Wrong [잘못했다] Part 8

Wrong [잘못했다]
Part 8


Author             : Chindy Agryesti.

Facebook        : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter            : @Chindy404

Blog                 : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                 :
  •    Cho Kyuhyun
  • Bae Suzy


Genre              : AU!, Romance.

 Rating             : PG15

Length             : Chapter


Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.

—Wrong


Part 8 Begin :


Jika dapat hidup di ibaratkan sebatang lilin, maka sumbu adalah waktu. Api yang membakar sumbu ibaratkan waktu yang terus melahap waktu hidupmu. Parafin yang membungkus sumbu adalah kehidupan manusia. Semakin banyak waktu yang berlalu, maka semakin tipis api waktu yang memakan hidup kita.


Shin Hye Kyung, wanita berumur 45-an itu sesaat mengalihkan pandangan dari benda persegi didepannya —Televisi— ketika indra pendengarannya menangkap suara ketukan pintu dari luar sana. Hye Kyung meyakini diri bahwa orang dibalik pintu yang masih tertutup itu bukanlah tamu langganan yang biasa pulang menjelang larut yaitu putrinya, Bae Suzy. Karena Hye Kyung hafal betul kebiasaan Suzy yang tidak pernah mengetuk pintu sebelum ia memasuki rumah. Wanita setengah baya itu terheran-heran, sebab tak biasanya ada orang yang bertamu ke rumah atapnya. Tentu menjadi peristiwa langkah saat rumah itu kedatangan tamu. Biasanya hanya segelintir nama yang berkunjung ke rumah atap tersebut seperti Hae Rin, Kyung Jin —tetangga sebelah rumah Hye Kyung— dan terakhir Cho Kyuhyun. Walau hanya beberapa kali berkunjung ke rumah atap itu, tapi nama Kyuhyun tetaplah masuk dalam list pengunjung tempat tinggal Bae Suzy tersebut. Meski beberapa tempo waktu ini, satu nama di list tamu diatas sudah tak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah sederhana sana. Dapat dikatakan rumah itu seakan kehilangan satu pengunjungnya dan Hye Kyung kehilangan satu tamunya.


Shin Hye Kyung beranjak, membukakan pintu untuk mengetahui tamu tak di duganya di malam itu. Pintu telah terbuka, saat itu juga mata Hye Kyung melebar dan berbinar seolah memancarkan cahaya. Senyum diwajah itu langsung tercipta sebagai sambutan akan kedatangan orang di depannya sana. “Kyuhyun-ah.. Sudah lama kau tidak kemari?” Namja bertinggi 180-an didepan Hye Kyung itu mengumbar senyum. “Kajja masuklah..” Seiring kalimat mempersilahkan tadi terucap, tubuh Hye Kyung mundur beberapa langkah. Dan Kyuhyun menuruti apa yang diperintah Hye Kyung. Kyuhyun duduk pada lantai yang hanya beralaskan karpet yang terbuat dari plastik. Jangan berpikir bahwa seharusnya tamu duduk disebuah kursi atau sofa. Seharusnya memang demikian namun bagaimana mungkin tamu Hye Kyung itu duduk di sofa atau kursi sementara di rumah sederhana itu tak memiliki sofa atau sejenisnya yang dapat di duduki. Memangnya keadaan seperti apa yang bisa diharapkan dari sebuah flat sederhana yang berada di atap gedung? Sofa mewah? Lantai yang sudah ber-kemeramik? Ruangan ber-AC? Hal semacam itu tentu tidak akan ditemukan pada flat sederhana milik Shin Hye Kyung.

“Akhir-akhir Suzy sangat sibuk, belakangan ini ia pulang hampir larut malam terus,” Tutur Hye Kyung seraya meletakkan sebuah cangkir berisi kopi panas yang baru dibawanya dari dapur. 

“Kalau kau ingin bertemu Suzy, kenapa kau tidak langsung saja mendatangi Suzy di tempat kerjanya?”

“Ah keuge aniya.. Aku kesini untuk menemuimu.”

“Aku? Benarkah? Ada apa?”

“Ah ye sebelumnya aku ingin bertanya. Akhir-akhir ini sebenarnya apa yang terjadi antara kau dan Suzy?”
“Itu.. Mian sepertinya aku belum bisa menceritakannya padamu,”

'Karena mungkin setelah kau mengetahui semuanya, kau mungkin saja membenciku.' Imbuh Kyuhyun yang hanya tersampaikan dihati kecilnya. Tentu tak mungkin Kyuhyun suarakan langsung.

“Aku tidak memaksamu untuk menceritakan. Aku hanya berharap semua yang terbaik bagi kalian,”

“Ah ya, kau ada keperluan apa denganku?” Tambah Hye Kyung. Wajah Kyuhyun lantas berubah. Pandangan ia terpaku menatap satu titik dengan pikiran tengah berpacu seakan ia sedang menghadapi ujian yang mengharuskan Kyuhyun berpikir keras. Hingga beberapa detik berlalu tapi Kyuhyun masih belum membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Eomma dari orang yang ia cintai. “Kyuhyun-ah waeyo? Neo apha?” Selidik Hye Kyung.

“Aniyo.”

“Ahjumma aku ingin bertanya.. apa kau mengenal Cho Young Hwan?” Meski agak sulit mengutarakan kalimat tadi, tapi Kyuhyun berhasil walau menyuarakan pertanyaannya dengan sedikit gagap. “Cho Young Hwan? Ye arrayo. Dia adalah sunbae-ku ketika kami Sekolah Dasar dan juga rumah kami bertetangga saat kami masih tinggal di Gwangju. Waeyo? Ada apa kau menanyakan tentang dia? Kau mengenalnya?” Konstan saat itu juga ekpresi Kyuhyun berubah seketika. Tubuhnya mendadak membeku dengan pandangan melayang entah kemana. Hatinya menjadi tak karuan seusai pernyataan tadi keluar dari bibir Shin Hye Kyung. Pernyataan yang menjadi jawaban dari semua teka-teki hubungan yeoja itu dengan Ayah-nya, Cho Young Hwan. Kini terungkap sudah kebenaran yang malah membuat Kyuhyun semakin mengutuk diri dan menyesali semua perbuatan yang ia lakukan pada orang yang ia cinta, Bae Suzy.

“Aku adalah putranya.” Kyuhyun membalas pertanyaan Hye Kyung setelah ia sadar ia menjeda waktu terlalu lama akibat keterkejutannya. “Mwo? Kau putra Cho Young Hwan? Cho Kyuhyun, Cho Young Hwan. Aishh bodohnya aku ini. Sudah jelas marga kalian itu sama tapi kenapa tidak pernah terpikirkan olehku.” “Sekarang bagaimana kabar Appa-mu? Dia sehat?”

“Y-y-ye Appa sehat,” Sangkal Kyuhyun. Melalui pertanyaan konyol Shin Hye Kyung tadi, menerangkan kepada Kyuhyun bahwa yeoja itu tidak tau-menau keadaan yang sesungguhnya. Keadaan bahwa namja yang pernah menjadi Sunbae-nya dulu telah pergi untuk selamanya. Satu kesimpulan dapat diperoleh. Bahwa yeoja itu memang tidak memiliki hubungan yang cukup dalam terbukti dari ketidaktau-an Hye Kyung atas kepergian Cho Young Hwan. 

“Jika aku punya waktu aku akan menemui Appa-mu untuk mengganti uang yang dulu pernah ia pinjamkan padaku. Appa-mu orang yang sangat baik. Sejak kami masih kecil, ia sudah seperti Oppa bagiku.” Lagi-lagi penyesalan yang memenuhi Kyuhyun. Sudah pasti menjadi suatu penyesalan bagi Cho Kyuhyun. Namja itu yang memiliki IQ cukup tinggi tapi dengan bodohnya ia telah percaya pada kesalahpahaman yang hingga membuatnya menyakiti seseorang. Membuatnya menjadi namja jahat dan egois. “Ahjumma bisa kau ceritakan bagaimana hubungan kau dengan Appa-ku?”

“Saat aku masih tinggal di Gwangju. Dia adalah Sunbae-ku dan rumah kami pun bersebelahan. Kami sering main bersama. Kami sering pergi ke laut bersama untuk mencari kerang. Dia orang yang sangat baik. Dia yang selalu membantuku mengerjakan tugas. Karena kebaikannya, aku telah menganggap dia sebagai Oppa-ku karena aku memang tidak memiliki saudara. Namun sayangnya, dia dan keluarganya harus pindah ke Seoul. Saat itu aku merasa kehilangan, aku kehilangan saudaraku. Berpuluh-puluh tahun kami tidak pernah bertemu lagi. Hingga beberapa waktu silam aku tak sengaja bertemu dengannya lagi di kota ini. Dia membantuku, memberikanku pinjaman uang karena saat itu aku sangat membutuhkan uang untuk pembayaran uang kuliah Suzy. Kupikir ia akan berubah karena sudah lama kami tidak bertemu. Tapi ternyata tidak, dia tetap Cho Young Hwan Oppa-ku yang selalu membantuku.”

Selagi Hye Kyung sibuk merangkai kata, menceritakan setiap detail tentang kehidupan masa lalunya. Dilain sisi, seorang yeoja cantik berusaha keras menggerakkan kaki yang terasa berat untuk menciptakan langkah lagi. Terlebih lagi digunakan untuk menaiki tangga yang jarak antar anak tangga cukup tinggi. Tersisa satu anak tangga terakhir, sebelum akhirnya ia menghembuskan panjang nafasnya. Dilihat Suzy pintu rumahnya terbuka, disisi pintu ia dapati sepasang sepatu hitam yang sudah tak asing lagi di indera penglihatannya. Dengan langkah tertahan, Suzy tetap melanjutkan langkah menuju arah pintu. Sudah dapat Suzy dengar satu suara yang sudah amat ia kenali. Suzy sudah meyakini bahwa suara itu ialah orang tersebut. Sontak Suzy melangkah cepat menerobos masuk, tanpa ada basa-basi atau sejenisnya. Suzy menatap tajam kearah namja yang tengah duduk tersebut. “Sedang apa kau disini? Ka!” Sinis Suzy. “Suji-ya.. Apa yang kau lakukan? Tak sopan,” Hye Kyung menyela ditengah emosi Suzy yang meluap. “Kenapa kau masih diam? Ka! Karago!” Emosi Suzy tak tertahan. “Bae Suji!” Shin Hye Kyung yang merasa putrinya sudah keterlaluan akhirnya membuka suara bahkan tanpa wanita paruh baya itu sadari ia hingga membentak putrinya.

“Eomma membela dia?”

“Tidak, bukan seperti itu Suji-ya..”

“Aku tidak peduli. Aku hanya ingin dia pergi dari sini. Aku tidak suka melihatnya ada disini. Kau boleh pergi Cho Kyuhyun-shi!”

Cho Kyuhyun menyerah. Ia memutuskan untuk mengabulkan keinginan Suzy. Kyuhyun segera meninggalkan rumah itu. Selangkah baru Kyuhyun keluar dari pintu itu, suara bantingan pintu tak dihindari lagi. Namja itu hanya dapat tersenyum getir dengan perasaan sesal yang memenuhi dirinya. “Suji-ya ada apa denganmu? Kenapa kau mengusir Kyuhyun layaknya kau sedang mengusir hewan?” Tuntut Hye Kyung. “Dia memang pantas diperlakukan seperti itu. Dia orang jahat Eomma.”

“Ani. Dia orang yang baik. Dia--”

“Eomma kau tidak perlu memuji dia! Eomma tidak tau apa-apa tentang dia. Eomma bahkan tidak tau kan tujuan dia kesini. Eomma juga tidak tau kan kalau sesungguhnya ia sangat pandai berakting. Dia jahat Eomma!”

“Apa maksudmu? Tujuan apa?”

“Tujuan dia mendekatiku, membuat aku mencintainya, bersikap baik pada kita. Eomma tidak tau kan semua itu? Dia mempunyai tujuan dari itu semua. Dia hanya ingin menyakitiku, dia ingin aku merasakan kehilangan seseorang. Dia hanya mempermainkanku Eomma!”

“Tidak. Kyuhyun bukan orang seperti itu. Eomma yakin!”

“Eomma meyakini dia orang baik. Lalu apa Eomma tau kenapa ia melakukannya padaku? Tidak tau bukan? Itu karena ia sangat membenci Eomma! Dia ingin putrimu merasakan kehilangan orang yang aku cintai sama saat seperti dia kehilangan kedua orang tuanya.” Seusai Suzy berujar panjang lebar yang dibumbui oleh genangan air mata menghiasi mata indah itu, ia segera melangkah masuk kedalam kamarnya. Sementara wanita bernotabene Eomma Bae Suzy tersebut hanya mematung. Diam dalam ketidak mengertian.

***

Semua berubah. Semua tak lagi sama. Semua terbalik. Semua telah berbeda. Kini semua keadaan seakan berputar 180 derajat atas kehidupan sempurna seorang Cho Kyuhyun. Kini kenyataan telah membuat Kyuhyun tak luput dari rasa bersalah dan juga penyesalan. Kenyataan dan takdir. Satu paket yang tak terhindarkan dalam hidup. Cho Kyuhyun mendapati kenyataan hidupnya yang seolah dipermainkan takdir. Dan dirinya yang seolah dipojokkan oleh kenyataan. Kenyataan menjebaknya disudut kehidupan yang sudah tak lagi memiliki ruang. Yang tersisa hanya penyesalan yang tak berkesudahan.
Manusia terkadang membenci hidupnya sendiri tapi itu bukanlah suatu yang bisa dijadikan alasan untuk mengakhiri hidup. Begitu pula dengan kehidupan Cho Kyuhyun yang terasa sangat berat untuk ia jalani saat ini. Setiap kebenaran demi kebenaran terungkap yang malah semakin mengakibatkan rasa menyesal itu semakin mendarah daging dalam dirinya. Hidupnya kini dipenuhi perasaan bersalah akibat prilakunya sendiri.

'Dia sudah kuanggap sebagai Oppa-ku.'

'Dia sudah kuanggap sebagai Oppa-ku.’

'Dia sudah kuanggap sebagai Oppa-ku,'

Rentetan kalimat serupa tersebut tidak lekang dan tidak lekangs dari pemikiran Kyuhyun ditengah kesadarannya yang kian minim. Terus-terusan hanya kalimat tadi yang hadir dan tersisa di dalam kepala Kyuhyun dalam keadaannya yang hampir kehilangan kesadaran. Malam ini, Kyuhyun melampiaskan segala perasaan hatinya di meja bartender ditemani beberapa buah botol wine yang tak berisi. “Tuan.. Kau sudah mabuk,” Kepala Kyuhyun telah menelungkup diatas meja, matanya juga telah tertutup. Menandakan bahwa namja itu telah pasti sudah tak sadarkan diri mengingat 2 botol wine ditenggaknya seorang diri. Pelayan namja itu berusaha membangunkan Kyuhyun tapi ternyata Kyuhyun tidak memberikan reaksi apa pun. Sepenuhnya ia telah tak sadar. Namja berseragam tersebut berinisiatif mencari ponsel milik Kyuhyun yang ia dapati di dalam saku jas hitam yang melekat ditubuh Kyuhyun.

Tangan Suzy bergerak meraba-raba disekitar bantal, berusaha menemukan benda yang tengah bergetar yang berhasil menyeret kesadarannya dari alam mimpi. Suzy mendengus kesal dengan kedua mata yang bahkan belum terbuka. Ponsel telah berada digenggaman Suzy. Tanpa ada niat melihat nomor pemanggilnya. “Yeobseyo..” Kata Suzy parau. 

“Kau mengenal pemilik nomor ini?” Suzy lantas membuka mata, melihat nomor yang tertera pada layar. Nomor ponsel tanpa nama tapi tentu Suzy tahu siapa pemiliknya. Hati dan otaknya telah merespon begitu cepat. Ia amat mengingat pemilik nomor tersebut. Walau nama itu telah Suzy hapus dari ponsel, akan tetapi hatinya belum menghapus namja itu. Dan sepertinya akan menjadi hal yang sulit untuk hatinya melupakan orang tersebut.

“Y-ye” Jawab Suzy ragu. “Bisa anda kesini untuk menjemput pemilik ponsel ini?”

“Ne?”

“Dia sudah mabuk berat hingga tak sadarkan diri,”


Di serambi rumah atapnya, Suzy sedari tadi hanya berdiri melangkah dengan pola yang sama dengan gerakan yang berulang-ulang. Suzy melangkah mondar-mandir diselimuti perasaan resah. Entah apa yang mesti ia lakukan sekarang? Ia tak tahu. Haruskah ia hanya berdiam diri disini atau pergi untuk mendatangi orang itu? Sejak tadi hati kecilnya telah menentukan satu dari kedua pilihan itu yaitu mengambil pilihan nomor dua. Tapi otaknya menentang hal itu. Perang batin dalam diri Suzy terjadi begitu saja. Suzy tak kuasa menengahi antara otak dan hatinya. Hingga hati lah yang berkuasa dalam diri Suzy. Ia pergi.

Suzy melihat seseorang menelungkupkan wajah diatas meja bartender. Kaki Suzy terasa kaku ketika ia berusaha melangkah mendekat kearah orang itu. 

“Agasshi, apa kau orang yang tadi ku hubungi?”

“Y-y-ye,”

Dibantu oleh pelayan yang tadi menghubunginya, Suzy bersama namja berseragam itu akhirnya berhasil juga memasukkan tubuh besar Kyuhyun ke dalam taxi. Didalam taxi, Suzy duduk disisi Kyuhyun yang telah terlelap. Mata namja itu tertutup rapat dengan kepala bersandar pada sandaran jok belakang. Suzy menatap lekat wajah sempurna itu. Wajah yang sebenarnya sangat ia rindukan. Disaat Suzy menikmati kegiatan mamandang wajah itu, saat itu juga sebuah senyum getir tercipta.

Taxi telah terhenti, tanpa perlu diperintah supir taxi itu segera keluar membantu Suzy mengeluarkan tubuh Kyuhyun dari dalam taxi. Namun sayangnya bantuan Ahjusshi itu hanya sekedar mengeluarkan Kyuhyun dari mobilnya, sisanya Suzy harus menderita seorang diri memapah tubuh Kyuhyun yang jelas lebih besar dibandingkan dengan tubuh Suzy. Yeoja berpipi chubby itu memposisikan pelan-pelan tubuh Kyuhyun diatas tempat tidur. Sebelum pergi, Suzy menyelimuti Kyuhyun hingga leher sesudah ia melepaskan sepatu hitam mahal yang biasa Kyuhyun genakan ke kantor. Kembali Suzy menatap lagi wajah milik namja itu. Hatinya bahagia bisa menatap wajah itu lagi tapi rasa sakit juga mengiringi disela rasa bahagia itu. Hatinya sakit. Ia mencintai namja yang seharusnya ia benci. Poin utama yang membuat Suzy merasa sakit.

Bae Suzy bersiap meninggalkan kamar. Namun sebuah genggaman hangat pada pergelangan tangannya menahan langkah Suzy. “Bogoshipeo..” Satu kata itu lebih tepat dikatakan sebuah lirihan. Tubuh Suzy menegang saat itu juga, ia tidak bereaksi. Tubuhnya terlalu kaku untuk digerakkan
“Aku merindukanmu,” Suzy mencoba mengabaikan sekitarnya. Suzy pikir itu hanyalah gurauan semata efek dari alkohol. Kembali Suzy bersiap melangkah, tapi langkahnya kembali tertahan dengan kehadiran sebuah tangan kekar melingkari lehernya. “Bae Suji, aku merindukanmu. Aku mencintaimu,” Kalimat itu terucap dengan begitu tulus dari Cho Kyuhyun. Suzy berusaha menghiraukan itu, tak menganggap itu. Ia mencoba mengabaikannya. 

“Lepas.”

“Ani. Tidak akan. Aku tidak akan melepasmu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi. Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu Bae Suzy. Maafkan aku untuk semuanya. Maaf untuk kesalahan yang pernah kuperbuat. Maaf..” Entah apa yang ada didalam mata Suzy hingga seperti ada sesuatu yang mendorong Suzy untuk segera meluncurkan air matanya. Air mata tanpa dapat Suzy bendung, telah berkumpul dibalik kelopak mata itu. Mungkin hanya dengan sekali kedipan cairan hangat itu pasti segera luruh. Tapi sekuatnya, Suzy berusaha menahannya. Ia tidak ingin air mata itu jatuh. Ia tidak ingin terlihat lemah.

“Aku mencintaimu Bae Suji. Bisakah kau mempercayaiku? Aku tau, aku sadar. Kau pasti sangat membenciku.. Kau pasti tidak akan memaafkanku. Aku tau itu.” Rasa hangat dapat Suzy rasakan disekitar pipi mulusnya ketika cairan bening itu sudah tak dapat ia tahan lebih lama lagi. Perlahan Kyuhyun mengangkat tangannya dari leher Suzy. Dengan langkah goyah Kyuhyun melangkah maju menghadap Suzy didepannya. Menatap mata merah Bae Suzy. Dengan jelas, Kyuhyun dapat melihat lintasan air mata di pipi Suzy. Cho Kyuhyun meletakkan satu tangan di pipi kanan Suzy dan menyeka sisa-sisa air mata. “Aku tau, aku namja yang sangat jahat. Aku pasti sangat dibenci. Tapi kuharap sekali ini saja kau percaya. Aku mencintaimu Suji-ya.. Jeongmal.” Cairan dari kedua mata Suzy secara serempak melaju menuruni pipinya. Kedua tangan Kyuhyun kini telah berposisi memegang kedua belah pipi Suzy. Lalu mengarahkan wajahnya pada yeoja itu. Wajah Kyuhyun bergerak dengan konstan untuk menjangkau bibir ranum Suzy. Kyuhyun tak henti menatap bibir tipis didepannya sebelum akhirnya merapatkan kelopak matanya. Bae Suzy merasa bibir lembab Kyuhyun telah menyentuh bibirnya. Mata Suzy berefleks ikut tertutup juga. Bibir Kyuhyun tak hanya diam, dengan perlahan namja itu mulai menggerakkan bibir tebalnya. Melumat lembut bibir tipis Bae Suzy. Tak kuasa untuk menolak sentuhan bibir Kyuhyun, Suzy ikut membuka mulutnya dan membalas lumatan Kyuhyun. Tiga menit berlalu mereka saling mengecap dan menikmati bibir mereka satu sama lain. Tangan Suzy berada pada kerah kemeja putih Kyuhyun dan meremas kuat-kuat disana. Sementara tangan Kyuhyun sibuk menekan tenguk untuk memperdalam ciuman yang entah sejak kapan telah berubah menjadi ciuman panas yang saling menuntut. Tak hanya bibir mereka yang terpaut, berjalan waktu, lidah mereka juga ikut berperang. Ketika itu juga, kaki Kyuhyun ikut bergerak melangkah maju yang berarti membuat tubuh Suzy ikut bergerak mundur. Langkah Kyuhyun baru terhenti ketika tubuh Suzy menabrak sisi tempat tidur. Tubuh Kyuhyun terus mendorong Suzy yang membuat yeoja itu jatuh tepat di atas tempat tidur Kyuhyun diikuti tubuh Kyuhyun yang langsung menindih tubuh Suzy. Ciuman mereka semakin menjadi, ciuman itu terjadi hanya dibibir melainkan juga pada leher jenjang Suzy. Sepertinya tak ada keinginan dari kedua orang tersebut untuk mengakhiri kegiatan itu malah semakin memasuki tahap yang berlebih. Jemari Kyunyun tidak hanya tinggal diam. Tangannya bergerak meraba dada Suzy. Kesadaran yang masih dipengaruhi oleh alkohol membuat Kyuhyun mengingini lebih dari yang sekarang.

***

Hari terbilang sudah tak pagi lagi mengingat posisi matahari telah beranjak naik dengan pancaran sinarnya yang menerangi seluruh kota Seoul. Jalanan di ibu kota negara Korea Selatan juga telah menyepi. Kegiatan lalu lintas dijalanan kota Seoul itu kini tak seramai saat pagi hari. Di jam saat ini mungkin semua orang telah sibuk menjalankan aktivitasnya masing-masing. Tidak berlaku untuk dua anak manusia yang hingga saat ini masih berada dalam balutan selimut hangat. Bae Suzy dan Cho Kyunyun. Jarum jam telah menunjukkan angka 10. Namun sepertinya tidak ada tanda-tanda mereka akan mengakhiri kegiatan mereka menjelajah dialam mimpi. Jika saja, suara ponsel diatas nakas itu tidak terus berdering yang berhasil menginterupsi kegiatan mereka. Bae Suzy, satu dari kedua orang didalam kamar itu yang berhasil sadar dari alam mimpinya akibat deringan ponsel yang tak kunjung berhenti. Sesaat yeoja cantik itu melenguh, mengumpulkan kesadarannya. Suzy perlahan membuka kedua matanya. Langsung ia dapati ruang kamar yang terasa asing untuknya. Suzy mengedarkan pandangan menjelajahi isi kamar. Potongan-potongan peristiwa malam tadi yang terjadi didalam ruangan itu hadir tanpa perlu harus Suzy mengingatnya. Raut wajah itu kontan berubah. Tepatnya raut penyesalan yang menghias wajah cantik Suzy.

Yeoja cantik itu memberanikan diri menoleh ke sebelah. Menoleh pada namja yang masih terlelap disebelahnya. Sekarang dapat Suzy lihat dengan amat jelas wajah sempurna itu berjarak hanya beberapa centimeter dari wajahnya setelah Suzy memiringkan tubuhnya. Tidak ada alasan bagi Suzy untuk tidak menatap, mengagumi, dan memuja ketampanan wajah Cho Kyuhyun. Wajah yang terpahat begitu sempurna. Sebuah mahakarya Tuhan, menciptakan manusia sesempurna itu. Tak kuasa Suzy untuk tidak menyentuh wajah Kyuhyun. Jemari Bae Suzy bergerak menelusuri wajah bak dewa tersebut, mulai dari kedua mata namja itu berlanjut pada hidung mancung Kyuhyun dan terakhir Suzy membelai lembut bibir tebal didepannya. Tangan Suzy tertahan masih di atas bibir Kyuhyun oleh sebuah tangan ketika Suzy baru akan menyudahi kegiatan jemarinya pada wajah Kyuhyun. Suzy yang merasa terkejut akibat genggaman jemari namja itu yang tiba-tiba hanya mematung. Tidak menyangka namja itu telah terbangun. Kyuhyun segera membuka kelopak matanya lalu menatap wajah Suzy saat itu juga. Genggaman jemari Kyuhyun semakin erat lalu mencium lembut punggung tangan Suzy. 

“Bae Suzy saranghae.” Aku Kyuhyun. “Jin-jja?”

“Jinjja. Aku mencintaimu Bae Suji,”

“Bisa aku mempercayai ucapanmu ini?” Kyuhyun bukan menjawab, malah meraih tubuh Suzy masuk dalam rengkuhannya. Kyuhyun membiarkan lengannya menjadi bantal bagi kepala Suzy. “Kau memang harus mempercayai ini. Aku mencintaimu, jeongmal.” Jawaban itu terdengar begitu lembut dan sarat akan ketulusan. “Percayalah,” Tambah Kyuhyun lagi seraya mengecup lembut punggung Suzy yang memang terekspose, tanpa dilapisi apa pun. Karena memang hanya selembar selimut yang mereka gunakan menutupi tubuh keduanya. 

“Maaf aku sudah sangat jahat padamu. Aku berdosa padamu. Ini salahku. Aku bodoh, aku sudah mempercayai kesalahpahaman ini. Mian.”

“Kesalahpahaman?”

“Ne. Kesalahpahaman itu yang membuatku menjadi namja yang sangat jahat.” Suzy mendongak agar mampu menjangkau tatapan Kyuhyun dan memandangnya meminta penjelasan. “Aku baru tau, ternyata Appaku dan Eomma-mu adalah teman masa kecil. Mereka tumbuh bersama ketika di Gwangju. Appaku adalah Sunbae Eommamu saat sekolah dasar.”

“Mwo?”

“Tapi Eommaku salah mengartikan hubungan mereka. Eomma-ku menyangka Eomma-mu adalah selingkuhan Appaku.”




TBC~

4 komentar:

bebiby on 11 Maret 2014 pukul 07.48 mengatakan...

Gatau kenapa kalo misalkan ngebaca ff ini selali deg-deg-an!!!!.-.

Unknown on 12 Maret 2014 pukul 10.09 mengatakan...

woooaaaa kyu akhirnya sadar ya.. semoga mrka bakalan sama2 teruss. jgn ada pengganggu lg deh. next jgn lama2 tor

Unknown on 2 Februari 2015 pukul 07.08 mengatakan...

akhirny keslah pahaman itu terkuak juga...fiuhh

Miliana on 10 Agustus 2020 pukul 01.08 mengatakan...

menarik banget nih buat dibaca

bekas gigitan serangga

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting