Wrong [잘못했다] Part 9

Wrong [잘못했다]
Part 9

Author             : Chindy Agryesti.

Facebook         : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter             : @Chindy404

Blog                 : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                  :
  • Cho Kyuhyun
  • Bae Suzy


Genre              : AU!, Romance.

Rating             : PG15

Length             : Chapter


Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.

—Wrong


Part 9 Begin :               

“Suji-ya..” Sejurus kemudian Suzy langsung membalikkan tubuh ketika satu suara yang amat ia kenali memanggil namanya. Suara Hye Kyung, sang Eomma. “Eoh? Eomma?” Balas Suzy sembari tersenyum kikuk dan terkesan agak dibuat-buat. Suzy memutar-mutarkan kedua manik hitamnya, mencari sasaran yang bisa dijadikan titik fokus kecuali dua benda bulat milik Eomma-nya. Suzy menghindar dari tatapan Hye Kyung. “Kau dari mana saja? Saat Eomma bangun kau sudah tidak ada. Kau pergi kemana? Eomma kira kau memang sengaja berangkat ke kantor lebih pagi.” Dalam hati Suzy mendesah lega seusai mendengar ucapan khawatir Hye Kyung. Lega karena sang Eomma tidak mengetahui perbuatannya yang pergi tengah malam tanpa pamit dan bermalam di rumah seorang namja. Bukan maksud Suzy ingin membohongi Hye Kyung tapi ia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya bahwa ia pergi tengah malam untuk menemui seorang pria yang sekarang bukan siapa-siapanya dan terlebih lagi mereka melakukan hal sebenarnya tidak patut untuk dilakukan mereka. Sungguh sangat hal yang tidak mungkin untuk Suzy katakan. Yeoja cantik itu tentu tau, hal itu pasti akan membuat Eomma-nya amat kecewa jika sampai Hye Kyung tau. Ia tidak ingin Eomma yang ia sayangi kecewa terhadap dirinya. “Oh aku aku.. Aku lari pagi tadi pagi.. Iya aku lari pagi,” Sangkal Suzy. 

“Hingga sore seperti ini? Bahkan hingga kau tak berangkat kerja?” 

“Ah itu.. Aku aku bertemu dengan Hae Rin,” 

“Dia mengajakku jalan-jalan. Jadi aku izin hari ini lagi pula pekerjaanku di lagi pula pekerjaanku di Kantor ku tidak banyak. Yasudah Eomma aku ingin mandi dulu,” Selesai mengakhiri kalimatnya, Suzy segera berlalu dari hadapan Hye Kyung. Menghindar dari sang Eomma. “Tapi Suji-ya ada yang ingin Eomma sampaikan,” Suzy menoleh sekilas sebelum membawa tubuhnya masuk ke dalam kamar. “Bisakah bicarakan itu nanti?

***

Berulang kali Cho Kyuhyun tersenyum dengan sendirinya, padahal tidak ada satu hal pun yang dapat dianggap lucu di ruang kerjanya sana. Bahkan terlihat aneh ketika bibir merah nan tebal itu terangkat ke belakang membentuk seulas senyum. Senyum yang tengah menggambarkan isi hatinya kini. Perasaan bahagia yang tengah melanda dirinya. Perasaan bahagia yang terlalu sulit tuk ia sembunyikan. Senyum itu semakin sering mengembang lebih lagi pada waktu namja itu mengarahkan pikirannya pada sebuah peristiwa malam itu.

