My Princess Part 1
Author : Chindy Agryesti.
Facebook :
Chindy Agryyesti Horvejkul
Twitter :
@Chindy404
Cast :
- Cho Kyuhyun
- Yoon Haera
Genre
: AU!, Romance.
Rating : PG15
Length :
Chapter
Cinta dapat datang dan pergi kapan saja,
tetapi cinta sejati pasti datang tepat pada waktunya.
—My Princess—
Part 1
Beggin :
“Eomma.. tidak perlu melakukan hal konyol
seperti itu.” Cho Kyuhyun, namja itu merengek seperti anak kecil diumurnya yang
sudah dewasa. Berulang kali ia melemparkan kalimat yang hampir namun
selalu tidak pernah digubris oleh sang Eomma.
Kim Hana telah memutuskan suatu keputusan yang telah ditetapkannya, dan tak
mudah bagi Kyuhyun untuk membujuk Eomma-nya agar membatalkan keputusan itu. Kyuhyun
setuju atau tidak setuju, Kim Hana akan tetap pada keputusannya tersebut.
“Mwo? Kau bilang hal konyol?” Desis Kim Hana,
sang Eomma.
“Itu sangat konyol Eomma! Aku bisa mencari
pasanganku sendiri tanpa harus melakukan hal-hal seperti itu,”
“Tapi mana buktinya? Kau tidak memiliki kekasih sampai saat ini. Sebelum kau menjalankan kewajibanmu, akan sangat baik kau sudah berkeluarga. Itu sangat berpengaruh akan kedudukanmu.”
“ Sudah, jangan membantah Eomma lagi! Awal
bulan depan, Eomma akan melakukan penyeleksian. Kau harus menerima keputusan
ini!”
Kim Hana meninggalkan putra semata wayang-nya di ruang kamar milik Kyuhyun. Sementara namja itu hanya mendesah frustasi setelah kepergian sang Eomma dari kamarnya.
“Aarrggh!” Ia mendengus. Perasaan kesal juga
tak terima berkumpul memenuhi dirinya. Pasalnya, siapa yang tak kesal harus
menerima keputusan yang tak disetujuinya. Tak ayal, namja bertinggi 180-an ini
terus mengumpat dongkol di dalam hati.
“Hhh! Acara macam apa itu?!”
“Aku memiliki pilihanku sendiri!”
***
Brukk..
Dalam detik itu juga tumpukan buku yang kala
itu tengah dipapah oleh kedua tangan Haera, seketika semuanya langsung
berserakan diatas lantai. Yeoja berambut gelap kecoklatan itu mendengus kesal.
Orang yang tanpa permisi telah menabrak tubuhnya malah melenggang pergi tanpa
membantunya memunguti buku-buku tersebut bahkan mengeluarkan satu kata pun juga
tidak. “Chogiyo!” Orang yang berhasil menabrak Haera langsung menghentikan langkahnya.
Saat mendengar seruan kesal yang berasal dari bibir tipis milik Yoon Haera.
“Apa kau tidak pernah diajari sopan santun?”
Desis Haera kesal. Sedikit tersinggung oleh kalimat Haera, orang tersebut
membalikkan tubuh. Menatap lurus manik hitam Haera. “Sopan santun? Bagaimana
aku harus menunjukkan sopan santunku padamu? Apa aku harus meminta maaf pada
yeoja sembrono sepertimu?”
“Mwo?” Kesal Haera.
“Kau memiliki mata, tapi hanya dijadikan
sebagai pajangan. Jadi apa harus aku meminta maaf lalu membantumu memunguti
buku-buku itu seperti adegan-adegan di dalam drama televisi? Sepertinya
kau terlalu sering menonton televisi Nona. Jika kau ingin mendekatiku, carilah
siasat yang lebih kreatif. Jangan hanya meniru dalam adegan drama. Sungguh cara
yang sangat pasaran.” Tukas Kyuhyun dengan begitu santai. Tanpa namja itu tau,
yeoja disebrang nya itu tengah berusaha meredam emosinya yang siap meledak
kapan saja akibat ucapan Kyuhyun tadi. Jemari Haera mengepal kuat-kuat. Sekuat
tenaga ia berusaha agar tidak melayangkan kepalan tangannya kearah namja itu. “Mendekatimu?
Hya! Kurasa sekarang ini kau sedang mabuk atau kau tengah bermimpi?” Sengit
Haera. Menatap tajam pada manik hitam Kyuhyun. “Aku tidak sedang mabuk atau pun
tengah bermimpi. Tapi ini memang kenyataan bukan? Kau pura-pura menabrakku
berharap aku akan membantumu. Berharap setelah itu, aku akan mengajakmu
berkenalan. Begitu kan? Aku sudah terlalu sering menjumpai peristiwa seperti
ini,” Haera menghembuskan nafasnya dengan sekali hentakan seraya membuang
pandangan kearah lain sebelum kembali menyerang namja itu dengan tatapan
tajamnya. “Sepertinya kau sangat berharap aku akan mendekatimu. Namun sayangnya
Anda salah Tuan. Aku tidak punya waktu untuk hal semacam itu! Dan satu lagi.
Memang kau pikir siapa dirimu?!” Haera buru-buru memunguti beberapa buku yang
tergeletakkan diatas lantai dan lekas pergi meninggalkan namja sombong yang ia
temui hari ini. Selepas yeoja itu pergi, Kyuhyun yang masih tercengang atas
pernyataan Haera tadi.
'Memangnya
kau siapa?'
Pernyataan itu sedikit banyaknya membuat
Kyuhyun agak terkejut.
“Dia tidak mengenalku? Hhh! Maldo andwae! Tidak
dapat dipercaya!”
Bagaimana mungkin yeoja itu tidak mengenalnya? Mengenal Cho Kyuhyun. Yeoja itu tidak mengenalnya. Sulit dipercaya yeoja bernama Yoon Haera itu tidak mengenal sosok seorang Cho Kyuhyun. Bagaimana bisa yeoja itu tinggal dan hidup di negara Korea Selatan, sementara ia tidak mengetahui siapa itu Cho Kyuhyun. Terdengar aneh memang. Tapi memang itulah pada kenyataannya. Yeoja cantik berambut coklat gelap panjang itu memang tidak tahu-menahu mengenai pangeran tampan tersebut. Ya. Cho Kyuhyun merupakan seorang pangeran muda yang mungkin tidak lama lagi akan menduduki kursi pemerintahan sebagai pemimpin dari negeri Ginseng tersebut. Ia adalah putra dari Cho Seung Hwan. Raja Korea Selatan yang masih memerintah Korea hingga saat ini. Meski zaman telah berubah dan kehidupan menjadi serba modern, tetapi Korea Selatan masih mempergunakan sistem kerajaan hingga saat ini. Kerajaan modern, dapat dikatakan seperti itulah pemerintah Korea Selatan saat ini.
***
Haera mematut diri pada pantulan cermin besar didepannya. Yeoja yang tampak anggun dengan gaun berwarna peach itu, mendesah sejenak melihat penampilannya saat ini. Ia tidak suka menggenakan gaun. Jika saja bukan karena paksaan dari sang Eomma, Haera tidak akan mau membiarkan tubuhnya terbalut oleh aneka pakaian berjenis rok. Karena Yoon Haera, yeoja manis itu lebih menyukai pakaian santai yang memungkinkannya dapat bergerak bebas, bukan jenis pakaian macam gaun yang mesti menuntutnya agar bersikap manis dan anggun. Ia benci harus pura-pura bersikap anggun. Haera tidak suka. Yoon Haera yang sebenarnya ialah yeoja cantik yang tidak mementingkan penampilannya. Yeoja yang tidak pernah memperdulikan apa yang ia pakai. Ia hanya yeoja sederhana yang selalu tampil apa adanya, namun tak menutupi pesona kecantikan yang dimiliki yeoja bermarga Yoon itu. Yoon Haera tetaplah Yoon Haera. Yeoja berusia 22 tahun yang tetap cantik meski hanya dengan penampilan sederhananya. Kecantikan yang ia dapati dari sang Eomma. Wajah cantik bak malaikat disertai kebaikan hati yeoja itu. Menambah kesempurnaan pada putri sulung dari keluarga Yoon tersebut.
“Wah.. Yeppeo. Putri Eomma cantik sekali hari
ini.” Pujian langsung Haera dapati sesaat ia baru menyelesaikan langkah
terakhir pada anak tangga. Ekspresi Haera datar, tidak ada tanda-tanda ia
merasa bahagia atau bangga karena pujian dari Sang Eomma tadi. Haera menyeret
kakinya menuju meja makan dan langsung menduduki kursi makan disebrang
Eomma-nya.
“Huwaa.. Eonni neo neomu yeppeoyo (Kakak kau
sangat cantik)” Sambar satu suara dari arah anak tangga. Tanpa perlu menoleh,
Haera sudah dapat mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Yoon Sae Ra, putri
bungsu keluarga Yoon yang berarti merupakan adik dari Yoon Haera. Yeoja
berseragam sekolah itu lantas duduk disebelah Nyonya Yoon. “Aku baru sadar,
ternyata Eonni-ku tidak terlalu buruk.” Haera langsung melemparkan tatapan sarkatis pada adiknya. “Hya! Apa maksudmu?”
“Aku hanya katakan bahwa ternyata Eonni tidak buruk,”
“Sae Ra-ya jangan menggoda kakak mu. Lebih baik cepat habiskan
sarapanmu, nanti kau terlambat ke sekolah.” Yeoja manis yang terpaut lima tahun
lebih muda dari Haera menutup mulutnya. Menyudahi kegiatan mengejek kakak
satu-satunya. “Appa sudah pergi?” Tanya Sae Ra yang dibalas oleh sebuah deheman
singkat dari wanita setengah baya disana.
“Eomma sebenarnya untuk apa aku harus memakai gaun?” Tuntut Haera menantikan penjelasan atas paksaan sang Eomma pada dirinya yang harus menggunakan gaun itu. “Nanti kau akan tau. Kau hanya perlu bersikap semanis mungkin.”
“Tapi Eomma--” Haera mencoba mencela tapi langsung terhenti
ketika Nyonya Yoon langsung memotong sepihak ucapan putri pertama-nya “Tidak
ada tapi-tapian. Turuti saja perkataan Eomma. Kau harus menjadi gadis yang
anggun untuk hari ini,” Haera mendesis sebal. Eomma-nya sama sekali tak
mengingijinkannya untuk berprotes. Haera sudah tak berselera menikmati sarapan
pagi ini, moodnya amat buruk sekarang ini.
“Sudah aku akan berangkat.” Pamit Haera.
“Kim Ahjusshi sudah Eomma beri tahu tempat yang akan kau
datangi. Kau tinggal duduk manis didalam mobil, mudah bukan?” Yoon Haera
bergumam tidak jelas sebelum benar-benar menghilang dari ruang makan.
“Eomma kenapa tidak aku saja yang pergi kesana? Aku bersedia,”
Dengan mulut penuh makanan, Sae Ra membuka mulut menyampaikan keinginannya yang
tidak terpenuhi.
“Tentu saja tidak akan!” Tegas Nyonya Yoon.
“Waeyo?”
“Pertama, kau masih terlalu kecil. Kedua, kau masih harus
menyelesaikan sekolahmu. Ketiga, kau mempunyai seorang kakak. Kesimpulannya
kakakmu yang paling cocok mengikuti penyeleksian itu,” Sae Ra memanyunkan
bibirnya. Ketiga alasan tadi seolah menjadi pendukung penolakan atas usulannya
tadi.
“Tapi kan Eonni belum tentu mau jika mengetahuinya,”
“Karena Eomma tau Eonni-mu pasti akan menolak jika ia
mengetahuinya, sehingga Eomma tidak memberitahukan dia.”
“Huh! Aku tak yakin Eonni melakukannya dengan baik.”
***
Mobil hitam dengan seorang yeoja cantik
didalamnya menatap heran sebuah rumah mewah bak istana dari dalam mobil. Dahi
Haera berkerut, alisnya saling mendekat tanda bahwa ia memang sedang heran.
“Ahjusshi apa ini tidak salah tempat?” Tanya
Haera.
“Aniya.. Ini memang tempat yang dikatakan oleh
Eomma-mu,”
“Tapi kenapa aku tidak yakin? Sepertinya Eomma
salah. Aku tidak memiliki urusan ditempat seperti ini,” Tutur Haera masih
dengan raut wajah yang tak mengerti.
Dengan sedikit paksaan dari Tuan Kim, Haera akhirnya bersedia turun dari mobil dan memasuki rumah yang biasa disebut Cheongwadai oleh masyarakat Korea Selatan itu. Kakinya enggan melangkah ketika menuruni mobil, terlebih lagi saat akan memasuki serambi rumah tersebut. Di sisi pintu utama berdiri dua orang menggenakan jas hitam dengan begitu rapinya. Tanpa disangka-sangka kedua namja itu menunduk hormat kepada Haera dan melontarkan sebait kalimat singkat. “Selamat datang nona,”
Kening Haera mengkerut semakin menjadi.
'Apa
seperti ini berada di dalam sini? Semuanya penuh hormat.' Haera membatin singkat didalam hatinya. Pintu
besar itu dibentangkan oleh dua namja gagah disisi pintu. Haera langsung
mengerti dengan bahasa tubuh yang ditunjukkan kedua namja itu untuk
mempersilahkan Haera masuk. Yeoja yang cantik dengan rambut yang tergerai itu
lantas memasuki rumah, melewati kedua orang di pintu tadi. Di dalam rumah itu,
Haera kembali mendapat sambutan dari seorang yeoja berusia 40-an dengan
penampilan yang menggenakan pakaian seragam dipadu oleh rok hitam selutut.
Yeoja itu menyapa dengan ramah Yoon Haera yang tiba-tiba merasa tidak tenang.
Ia tidak tenang berada di dalam istana milik Korea Selatan, Cheongwadai. Ada
sesuatu yang ganjil yang dirasakan Haera. Keberadaanya disana membuat tidak
nyaman. “Nona mari saya antar,” Ujar yeoja itu disertai senyum ramahnya. “Cheogiyo,”
Haera menahan langkah yeoja di depannya ketika baru satu langkah yeoja itu akan
berjalan mendahului Haera. “Ye, ada yang perlu kubantu?”
“Sebenarnya untuk apa aku kesini?”
“Eoh? Mollaseo? Kau disini akan mengikuti
penyeleksian?”
“Neh?
Penyeleksian?”
“Ne, penyeleksian untuk istri pangeran Cho?”
“Mwo?”
***
Haera mendengus kesal. Ia menyeka peluh yang
hadir di dahinya. Hembusan nafas kasar berulang kali tercipta dari wajah
sebalnya. “Jika tau seperti ini, akan lebih baik aku tidak pulang.” Haera
mendengus sebal –lagi—.
“Eomma..” Jerit Haera tertahan dengan suara
minim namun melengking.
“Apa kau tidak punya sopan santun? Berteriak
sembarangan di tempat orang,” Secepat mungkin Haera membalikkan tubuhnya
melihat pemilik suara sinis dari belakangnya. Matanya saat itu juga langsung
membola. Namja sombong yang pernah ditemuinya ada di depannya saat ini. Namja
itu menyandarkan tubuhnya pada sisi pintu dengan kedua tangan dilipat di depan
dada. Cho Kyuhyun, namja itu begitu tampan dalam balutan kemeja biru muda
dengan lengannya digulung hingga batas siku dipadu celana bahan berwarna hitam.
Penampilan yang sebenarnya sangat sederhana, namun entah mengapa pakaian
sederhana itu malah membuat namja itu menjadi amat tampan. Ditambah lagi dengan
rambut coklat gelap yang sepertinya memang sengaja dibiarkan acak-acakan.
Menambah nilai plus pada penampilan sederhana namja itu.
“Neo?!” Pekik Haera
dengan nada tak biasa. Perasaan terkejut tidak bisa ia kendalikan lagi. “Eoh?
Ternyata kau.. Yeoja tak bermoral!” Balas Kyuhyun dengan santainya. “Mwo apa
kau bilang?”
“Aku hanya menyebutmu yeoja tak bermoral.”
“Hya! Jaga bicaramu!”
“Memangnya harus bagaimana aku memanggilmu?
Yeoja tanpa sopan santun seperti mu bukankah sama saja tak bermoral?”
“Berteriak di rumah orang lain. Benar-benar tak bermoral. Apa kau tidak pernah diajari sopan santun? Kau tidak disekolahkan?” Tambah Kyuhyun.
Yoon Haera mencoba bersabar dengan cara diam.
Setidaknya ucapan awal Kyuhyun tadi ada benarnya hingga membuat Haera terdiam sesaat.
Secara langsung Haera menyadari dirinya mungkin agak tidak sopan berteriak
dirumah orang lain. Namun kebisuan Haera sudah tak tertahan lama. Semakin ia
diam ucapan Kyuhyun semakin semena-mena memojokkan dirinya. Omongan Kyuhyun
melampaui batas kesabaran Haera.
“Aku sadar mungkin aku memang tidak sopan, tapi
apa hakmu bisa menyatakan aku yeoja tak bermoral! Hei Tuan! Kita bahkan tak
saling kenal!” Tatapan Haera menusuk. Sebaliknya, tatapan Kyuhyun malah
terkesan santai. “Aku dapat mengatakan apa saja yang aku inginkan. Tidak ada
yang bisa melarangku apa lagi yeoja tak bermoral macam kau yang bahkan tidak ku
ketahui asal-usulmu. Ngomong-ngomong apa yang kau dilakukan sini?”
“Bukan urusanmu Tuan!”
***
Haera mejatuhkan asal tubuhnya diatas sofa
diiringi oleh dengusan kasar beserta rutukkan sesaat. Pikirannya tidak pernah
lepas mengingat pertemuannya dengan namja barusan. Dua kali ia bertemu namja
itu, dua kali pula Haera sukses dibuat naik darah hanya dengan ucapan tajam
namja itu, Cho Kyuhyun. Mengingat kalimat yang Kyuhyun ucapkan, selalu berhasil
membuat emosi Haera meluap-luap. Yeoja
tak bermoral? Yeoja tak memiliki sopan santun? Hinaan itu masih dengan
jelas memenuhi pikirannya ketika namja tampan namun berlidah tajam itu
mengatakannya. Ia benci namja itu.
“Haera-ya bagaimana? Kau bisa melakukan semua
itu kan?” Tiba-tiba saja ocehan itu hadir memenuhi pendengaran Haera. Dan
beberapa detik selanjutnya Nyonya Yoon sudah duduk disebelah Haera yang tampak
lelah dan tengah menyandarkan tubuhnya pada sofa. “Eobseo..” Sahut Haera malas.
Ia sedikit sebal dengan Eomma-nya yang harus mengirimkan dirinya pada acara
penyeleksian tak penting itu. Yoon Haera yang sama sekali tak tertarik dengan
ajang semacam itu. Tentu menganggap itu hanyalah kegiatan tak penting yang
hanya membuang waktu. Karena ia sama sekali tak tertarik dengan posisi istri
dari pangeran Korea. Hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh yeoja
cantik bermarga Yoon tersebut. “Apa maksudmu?” Tuntut Nyonya Hwang agak bingung
dengan jawaban singkat putrinya.
“Kenapa Eomma mengirimkan aku mengikuti
kegiatan konyol seperti itu?”
“Mwo? Acara konyol?”
“Ne acara konyol. Penyeleksian calon istri
untuk pangeran. Acara macam apa itu. Sungguh konyol!”
“Hya? Semua orang pasti bersusah payah umtuk mengikuti penyeleksian tersebut. Kau malah
menyebutnya acara konyol.” Sanggah Nyonya Yoon.
“Eomma! Eomma tidak tau kan bagaimana sulitnya
menjahit, merajut, merangkai bunga, bercocok tanam, memasak. Itu semua sangat
sulit.”
“Itu kan memang pekerjaan seorang wanita. Jadi
setidaknya kau harus bisa untuk melakukan itu semua,” Tutur Nyonya Yoon dengan
sedikit memerintah. “Tapi aku tidak bisa Eomma. Tidak ada satu pun yang bisa
aku lakukan. Jadi jangan salahkan aku jika aku gagal dan aku sama sekali tak
tertarik dengan apa itu, posisi istri pangeran. Hal konyol!” Yoon Haera meraih
tas miliknya disisi sofa putih yang ia duduki dan segera bangkit menaiki anak
tangga menuju kamarnya. Sementara Nyonya Yoon hanya mendesah pasrah. Yeoja
berumur hampir setengah abad itu pasti tau akan seperti ini jadinya. Putri
sulungnya, Yoon Haera pasti tidak akan dapat melakukan seluruh rangkaian acara
penyeleksian tersebut. Sebab ia tau persis apa yang bisa dan apa yang tidak
bisa dilakukan putrinya itu. Bagaimana putrinya itu bersikap. Seperti apa
kebiasaan putrinya. Semua itu Nyonya Yoon mengetahui dengan jelas sebagai Eomma
dari yeoja cantik bernama Yoon Haera tersebut. Tidak bisa memasak, tidak bisa
merajut, tidak bisa merangkai bunga, tidak dapat bersikap anggun, memang itulah
sosok Yoon Haera pada kenyataan yang ada. Pekerjaan yang sudah semestinya
menjadi tugas seorang wanita, namun tidak ada yang dapat dilakukan dengan baik
oleh Yoon Haera satu pun. Mengingat bagaimana setiap hasil pekerjaan yang Haera lakukan saat berada di Cheongwadai. Semua
hasil pekerjaannya jauh dari kata memuaskan. Karena memang itulah seorang Yoon
Haera yang sesungguhnya. Tidak dapat mengerjakan pekerjaan wanita sebagai mana
mestinya. Ia tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan wanita. Haera hidup dalam
kalangan keluarga orang berada, tak ayal jika hingga diumur Haera yang sudah 22
tahun yeoja itu belum dapat melakukan apa yang seharusnya sudah dapat ia
lakukan. Haera terbiasa hidup dilayani oleh pelayan rumah tangga juga dibantu
oleh sang Eomma. Wajar bukan jika Haera masih belum dapat melakukan segala
sesuatunya dengan baik? Hidup Haera sudah layaknya seorang putri. Ia hidup
serba berkecukupan dan tidak kekurangan satu hal apa pun dalam hidupnya. Semua
yang diinginkan Haera, pasti akan didapatinya. Hidupnya mendekati kata
sempurna. Memiliki wajah cantik, hidup berkecukupan, pandai, orang tua yang
menyayanginya. Apa yang kurang dari seorang Yoon Haera? Tidak ada, kesempurnaan
seolah berpihak pada hidupnya. Tak ada kekurangan dalam hidupnya, semua tertata
lengkap dan sempurna.
***
Seorang yeoja berusia 30-an yang nampak sibuk meneliti tumpukan kertas dalam jumlah yang tak sedikit. Dengan spidol merah ditangan kanannya, sesekali tangan itu bergerak membuat dua garis membentuk huruf X pada lembaran kertas. Tepatnya pada lembaran kertas berisi profil-profil para yeoja. Dari raut yeoja itu, terlihat jelas bahwa ia begitu lelah menangani sedemikian banyaknya tumpukan kertas yang mesti ia kerjakan. Ini adalah lembaran kertas ke-200an yang dikerjakannya. Dan masih tersisa sekitar 100 lembaran lagi. Yeoja itu mendengus seraya menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Ia menoleh ke arah pintu ketika suara decitan pintu didengarnya. Setelah dengan jelas melihat orang dibalik pintu, yeoja itu lantas segera bangkit berdiri menegakkan tubuhnya. Sementara orang yang baru masuk ke dalam ruangan tersebut berjalan untuk mendekati yeoja itu. “Nyonya apa ada yang harus kulakukan untuk Anda?” Sebelumnya mengeluarkan pertanyaan, yeoja itu menunduk hormat pada orang dipanggilnya Nyonya tadi. “Aniyo. Kau teruskan saja pekerjaanmu. Aku hanya ingin melihatnya saja,” Nyonya Cho lantas duduk pada sofa yang kemudian disusul oleh yeoja yang merupakan seorang pegawai Cheongwadai yang hari ini mendapat tugas menentukan siapa-siapa saja yeoja yang lulus melewati tahap awal penyeleksian calon istri untuk Cho Kyuhyun.
Selesai Hye In –Nama yeoja itu— memberikan tanda silang pada lembar profil seorang yeoja yang ternyata milik Yoon Haera, ia langsung meletakkan kertas itu pada bagian kertas yang dapat dikategorikan 'Tereliminas atau tidak lulus'.
Beralih pada kertas selanjutnya, Hye In kembali berfokus pada
tugasnya. Sedangkan Nyonya Cho yang duduk disisi Hye In dapat melihat dua
tumpukan kertas berbeda dengan kategori yang juga berbeda. Entah mengapa istri
dari pemimpin Korea itu lebih tertarik pada tumpukan kertas yang masuk kategori
Eliminasi. Nyonya Cho lantas meraih kertas paling atas yang merupakan milik
Yoon Haera. Sepekian kian waktu yeoja setengah baya itu diam, menenggelamkan
diri pada kegiatan membaca profil seorang yeoja muda yang ternyata dikenalnya.
Perasaan tertarik akan yeoja pada kertas itu menarik Nyonya Cho semakin ingin
mengetahui lebih dalam tentang seorang Yoon Haera. Ia membaca semua tentang
Haera hingga akhir. Hingga perasaan tertarik itu berubah menjadi sebuah
harapan.
“Hye In-ah.. Aku ingin yeoja ini diluluskan,” Nyonya Cho pun
segera menyuarakan keinginannya seraya menunjukkan pada Hye In kertas yang
tengah dipegangnya.
“Aku ingin dia tetap mengikuti tahap selanjutnya.”
TBC~~
1 komentar:
keren keren banget kak makasih
perbedaan tepung tapioka dan tepung kanji
Posting Komentar