My Princess Part 1

My Princess Part 1

Author                 : Chindy Agryesti.

Facebook            : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter                 : @Chindy404

Blog                       : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                       :
  •     Cho Kyuhyun
  •   Yoon Haera


Genre                   : AU!, Romance.

 Rating                  : PG15

Length                  : Chapter


Cinta dapat datang dan pergi kapan saja, tetapi cinta sejati pasti datang tepat pada waktunya.

—My Princess—

Part 1



Beggin :


“Eomma.. tidak perlu melakukan hal konyol seperti itu.” Cho Kyuhyun, namja itu merengek seperti anak kecil diumurnya yang sudah dewasa. Berulang kali ia melemparkan kalimat yang hampir namun selalu tidak pernah digubris oleh sang Eomma. Kim Hana telah memutuskan suatu keputusan yang telah ditetapkannya, dan tak mudah bagi Kyuhyun untuk membujuk Eomma-nya agar membatalkan keputusan itu. Kyuhyun setuju atau tidak setuju, Kim Hana akan tetap pada keputusannya tersebut.

“Mwo? Kau bilang hal konyol?” Desis Kim Hana, sang Eomma.

“Itu sangat konyol Eomma! Aku bisa mencari pasanganku sendiri tanpa harus melakukan hal-hal seperti itu,”

“Tapi mana buktinya? Kau tidak memiliki kekasih sampai saat ini. Sebelum kau menjalankan kewajibanmu, akan sangat baik kau sudah berkeluarga. Itu sangat berpengaruh akan kedudukanmu.”

“ Sudah, jangan membantah Eomma lagi! Awal bulan depan, Eomma akan melakukan penyeleksian. Kau harus menerima keputusan ini!”

Kim Hana meninggalkan putra semata wayang-nya di ruang kamar milik Kyuhyun. Sementara namja itu hanya mendesah frustasi setelah kepergian sang Eomma dari kamarnya.

“Aarrggh!” Ia mendengus. Perasaan kesal juga tak terima berkumpul memenuhi dirinya. Pasalnya, siapa yang tak kesal harus menerima keputusan yang tak disetujuinya. Tak ayal, namja bertinggi 180-an ini terus mengumpat dongkol di dalam hati. 

“Hhh! Acara macam apa itu?!”

“Aku memiliki pilihanku sendiri!” 


***

Brukk..

Dalam detik itu juga tumpukan buku yang kala itu tengah dipapah oleh kedua tangan Haera, seketika semuanya langsung berserakan diatas lantai. Yeoja berambut gelap kecoklatan itu mendengus kesal. Orang yang tanpa permisi telah menabrak tubuhnya malah melenggang pergi tanpa membantunya memunguti buku-buku tersebut bahkan mengeluarkan satu kata pun juga tidak. “Chogiyo!” Orang yang berhasil menabrak Haera langsung menghentikan langkahnya. Saat mendengar seruan kesal yang berasal dari bibir tipis milik Yoon Haera.

“Apa kau tidak pernah diajari sopan santun?” Desis Haera kesal. Sedikit tersinggung oleh kalimat Haera, orang tersebut membalikkan tubuh. Menatap lurus manik hitam Haera. “Sopan santun? Bagaimana aku harus menunjukkan sopan santunku padamu? Apa aku harus meminta maaf pada yeoja sembrono sepertimu?”

“Mwo?” Kesal Haera.

“Kau memiliki mata, tapi hanya dijadikan sebagai pajangan. Jadi apa harus aku meminta maaf lalu membantumu memunguti buku-buku itu seperti adegan-adegan di dalam drama televisi? Sepertinya kau terlalu sering menonton televisi Nona. Jika kau ingin mendekatiku, carilah siasat yang lebih kreatif. Jangan hanya meniru dalam adegan drama. Sungguh cara yang sangat pasaran.” Tukas Kyuhyun dengan begitu santai. Tanpa namja itu tau, yeoja disebrang nya itu tengah berusaha meredam emosinya yang siap meledak kapan saja akibat ucapan Kyuhyun tadi. Jemari Haera mengepal kuat-kuat. Sekuat tenaga ia berusaha agar tidak melayangkan kepalan tangannya kearah namja itu. “Mendekatimu? Hya! Kurasa sekarang ini kau sedang mabuk atau kau tengah bermimpi?” Sengit Haera. Menatap tajam pada manik hitam Kyuhyun. “Aku tidak sedang mabuk atau pun tengah bermimpi. Tapi ini memang kenyataan bukan? Kau pura-pura menabrakku berharap aku akan membantumu. Berharap setelah itu, aku akan mengajakmu berkenalan. Begitu kan? Aku sudah terlalu sering menjumpai peristiwa seperti ini,” Haera menghembuskan nafasnya dengan sekali hentakan seraya membuang pandangan kearah lain sebelum kembali menyerang namja itu dengan tatapan tajamnya. “Sepertinya kau sangat berharap aku akan mendekatimu. Namun sayangnya Anda salah Tuan. Aku tidak punya waktu untuk hal semacam itu! Dan satu lagi. Memang kau pikir siapa dirimu?!” Haera buru-buru memunguti beberapa buku yang tergeletakkan diatas lantai dan lekas pergi meninggalkan namja sombong yang ia temui hari ini. Selepas yeoja itu pergi, Kyuhyun yang masih tercengang atas pernyataan Haera tadi.

'Memangnya kau siapa?'

Pernyataan itu sedikit banyaknya membuat Kyuhyun agak terkejut.

“Dia tidak mengenalku? Hhh! Maldo andwae! Tidak dapat dipercaya!”

Bagaimana mungkin yeoja itu tidak mengenalnya? Mengenal Cho Kyuhyun. Yeoja itu tidak mengenalnya. Sulit dipercaya yeoja bernama Yoon Haera itu tidak mengenal sosok seorang Cho Kyuhyun. Bagaimana bisa yeoja itu tinggal dan hidup di negara Korea Selatan, sementara ia tidak mengetahui siapa itu Cho Kyuhyun. Terdengar aneh memang. Tapi memang itulah pada kenyataannya. Yeoja cantik berambut coklat gelap panjang itu memang tidak tahu-menahu mengenai pangeran tampan tersebut. Ya. Cho Kyuhyun merupakan seorang pangeran muda yang mungkin tidak lama lagi akan menduduki kursi pemerintahan sebagai pemimpin dari negeri Ginseng tersebut. Ia adalah putra dari Cho Seung Hwan. Raja Korea Selatan yang masih memerintah Korea hingga saat ini. Meski zaman telah berubah dan kehidupan menjadi serba modern, tetapi Korea Selatan masih mempergunakan sistem kerajaan hingga saat ini. Kerajaan modern, dapat dikatakan seperti itulah pemerintah Korea Selatan saat ini. 

***

Haera mematut diri pada pantulan cermin besar didepannya. Yeoja yang tampak anggun dengan gaun berwarna peach itu, mendesah sejenak melihat penampilannya saat ini. Ia tidak suka menggenakan gaun. Jika saja bukan karena paksaan dari sang Eomma, Haera tidak akan mau membiarkan tubuhnya terbalut oleh aneka pakaian berjenis rok. Karena Yoon Haera, yeoja manis itu lebih menyukai pakaian santai yang memungkinkannya dapat bergerak bebas, bukan jenis pakaian macam gaun yang mesti menuntutnya agar bersikap manis dan anggun. Ia benci harus pura-pura bersikap anggun. Haera tidak suka. Yoon Haera yang sebenarnya ialah yeoja cantik yang tidak mementingkan penampilannya. Yeoja yang tidak pernah memperdulikan apa yang ia pakai. Ia hanya yeoja sederhana yang selalu tampil apa adanya, namun tak menutupi pesona kecantikan yang dimiliki yeoja bermarga Yoon itu. Yoon Haera tetaplah Yoon Haera. Yeoja berusia 22 tahun yang tetap cantik meski hanya dengan penampilan sederhananya. Kecantikan yang ia dapati dari sang Eomma. Wajah cantik bak malaikat disertai kebaikan hati yeoja itu. Menambah kesempurnaan pada putri sulung dari keluarga Yoon tersebut.


“Wah.. Yeppeo. Putri Eomma cantik sekali hari ini.” Pujian langsung Haera dapati sesaat ia baru menyelesaikan langkah terakhir pada anak tangga. Ekspresi Haera datar, tidak ada tanda-tanda ia merasa bahagia atau bangga karena pujian dari Sang Eomma tadi. Haera menyeret kakinya menuju meja makan dan langsung menduduki kursi makan disebrang Eomma-nya.

“Huwaa.. Eonni neo neomu yeppeoyo (Kakak kau sangat cantik)” Sambar satu suara dari arah anak tangga. Tanpa perlu menoleh, Haera sudah dapat mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Yoon Sae Ra, putri bungsu keluarga Yoon yang berarti merupakan adik dari Yoon Haera. Yeoja berseragam sekolah itu lantas duduk disebelah Nyonya Yoon. “Aku baru sadar, ternyata Eonni-ku tidak terlalu buruk.” Haera langsung melemparkan tatapan sarkatis pada adiknya. “Hya! Apa maksudmu?”

“Aku hanya katakan bahwa ternyata Eonni tidak buruk,”

“Sae Ra-ya jangan menggoda kakak mu. Lebih baik cepat habiskan sarapanmu, nanti kau terlambat ke sekolah.” Yeoja manis yang terpaut lima tahun lebih muda dari Haera menutup mulutnya. Menyudahi kegiatan mengejek kakak satu-satunya. “Appa sudah pergi?” Tanya Sae Ra yang dibalas oleh sebuah deheman singkat dari wanita setengah baya disana.

“Eomma sebenarnya untuk apa aku harus memakai gaun?” Tuntut Haera menantikan penjelasan atas paksaan sang Eomma pada dirinya yang harus menggunakan gaun itu. “Nanti kau akan tau. Kau hanya perlu bersikap semanis mungkin.”

“Tapi Eomma--” Haera mencoba mencela tapi langsung terhenti ketika Nyonya Yoon langsung memotong sepihak ucapan putri pertama-nya “Tidak ada tapi-tapian. Turuti saja perkataan Eomma. Kau harus menjadi gadis yang anggun untuk hari ini,” Haera mendesis sebal. Eomma-nya sama sekali tak mengingijinkannya untuk berprotes. Haera sudah tak berselera menikmati sarapan pagi ini, moodnya amat buruk sekarang ini.

“Sudah aku akan berangkat.” Pamit Haera.

“Kim Ahjusshi sudah Eomma beri tahu tempat yang akan kau datangi. Kau tinggal duduk manis didalam mobil, mudah bukan?” Yoon Haera bergumam tidak jelas sebelum benar-benar menghilang dari ruang makan.

“Eomma kenapa tidak aku saja yang pergi kesana? Aku bersedia,” Dengan mulut penuh makanan, Sae Ra membuka mulut menyampaikan keinginannya yang tidak terpenuhi.

“Tentu saja tidak akan!” Tegas Nyonya Yoon.

“Waeyo?”

“Pertama, kau masih terlalu kecil. Kedua, kau masih harus menyelesaikan sekolahmu. Ketiga, kau mempunyai seorang kakak. Kesimpulannya kakakmu yang paling cocok mengikuti penyeleksian itu,” Sae Ra memanyunkan bibirnya. Ketiga alasan tadi seolah menjadi pendukung penolakan atas usulannya tadi.

“Tapi kan Eonni belum tentu mau jika mengetahuinya,”

“Karena Eomma tau Eonni-mu pasti akan menolak jika ia mengetahuinya, sehingga Eomma tidak memberitahukan dia.”

“Huh! Aku tak yakin Eonni melakukannya dengan baik.”


***

Mobil hitam dengan seorang yeoja cantik didalamnya menatap heran sebuah rumah mewah bak istana dari dalam mobil. Dahi Haera berkerut, alisnya saling mendekat tanda bahwa ia memang sedang heran.

“Ahjusshi apa ini tidak salah tempat?” Tanya Haera.

“Aniya.. Ini memang tempat yang dikatakan oleh Eomma-mu,”

“Tapi kenapa aku tidak yakin? Sepertinya Eomma salah. Aku tidak memiliki urusan ditempat seperti ini,” Tutur Haera masih dengan raut wajah yang tak mengerti.


Dengan sedikit paksaan dari Tuan Kim, Haera akhirnya bersedia turun dari mobil dan memasuki rumah yang biasa disebut Cheongwadai oleh masyarakat Korea Selatan itu. Kakinya enggan melangkah ketika menuruni mobil, terlebih lagi saat akan memasuki serambi rumah tersebut. Di sisi pintu utama berdiri dua orang menggenakan jas hitam dengan begitu rapinya. Tanpa disangka-sangka kedua namja itu menunduk hormat kepada Haera dan melontarkan sebait kalimat singkat. “Selamat datang nona,”

Kening Haera mengkerut semakin menjadi.

'Apa seperti ini berada di dalam sini? Semuanya penuh hormat.' Haera membatin singkat didalam hatinya. Pintu besar itu dibentangkan oleh dua namja gagah disisi pintu. Haera langsung mengerti dengan bahasa tubuh yang ditunjukkan kedua namja itu untuk mempersilahkan Haera masuk. Yeoja yang cantik dengan rambut yang tergerai itu lantas memasuki rumah, melewati kedua orang di pintu tadi. Di dalam rumah itu, Haera kembali mendapat sambutan dari seorang yeoja berusia 40-an dengan penampilan yang menggenakan pakaian seragam dipadu oleh rok hitam selutut. Yeoja itu menyapa dengan ramah Yoon Haera yang tiba-tiba merasa tidak tenang. Ia tidak tenang berada di dalam istana milik Korea Selatan, Cheongwadai. Ada sesuatu yang ganjil yang dirasakan Haera. Keberadaanya disana membuat tidak nyaman. “Nona mari saya antar,” Ujar yeoja itu disertai senyum ramahnya. “Cheogiyo,” Haera menahan langkah yeoja di depannya ketika baru satu langkah yeoja itu akan berjalan mendahului Haera. “Ye, ada yang perlu kubantu?”

“Sebenarnya untuk apa aku kesini?”

“Eoh? Mollaseo? Kau disini akan mengikuti penyeleksian?”

 “Neh? Penyeleksian?”

“Ne, penyeleksian untuk istri pangeran Cho?”

“Mwo?”


***

Haera mendengus kesal. Ia menyeka peluh yang hadir di dahinya. Hembusan nafas kasar berulang kali tercipta dari wajah sebalnya. “Jika tau seperti ini, akan lebih baik aku tidak pulang.” Haera mendengus sebal –lagi—.

“Eomma..” Jerit Haera tertahan dengan suara minim namun melengking.

“Apa kau tidak punya sopan santun? Berteriak sembarangan di tempat orang,” Secepat mungkin Haera membalikkan tubuhnya melihat pemilik suara sinis dari belakangnya. Matanya saat itu juga langsung membola. Namja sombong yang pernah ditemuinya ada di depannya saat ini. Namja itu menyandarkan tubuhnya pada sisi pintu dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Cho Kyuhyun, namja itu begitu tampan dalam balutan kemeja biru muda dengan lengannya digulung hingga batas siku dipadu celana bahan berwarna hitam. Penampilan yang sebenarnya sangat sederhana, namun entah mengapa pakaian sederhana itu malah membuat namja itu menjadi amat tampan. Ditambah lagi dengan rambut coklat gelap yang sepertinya memang sengaja dibiarkan acak-acakan. Menambah nilai plus pada penampilan sederhana namja itu. 

“Neo?!” Pekik Haera dengan nada tak biasa. Perasaan terkejut tidak bisa ia kendalikan lagi. “Eoh? Ternyata kau.. Yeoja tak bermoral!” Balas Kyuhyun dengan santainya. “Mwo apa kau bilang?”

“Aku hanya menyebutmu yeoja tak bermoral.”        

“Hya! Jaga bicaramu!”

“Memangnya harus bagaimana aku memanggilmu? Yeoja tanpa sopan santun seperti mu bukankah sama saja tak bermoral?”

“Berteriak di rumah orang lain. Benar-benar tak bermoral. Apa kau tidak pernah diajari sopan santun? Kau tidak disekolahkan?” Tambah Kyuhyun.


Yoon Haera mencoba bersabar dengan cara diam. Setidaknya ucapan awal Kyuhyun tadi ada benarnya hingga membuat Haera terdiam sesaat. Secara langsung Haera menyadari dirinya mungkin agak tidak sopan berteriak dirumah orang lain. Namun kebisuan Haera sudah tak tertahan lama. Semakin ia diam ucapan Kyuhyun semakin semena-mena memojokkan dirinya. Omongan Kyuhyun melampaui batas kesabaran Haera.

“Aku sadar mungkin aku memang tidak sopan, tapi apa hakmu bisa menyatakan aku yeoja tak bermoral! Hei Tuan! Kita bahkan tak saling kenal!” Tatapan Haera menusuk. Sebaliknya, tatapan Kyuhyun malah terkesan santai. “Aku dapat mengatakan apa saja yang aku inginkan. Tidak ada yang bisa melarangku apa lagi yeoja tak bermoral macam kau yang bahkan tidak ku ketahui asal-usulmu. Ngomong-ngomong apa yang kau dilakukan sini?”

“Bukan urusanmu Tuan!”

***

Haera mejatuhkan asal tubuhnya diatas sofa diiringi oleh dengusan kasar beserta rutukkan sesaat. Pikirannya tidak pernah lepas mengingat pertemuannya dengan namja barusan. Dua kali ia bertemu namja itu, dua kali pula Haera sukses dibuat naik darah hanya dengan ucapan tajam namja itu, Cho Kyuhyun. Mengingat kalimat yang Kyuhyun ucapkan, selalu berhasil membuat emosi Haera meluap-luap. Yeoja tak bermoral? Yeoja tak memiliki sopan santun? Hinaan itu masih dengan jelas memenuhi pikirannya ketika namja tampan namun berlidah tajam itu mengatakannya. Ia benci namja itu.

“Haera-ya bagaimana? Kau bisa melakukan semua itu kan?” Tiba-tiba saja ocehan itu hadir memenuhi pendengaran Haera. Dan beberapa detik selanjutnya Nyonya Yoon sudah duduk disebelah Haera yang tampak lelah dan tengah menyandarkan tubuhnya pada sofa. “Eobseo..” Sahut Haera malas. Ia sedikit sebal dengan Eomma-nya yang harus mengirimkan dirinya pada acara penyeleksian tak penting itu. Yoon Haera yang sama sekali tak tertarik dengan ajang semacam itu. Tentu menganggap itu hanyalah kegiatan tak penting yang hanya membuang waktu. Karena ia sama sekali tak tertarik dengan posisi istri dari pangeran Korea. Hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh yeoja cantik bermarga Yoon tersebut. “Apa maksudmu?” Tuntut Nyonya Hwang agak bingung dengan jawaban singkat putrinya.

“Kenapa Eomma mengirimkan aku mengikuti kegiatan konyol seperti itu?”

“Mwo? Acara konyol?”

“Ne acara konyol. Penyeleksian calon istri untuk pangeran. Acara macam apa itu. Sungguh konyol!”

“Hya? Semua orang pasti bersusah payah umtuk  mengikuti penyeleksian tersebut. Kau malah menyebutnya acara konyol.” Sanggah Nyonya Yoon.

“Eomma! Eomma tidak tau kan bagaimana sulitnya menjahit, merajut, merangkai bunga, bercocok tanam, memasak. Itu semua sangat sulit.”

“Itu kan memang pekerjaan seorang wanita. Jadi setidaknya kau harus bisa untuk melakukan itu semua,” Tutur Nyonya Yoon dengan sedikit memerintah. “Tapi aku tidak bisa Eomma. Tidak ada satu pun yang bisa aku lakukan. Jadi jangan salahkan aku jika aku gagal dan aku sama sekali tak tertarik dengan apa itu, posisi istri pangeran. Hal konyol!” Yoon Haera meraih tas miliknya disisi sofa putih yang ia duduki dan segera bangkit menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sementara Nyonya Yoon hanya mendesah pasrah. Yeoja berumur hampir setengah abad itu pasti tau akan seperti ini jadinya. Putri sulungnya, Yoon Haera pasti tidak akan dapat melakukan seluruh rangkaian acara penyeleksian tersebut. Sebab ia tau persis apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan putrinya itu. Bagaimana putrinya itu bersikap. Seperti apa kebiasaan putrinya. Semua itu Nyonya Yoon mengetahui dengan jelas sebagai Eomma dari yeoja cantik bernama Yoon Haera tersebut. Tidak bisa memasak, tidak bisa merajut, tidak bisa merangkai bunga, tidak dapat bersikap anggun, memang itulah sosok Yoon Haera pada kenyataan yang ada. Pekerjaan yang sudah semestinya menjadi tugas seorang wanita, namun tidak ada yang dapat dilakukan dengan baik oleh Yoon Haera satu pun. Mengingat bagaimana setiap hasil pekerjaan yang Haera lakukan saat berada di Cheongwadai. Semua hasil pekerjaannya jauh dari kata memuaskan. Karena memang itulah seorang Yoon Haera yang sesungguhnya. Tidak dapat mengerjakan pekerjaan wanita sebagai mana mestinya. Ia tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan wanita. Haera hidup dalam kalangan keluarga orang berada, tak ayal jika hingga diumur Haera yang sudah 22 tahun yeoja itu belum dapat melakukan apa yang seharusnya sudah dapat ia lakukan. Haera terbiasa hidup dilayani oleh pelayan rumah tangga juga dibantu oleh sang Eomma. Wajar bukan jika Haera masih belum dapat melakukan segala sesuatunya dengan baik? Hidup Haera sudah layaknya seorang putri. Ia hidup serba berkecukupan dan tidak kekurangan satu hal apa pun dalam hidupnya. Semua yang diinginkan Haera, pasti akan didapatinya. Hidupnya mendekati kata sempurna. Memiliki wajah cantik, hidup berkecukupan, pandai, orang tua yang menyayanginya. Apa yang kurang dari seorang Yoon Haera? Tidak ada, kesempurnaan seolah berpihak pada hidupnya. Tak ada kekurangan dalam hidupnya, semua tertata lengkap dan sempurna.


***

Seorang yeoja berusia 30-an yang nampak sibuk meneliti tumpukan kertas dalam jumlah yang tak sedikit. Dengan spidol merah ditangan kanannya, sesekali tangan itu bergerak membuat dua garis membentuk huruf X pada lembaran kertas. Tepatnya pada lembaran kertas berisi profil-profil para yeoja. Dari raut yeoja itu, terlihat jelas bahwa ia begitu lelah menangani sedemikian banyaknya tumpukan kertas yang mesti ia kerjakan. Ini adalah lembaran kertas ke-200an yang dikerjakannya. Dan masih tersisa sekitar 100 lembaran lagi. Yeoja itu mendengus seraya menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Ia menoleh ke arah pintu ketika suara decitan pintu didengarnya. Setelah dengan jelas melihat orang dibalik pintu, yeoja itu lantas segera bangkit berdiri menegakkan tubuhnya. Sementara orang yang baru masuk ke dalam ruangan tersebut berjalan untuk mendekati yeoja itu. “Nyonya apa ada yang harus kulakukan untuk Anda?” Sebelumnya mengeluarkan pertanyaan, yeoja itu menunduk hormat pada orang dipanggilnya Nyonya tadi. “Aniyo. Kau teruskan saja pekerjaanmu. Aku hanya ingin melihatnya saja,” Nyonya Cho lantas duduk pada sofa yang kemudian disusul oleh yeoja yang merupakan seorang pegawai Cheongwadai yang hari ini mendapat tugas menentukan siapa-siapa saja yeoja yang lulus melewati tahap awal penyeleksian calon istri untuk Cho Kyuhyun.
Selesai Hye In –Nama yeoja itu— memberikan tanda silang pada lembar profil seorang yeoja yang ternyata milik Yoon Haera, ia langsung meletakkan kertas itu pada bagian kertas yang dapat dikategorikan 'Tereliminas atau tidak lulus'.

Beralih pada kertas selanjutnya, Hye In kembali berfokus pada tugasnya. Sedangkan Nyonya Cho yang duduk disisi Hye In dapat melihat dua tumpukan kertas berbeda dengan kategori yang juga berbeda. Entah mengapa istri dari pemimpin Korea itu lebih tertarik pada tumpukan kertas yang masuk kategori Eliminasi. Nyonya Cho lantas meraih kertas paling atas yang merupakan milik Yoon Haera. Sepekian kian waktu yeoja setengah baya itu diam, menenggelamkan diri pada kegiatan membaca profil seorang yeoja muda yang ternyata dikenalnya. Perasaan tertarik akan yeoja pada kertas itu menarik Nyonya Cho semakin ingin mengetahui lebih dalam tentang seorang Yoon Haera. Ia membaca semua tentang Haera hingga akhir. Hingga perasaan tertarik itu berubah menjadi sebuah harapan.

“Hye In-ah.. Aku ingin yeoja ini diluluskan,” Nyonya Cho pun segera menyuarakan keinginannya seraya menunjukkan pada Hye In kertas yang tengah dipegangnya.

“Aku ingin dia tetap mengikuti tahap selanjutnya.”
                                                                                                       
TBC~~


1 komentar:

Miliana on 10 Agustus 2020 pukul 01.08 mengatakan...

keren keren banget kak makasih

perbedaan tepung tapioka dan tepung kanji

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting