang sudah terlanjur terluka akibat ucapan-ucapan menyakitkan dari Kyuhyun. Mengingat betapa menusuknya setiap kata yang telontar dari bibir Cho Kyuhyun. 

“Kyu,” Kyuhyun menoleh ketika suara sang Eomma di dengarnya. Begitu serius Kyuhyun melamun, hingga kehadiran Nyonya Cho pun tidak di sadarinya. Kim Hana berjalan dari arah pintu menghampiri Kyuhyun dan duduk di sisi tempat tidur. “Apa ada sesuatu yang mengganggumu?”
 
“Eomma apa kesalahan ku bisa dimaafkan?” 

“Eomma tidak mengerti, apa yang sedang kau bicarakan?” Hana bertanya balik.

“Yeoja itu, Yoon Haera, apa dia mau memaafkanku? Jal mothaeseo eomma (Aku bersalah eomma),” Aku Kyuhyun yang masih tidak dimengerti Hana.

“Eomma tidak mengerti, memangnya kesalahan apa yang telah kau lakukan kepada dia?” 

“Aku yang telah membuat ia pergi dari Korea. Aku telah menyakitinya eomma. Dia pasti sangat membenciku saat ini,” 

“Sekarang ceritakan pada eomma,”

“Saat makan siang hari itu, aku menghinanya, aku merendahkannya. Aku begitu membencinya saat itu. Aku tidak suka atas pilihan eomma yang menurutku tidak adil. Hanya karena dia putri dari sahabat Eomma sehingga Eomma memilihnya. Itu sangat tidak adil. Aku mungkin menerima siapa saja yang akan menjadi istriku jika saja penyeleksian itu di adakan secara adil.” 

“Eomma memiliki alasan kenapa Eomma memilih Haera. Tapi jika kau merasa keberatan akan pilihan Eomma. Baik, akan Eomma adakan lagi penyeleksian untuk calon isterimu. Kali ini tidak akan ada campur tangan Eomma. Jika kau mau, kau bisa sendiri yang memilihnya.” Kim Hana berujar di iringi tatapan sendunya menatap manik Kyuhyun. Wanita berusia hampir kepala lima tersebut beranjak akan meninggalkan Kyuhyun. Di lubuk hati Kim Hana, ia menyesali keputusannya yang terlalu gegabah. Ia menetapkan Yoon Haera sebagai calon menantunya tanpa berpikir panjang lagi. Keputusan Hana yang malah menyebabkan Haera menjadi tersakiti akibat putranya. 

Baru tangan Hana menyentuh kenop pintu, tubuhnya langsung berbalik lagi mendengar kalimat tidak terduga dari Cho Kyuhyun. “Aku tidak ingin yang lain, sekarang aku hanya ingin dia yang menjadi isteriku.” 

*** 

Malam kian larut, namun Haera tidak sedikit pun merasa kantuk. Rasa panas dan gerah menjadi salah satu alasan Haera belum terlelap hingga kini. Kerap kali Haera tidak tidur semalaman dengan tingginya suhu disana yang membuat Haera tidak dapat memejamkan mata. Dengan perbedaan suhu antara Korea dengan Ethiopia, tak ayal Haera mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan Ethiopia yang didominasi oleh suhu tinggi. Meski begitu, Haera tidak menyerah. Itu bukan suatu hambatan baginya. Kondisi lingkungan dimana berbanding terbalik dari kehidupannya di Korea. Malah membuat Haera merasa hidupnya kini berubah menjadi sebuah tantangan. Dan Haera baru akan merasa menang jika ia bisa melalui semua hambatan itu. 

Haera bangun dari posisi berbaringnya dan meraih koper yang tidak terlalu jauh darinya. Haera mencari sesuatu dari dalam sana lalu mengambilnya setelah menemukan benda yang dicarinya. Laptop. 
Langsung Haera menekan tombol on pada benda persegi itu. Entah sudah berapa lama ia tidak pernah menyentuh benda tersebut. Kesehariannya di Ethiopia tidak memberikan Haera banyak waktu luang bahkan terlampau tidak ada. Ia terlalu sibuk dengan segala bentuk kegiatan sosialnya. 

Hal utama yang dilakukan Haera pada laptopnya, yaitu mengecek E-mail. Satu pesan Haera terima dari adiknya, Sae Ra. Tanpa berlama-lama lagi Haera segera membuka pesan dari adiknya tersebut. 

Anneyong eonni.. 
Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja kan? Eomma dan Appa menanti kabarmu?
Ini sudah minggu kedua kau pergi dari Korea. Eonni ka tahu,, seminggu awal kepergianmu, eomma sangat berharap kau akan pulang untuk tetap melanjutkan pernikahan dengan pangeran Cho. Eomma kira, kau tidak sungguh-sungguh melepaskan status menantu kerajaan. Tapi setelah seminggu berlalu, kau tidak juga pulang dan akhirnya eomma menyerah, eomma berhenti menanti kepulanganmu. Dan kemarin, Appa, Eomma dan aku pergi ke Cheongwadai. Appa dan Eomma pergi kesana untuk meminta maaf secara resmi. Disana aku bertemu Pangeran Cho. Dan aku tau, kenapa kau lebih memilih kembali ke Ethiopia dibandingkan menjadi istri Cho Kyuhyun. Dia orang yang berlidah tajam. Kau telah membuat keputusan yang benar, eonni. Dia tidak pantas untukmu. Sekarang aku benar-benar mengerti alasan kau menolaknya. Aku mendukungmu eonni. Dan mulai sekarang, aku akan selalu mendukungmu. 
By the way, bagaimana keadaan disana? Semuanya lancar? Kau harus tetap baik-baik saja, ne? Jangan lupa untuk sering- sering pulang ke Korea. Aku merindukanmu. 
Anneyong eonni.. 

Haera mengakhiri kegiatan membaca email tersebut dengan senyum. Tidak ada yang lucu memang, tapi menjadi kebahagiaan bagi Haera mendapati kata-kata manis yang ditulis sang adik. 
Haera melirik ham dinding selesai meletakkan laptop di atas meja kecil. Sudah pukul 2, batinnya. Haera kembali berbaring diatas lantai yang hanya dilapisi kasur tipis. Kemudian tangannya meraih ponsel di sisi bantal. Tak lama kemudian, alunan musik terdengar dari ponsel Haera dengan volume minim. Ponselnya diletakan lagi di sisi bantal sambil terus melantunkan lagu favorit Haera. Love Dust. Lagu yang mengingatkan nya pada seseorang yang telah menimbulkan luka dihatinya. Cho Kyuhyun. Orang itu. 

*** 

Di belakang Kyuhyun, berjejer orang-orang menggenakan jas hitam rapi. Tidak lupa disertai oleh alat kecil yang diselipkan pada telinga masing-masing orang sebagai alat komunikasi. Mereka berjalan mengiringi setiap langkah kaki Kyuhyun. 
Di setiap detiknya, para pria bertubuh tegap itu tidak pernah berhenti menatap was-was sekitar mereka. Pandangan meneliti selalu di lemparkan oleh para pengawal kerajaan tersebut. Bahkan setiap orang yang berdekatan dengan Cho Kyuhyun harus mendapati hadiah berupa tatapan curiga dari mereka. Demi keselamatan putra mahkota, tentu saja pengawalan super ketat harus dilakukan. Hal tidak terduga dapat terjadi dimana dan kapan saja. Lebih lagi, di tempat asing seperti yang sekarang Kyuhyun singgahi ini. Tidak menutup kemungkinan sesuatu yang tidak di inginkan akan terjadi. Segala sesuatu dapat saja terjadi tanpa dapat manusia duga. 

“Dia bilang bahwa ini merupakan wilayah terpencil dari semua wilayah bagian Ethiopia,” Kata Kim Sang Woon pada Kyuhyun menjelaskan apa yang ia dengar dari ketua masyarakat setempat. “Apa tidak sebaiknya dilakukan sesuatu untuk membangun potensi daerah ini?” Ujar Kyuhyun yang langsung Sang Woon sampaikan pada orang berkulit hitam itu. Komunikasi antar dua orang berbeda negara tersebut agak tersendat-sendat akibat perbedaan bahasa diantara mereka. Hanya dengan mengandalkan Sang Woon pembicaraan mereka dapat terjadi. Jika tidak, tentu mungkin tidak ada komunikasi yang terjadi. 

“Tapi daerah ini amat terpelosok dan juga daerah ini hampir tidak pernah kedatangan orang lain. Bahkan pemerintah saja enggan untuk mengunjungi wilayah ini karena menurut mereka terlalu sulit untuk dijangkau,” 

“Lalu apa tidak ada keinginan dari masyarakat disini merubah kehidupan mereka. Jika memang pemerintah tidak bisa melakukan apa pun, dengan kesadaran masyarakat tentu bisa merubah kehidupan disini.” 

“Tentu saja kami ingin hidup kami berubah. Tapi tentu tidak semudah itu. Banyak yang mesti kami lakukan. Dan kami bersyukur sejak kedatangan gadis itu, hidup kami menjadi lebih baik. Dia membawa titik terang bagi masyarakat disini,” 

“Gadis? Gadis siapa?” 

“Dia berasal dari negara yang sama dengan kau,” 

Kyuhyun membeku ditempat saat itu juga. Langkahnya terhenti dengan tiba-tiba. Serentak semua pengawal di belakang Kyuhyun ikut menghentikan langkah dan hanya dapat menatap heran dengan tingkah Kyuhyun. Seorang yeoja dari negara yang sama denganku, itukah dia? Batin Kyuhyun. “Boleh aku menemui orang itu?” Pinta Kyuhyun. Dengan senang hati, namja berkulit hitam itu memimpin rombongan pemerintahan Korea ke tempat yeoja yang mereka bicarakan. 


Di waktu yang bersamaan, Yoon Haera yang baru mengakhiri pasien terakhirnya, menarik nafas lega. Hari ini ia melayani banyak pasien dari biasanya. Waktu untuk mengajar, hampir saja ia lewati. Pukul tiga sore sudah menjadi jadwal yeoja cantik itu membantu anak-anak disana. Selain sebagai dokter, disana Haera membuka kelas mengajar disetiap sorenya. “Nuna,” 

“Eoh?” Haera yang tengah duduk di kursi sambil memejamkan mata, lantas menoleh kearah pintu setelah di dengarnya suara yang sudah tidak asing lagi bagi telinganya. Seorang anak kecil berusia delapan tahun yang juga merupakan salah satu muridnya. Di sana Haera mengajarkan sedikit tentang bahasa Korea, tidak ayal ada beberapa ungkapan Korea dalam keseharian mereka, begitu juga dengan panggilan bocah itu pada Haera. Haera sendiri yang meminta untuk dipanggil demikian oleh anak-anak disana. Sebab Haera merasa dengan panggilan seperti itu dapat membuatnya nyaman, membuat Haera merasa memiliki keluarga disana. 

“Ada apa? Apa ada yang sulit dengan tugas rumah yang ku berikan?” Tebak Haera.

“Tidak. Bukan itu. Ada yang ingin bertemu dengan mu diluar.” 

“Menemuiku? Siapa? Apa ada pasien lagi?” Bingung Haera.

“Bukan itu. Ayo lebih baik sekarang cepat keluar,” Bocah itu menarik tangan Haera, mengajak yeoja yang masih berpakaian jas putih itu keluar dari rumah. 
Tepat di ambang pintu, kedua bola mata Haera bertemu dengan mata Kyuhyun. Tubuh nya mendadak lemas dan tetap diam di ambang pintu, nafas nya tertahan untuk beberapa saat. Kau, batin Haera.

Dia pasti hanya ingin menghinaku lagi, pergi dari sana Yoon Haera. Jerit batin Haera.

“Maaf aku sedang sibuk,” Meski di bibir Haera berkata demikian, tapi niscaya hatinya tidak seturut dengan apa yang ia katakan. Terpaksa Haera harus mengeluarkan kebohongannya. Ia takut terluka lagi jika berhadapan dengan namja itu. Baru akan Haera berbalik, tapi tangannya digenggam erat oleh Kyuhyun. “Mian, mianhae. Aku tau, aku salah. Aku berdosa padamu.”

Sebelum menjawab, Haera menatap Kyuhyun dengan pandangan yang sulit di artikan. “Tidak ada yang perlu dimaafkan. Kau bertindak seolah-olah kita saling mengenal, bukankah kita orang asing? Ini pertemuan pertama kita, kau meminta maaf untuk apa?” Haera menggeliat berusaha melepaskan genggaman Kyuhyun di lengannya.
“Jal mothaseo. Arra. Tapi kumohon jangan seperti ini. Jangan menganggapku orang asing, itu menyakitkan. Kau pasti membenciku, aku terima. Tapi kumohon jangan mengacuhkan aku.”

Semua pasang mata melotot tak percaya dengan apa yang mereka saksikan saat ini. Terutama para pengawal Cheongwadai, yang tentu sudah amat tau sikap Kyuhyun yang sesungguhnya. Semua dari mereka sulit mempercayai pemandangan di depan mereka. Seorang Cho Kyuhyun tengah berlutut. Pemandangan yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat. 

“Aku akan melakukan apa pun, jika itu bisa membuatmu memaafkanku. Sekali pun aku harus berlutut di kakimu,” Papar Kyuhyun tanpa ada keraguan. Tatapan lembutnya cukup memberi tau Haera bahwa ia sedang tidak main-main. “Kau ini Cho Kyuhyun. Kau seorang Pangeran. Tidak semestinya kau melakukan hal konyol ini. Bangunlah, kau hanya mengotori celanamu,” Haera membalas dengan nada datar.

“Ini bukan hal konyol. Ini upaya pertamaku untuk mempertahankan seseorang dalam hidupku.” 

“Kau ingin mempertahankan seseorang di hidupmu. Geurae, pertahankanlah. Tidak perlu mengatakan ini padaku, itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku. Permisi, aku harus pergi,” Tidak semudah yang Haera pikir untuk berlalu dari hadapan orang itu. Jemari Kyuhyun dengan sigapnya menahan Haera. 

“Aku tidak akan melepaskanmu, karena kaulah orang yang ingin kupertahankan.” 

“Bukankah kau membenci orang asing? Itu berarti kau membenciku. Kenapa kau ingin mempertahankan orang yang kau benci?” 

“Karena aku ingin mencintaimu. Aku ingin memilikimu. Tidak peduli kau orang asing, tidak peduli kau tidak mengenalku. Aku hanya ingin kau bersamaku. Aku ingin kau yang menjadi istri ku,” 

***

Di bawah rindang pohon, duduk Kyuhyun dan Haera, sambil menikmati hembusan angin yang kadang kala menimbulkan suara gemersik daun yang menenangkan. Teriknya matahari terhalangi oleh lebatnya daun-daun hijau yang membuat keduanya terbebas dari sengatan matahari. Di sinilah, tempat biasa Haera menyendiri. Tempat gadis cantik itu mendamaikan hatinya. Tapi lain halnya untuk kali ini, kedatangan Haera ke sana tidak bisa dibilang untuk menyendiri. Sebab, ada Kyuhyun yang ikut duduk di sebelahnya. Seseorang yang tengah menggenggam tangannya kini. “Kulitmu menjadi lebih gelap,” Kyuhyun yang dari beberapa saat lalu menatap jemari Haera pun mulai berkomentar. Dengan pandangan yang terus tertuju pada benda bulat yang melingkari jari manis Haera. “Itu bukan masalah. Bahkan aku berharap, aku bisa memiliki kulit yang sama dengan penduduk disini,” Menanggapi ucapan Haera yang tidak terkira, Kyuhyun langsung mengeluarkan pendapatnya, mengenai keinginan Kyuhyun memiliki yeoja yang sesuai harapannya. 

“Tapi aku tidak ingin mempunyai istri yang berkulit hitam,”

Senyum kecut tercipta saat itu juga, hati Haera serasa sedang di remas-remas dan dipermainkan layaknya bola yang dapat di tendang kesana kemari oleh namja di depannya. Belum lewat satu jam sejak Kyuhyun meminta Haera menjadi istrinya. Dan kini ucapan Kyuhyun barusan telah berhasil menghempaskan Haera ke alam sadar. Menyadarkan yeoja itu, bahwa ia tidak akan pernah menjadi gadis yang cocok untuk Kyuhyun. Dia bukan yeoja yang diharapkan Kyuhyun. 

Entah dorongan dari mana, mendadak air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya. Haera ingin menangis, tanpa ia tau apa alasannya. Haera segera melepas tautan jemari Kyuhyun di tangannya. Di balik kepedihan hatinya, Haera memamerkan senyum penuh luka yang mungkin tidak disadari namja itu. “Kau mengingini istri yang berkulit putih. Berarti kau baru saja melakukan hal yang salah, Tuan muda.” Tanpa di duga-duga, Haera melepaskan cincin pemberian Kyuhyun dari jemarinya. Masih dengan senyum menghiasi wajahnya, Haera lanjut berkata. “Kau baru saja melamar orang yang salah. Aku bukan yeoja yang seperti kau harapkan. Ini ku kembalikan,” Haera menadahkan tangan Kyuhyun kemudian meletakkan cincin di sana. “Sepulangnya kau di Korea. Minta eomma-mu untuk adakan lagi penyeleksian mencari calon istrimu. Jangan lupa, sebutkan juga gadis kriteriamu. Agar nantinya kau mendapatkan gadis yang sesuai denganmu,” Selesainya ia mengakhiri kalimat tadi. Haera lantas berdiri dan melangkah untuk pergi. Sementara Kyuhyun yang awalnya tetap diam dalam posisi duduk, mulai bereaksi. “Tapi bagaimana jika hatiku hanya menginginkan kau?” Mendengarnya, langkah Haera menjadi terhenti. Dan giliran Kyuhyun yang melangkah, mendekati gadisnya. Kyuhyun berdiri persis di depan Haera, lalu menatap yeoja itu. “Tidak peduli kau hitam, kau jelek. Selama itu adalah kau, aku tidak masalah. Hatiku sudah menetapkan, hanya kau yang ku ingini.” Sedikit terpengarah atas ucapan Kyuhyun barusan. Haera terdiam. Hingga Kyuhyun menautkan kembali cincin di jemarinya, Haera masih diam. “You're my princess. Always and forever,” Kemudian Kyuhyun mendaratkan bibirnya tepat di bibir mungil Haera. Kyuhyun melumatnya dengan hati-hati. Haera yang tidak harus berbuat apa, hanya mampu memejamkan matanya.

***

“Kau kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?” Kyuhyun menyadari sikap Haera menjadi sangat pendiam disaat mereka memulai perjalanan kembali Korea. Haera menggeleng.

“Katakan saja. Ada apa?” Sebelum menjawab, Haera menghela nafas lebih dulu.

“Aku, ah ani. Tidak apa-apa.” Kyuhyun merubah posisi duduknya menjadi menghadap Haera di sebelahnya.

“Katakan, ayo katakan,”

“Aku berat meninggalkan anak-anak disana. Mereka butuh seorang pembimbing agar hidup mereka berubah,” Hati Kyuhyun terenyuh, tau betapa besar kepedulian yeoja ini akan kehidupan orang lain. Sudut bibir Kyuhyun tertarik ke belakang membentuk sebuah senyum penuh kehangatan. “Hampir saja aku kehilangan seorang malaikat di hidupku. Maha karya terbaik Tuhan menciptakan yeoja sesempurna dirimu. Tidak hanya wajahmu yang cantik, tetapi hatimu juga tak kalah cantik dari wajahmu. Aku pasti menjadi namja paling beruntung didunia ini yang bisa memilikimu.”

“Aku tau kau pasti berat meninggalkan mereka. Kau hanya kembali ke Korea, bukan berarti kau tidak bisa mengunjungi mereka lagi. Kau bisa mengunjungi mereka kapan saja kau mau,”

“Benarkah aku boleh?”

“Why not?”


Kyuhyun membuka kedua matanya. Ia langsung mendapati Tuan Choi, asisten kerajaan yang menepuk pelan bahunya sambil memanggil terus nama Kyuhyun. “Eoh Ahjussi? Waeyo?”

“Kita sudah sampai tuan muda,”

“Baiklah.” Seperginya Tuan Choi dari sana, Kyuhyun menoleh pada sisi kirinya, dimana yeoja cantik dengan mata terpejam menyandarkan kepala di bahu Kyuhyun. Dengan sendirinya, tangan Kyuhyun bergerak, menyentuh lembut pipi Haera. “Hei, bangunlah. Kita sudah sampai tuan putri,” Haera melenguh sejenak. Sebelum akhirnya membuka kedua mata indahnya. “Eugghh,”

“Bahkan di saat bangun tidur, kau tetap terlihat cantik.” Pipi Haera merona saat pernyataan itu meluncur dari bibir tebal Kyuhyun.

“Kau sedang menggodaku?”

“Ani, aku sedang mengatakan sebuah kebenaran tentang calon istriku yang paling cantik ini. Sudah, kajja kita turun,” Kyuhyun menyambar tangan kiri dan menarik gadisnya keluar dari badan pesawat.


Tiba mereka di dalam bandara, betapa terkejutnya Haera di hadapkan oleh sekian banyak nya orang yang menanti mereka. Di antara orang-orang disana, Haera melihat sosok Appa, Eomma dan juga Sae Ra di barisan terdepan. Tidak hanya itu ternyata, berdiri juga Presiden Korea beserta istrinya. Mereka tersenyum penuh kebahagiaan menatap pasangan Haera-Kyuhyun. “Ini, apa kau yang merencanakannya?” Tanya Haera masih dengan ekspresi terkejutnya.

“Ini memang rencana ku tapi ini semua hasil pekerjaan Tuan Choi. Kau sudah harus siap dengan hal-hal semacam ini,” Kyuhyun melepas pandangannya dari Haera untuk menatap kedua calon mertuanya.

“Ani. Aku tidak akan pernah siap. Karena aku benci keramaian.”

“Yasudah aku bisa mencari yeoja lain. Yeoja yang pastinya lebih cantik,”

“Mwo?!” Masih dalam detik yang sama, Haera sontak menghentikan langkah, dan sedikit memutar kepalanya untuk menatap tajam Kyuhyun. “Silahkan saja. Tapi bisa ku pastikan hidupmu tidak akan tenang.” Jawab Haera sarkatis yang malah dibalas dengan seringaian kecil dari namja itu.

“Aku heran, kenapa aku tertarik dengan yeoja menyeramkan sepertimu.” Ucapan itu ternyata dianggap serius oleh Haera. “Geurae, cari saja yeoja lain.” Haera memandang Kyuhyun sesaat kemudian melangkah lagi.

“Tentu, tidak akan ku lakukan.” Sebelum melanjutkan lagi kalimatnya, Kyuhyun menyusul langkah Hera membuat dirinya menjadi beriiringan sebelah Haera dengan wajahnya yag sengaja ia arahkan pada telinga gadis itu, dan membisikkan sesuatu disana.

“Memangnya kau tidak ingin mengulang perisitiwa malam itu lagi?” Langkah Haera kembali tersendat sebab kalimat Kyuhyun barusan. Haera tersentak lagi. Tatapan kaget bercampur kesal Haera lemparkan pada Kyuhyun. Bahkan tak ragu Haera menatap Kyuhyun dengan mata melotot. “Hya! Kau!” Geram Haera tak tertahan. Kekesalan Haera bukan tak beralasan. Tentu ada. Haera kesal karena perkataan Kyuhyun yang mengarah pada peristiwa malam itu, saat Kyuhyun bermalam di rumah mungil Haera saat masih di Ethiopia beberapa hari lalu.

”Tidak usah marah-nanti. Memangnya kau ingin seluruh masyarakat Korea mengetahui sifatmu yang sebenarnya.”

“Apa maksudmu?” Ketus Haera tak berperasaan. “Lihatlah di depan itu,” Lagi-lagi mata Haera melebar untuk kesekian kalinya. Bodohnya dia, yang tidak memperhatikan sekitar. Padahal tepat di depan Haera, kamera sudah sejak tadi menyorot wajahnya. “Aish menyebalkan. Hidupku pasti sudah tidak tenang lagi.” Haera menghembuskan kasar nafasnya. “Sudah pasti. Apa lagi setelah ini,” Sahut enteng Kyuhyun. “Setelah mwo?” Tantang Haera tanpa ragu-ragu sembari membuang pandangannya pada kerumunan orang-orang yang dihindarinya –wartawan—.

Namun hal yang tidak disangka-sangka di lakukan Kyuhyun secara spontan dan tanpa ragu-ragu, sukses membuat lautan manusia menerjapkan mata, terkejut. Dengan satu pergerakan, Kyuhyun sudah berhasil meraih tenguk Haera lalu mengarahkan bibir yeoja itu tepat di bibirnya. Dengan cekatan, para wartawan itu sibuk dengan kamera mereka masing-masing, menimbulkan suara blitz secara beruntun. Haera yang sepertinya masih shock dengan perlakuan tiba-tiba Kyuhyun, ia terdiam dengan mata yang sudah tidak sebesar awal. Dengan beriringan waktu, Haera mulai menurunkan kelopak matanya. Menikmati setiap lumatan yang bibir Kyuhyun berikan. Kedua insan itu tampak sudah tidak mempedulikan lagi dimana mereka saat ini. Mereka sudah terlanjur sibuk memainkan tautan bibir mereka. Tidak jauh dari tempat Haera dan Kyuhyun berdiri, keluarga kedua manusia itu hanya melemparkan tatapan heran pada putra-putri mereka. Tawaan geli juga turut hadir dari bibir mereka. “Aigoo, kedua anak itu benar-benar tidak mempunyai malu.” Ujar Cho Young Hwan dengan gelengan ringan di kepalanya.

“Sepertinya aku harus mempersiapkan pernikahan mereka secepatnya. Jika besok, tidak ada masalah bukan?”

Nyonya Yoon menatap Kim Hana lalu merespon. “Tentu tidak,” Mata kedua wanita paruh abad itu bertemu, serempak mereka tertawa berbarengan.


END~

1 komentar:

Miliana on 10 Agustus 2020 pukul 01.05 mengatakan...

nice banget ceritanya kak

nama lain tepung maizena

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting