Wrong [잘못했다]
Part 8
Author :
Chindy Agryesti.
Facebook : Chindy Agryyesti Horvejkul
Twitter : @Chindy404
Cast :
- Cho Kyuhyun
- Bae Suzy
Genre : AU!, Romance.
Rating :
PG15
Length : Chapter
Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.
—Wrong—
Part 8
Begin :
Jika dapat hidup
di ibaratkan sebatang lilin, maka sumbu adalah waktu. Api yang membakar sumbu
ibaratkan waktu yang terus melahap waktu hidupmu. Parafin yang membungkus sumbu
adalah kehidupan manusia. Semakin banyak waktu yang berlalu, maka semakin tipis
api waktu yang memakan hidup kita.
Shin Hye Kyung, wanita berumur 45-an itu sesaat mengalihkan pandangan dari benda persegi didepannya —Televisi— ketika indra pendengarannya menangkap suara ketukan pintu dari luar sana. Hye Kyung meyakini diri bahwa orang dibalik pintu yang masih tertutup itu bukanlah tamu langganan yang biasa pulang menjelang larut yaitu putrinya, Bae Suzy. Karena Hye Kyung hafal betul kebiasaan Suzy yang tidak pernah mengetuk pintu sebelum ia memasuki rumah. Wanita setengah baya itu terheran-heran, sebab tak biasanya ada orang yang bertamu ke rumah atapnya. Tentu menjadi peristiwa langkah saat rumah itu kedatangan tamu. Biasanya hanya segelintir nama yang berkunjung ke rumah atap tersebut seperti Hae Rin, Kyung Jin —tetangga sebelah rumah Hye Kyung— dan terakhir Cho Kyuhyun. Walau hanya beberapa kali berkunjung ke rumah atap itu, tapi nama Kyuhyun tetaplah masuk dalam list pengunjung tempat tinggal Bae Suzy tersebut. Meski beberapa tempo waktu ini, satu nama di list tamu diatas sudah tak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah sederhana sana. Dapat dikatakan rumah itu seakan kehilangan satu pengunjungnya dan Hye Kyung kehilangan satu tamunya.
Shin Hye Kyung beranjak, membukakan pintu untuk mengetahui tamu tak di duganya di malam itu. Pintu telah terbuka, saat itu juga mata Hye Kyung melebar dan berbinar seolah memancarkan cahaya. Senyum diwajah itu langsung tercipta sebagai sambutan akan kedatangan orang di depannya sana. “Kyuhyun-ah.. Sudah lama kau tidak kemari?” Namja bertinggi 180-an didepan Hye Kyung itu mengumbar senyum. “Kajja masuklah..” Seiring kalimat mempersilahkan tadi terucap, tubuh Hye Kyung mundur beberapa langkah. Dan Kyuhyun menuruti apa yang diperintah Hye Kyung. Kyuhyun duduk pada lantai yang hanya beralaskan karpet yang terbuat dari plastik. Jangan berpikir bahwa seharusnya tamu duduk disebuah kursi atau sofa. Seharusnya memang demikian namun bagaimana mungkin tamu Hye Kyung itu duduk di sofa atau kursi sementara di rumah sederhana itu tak memiliki sofa atau sejenisnya yang dapat di duduki. Memangnya keadaan seperti apa yang bisa diharapkan dari sebuah flat sederhana yang berada di atap gedung? Sofa mewah? Lantai yang sudah ber-kemeramik? Ruangan ber-AC? Hal semacam itu tentu tidak akan ditemukan pada flat sederhana milik Shin Hye Kyung.
“Akhir-akhir Suzy sangat sibuk, belakangan ini ia pulang hampir larut malam terus,” Tutur Hye Kyung seraya meletakkan sebuah cangkir berisi kopi panas yang baru dibawanya dari dapur.
“Kalau kau ingin bertemu Suzy, kenapa kau tidak langsung saja
mendatangi Suzy di tempat kerjanya?”
“Ah
keuge aniya.. Aku kesini untuk menemuimu.”
“Aku?
Benarkah? Ada apa?”
“Ah
ye sebelumnya aku ingin bertanya. Akhir-akhir ini sebenarnya apa yang terjadi
antara kau dan Suzy?”
“Itu..
Mian sepertinya aku belum bisa menceritakannya padamu,”
'Karena mungkin
setelah kau mengetahui semuanya, kau mungkin saja membenciku.' Imbuh Kyuhyun
yang hanya tersampaikan dihati kecilnya. Tentu tak mungkin Kyuhyun suarakan
langsung.
“Aku
tidak memaksamu untuk menceritakan. Aku hanya berharap semua yang terbaik bagi
kalian,”
“Ahjumma
aku ingin bertanya.. apa kau mengenal Cho Young Hwan?” Meski agak sulit
mengutarakan kalimat tadi, tapi Kyuhyun berhasil walau menyuarakan
pertanyaannya dengan sedikit gagap. “Cho Young Hwan? Ye arrayo. Dia adalah
sunbae-ku ketika kami Sekolah Dasar dan juga rumah kami bertetangga saat kami
masih tinggal di Gwangju. Waeyo? Ada apa kau menanyakan tentang dia? Kau
mengenalnya?” Konstan saat itu juga ekpresi Kyuhyun berubah seketika. Tubuhnya
mendadak membeku dengan pandangan melayang entah kemana. Hatinya menjadi tak
karuan seusai pernyataan tadi keluar dari bibir Shin Hye Kyung. Pernyataan yang
menjadi jawaban dari semua teka-teki hubungan yeoja itu dengan Ayah-nya, Cho Young
Hwan. Kini terungkap sudah kebenaran yang malah membuat Kyuhyun semakin
mengutuk diri dan menyesali semua perbuatan yang ia lakukan pada orang yang ia
cinta, Bae Suzy.
“Aku
adalah putranya.” Kyuhyun membalas pertanyaan Hye Kyung setelah ia sadar ia
menjeda waktu terlalu lama akibat keterkejutannya. “Mwo? Kau putra Cho Young
Hwan? Cho Kyuhyun, Cho Young Hwan. Aishh bodohnya aku ini. Sudah jelas marga
kalian itu sama tapi kenapa tidak pernah terpikirkan olehku.” “Sekarang
bagaimana kabar Appa-mu? Dia sehat?”
“Y-y-ye
Appa sehat,” Sangkal Kyuhyun. Melalui pertanyaan konyol Shin Hye Kyung tadi,
menerangkan kepada Kyuhyun bahwa yeoja itu tidak tau-menau keadaan yang
sesungguhnya. Keadaan bahwa namja yang pernah menjadi Sunbae-nya dulu telah
pergi untuk selamanya. Satu kesimpulan dapat diperoleh. Bahwa yeoja itu memang
tidak memiliki hubungan yang cukup dalam terbukti dari ketidaktau-an Hye Kyung
atas kepergian Cho Young Hwan.
“Jika aku punya waktu aku akan menemui Appa-mu
untuk mengganti uang yang dulu pernah ia pinjamkan padaku. Appa-mu orang yang
sangat baik. Sejak kami masih kecil, ia sudah seperti Oppa bagiku.” Lagi-lagi
penyesalan yang memenuhi Kyuhyun. Sudah pasti menjadi suatu penyesalan bagi Cho
Kyuhyun. Namja itu yang memiliki IQ cukup tinggi tapi dengan bodohnya ia telah
percaya pada kesalahpahaman yang hingga membuatnya menyakiti seseorang.
Membuatnya menjadi namja jahat dan egois. “Ahjumma bisa kau ceritakan bagaimana
hubungan kau dengan Appa-ku?”
“Saat
aku masih tinggal di Gwangju. Dia adalah Sunbae-ku dan rumah kami pun
bersebelahan. Kami sering main bersama. Kami sering pergi ke laut bersama untuk
mencari kerang. Dia orang yang sangat baik. Dia yang selalu membantuku
mengerjakan tugas. Karena kebaikannya, aku telah menganggap dia sebagai Oppa-ku
karena aku memang tidak memiliki saudara. Namun sayangnya, dia dan keluarganya
harus pindah ke Seoul. Saat itu aku merasa kehilangan, aku kehilangan
saudaraku. Berpuluh-puluh tahun kami tidak pernah bertemu lagi. Hingga beberapa
waktu silam aku tak sengaja bertemu dengannya lagi di kota ini. Dia membantuku,
memberikanku pinjaman uang karena saat itu aku sangat membutuhkan uang untuk
pembayaran uang kuliah Suzy. Kupikir ia akan berubah karena sudah lama kami
tidak bertemu. Tapi ternyata tidak, dia tetap Cho Young Hwan Oppa-ku yang
selalu membantuku.”
Selagi Hye Kyung sibuk merangkai kata, menceritakan setiap detail tentang kehidupan masa lalunya. Dilain sisi, seorang yeoja cantik berusaha keras menggerakkan kaki yang terasa berat untuk menciptakan langkah lagi. Terlebih lagi digunakan untuk menaiki tangga yang jarak antar anak tangga cukup tinggi. Tersisa satu anak tangga terakhir, sebelum akhirnya ia menghembuskan panjang nafasnya. Dilihat Suzy pintu rumahnya terbuka, disisi pintu ia dapati sepasang sepatu hitam yang sudah tak asing lagi di indera penglihatannya. Dengan langkah tertahan, Suzy tetap melanjutkan langkah menuju arah pintu. Sudah dapat Suzy dengar satu suara yang sudah amat ia kenali. Suzy sudah meyakini bahwa suara itu ialah orang tersebut. Sontak Suzy melangkah cepat menerobos masuk, tanpa ada basa-basi atau sejenisnya. Suzy menatap tajam kearah namja yang tengah duduk tersebut. “Sedang apa kau disini? Ka!” Sinis Suzy. “Suji-ya.. Apa yang kau lakukan? Tak sopan,” Hye Kyung menyela ditengah emosi Suzy yang meluap. “Kenapa kau masih diam? Ka! Karago!” Emosi Suzy tak tertahan. “Bae Suji!” Shin Hye Kyung yang merasa putrinya sudah keterlaluan akhirnya membuka suara bahkan tanpa wanita paruh baya itu sadari ia hingga membentak putrinya.
“Eomma membela dia?”
“Tidak,
bukan seperti itu Suji-ya..”
“Aku
tidak peduli. Aku hanya ingin dia pergi dari sini. Aku tidak suka melihatnya
ada disini. Kau boleh pergi Cho Kyuhyun-shi!”
Cho
Kyuhyun menyerah. Ia memutuskan untuk mengabulkan keinginan Suzy. Kyuhyun
segera meninggalkan rumah itu. Selangkah baru Kyuhyun keluar dari pintu itu,
suara bantingan pintu tak dihindari lagi. Namja itu hanya dapat tersenyum getir
dengan perasaan sesal yang memenuhi dirinya. “Suji-ya ada apa denganmu? Kenapa
kau mengusir Kyuhyun layaknya kau sedang mengusir hewan?” Tuntut Hye Kyung. “Dia
memang pantas diperlakukan seperti itu. Dia orang jahat Eomma.”
“Ani.
Dia orang yang baik. Dia--”
“Eomma
kau tidak perlu memuji dia! Eomma tidak tau apa-apa tentang dia. Eomma bahkan
tidak tau kan tujuan dia kesini. Eomma juga tidak tau kan kalau sesungguhnya ia
sangat pandai berakting. Dia jahat Eomma!”
“Apa
maksudmu? Tujuan apa?”
“Tujuan
dia mendekatiku, membuat aku mencintainya, bersikap baik pada kita.
Eomma tidak tau kan semua itu? Dia mempunyai tujuan dari itu semua. Dia hanya
ingin menyakitiku, dia ingin aku merasakan kehilangan seseorang. Dia hanya
mempermainkanku Eomma!”
“Tidak.
Kyuhyun bukan orang seperti itu. Eomma yakin!”
“Eomma
meyakini dia orang baik. Lalu apa Eomma tau kenapa ia melakukannya padaku?
Tidak tau bukan? Itu karena ia sangat membenci Eomma! Dia ingin putrimu
merasakan kehilangan orang yang aku cintai sama saat seperti dia kehilangan
kedua orang tuanya.” Seusai Suzy berujar panjang lebar yang dibumbui oleh
genangan air mata menghiasi mata indah itu, ia segera melangkah masuk kedalam
kamarnya. Sementara wanita bernotabene Eomma Bae Suzy tersebut hanya mematung.
Diam dalam ketidak mengertian.
***
Semua
berubah. Semua tak lagi sama. Semua terbalik. Semua telah berbeda. Kini semua
keadaan seakan berputar 180 derajat atas kehidupan sempurna seorang Cho
Kyuhyun. Kini kenyataan telah membuat Kyuhyun tak luput dari rasa bersalah dan
juga penyesalan. Kenyataan dan takdir. Satu paket yang tak terhindarkan dalam
hidup. Cho Kyuhyun mendapati kenyataan hidupnya yang seolah dipermainkan
takdir. Dan dirinya yang seolah dipojokkan oleh kenyataan. Kenyataan
menjebaknya disudut kehidupan yang sudah tak lagi memiliki ruang. Yang tersisa
hanya penyesalan yang tak berkesudahan.
Manusia terkadang membenci hidupnya sendiri tapi itu bukanlah suatu yang bisa dijadikan alasan untuk mengakhiri hidup. Begitu pula dengan kehidupan Cho Kyuhyun yang terasa sangat berat untuk ia jalani saat ini. Setiap kebenaran demi kebenaran terungkap yang malah semakin mengakibatkan rasa menyesal itu semakin mendarah daging dalam dirinya. Hidupnya kini dipenuhi perasaan bersalah akibat prilakunya sendiri.
Manusia terkadang membenci hidupnya sendiri tapi itu bukanlah suatu yang bisa dijadikan alasan untuk mengakhiri hidup. Begitu pula dengan kehidupan Cho Kyuhyun yang terasa sangat berat untuk ia jalani saat ini. Setiap kebenaran demi kebenaran terungkap yang malah semakin mengakibatkan rasa menyesal itu semakin mendarah daging dalam dirinya. Hidupnya kini dipenuhi perasaan bersalah akibat prilakunya sendiri.
'Dia sudah kuanggap sebagai Oppa-ku.'
'Dia sudah
kuanggap sebagai Oppa-ku.’
'Dia sudah
kuanggap sebagai Oppa-ku,'
Rentetan
kalimat serupa tersebut tidak lekang dan tidak lekangs dari pemikiran Kyuhyun
ditengah kesadarannya yang kian minim. Terus-terusan hanya kalimat tadi yang
hadir dan tersisa di dalam kepala Kyuhyun dalam keadaannya yang hampir
kehilangan kesadaran. Malam ini, Kyuhyun melampiaskan segala perasaan hatinya
di meja bartender ditemani beberapa buah botol wine yang tak berisi. “Tuan..
Kau sudah mabuk,” Kepala Kyuhyun telah menelungkup diatas meja, matanya juga
telah tertutup. Menandakan bahwa namja itu telah pasti sudah tak sadarkan diri
mengingat 2 botol wine ditenggaknya seorang diri. Pelayan namja itu berusaha
membangunkan Kyuhyun tapi ternyata Kyuhyun tidak memberikan reaksi apa pun.
Sepenuhnya ia telah tak sadar. Namja berseragam tersebut berinisiatif mencari
ponsel milik Kyuhyun yang ia dapati di dalam saku jas hitam yang melekat
ditubuh Kyuhyun.
“Kau mengenal pemilik nomor ini?” Suzy lantas membuka mata, melihat nomor yang tertera pada layar. Nomor ponsel tanpa nama tapi tentu Suzy tahu siapa pemiliknya. Hati dan otaknya telah merespon begitu cepat. Ia amat mengingat pemilik nomor tersebut. Walau nama itu telah Suzy hapus dari ponsel, akan tetapi hatinya belum menghapus namja itu. Dan sepertinya akan menjadi hal yang sulit untuk hatinya melupakan orang tersebut.
“Y-ye” Jawab Suzy ragu. “Bisa anda kesini untuk menjemput pemilik ponsel ini?”
“Ne?”
“Dia
sudah mabuk berat hingga tak sadarkan diri,”
Di
serambi rumah atapnya, Suzy sedari tadi hanya berdiri melangkah dengan pola
yang sama dengan gerakan yang berulang-ulang. Suzy melangkah mondar-mandir
diselimuti perasaan resah. Entah apa yang mesti ia lakukan sekarang? Ia tak
tahu. Haruskah ia hanya berdiam diri disini atau pergi untuk mendatangi orang
itu? Sejak tadi hati kecilnya telah menentukan satu dari kedua pilihan itu
yaitu mengambil pilihan nomor dua. Tapi otaknya menentang hal itu. Perang batin
dalam diri Suzy terjadi begitu saja. Suzy tak kuasa menengahi antara otak dan
hatinya. Hingga hati lah yang berkuasa dalam diri Suzy. Ia pergi.
Suzy melihat seseorang menelungkupkan wajah diatas meja bartender. Kaki Suzy terasa kaku ketika ia berusaha melangkah mendekat kearah orang itu.
“Agasshi, apa kau orang
yang tadi ku hubungi?”
“Y-y-ye,”
Taxi telah terhenti, tanpa perlu diperintah supir taxi itu segera keluar membantu Suzy mengeluarkan tubuh Kyuhyun dari dalam taxi. Namun sayangnya bantuan Ahjusshi itu hanya sekedar mengeluarkan Kyuhyun dari mobilnya, sisanya Suzy harus menderita seorang diri memapah tubuh Kyuhyun yang jelas lebih besar dibandingkan dengan tubuh Suzy. Yeoja berpipi chubby itu memposisikan pelan-pelan tubuh Kyuhyun diatas tempat tidur. Sebelum pergi, Suzy menyelimuti Kyuhyun hingga leher sesudah ia melepaskan sepatu hitam mahal yang biasa Kyuhyun genakan ke kantor. Kembali Suzy menatap lagi wajah milik namja itu. Hatinya bahagia bisa menatap wajah itu lagi tapi rasa sakit juga mengiringi disela rasa bahagia itu. Hatinya sakit. Ia mencintai namja yang seharusnya ia benci. Poin utama yang membuat Suzy merasa sakit.
Bae Suzy bersiap meninggalkan kamar. Namun sebuah genggaman hangat pada pergelangan tangannya menahan langkah Suzy. “Bogoshipeo..” Satu kata itu lebih tepat dikatakan sebuah lirihan. Tubuh Suzy menegang saat itu juga, ia tidak bereaksi. Tubuhnya terlalu kaku untuk digerakkan
“Aku
merindukanmu,” Suzy mencoba mengabaikan sekitarnya. Suzy pikir itu hanyalah
gurauan semata efek dari alkohol. Kembali Suzy bersiap melangkah, tapi
langkahnya kembali tertahan dengan kehadiran sebuah tangan kekar melingkari
lehernya. “Bae Suji, aku merindukanmu. Aku mencintaimu,” Kalimat itu terucap
dengan begitu tulus dari Cho Kyuhyun. Suzy berusaha menghiraukan itu, tak
menganggap itu. Ia mencoba mengabaikannya.
“Lepas.”
“Ani.
Tidak akan. Aku tidak akan melepasmu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi.
Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu Bae Suzy. Maafkan aku untuk semuanya.
Maaf untuk kesalahan yang pernah kuperbuat. Maaf..” Entah apa yang ada didalam
mata Suzy hingga seperti ada sesuatu yang mendorong Suzy untuk segera
meluncurkan air matanya. Air mata tanpa dapat Suzy bendung, telah berkumpul
dibalik kelopak mata itu. Mungkin hanya dengan sekali kedipan cairan hangat itu
pasti segera luruh. Tapi sekuatnya, Suzy berusaha menahannya. Ia tidak ingin
air mata itu jatuh. Ia tidak ingin terlihat lemah.
“Aku
mencintaimu Bae Suji. Bisakah kau mempercayaiku? Aku tau, aku sadar. Kau pasti
sangat membenciku.. Kau pasti tidak akan memaafkanku. Aku tau itu.” Rasa hangat
dapat Suzy rasakan disekitar pipi mulusnya ketika cairan bening itu sudah tak
dapat ia tahan lebih lama lagi. Perlahan Kyuhyun mengangkat tangannya dari
leher Suzy. Dengan langkah goyah Kyuhyun melangkah maju menghadap Suzy
didepannya. Menatap mata merah Bae Suzy. Dengan jelas, Kyuhyun dapat melihat
lintasan air mata di pipi Suzy. Cho Kyuhyun meletakkan satu tangan di pipi
kanan Suzy dan menyeka sisa-sisa air mata. “Aku tau, aku namja yang sangat
jahat. Aku pasti sangat dibenci. Tapi kuharap sekali ini saja kau percaya. Aku
mencintaimu Suji-ya.. Jeongmal.” Cairan dari kedua mata Suzy secara serempak
melaju menuruni pipinya. Kedua tangan Kyuhyun kini telah berposisi memegang
kedua belah pipi Suzy. Lalu mengarahkan wajahnya pada yeoja itu. Wajah Kyuhyun
bergerak dengan konstan untuk menjangkau bibir ranum Suzy. Kyuhyun tak henti
menatap bibir tipis didepannya sebelum akhirnya merapatkan kelopak matanya. Bae
Suzy merasa bibir lembab Kyuhyun telah menyentuh bibirnya. Mata Suzy berefleks
ikut tertutup juga. Bibir Kyuhyun tak hanya diam, dengan perlahan namja itu
mulai menggerakkan bibir tebalnya. Melumat lembut bibir tipis Bae Suzy. Tak
kuasa untuk menolak sentuhan bibir Kyuhyun, Suzy ikut membuka mulutnya dan
membalas lumatan Kyuhyun. Tiga menit berlalu mereka saling mengecap dan
menikmati bibir mereka satu sama lain. Tangan Suzy berada pada kerah kemeja
putih Kyuhyun dan meremas kuat-kuat disana. Sementara tangan Kyuhyun sibuk
menekan tenguk untuk memperdalam ciuman yang entah sejak kapan telah berubah
menjadi ciuman panas yang saling menuntut. Tak hanya bibir mereka yang terpaut,
berjalan waktu, lidah mereka juga ikut berperang. Ketika itu juga, kaki Kyuhyun
ikut bergerak melangkah maju yang berarti membuat tubuh Suzy ikut bergerak
mundur. Langkah Kyuhyun baru terhenti ketika tubuh Suzy menabrak sisi tempat
tidur. Tubuh Kyuhyun terus mendorong Suzy yang membuat yeoja itu jatuh tepat di
atas tempat tidur Kyuhyun diikuti tubuh Kyuhyun yang langsung menindih tubuh
Suzy. Ciuman mereka semakin menjadi, ciuman itu terjadi hanya dibibir melainkan
juga pada leher jenjang Suzy. Sepertinya tak ada keinginan dari kedua orang
tersebut untuk mengakhiri kegiatan itu malah semakin memasuki tahap yang
berlebih. Jemari Kyunyun tidak hanya tinggal diam. Tangannya bergerak meraba
dada Suzy. Kesadaran yang masih dipengaruhi oleh alkohol membuat Kyuhyun
mengingini lebih dari yang sekarang.
***
Hari
terbilang sudah tak pagi lagi mengingat posisi matahari telah beranjak naik
dengan pancaran sinarnya yang menerangi seluruh kota Seoul. Jalanan di ibu kota
negara Korea Selatan juga telah menyepi. Kegiatan lalu lintas dijalanan kota
Seoul itu kini tak seramai saat pagi hari. Di jam saat ini mungkin semua orang
telah sibuk menjalankan aktivitasnya masing-masing. Tidak berlaku untuk dua
anak manusia yang hingga saat ini masih berada dalam balutan selimut hangat.
Bae Suzy dan Cho Kyunyun. Jarum jam telah menunjukkan angka 10. Namun
sepertinya tidak ada tanda-tanda mereka akan mengakhiri kegiatan mereka
menjelajah dialam mimpi. Jika saja, suara ponsel diatas nakas itu tidak terus
berdering yang berhasil menginterupsi kegiatan mereka. Bae Suzy, satu dari kedua
orang didalam kamar itu yang berhasil sadar dari alam mimpinya akibat deringan
ponsel yang tak kunjung berhenti. Sesaat yeoja cantik itu melenguh,
mengumpulkan kesadarannya. Suzy perlahan membuka kedua matanya. Langsung ia
dapati ruang kamar yang terasa asing untuknya. Suzy mengedarkan pandangan
menjelajahi isi kamar. Potongan-potongan peristiwa malam tadi yang terjadi
didalam ruangan itu hadir tanpa perlu harus Suzy mengingatnya. Raut wajah itu
kontan berubah. Tepatnya raut penyesalan yang menghias wajah cantik Suzy.
Yeoja cantik itu memberanikan diri menoleh ke sebelah. Menoleh pada namja yang masih terlelap disebelahnya. Sekarang dapat Suzy lihat dengan amat jelas wajah sempurna itu berjarak hanya beberapa centimeter dari wajahnya setelah Suzy memiringkan tubuhnya. Tidak ada alasan bagi Suzy untuk tidak menatap, mengagumi, dan memuja ketampanan wajah Cho Kyuhyun. Wajah yang terpahat begitu sempurna. Sebuah mahakarya Tuhan, menciptakan manusia sesempurna itu. Tak kuasa Suzy untuk tidak menyentuh wajah Kyuhyun. Jemari Bae Suzy bergerak menelusuri wajah bak dewa tersebut, mulai dari kedua mata namja itu berlanjut pada hidung mancung Kyuhyun dan terakhir Suzy membelai lembut bibir tebal didepannya. Tangan Suzy tertahan masih di atas bibir Kyuhyun oleh sebuah tangan ketika Suzy baru akan menyudahi kegiatan jemarinya pada wajah Kyuhyun. Suzy yang merasa terkejut akibat genggaman jemari namja itu yang tiba-tiba hanya mematung. Tidak menyangka namja itu telah terbangun. Kyuhyun segera membuka kelopak matanya lalu menatap wajah Suzy saat itu juga. Genggaman jemari Kyuhyun semakin erat lalu mencium lembut punggung tangan Suzy.
“Bae Suzy saranghae.” Aku Kyuhyun. “Jin-jja?”
“Jinjja.
Aku mencintaimu Bae Suji,”
“Bisa
aku mempercayai ucapanmu ini?” Kyuhyun bukan menjawab, malah meraih tubuh Suzy
masuk dalam rengkuhannya. Kyuhyun membiarkan lengannya menjadi bantal bagi
kepala Suzy. “Kau memang harus mempercayai ini. Aku mencintaimu, jeongmal.”
Jawaban itu terdengar begitu lembut dan sarat akan ketulusan. “Percayalah,” Tambah
Kyuhyun lagi seraya mengecup lembut punggung Suzy yang memang terekspose, tanpa
dilapisi apa pun. Karena memang hanya selembar selimut yang mereka gunakan
menutupi tubuh keduanya.
“Kesalahpahaman?”
“Ne.
Kesalahpahaman itu yang membuatku menjadi namja yang sangat jahat.” Suzy
mendongak agar mampu menjangkau tatapan Kyuhyun dan memandangnya meminta
penjelasan. “Aku baru tau, ternyata Appaku dan Eomma-mu adalah teman masa
kecil. Mereka tumbuh bersama ketika di Gwangju. Appaku adalah Sunbae Eommamu
saat sekolah dasar.”
“Mwo?”
“Tapi
Eommaku salah mengartikan hubungan mereka. Eomma-ku menyangka Eomma-mu adalah
selingkuhan Appaku.”
TBC~
4 komentar:
Gatau kenapa kalo misalkan ngebaca ff ini selali deg-deg-an!!!!.-.
woooaaaa kyu akhirnya sadar ya.. semoga mrka bakalan sama2 teruss. jgn ada pengganggu lg deh. next jgn lama2 tor
akhirny keslah pahaman itu terkuak juga...fiuhh
menarik banget nih buat dibaca
bekas gigitan serangga
Posting Komentar