Suara ketukan pintu menginterupsi kegiatan melamun Kyuhyun. Segera Kyuhyun membawa dirinya kealam sadar. Tak disangka sudah hampir 30 menit lalu aktivitas Kyuhyun hanyalah melamun dibumbui oleh senyum-senyum aneh tanpa alasan. Setelah Kyuhyun mengucapkan kata Masuk sebagai perintah pada orang dibalik pintu, sedetik setelahnya pintu telah terbuka. Seorang yeoja cantik hadir pada pandangan Kyuhyun. “Presdir ini ada beberapa dokumen yang harus kau tanda tangani.” Ujar Park Seo Yeon. “Letakkan saja disana.” Sahut Kyuhyun. Yeoja berambut panjang tersebut mengangguk patuh lalu melaksanakan seperti apa yang diperintahkan oleh Presdir Cho Corp. Seo Yeon membungkukkan tubuhnya untuk pamit dari hadapan Kyuhyun. Yeoja itu telah berbalik dan mulai melangkah hendak keluar dari ruangan sana. Suara ketukan antara lantai dengan ujung high heels yang digenakan Seo Yeon pun tercipta dengan konstan. Belum sampai yeoja itu keluar, irama ketukan high heels tersebut berubah dibarengi oleh suara jeritan seorang yeoja. Suara Seo Yeon.

“Aaawww,” Kyuhyun yang menyaksikan itu, tentu tidak hanya diam. Bergegas Kyuhyun menghampiri Seo Yeon dan membantu yeoja itu berdiri.

“Lain kali hati-hati jika kau berjalan ketika menggenakan high heels,” Komentar Kyuhyun setelah membantu Seo Yeon berdiri. “Ah ye. Mian.” 

“Kau tidak bersalah kenapa harus minta maaf? Apa kakimu tidak apa-apa?” 

“Tidak apa-apa,” 

Bohong jika Seo Yeon berkata ia tidak apa-apa. Sebab yang ia merasakan saat ini, rasa nyeri di sekitar pergelangan kakinya. Yeoja itu merasa tidak enak hati untuk berkata jujur bahwa kakinya tidak sedang baik-baik saja. “Benar? Kakimu tidak apa-apa?” Sekali lagi Kyuhyun melontarkan pertanyaan yang sama untuk meyakinkan bahwa sekertarisnya itu tidak apa-apa. “Jinja. Gwaenchana,” Jawab Seo Yeon.


Perasaan bahagia entah timbul dari mana datangnya, yang jelas saat itu juga Seo Yeon bahagia ketika sadar Kyuhyun tampak khawatir pada keadaanya. Namun tak lama perasaan bahagia itu pun menghilang ketika Kyuhyun melepaskan genggaman tangannya yang sejak tadi bertengger dilengan Seo Yeon. Sedikitnya Seo Yeon kecewa Kyuhyun melepaskan genggaman pada lengannya. Walau dengan sadar Seo Yeon tau tak seharusnya ia mengharapkan lebih pada namja itu. Mereka bukan siapa-siapa lagi saat ini. Status mereka tidak lagi seperti dulu. Hubungan mereka sekarang telah berbeda. Cho Kyuhyun pada saat ini adalah Presdir Cho Corp, atasannya. Bukan lagi namja miliknya. Park Seo Yeon berusaha menarik diri pada kenyataan. Kenyataan bahwa semuanya tak lagi dengan saat ini.

“Presdir saya permisi,” Seo Yeon berlalu dari hadapan Kyuhyun dengan segala usaha memasakan kakinya yang terkilir untuk berjalan sebisa mungkin. Walau rasa nyeri semakin menyengat di kakinya.

***
Bae Suzy menjalani hari sebagai mana biasanya. Namun ada satu hal yang berubah dari hidupnya. Bagaikan sinar matahari yang terhalang oleh kabut dan setelah kabut itu menghilang sinar matahari kembali memancar dengan warna terangnya. Hari-hari Bae Suzy yang sempat berubah menjadi kusam kini telah kembali berwarna. Diwarnai oleh kembalinya seorang namja disisinya. Cho Kyuhyun. Namja itu bagaikan sekumpulan crayon yang dapat mewarnai hidup Bae Suzy dengan segala macam warna berbeda. Membuat hidup ini terasa amat indah melalui setiap coretan warna berbeda.

“Aku menunggu di depan kantormu,”
Sebuah pesan singkat dengan isinya yang juga begitu singkat telah diterima oleh Suzy. Yeoja itu membaca sekilas isi pesan dan melirik arloji ditangan kiri. Benar. Sekarang sudah pukul 5. Waktu lazim untuk semua pegawai kantor mengakhiri pekerjaannya. Tapi tidak secepat ini. Batin Suzy. Bahkan ia pun belum bersiap diri untuk meninggalkan kantor. Tapi namja itu malah sudah datang. Suzy mengehela nafas sembari merapikan pekerjaan kemudian meraih tas tangannya.
Suzy dapati namja itu tengah bersandar pada Audy-nya dengan tangan bersedekap didepan dadanya. Tak lupa kaca mata hitam bertengger manis diwajah tampan itu dengan poni rambut coklat yang acak-acakan yang anehnya malah membuat namja itu semakin tampan dan cool. Semua yeoja pasti akan terpesona dengan pemandangan sederhana namun menarik itu. “Kau terlalu cepat,” Komentar itu langsung tercetus dari bibir Suzy ketika menghampiri Kyuhyun.
“Memang ada larangan aku tidak boleh menjemputmu lebih cepat. Apa harus aku meminta izin pada perusahaanmu agar bisa memulangkanmu lebih cepat dari biasanya?”
“Bukan seperti itu hanya saja--” Suzy tidak dapat meneruskan lagi kata-katanya ketika sebuah benda lembut mendarat sempurna di bibirnya. Suzy yang shock dengan perlakuan Kyuhyun hanya mematung.

Akhirnya setelah beberapa detik kemudian Kyuhyun melepaskan tautan bibirnya karena Suzy yang kunjung membalas ciumannya. Kyuhyun menatap lurus pada Suzy seolah tengah bertanya 'Wae? (Kenapa?) Kenapa kau tidak membalasnya?'
Kepala Kyuhyun sudah hendak maju kembali, namun dada Kyuhyun sudah langsung ditahan oleh kedua tangan Suzy. 

“Hya!” Seru Suzy. 

“Wae?” 

“Ini tempat umum,” 

“Ah aku tau. Jadi kau ingin kita melakukannya ditempat yang tertutup. Begitu?” Godaan dengan diiringi oleh tatapan nakal dari Kyuhyun semakin membuat Suzy geram. “Hya! Bukan seperti juga,”   


Audy hitam Kyuhyun berhenti di sisi jalan tepat di depan sebuah toko roti. Lantas Kyuhyun menoleh pada pada toko roti tersebut, begitu pula dengan Suzy yang juga ikut menoleh menatap lurus toko roti milik sang Eomma. 

“Kau pulanglah,” Suzy melepaskan sellbelt sesudah berujar singkat tadi pada namja chingu-nya.

“Benar tidak perlu ku antar?” 

“Ne tidak usah. Kau pulang saja dan istirahat. Anneyong.” Sebelum menghambur keluar mobil, Suzy mendaratkan sekilas bibirnya pada bibir tebal milik Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum sambil menatapi tubuh yeoja-nya dari dalam mobil.

***

“Suji-ya?” Ketika suara sang Eomma memanggil namanya, Suzy langsung menorehkan kepala menatap Hye Kyung dengan pandangan bertanya. 

“Ada yang Eomma ingin ceritakan padamu,”

“Nde?”

“Eomma memiliki seorang sunbae saat Eomma sekolah dasar di Gwangju dulu. Selain dia sebagai sunbae, kami adalah tetangga. Rumah Eomma dan rumahnya bersebelahan. Tak heran jika kami bersahabat dengan sangat dekat bahkan Eomma sudah menganggap dia adalah Oppa bagi-ku. Kami tumbuh bersama bertahun-tahun. Dia sosok Kakak yang sangat baik juga perhatian. Hingga suatu saat keluarganya harus pindah ke Seoul. Berpuluh-puluh tahun Eomma tidak pernah bertemu dengannya lagi. Hingga beberapa waktu lalu, Eomma kembali bertemu dengannya. Apa kau tau siapa sunbae Eomma itu?” 

“Appa Kyuhyun, geuchi?”

“Maja. Cho Seung Hwan dialah Sunbae Eomma. Yang ternyata Appa dari Kyuhyun.” 

“Aku sudah tau. Kyuhyun menceritakan semuanya padaku,” 

“Eomma ingin bertanya, apa maksud ucapanmu waktu itu bahwa Kyuhyun memiliki tujuan mendekatimu?” 

“Ahh.. Mengenai itu.. Lupakan saja.” 

Sengaja Suzy tidak ingin memberitahukan pada Hye Kyung kronologis cerita yang pernah menyeretnya pada luka akibat cinta. Ia menutup rapat mulutnya, Suzy hanya takut Eomma-nya akan merasa bersalah akibat kesalahan yang sebenarnya tidak pernah yeoja paruh baya itu lakukan. Biarlah hanya dirinya yang tau keseluruhan alur cerita kesalahpahaman itu. “Eomma ingin lain waktu menemui Appa Kyuhyun.” 

“Tidak akan pernah bisa lagi Eomma,”

“Waeyo?” 

“Karena Appa Kyuhyun telah meninggal,” 

“Mwo?”

***

“Suzy-shi kemarin saat pulang kerja, aku melihatmu dengan seorang namja. Apa itu namja chingu-mu?” Suzy memamerkan senyum sebagai jawaban Iya atas pertanyaan Eun Hee, rekan satu divisi Suzy. “Dia sangat tampan. Siapa namanya? Bisa kau kenalkan lain waktu pada kami?” Suzy kembali menunjukkan senyumnya. Namun kali ini senyum getir yang muncul. Suzy terlalu bingung untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang amat sulit bagi Suzy jawab. Suzy perlu berpikir ratusan kali memilih jawaban.

Mana mungkin Suzy menjawab dan berkata bahwa namja chingu-nya itu adalah Cho Kyuhyun, namja pujaan se-Korea Selatan. Apa jadinya jika Suzy menjawab demikian. Terlebih lagi pada Eun Hee, yang dengan jelas Suzy ketahui, dia termasuk salah seorang penggemar Presdir Cho Corp tersebut. Tentu tidak mungkin. 

“Hya? Kau malah melamun. Ayo kapan kau bisa memperkenalkan kami?” 

“Ah itu--” 

“Eun Hee-ya apa kau tau kemarin Cho Kyuhyun berada disini?” Eun Hee lantas menoleh cepat saat sebuah cetusan terdengar dari belakang mereka. Setidaknya itu memberikan Suzy waktu untuk lanjut berfikir. Nama Cho Kyuhyun seperti magnet yang dapat menarik siapa saja mendekat kearah magnet itu. Lebih lagi Eun Hee, mengingat yeoja itu memiliki telinga yang jeli apa lagi untuk mendengar nama Cho Kyuhyun. Suzy menjadi agak ketar-ketir, pasalnya ada rekan kerjanya yang mengetahui keberadaan Kyuhyun saat menjemput dirinya kemarin sore. Ia tidak ingin hubungannya dengan Kyuhyun semakin terpublikasi.

“Benarkah? Untuk apa ia disini?”

“Molla, aku hanya melihatnya berdiri didepan kantor saat jam pulang kerja. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.” 

'Sebegitu populerkah dirinya?' Ucap Suzy tentu hanya disuarakan dalam hatinya. 

“Kira-kira untuk apa ya Presdir sesibuk dia bisa datang ke sini?”

'Tentu saja untuk menjemput ku.' Sahut Suzy masih dalam hati.

“Mungkin untuk menjemput sesorang,” Sambar yeoja di sebelah Suzy, Na Rin.

“Betapa beruntungnya yeoja yang menjadi yeoja chingunya. Betapa inginnya aku menjadi wanita beruntung itu,” Andai saja mereka tau, yeoja beruntung itu ada disamping mereka. Didekat mereka. Mendengar apa yang mereka diucapkan.

***

Tae Hyun-ah apa jadwalku hari ini?”

“Hari ini kau ada meeting dengan Presdir Kim dari Hongja Group,” 

“Baiklah,” 

Setelah pintu lift terbuka, Kyuhyun memacu langkahnya lebih cepat menuju ruang kerjanya. Dan Tae Hyun dengan sigap mengekor dibelakang Cho Kyuhyun. Saat berjalan menuju ruangannya, namja bertinggi 180-an itu tak sengaja ekor matanya melihat seorang yeoja berjalan dengan agak terpincang didalam ruangan Sekertaris. Jelas Kyuhyun tau, itu adalah Seo Yeon. Dugaan Kyuhyun benar bahwa kaki yeoja pasti telah terkilir. Kyuhyun terus melanjutkan langkahnya, masuk ke dalam ruangan kerjanya dan berkutat pada tugas-tugas nya sebagai seorang pemimpin Cho Corp.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dengan segala kesibukan yang melanda Kyuhyun hingga ia tak sadari hari telah berganti menjadi gelap. Matahari entah sudah sejak kapan meninggalkan bumi, Kyuhyun tak tahu. Yang ia tau, bahwa saat ini sudah melampaui batas waktu pulang kerja. Kyuhyun melirik arloji. Ini sudah pukul 7 malam. Hari ini ia tidak menjemput yeoja chingu-nya. Kyuhyun melewatkan satu aktivitasnya itu. Kyuhyun menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Tangan kirinya meraih ponsel dimeja. Tak lama ponsel pun berpindah posisi menjadi disisi telinga namja itu.

“Yeobseyo,” Suara dari ujung ponsel  Kyuhyun.

“Bogoshipeo,” Ungkap Kyuhyun. 

“Kau menghubungiku hanya untuk mengatakan itu?”

“Bisa dikatakan begitu. Kau sedang apa?” 

“Aku sedang membuat ramen. Eomma pulang terlambat hari ini. Jadi aku hanya bisa makan ramen. Dan kau sedang apa?”

“Na? Aku masih berada di kantor.”

“Yasudah kau lanjutkan saja perkerjaanmu. Jangan pulang terlalu malam dan jangan lupa untuk makan. Anneyong,”

“Aishh yeoja ini. Berani sekali ia menutup panggilanku secara sepihak seperti ini,” Sebal Kyuhyun.



Beberapa pegawai membungkuk hormat ketika sang Presdir lewat didepan mereka. Baru Kyuhyun akan memasuki mobil, tapi gerakan tubuhnya tertahan mendapati Seo Yeon, sekertarisnya berjalan keluar kantor. “Kau akan pulang?”

“Ye,”

“Kakimu sedang tidak baik, biarkan aku mengantarmu.” 

“Tidak perlu Presdir. Aku bisa meminta Park Ahjusshi memanggilkan taxi untukku,”

“Ini perintah!” Cecar Kyuhyun tidak ingin kalah dengan penolakan yeoja itu. Tanpa Kyuhyun tau, bibir yeoja itu tertarik membentuk seluas senyum saat akan memasuki Audy mewah Kyuhyun.
Di dalam perjalanan, kedua orang didalam mobil tersebut sama-sama diam. Mereka memiliki pemikiran masing-masing. Suasana canggung dapat dirasakan Seo Yeon. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Kyuhyun. Namja itu malah terlihat santai dan tak ada tanda-tanda bahwa ia merasakan kecanggungan seperti yang yeoja itu rasakan. Sebagaimana biasanya orang yang tengah sibuk mengemudi, dan itu juga yang dilakukan Kyuhyun. Memfokuskan diri pada kegiatan menyetirnya. Sementara yeoja disebelah Kyuhyun itu, tak henti merasa kecanggungan menyelimuti dirinya.
“Dimana rumahmu?” Tanya Kyuhyun. 

“Di Gangnam Presdir,” “Tak perlu terlalu formal. Kita tidak sedang berada di kantor.” 

Ah ye Presdir,”

“Tidak perlu memanggilku Presdir. Ini kan sudah diluar jam kerja. Panggil saja aku seperti waktu dulu.”

“Arraseo,”

“Kau bertindak seolah kau baru mengenalku saja,” Mungkin kalimat itu terdengar sangat biasa dari seorang Presdir, namun berbeda hal bagi Park Seo Yeon. Kalimat-kalimat tadi malah sukses mengangkat jiwa yeoja itu beterbangan diatas awang-awang. Pernyataan tadi entah mengapa berhasil membuat yeoja itu menjadi amat bahagia. Setiap kata yang teruntai dari bibir Kyuhyun barusan, seolah menjadi pembuka harapan bagi Seo Yeon. Suatu harapan yang telah yeoja itu tekadkan untuk mewujudkannya.



Kyuhyun menghentikan mobilnya di depan gedung Apartemen di daerah Gangnam. Ia pun menoleh pada yeoja di kursi mobil sebelahnya. Yeoja bernama Park Seo Yeon ikut menoleh pada Presdir-nya seusai ia melepaskan selbelt dari tubuhnya. 
“Gomawo,” Katanya singkat.

“Chakaman,” Tahan Kyuhyun. Seo Yeon berbalik lalu menatap Kyuhyun dengan pandangan heran.

“Kau bisa masuk sendiri dengan kakimu yang seperti ini?”

“Ne, aku bisa.”

“Kau yakin?”

Dengan agak terpaksa Seo Yeon tetap menerima bantuan Kyuhyun yang bersikeras akan mengantarkan yeoja itu ke dalam Apartemen-nya. Kyuhyun memapah tubuh yeoja itu. Mereka berjalan menuju Apartemen Seo Yeon yang bertempat dilantai 6.

“Apa kau sudah memeriksakan kakimu ke rumah sakit?”

“Belum.”

“Kau harus memeriksakan kakimu. Jangan hanya dibiarkan terus-terusan.” Ujar Kyuhyun mencoba menasihati yeoja itu. “Ye, jika aku punya waktu, aku pasti memeriksakan nya.”

“Kau bisa izin bekerja untuk sehari. Kau juga harus perhatikan tubuhmu,” 

“Ne arra,”

 Tak terasa mereka telah tiba pada sebuah pintu kamar. Mengikuti langkah Seo Yeon yang terhenti, langkah Kyuhyun juga ikut terhenti. “Kau ingin masuk?” Tawaran itu diajukan Seo Yeon untuk sang atasan. “Tidak. Aku ingin langsung pulang. Ini sudah malam. Kau beristirahatlah, kompres kakimu sebelum tidur dan jangan lupa periksakan ke rumah sakit,” Tutur Kyuhyun panjang lebar sebelum akhirnya berlalu dari hadapan yeoja itu. Park Seo Yeon mengulas lagi sebuah senyum. Entah ini sudah keberapa kalinya ia tersenyum dengan hanya melihat perlakuan yang Kyuhyun berikan. Saat ini, yeoja itu amat yakin pada tekadnya. Tekad untuk meraih kembali apa yang sempat ia lepaskan dari hidupnya. Melalui perlakuan Kyuhyun tadi seolah menjadi sebuah pintu pengharapan bagi Seo Yeon. Perhatian namja itu, membukakan kembali keyakinan Seo Yeon untuk meraih apa yang ia cintai. Yeoja itu yakin masih ada kesempatan kedua baginya.

***

Hari minggu telah tiba. Suzy berniat menghabiskan hari libur untuk membereskan rumahnya. Sudah semenjak yeoja cantik itu memiliki pekerjaan, Suzy tidak memiliki waktu membantu Eomma-nya, maka itu sengaja Suzy merelakan waktu liburnya untuk berkutat dengan pekerjaan rumah tangga.
Bae Suzy memulai pekerjaan membersihkan rumah diawali dengan menyapu, berlanjut dengan mengepel lantai.

Waktu sudah berlalu 2 jam sejak Suzy membereskan rumahnya. Seisi rumah itu telah berubah menjadi bersih juga rapi. Suzy berkaca pinggang melihat perubahan pada isi rumahnya. Sesaat Suzy menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia tersenyum bangga, berpikir bahwa hasil pekerjaannya tidak sia-sia. Peluh yang bermunculan didahi Suzy nyatanya membuahkan hasil untuk perubahan rumah nya. Suzy meraih sebuah gelas lalu segera menenggak habis isi gelas tersebut. Gelas kosong tersebut kemudian di letakkan kembali oleh Suzy pada meja dapur. Setelah meninggalkan dapur, Suzy memposisikan tubuhnya duduk dihadapan televisi. Namun televisi yang dipandangnya itu hanya menampilkan warna hitam karena memang televisi televisi itu tidak dinyalakan. Suzy memutarkan kedua bola matanya, dari sudut mata bulat itu Suzy menangkap meja kecil dengan beberapa laci bersusun dibawahnya terletak tak jauh dari tempat duduknya. Seperti ada yang suatu tarikan yang menarik Suzy untuk menjangkau meja kecil berbentuk persegi panjang tersebut. Suzy mendekat dan duduk didepan meja. Laci paling atas dibuka Suzy. Ia mendapati tumpukan kertas tak diketahuinya mengisi laci paling atas. Kini dibuka Suzy laci kedua. Suzy langsung mengangkat isi dari laci kedua itu setelah mengetahui ternyata isinya ialah album foto.

Dengan perlahan, jemari Suzy bergerak membuka setiap lembaran kertas kaku itu. Suzy memandangi lekat-lekat setiap foto yang dilihatnya. Disetiap lembar kertas, ia dapati gambar dirinya ketika masih anak-anak dulu dengan berbagai pose lucu nan imut. Senyum sering kali menghiasi wajah manis itu, melihat betapa narsis dirinya saat kecil dulu. Berbagai macam pose dapat Suzy temukan ditiap lembarnya. Mulai dari pose imut, lucu, kesal, marah, menggemaskan, semua tertuang dalam bentuk kertas didalam sana.

Sekejap mata senyum itu langsung pudar, digantikan oleh tatapan sendu ketika menemukan gambar seseorang yang sangat dirindukan Suzy. Bae Ji Hwang, orang yang tidak akan pernah dapat Suzy temui lagi di dunia. Hanya dengan melalui foto-foto itu, Suzy dapat melihat kembali wajah tampan sang Appa yang meninggalkannya di umur Suzy yang masih amat kecil. Di umur yang masih 3 tahun, Suzy sudah harus mengalami kehilangan Appa yang dicintainya. Dan menjalani hidup tanpa sosok Appa disisinya.

Suara ketukan pintu menginterupsi kegiatan Suzy mengenang sang Appa. Sebelum bangkit dari posisinya, Suzy menyeka air mata yang jatuh tanpa disadari yeoja itu.
Suzy dikejutkan oleh kehadiran namja itu didepan rumahnya. “Kau.. Sedang apa disini?” Selidik Suzy. “Hanya ingin bertamu ke rumah kekasihku,”

“Aku ini tamu, bukankah seharusnya tamu dipersilahkan masuk?”

“Ndeh?” Sadar akan sindiran yang Kyuhyun tujukan untuknya, Suzy menggeser tubuhnya memberi jalan agar Kyuhyun dapat masuk. Tanpa aba-aba Kyuhyun memasuki rumah itu tepatnya mendahului sang pemilik rumah.

“Kau sedang apa?”

“Aku habis membereskan rumah,” 

“Yeoja chingu-ku ternyata orang yang rajin,” Ledek Kyuhyun. “Aku ini memang rajin,” Sahut Suzy menatap kesal Kyuhyun.

“Dimana Eomma-mu?”

“Ia sudah pergi ke toko roti,” Yeoja itu kembali duduk didekat meja, tempat album foto itu terletak.

Eoh apa ini?” Kyuhyun mendekat lalu duduk disisi Suzy dengan pandangan ikut menatapi album foto tersebut.

“Oh ini album foto.” 

“Berikan padaku, aku ingin melihatnya.” Kyuhyun menarik sepihak tanpa persetujuan sang empunya. Langsung saja dibuku Kyuhyun album yang sempat tadi ditutup Suzy tersebut. “Kau sangat narsis ternyata,”

Kyuhyun bereaksi dibarengi oleh senyum mengejeknya. Foto-foto yang Kyuhyun lihat dijadikan itu sebagai bahan ejekan untuk menggoda sang yeoja chingu. “Kau terlalu banyak komentar Tuan Cho,” Suzy mendesis sebal akan ejekan-ejekan yang namja itu lontarkan.

“Ini--” Mulut Kyuhyun terasa kelu untuk melanjutkan lagi kalimatnya. Untuk beberapa saat nafas namja itu tertahan. Matanya lekat menatap satu gambar orang dalam album itu. “Itu adalah Appa-ku,” Cetus Suzy tanpa dipinta oleh Kyuhyun.

'Wajah ini. Aku mengenalnya. Aku mengingatnya.' Kata Kyuhyun membatin.

 'Dialah penyelamatku. Dia pahlawan bagiku.'

“Dia meninggal saat umurku 3 tahun,” Kyuhyun tersadar dari lamunan saat yeoja didepannya itu membuka mulut menceritakan mengenai Appa yeoja itu.

“Dia meninggal dalam insiden penembakan saat ia sedang bertugas,”

“Dia adalah seorang kepala polisi. Ia menyelamatkan seseorang bahkan hingga rela mengorbankan nyawanya. Eomma bilang, Appa-ku adalah orang yang baik. Dia orang yang penyayang dan juga rela berkorban. Hingga menukar nyawanya pun ia rela. Appa adalah pahlawan bagiku. Meski aku sendiri tidak memiliki banyak waktu yang kulewati bersama Appa.”

“Kau benar dia adalah seorang pahlawan. Dia adalah pahlawan bagiku juga.” Dengan pandangan yang agak mengabur, Suzy mengarahkan tatapan pada Kyuhyun. Suzy tidak mengerti maksud dari kalimat Kyuhyun barusan.

“Apa maksudmu?”

“Dia adalah pahlawanku, dia penyelamatku, dia penolongku. Dia yang telah membuatku hidup hingga saat ini. Dia yang memberi aku kesempatan untuk aku bisa tetap hidup. Dia yang rela menukar nyawanya demi bocah nakal sepertiku. Dialah--” Kyuhyun tak sanggup lagi mengungkapkan kata-katanya. Yang dilakukan namja itu hanya menunduk tak berani menatap putri dari orang yang telah menolongnya itu. Ia teramat malu mengangkat wajahnya meski hanya untuk melihat ekspresi yeoja itu saat mengetahui semua kebenaran tentang kematian yang menimpa Appa Suzy.

“Maksudmu apa?”

“Akulah penyebab kematian Appa-mu. Dia mengambil peluru yang seharusnya menembakku. Akulah orang yang diselamatkan oleh Appa-mu. Akulah yang membuat kau kehilangan Appa-mu. Aku yang menyebabkannya.” Yang dapat dilakukan yeoja itu kini hanyalah diam mematung dengan bibir yang terkatup rapat-rapat. Suzy menatap Kyuhyun dengan pandangan tak percaya. Yeoja itu terlalu shock menerima satu kenyataan lagi di dalam hidupnya. 

“Kau--” 

“Ne, aku tau ini pasti sulit untuk kau terima. Tapi kumohon maafkan aku Suji-ya. Aku tidak berharap Appa-mu akan menyelamatkanku. Saat aku mengetahui semua ini, aku berharap Appa-mu tidak pernah menyelamatkanku, biarlah aku yang tertembak saat itu. Aku takut kau membenci.


TBC~






4 komentar:

Unknown on 25 Maret 2014 pukul 01.54 mengatakan...

ahhh gila tor akhirnya muncul jugaa. makin seru aja nih.. dan jgn bkin ada org ketiga hubungan mrka dong..... next jgn lama pliss

bebiby on 26 Maret 2014 pukul 02.13 mengatakan...

Keren nih kerennn yaampun yaampunnn!!□□

Unknown on 2 Februari 2015 pukul 07.19 mengatakan...

Aduhh suka deh sama kyuzy..hhaha

Miliana on 10 Agustus 2020 pukul 01.07 mengatakan...

suka banget sama blog ini

jual bumbu sosis bakar

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting