I Got Your Back Part 1

I Got Your Back [나는 당신의 뒤를 ]
Part 1


Author                                 : Chindy Agryesti.

Facebook                            : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter                                 : @Chindy404

Cast                                      :
  •  Cho Kyuhyun
  •  Yoon Haera


Genre                                   : AU!, Romance.

 Rating                                  : PG15

Length                                  : Chapter



I got your back, ff ini terinspirasi dari judul lagunya Jay Park dengan judul yang sama dengan ff ini. Aku rekomendasi kalian harus denger lagu ini, lagunya enak bgt, easy listen bgt dah pokoknya. Semua yang ada di FF ini asli hanya karangan author, hasil olah hayal dari author tukang ngelamun ini kkkk~. Udh dulu cuap-cuapnya, sekarang waktunya membaca cerita hasil khayalanku ini.


Happy readings all..


Aku pergi karena aku mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
–Yoon Haera –


Saat kau telah pergi dari hidupku, baru kumengerti apa itu cinta.
—Cho Kyuhyun—


Tidak pernah ada waktu yang tepat untuk patah hati dan tidak pernah ada waktu yang salah untuk jatuh cinta.


—I Got Your Back part 1—
Began :


Haera POV

Ku melihat pantulan diriku dicermin depanku. Bola mataku meneliti penampilanku yang dapat kulihat di pantulan cermin besar ini. Sesaat, mata ini menatapi manik mataku dari bayangan yang tercipta dicermin. Sekelibat, bayangan wajah tampan itu terlintas dalam pikiran kosongku. Wajah tampan kala ia lagi tersenyum. Senyum yang kulihat namun tak pernah ia berikan untukku. Buru-buru aku menggelengkan kepala, mengusir semua bayangan - bayangan tentangnya. Aku sudah berjanji pada diriku, aku tak boleh memikirkannya lagi. Aku harus membuang perasaan ini. Aku harus menepati janji ini. Bukankah janji dibuat untuk ditepati? Benar, dan aku tidak ingin melanggarnya. 

Aku menarik nafas, membiarkan udara memenuhi rongga hidungku dan menghembuskannya perlahan. 

'Tak apa. Aku sudah melupakannya! Benar, aku telah melupakannya jadi tak apa,' Batinku. Mempersiapkan diri akan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin saja akan terjadi di beberapa menit kemudian. Aku mengayunkan kaki melangkah keluar dari ruangan bernama toilet ini. 

'Tak apa! Aku pasti bisa!' Hatiku kembali membatin.

“Nona Yoon, Anda telah ditunggu,” Beritahu seorang yeoja. Dapat kulihat ia bernama Park Ji Eun diname-tag. 

Park Ji Eun? Ji Eun? Nama itu..
Sudahlah. Aku harus melupakannya. Itu bukan sesuatu yang harus kuingat.

Tiba aku disebuah Aula yang biasa dijadikan tempat pertemuan atau rapat, dua orang berjas hitam sama menjaga pintu. Tanpa diminta kedua orang itu telah membukakan pintu sesaat aku akan masuk. “Silahkan masuk Nona,” Ucap salah satu dari orang ber
-jas itu. Aku tersenyum menanggapinya. Kakiku berjalan dengan enggan memasuki ruangan Aula. Semua orang didalam ruangan kini menatapku. Entahlah aku sendiri tak mengerti mengapa mereka semua menatapi. Beberapa wartawan langsung menjepretkan kamera memfotoku. 
Dalam langkahku, aku tersenyum pada orang-orang asing yang baru kali pertama kutemui. Mataku berkeliling menatap kumpulan orang-orang berjas disana. Seketika tubuhku melemas, pandangan kami bertemu. Inilah yang kutakutkan, aku harus kembali melihat wajah itu dan ketakutanku menjadi kenyataan. Mata kami melemparkan tatapan satu sama lain. Tatapan yang tak dapat kuartikan. Ya tuhan bantu aku.




Author POV 

Kyuhyun membulatkan mata onyx-nya. Dengan pandangan tak percaya, kini kedua matanya hanya tertuju pada seseorang yang baru beberapa detik lalu masuk dan bergabung. Seorang yeoja bernama Yoon Haera. Kehadiran orang itu mampu mengejutkan Cho Kyuhyun. Mata namja itu masih melebar, menatapi intens dan terus-menerus pada Yoon Haera yang telah duduk cukup jauh jarak yang terbentang diantara keduanya.

“Karena orang yang kita tunggu telah tiba, mari kita mulai saja,” 

Telah seperkian waktu, acara ini berlangsung. Sampai saat ini masih sambutan dan dari kedua perusahaan. Pikiran kedua orang itu –Kyuhyun dan Haera— sudah tak terfokus pada acara. Masing-masing dari mereka mempunyai pikiran tersendiri. Jika yang ada dipikiran Yoon Haera ialah ingin segera mengakhiri acara ini, berbanding terbalik dengan nama bernama Cho Kyuhyun. Ada kelegaan direlung hatinya melihat yeoja yang telah enam tahun tak ia lihat. Perasaan Haera semakin tak menentu, kala ia telah beberapa kali memergoki pandangan Kyuhyun masih tertuju padanya. Yeoja itu tak ingin melihatnya, tak ingin. Meski hatinya ingin sekali melihatnya, melihat wajah tampan itu. Wajah yang sebenarnya amat sangat ia rindukan. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Ia tak ingin mengingkari janjinya.

“Dipersilahkan bagi kedua perusahaan untuk meresmikan kerja sama ini,”


Mendengar kalimat tersebut, lantas kedua pimpinan dari kedua perusahaan itu bangkit berdiri dari duduk mereka dan melangkah menuju
mimbar. Mereka yang tak lain dan tak bukan ialah Cho Kyuhyun sebagai pemimpin dari Cho. Corp sementara Yoon Haera mewakili bagi perusahaan yang menjadi tempat kerjanya selama empat tahun ini.





Kyuhyun POV

Hal yang sebelumnya tak pernah kubayangkan akan terjadi. Berdiri bersebelahan dengannya. Aku tak menyangka Tuhan masih memberi kesempatan untukku melihat lagi wajahnya. Enam tahun lalu menjadi kali terakhirnya aku melihat wajah cantik miliknya, dan kini aku melihat lagi wajahnya setelah enam tahun itu. Namun, dengan pertemuan tak terduga ini, muncul berbagai pertanyaan tentangnya dibenakku. 
Aku meletakkan ballpoint yang tadi selesai kugunakan untuk menandatangi kontrak kerja sama dengan Taehan Group diatas meja. Sebagaimana biasanya orang yang telah melakukan kerja sama, mereka akan berjabat tangan. Ia telah mengulurkan tangannya terlebih dulu, tapi tidak untuk tatapannya. Ia selalu menghindar dari tatapanku. 
Dia menandatangani kerja sama kami? Apa itu berarti dia bekerja di Taehan Group? 
Inilah pertanyaan terbesarku dari keseluruhan pertanyaan yang ada.
Aku membalas jabatan tangan lembut nan Hangat itu. Bahkan sampai saat ini tangannya pun tak berubah, begitupun dengan hatimu, kuharap itu tidak akan pernah berubah. Aku kecewa saat ia melepas tautan tangan kami. Dalam hati aku tidak ingin melepaskannya. Tangan ini, ingin selalu kugenggam dan tak ingin lagi aku melepasnya. Suatu kebodohan terbesarku dulu, pernah melepaskan genggamannya, hingga ia pun pergi dari hidupku. 
Riuh suara tepuk tangan pun terdengar dalam ruangan ini. Jepretan kamera langsung aku dapati bersama yeoja yang baru kusadari bahwa aku mencintainya setelah ia pergi dari hidupku. Memang bodoh bukan?

Inti dari acara ini, telah berakhir. Beramah tamah dengan orang lain telah menjadi kebiasaan dalam akhir suatu acara. Seperti yang aku lakukan saat ini. Aku tengah berbincang kecil dengan para relasi bisnis baruku dari Taehan Group ini.

“Eomma...” Satu suara berseru cukup lantang memenuhi indera penderanganku. Dengan refleks, aku pun segera menorehkan kepala kesumber suara. Diambang pintu Aula ini kudapati seorang yeoja paruh baya bersama seorang namja kecil berdiri disana dengan pandangan mereka berarah pada satu orang. 



Author POV

“Eomma...” Indera pendengaran Haera menangkap satu suara yang telah ia hafal dengan baik. Suara namja kecil yang tengah dirindukannya. Segera, Haera menoleh ke sumber suara. Detik selanjutnya, sebuah senyum merekah diwajah cantik Haera. Tanpa aba-aba lagi, Haera berjalan kearah dua orang yang masih diambang pintu. Direngkuhnya tubuh namja kecil yang memanggil Haera dengan sebutan 'Eomma'  tadi. Namja kecil itu bergumam dalam pelukan Haera. “Eomma bogoshipeo..” 

“Nado chagia..”
Seketika mata Haera menjadi berbinar melihat kedatangan tiba-tiba dua orang ini. Lain halnya dengan Kyuhyun, namja berumur seperempat abad itu terpaku. 

'Eomma?'  Batinnya. Ia membatu, seolah ia baru mengetahui sesuatu yang besar yang berhasil membuatnya terkejut. Ia memang terkejut. Terkejut atas satu kata yang terlontar dari bibir namja kecil yang ia sendiri tak ia kenal. '


Itu tidak mungkin?' Katanya lagi dalam hati. Kepala namja itu bergerak menggeleng tanpa ia sadar.

“Presdir, kau? Ada apa?” Namja bertinggi hampir sama dengan Cho Kyuhyun yang berdiri disebelah Kyuhyun bertanya pada sang Presdir. Ia menangkap keanehan pada Presdir Cho Corp
itu.

“Mereka siapa?” 

“Itu adalah Nyonya Hwang Seul Rin, Presdir Taehan Group dan namja kecil itu.. Entahlah saya pun tak tahu. Mungkin putra Nona Yoon Haera,” Kepala Kyuhyun menggeleng semakin menjadi. Dan orang disebelah Kyuhyun yang bernotabene sebagai Asisten Kyuhyun hanya dapat memandang bingung akan prilaku Presdirnya. 


'Tidak! Tidak mungkin! Apa ia telah melupakanku dan  telah memiliki hidup baru?' Terjadi peperangan batin didalam hati bermarga Cho itu. 

“Presdir Cho mari kuperkenalkan dengan Presdir Taehan Group,” Sebuah suara menghentikan peperangan batin didalam hati Kyuhyun. Orang itu adalah Kim Tae Woo, Direktur dari perusahaan Taehan Group. Kyuhyun mengangguk mengiyakan kemudian namja itu pun mengikuti namja paruh baya yang tadi mengajaknya untuk diperkenalkan dengan Presdir Taehan Group.

“Anneyong haseyo Presdir. Anda datang? Kapan Anda tiba?” Salam serta sapa menjadi pembuka pembicaraan antara Presdir Hwang dengan Direktur Kim Tae Woo.

“Ye Anneyong haseyo. Baru sekitar 30 menit aku tiba di Seoul,”
Ketika menyadari kehadiran Direktur Kim membawa orang itu, Haera semakin menundukkan kepalanya menatapi marmer putih dibawahnya. 

“Ah Geuroseumnikka? Perkenalkan ini adalah Presdir Cho Corp,” 
Mata Presdir Hwang pun beralih menatap namja bertubuh tinggi itu yang berdiri disebelah Direktur Kim.

“Anneyong haseyo. Cho Kyuhyun imnida, Presdir Cho Corp.” Kyuhyun berujar memperkenalkan diri.

“Anneyong haseyo Hwang Seul Rin imnida.” Kata yeoja paruh baya itu balik memperkenalkan diri. “Wah aku tak menyangka bisa bekerja sama dengan namja setampan dirimu,” Puji Presdir Hwang pada Cho Kyuhyun.



Haera POV

“Eomma aku lapar,” Ucap namja kecil ini tiba-tiba sambil menarik-narik tanganku. Orang yang berada disekitarku, kuyakini mereka mendengarnya. Sekilas orang itu kembali menatapku penuh keterkejutan dan memandangku dengan pandangan yang tak kumengerti. Kualihkan kepalaku kearah lain, tak ingin aku melihatnya lebih lama. Itu hanya akan menggoyahkan pertahananku. Kulihat Eomma melirik arloji ditangan kirinya. “Ini sudah waktu untuk makan siang. Bagaimana jika kita makan siang bersama?” tawar Eomma yang sangat kuharap, tawaran tadi bukan ditujukan orang itu. Semua tak sesuai harapanku. “Baiklah..” Putus orang itu tanpa berpikir lagi.

Disinilah kami berada. Disebuah Restaurant Jepang mewah, tempat yang Eomma pilih untuk menikmati makan siang.
Ya tuhan kenapa seperti ini? Kenapa aku harus dihadapkan lagi dengannya. Bahkan saat ini dengan ruang lingkup yang terbilang cukup sempit. Kami duduk bersebrangan, hanya terhalang oleh meja lantai untuk menempatkan makanan. Ku
merasa ada keanehan padanya, ia terus menatapiku. Aku mengetahuinya? Tentu saja aku tahu, karena sejujurnya mata ini tak pernah ingin berhenti melihatnya. Aku merindukannya. “Eomma ige mwoya? Kenapa warnanya hitam sekali?” Komentar namja kecil berumur tiga tahun ini. Yoon Jong Hyun. Ialah putraku. Malaikat kecil yang menemani hidupku, mengenyahkan rasa kesepianku. Bersama dengan Eomma, ialah orang yang menemaniku dari kesendirian didunia ini.

“Ini adalah Ikasumi Yakisoba, Kau belum pernah mencobanya bukan? Ini cobalah,”

Setelah berucap demikian pada putraku, setelahnya kini aku berubah seperti menjadi orang bisu. Aku bungkam, tak ada lagi kalimat yang keluar dari bibirku. Meski tak jarang Eomma mengajakku ikut dalam pembicaraannya bersama orang itu. Tetapi aku hanya menanggapinya dengan gumaman ataupun anggukan. Aku lebih memilih diam dan menatapi makanan.

“Eomma.. Aku ingin
ke toilet,” Rengek Jong Hyun, meminta ditemani ke Toilet. “Kajja, Eomma antar,” Aku bersiap untuk bangkit tapi Eomma menahanku. “Biar Eomma saja yang menemani Jong Hyun. Kau disini saja temani Presdir Cho,”

Suasana menjadi beku, sekeluarnya Eomma dan Jong Hyun yang hanya menyisakan aku dan dia. Ia menatapku intens. 
Apa maksudnya tatapan itu? Tatapan bencikah? Mungkin saja. “Boleh aku--”

“Sepertinya aku juga harus ke toilet,” Sela ku sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Aku tak ingin mendengar apapun darinya. Aku tak ingin mendengar suaranya. Suara yang sesungguhnya amat sangat kurindukan, tapi aku tak ingin mendengarkannya. Sakit. Tatkala aku mengingat semua kata-kata yang pernah terlontar dari bibir indah itu. Terdengar bodoh memang, tapi aku merindukannya.



Kyuhyun POV

“Eomma.. Ige mwoya? Kenapa warnanya hitam?” Namja kecil tak kuketahui pasti itu berkomentar. Mengomentari Mie ala Jepang yang warnanya memang hitam pekat.

“Ini adalah
Ikasumi Yakisoba Kau belum pernah mencobanya bukan? Ini cobalah,” Kata yeoja itu memberikan jawaban pada namja kecil itu. Ya tuhan sebenarnya siapa namja kecil ini? Apa benar ia anak Haera? Jika iya, apa itu berarti..?

Bola mataku terus menatapi anak kecil itu. Ia begitu manis, kulit putihnya, pipi tembemnya yang merah, matanya yang tidak terlalu sipit. Semua menyerupai apa yang ada di Haera. Lalu, bagaimana jika dia benar-benar putra Haera? Apa benar Haera telah melupakanku dan telah memiliki orang yang dicintainya? Hhh! Jika benar, semua itu berawal dari kebodohanku. Aku bodoh pernah menyia-nyiakannya. Aku bodoh pernah mengabaikannya. Aku bodoh pernah membencinya. Dan satu kebodohanku paling fatal, aku pernah menginginkannya pergi dari hidupku. Namun setelah itu terjadi, aku baru menyadarinya bahwa aku membutuhkannya karena aku mencintainya.

“Eomma.. Aku ingin ke toilet,”

“Kajja, Eomma antar,” Presdir Hwang langsung menahannya saat ia akan bangkit dari duduknya.

“Biar Eomma yang menemani anakmu, kau disini saja temani Presdir Cho,” Seketika aura ditempat ini berubah. Dapat kulihat ia tak nyaman dengan suasana seperti ini. Dia hanya membatu, tak ada niatan sedikit pun darinya untuk memulai pembicaraan. Aku putuskan, aku yang akan membuka suara mengurangi suasana tidak mengenakan diantara kami sekaligus mengurangi rasa penasaranku
semua tentang dirinya.

“Boleh aku--”

“Sepertinya aku juga harus ke toilet,” Selanya sebelum aku menuntaskan kalimatku dan segera ia berlalu, menyisakanku sendirian ditempat ini.

“Mianhae.. jeongmal mianhae..”





Author POV

Disebuah mobil, suasana didalamnya begitu tenang. Yoon Haera, salah satu orang yang berada didalam mobil tampak lebih memilih menatapi jalan diluar jendela mobil. Sesekali ia menatap wajah damai bocah berusia tiga tahun yang tengah tertidur pulas dipangkuannya. Sedangkan satu orang lainnya, juga memejamkan mata tapi ia tidak tidur melainkan tampak tengah berpikir. Sekitar dua puluh menit waktu mereka tersita oleh jarak perjalanan pulang. Presdir atau Nyonya Hwang dan Yoon Haera segera turun dari mobil saat mobil yang mereka naiki telah berhenti disebuah rumah megah khas Eropa milik yeoja paruh baya yang dipanggil 'Eomma' oleh Yoon Haera.
Haera langsung menuju lantai atas, mengantarkan putranya keruang kamar agar dapat tidur lebih nyaman lagi. Setelahnya, Haera turun dari lantai atas dan menghampiri Eomma-nya di ruang tengah.

“Haera-ya ada yang ingin Eomma sampaikan,” Nampak suasana menjadi agak lebih serius. 

“Mwoga?”

“Eomma telah memutuskan.. Eomma akan mempercayakan Taehan Group yang
ada di Amerika kepada Direktur Kim. Biar Direktur Kim yang mengurusi semuanya. Dan kau akan mengurus Taehan Group yang ada di Seoul.”

“Ndeh?!” Haera sontak tersentak. Memandang Eo
mma-nya heran sekaligus tak percaya.

“Me-mang a-da apa Eomma? Mengapa tiba-tiba?” Haera bertanya dengan hati-hati.

“Ini tidak tiba-tiba, Eomma telah memikirkannya matang-matang. Eomma pikir sudah seharusnya kita lebih memfokuskan Taehan Group di Seoul dari yang manapun. Lagi pula Eomma juga tidak bisa selalu menghindar seperti ini.”

“Eomma? Ap-a i-tu berarti kita akan tinggal di-sini?”





Haera POV

“Eomma? Apa itu berarti kita akan tinggal disini?” tanyaku agak tertahan.

“Kau tak ingin kembali tinggal di Seoul? Apa kau tak merindukan tanah airmu?”

“Bukan seperti itu, hanya saja..” ‘Aku takut itu hanya akan membuatku tak pernah bisa melupakannya.’ Kalimat tersebut hanya terucapkan oleh batinku tanpa mampu ku suarakan langsung oleh bibir ini.

“Kau khawatir padaku? Jika iya, Eomma berterima kasih sekali kau mengkhawatirkan Eomma. Tak apa, Eomma gwaenchana. Meski pilihan ini sulit, ini sama saja membuka luka lamaku terhadap negara ini, tak apa. Eomma ingin menikmati sisa hidup Eomma ditanah airku, bukan dinegara asing seperti Amerika atau dimanapun. Eomma sadar, semua tentang mereka bukanlah sesuatu yang seharusnya dilupakan tapi sebaliknya. Mereka adalah hal yang harus Eomma kenang. Maka itu, Eomma ingin kembali mengenang mereka lewat negara ini. Kau tidak keberatan kan, jika kita tinggal disini?” Aku mengganguk pasrah.



Flashback

Matahari dipagi nan cerah ini menyelimuti kota New York. Dimusim panas ini tampak matahari begitu bersahabat. Tidak terlalu panas maupun sebaliknya. Aku menghabiskan hari mingguku ditaman belakang dari rumah yang kutinggali. Sesekali ku menyesap Hot Chocolate yang kupegang. 

“Eomma..” Satu suara yang sudah sangat kuhafal. Suara lantang khas yang dimiliki putra tampanku ini. Ku menoleh kearahnya. “Waeyo?” Meski saat ini kami bertempat tinggal di Amerika namun didalam rumah ini, kami malah menggunakan bahasa Korea. 

“Halmeoni mencari Eomma,” Ucapnya dengan bahasa yang cukup belibet dan logat yang cadel.

Aku menghentikan kegiatan bersantai
ku untuk menghampiri Eomma di ruang kerjanya dan segera bertanya. “Eomma memanggilku? Waeyo?” Kulihat ia tengah berkutat pada lembaran-lembaran kertas ber-map.

 “Ada yang harus Eomma sampaikan,”

 “Apa itu?”

“Taehan Group Korea akan melakukan kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan Korea. Eomma ingin kau mewakili Eomma untuk acara penandatanganan kontrak itu,”

“Itu berarti aku harus ke Korea? Begitukah?”

“Ne.. Kau tidak keberatan bukan? Acaranya akan dilaksanakan lusa jadi besok kau sudah harus berangkat,”


Korea? Haruskah aku menginjakkan kakiku disana setelah sekian lama?


Flashback end.



Mendengar keputusan Eomma tersebut, aku hanya dapat mengiyakan dan mengikutinya. Jauh didalam hati, aku tidak pernah ingin menerima keputusan ini. Kembali ke negara ini? Korea, Negara dimana memiliki kenangan menyedihkan untuk kisahku yang memberi luka di hatiku. Hal yang tak pernah ada dipikiranku, aku harus kembali ke negara ini. Ya tuhan, bisakah kau ubah keputusan ini? Andai jika aku tahu akhirnya seperti ini, aku takkan pernah mau menerima permintaan Eomma untukku pulang ke negera ini.




Top of Form
Author POV

Hari kian berganti, Haera pun disibukkan oleh segala pekerjaan mengurusi Taehan Group. Jika saat waktu di Amerika dulu, Nyonya Hwang masih ikut turun tangan menangani Taehan Group tapi tidak untuk sekarang. Hwang Seul Rin, yeoja paruh baya berumur setengah abad itu telah sepenuhnya memberikan kepercayaan pada Haera untuk memegang Taehan Group.
Kesibukan Haera terhadap Taehan Group memberikan semakin banyak peluang untuk dia selalu bertemu dengan Cho Kyuhyun. Jika Haera bisa menghindarinya, tentu Haera akan melakukannya. Namun apa boleh buat, keadaan tak mendukungnya untuk menghindari namja itu.

Hari ini seperti yang telah dijadwalkan, kedua perusahaan besar itu melakukan pertemuan, membahas seputar tentang bisnis mereka. Perasaan tidak nyaman sudah terlebih dulu mendera Haera. Sedikitpun Ia merasa tak pernah nyaman di kali setiap bertemu dengan orang itu.


Tatapan intens lagi-lagi terlontar dari mata indah Cho Kyuhyun kepada Haera. Mereka duduk berhadapan, dengan posisi rapat membentuk letter 'U'. Tak ayal, semakin membuat Haera tak nyaman bahkan menjadi risih oleh tatapan namja itu. Bukan karena ada perasaan tak suka pada namja itu, melainkan sebaliknya. Haera takut pertahanan yang telah ia bangun akan runtuh dalam sekejap mata. Perasaan yang membuat Haera sakit, ia takut perasaan itu malah semakin meluas dan selalu membayangi hidupnya dengan perasaan cinta
nya yang tak terbalas.
Manik hitam Haera tak pernah diam, benda bulat hitam itu terus berkeliling menghindari tatapan yang dilemparkan oleh seseorang diseberang sana. 
Waktu kian berputar hingga 30 menit berlalu, rentang waktu yang terasa begitu lambat bagi Haera lewati. Rapat telah usai. Lekas Haera segera bersiap meninggalkan ruangan rapat. Ia mengambil tas dan berjalan cepat sampai sebuah suara menahan langkahnya.

“Yoon Haera-shi kau ingin ikut makan siang bersama kami?” Tanya seseorang dari bagian Taehan Group yang Haera sendiripun belum begitu mengenalnya.

“Lain kali saja. Aku sudah ada janji makan siang,”


***


“Eomma..”

Yoon Haera mendapati Eomma dan putranya, Jong Hyun didalam ruangan kerjanya. Senyum mengembang diwajah cantik itu menyambut kedatangan dua orang yang menjadi peneman didalam kesendirian hidupnya. “Eomma sudah lama?” Tanya Haera pada Hwang Seul Rin.

“Tidak juga,”

“Kajja. Anak Eomma ini pasti sudah lapar bukan?” Dengan cepat, namja kecil berkemeja Dark Blue itu mengangguk mengiyakan. Melihatnya, Haera merasa gemas sendiri pada putranya sendiri. Kadang, ia merasa beruntung menjadi seorang Yoon Haera. Memiliki yeoja paruh baya yang dipanggilnya Eomma, mempunyai putra semanis, selucu, setampan Jong Hyun. Meski tak dapat dipungkiri, ada kalanya perasaan ingin memiliki orang yang dicintainya muncul dilubuk hatinya. Secepatnya, ia harus langsung menepis perasaan yang seharusnya sudah lama ia kubur dalam-dalam. Perasaan untuk orang yang salah. Orang itu pasti telah bahagia setelah kepergiannya dulu dan mungkin hidupnya sangat damai sekarang ini. Begitulah spekulasinya. Hingga ia pun membuat hipotesa, bahwa ia telah merasakan bahagia saat ini dan tak membutuhkan siapapun lagi dihidupnya. Meski sesungguhnya itu bohong. Itu tak benar.

“Haera-ya sepertinya Eomma tidak bisa makan siang bersamamu hari ini, ada teman Eomma yang ingin bertemu, jadi Eomma kesini ingin mengantarkan Jong Hyun. Dia ingin bersamamu..” Jelas Hwang Seul Rin. 


“Seharusnya Eomma tidak perlu repot-repot mengantarkan Jong Hyun. Eomma bisa menelponku.”

“Tak apa. Yasudahlah. Eomma galkkae,”

“Anak Eomma yang tampan ini ingin makan apa? heum?” Tanya yeoja berambut coklat hitam pada Jong Hyun sekeluarnya Nyonya pemilik Taehan Group dari ruangan itu.

“Ice cream. Aku ingin Ice Cream,” Sahut Jong Hyun.

“Heishh.. Kau tak boleh terlalu sering makan Ice Cream. Kau mau nanti gigimu ompong?”

Jong Hyun menggeleng. “Tapi aku ingin Ice Cream,”

“Hari ini tidak acara makan Ice cream, arratha?”

 “Eomma..” Rengeknya seperti ingin menangis. Mengeluarkan jurus jitu untuk merayu sang Eomma. “Tak ada Ice cream untuk hari ini. Kau tunggu disini, Eomma akan ke toilet sebentar. Kau jangan kemana-kemana, ne?” Ujar Haera memperingati. Selanjutnya Haera telah menghilang dibalik pintu.




Haera POV


Jemariku memutar keran abu-abu wastafel ini. Seketik
a dan tanpa aba-aba derasan air telah mengucur. Memberikan sensasi dingin pada kulit jemariku. Tanganku basah dibasuh oleh air yang keluar dari keran tadi. Kuputar kembali keran tersebut selesai aku membasuh tanganku dalam acara cuci tangan ini.
 Selesai urusanku di toilet, aku segera kembali ke ruanganku. Kasihan jika Jong Hyun harus menungguku lebih lama lagi. Kutekan kenop pintu yang menjadi tempat untuk masuk dan keluar dari ruanganku. Mataku terbelalak sempurna. Kuedarkan pandangan diseluruh sudut tempat kerjaku ini. Bersamaan dengan itu, hatiku langsung bergemuruh seketika.

“Jong Hyun-ah..” Panggilku.

 “Jong Hyun-ah..” panggilku lagi kedua kalinya.

Kurasakan hatiku menjadi bergemuruh bagaikan deburan ombak dipantai. Panik. Khawatir telah mendominasi dalam diriku. “Jong Hyun-ah,” panggilku sekali lagi. Sama seperti sebelumnya, tak ada yang merespon panggilanku. Kulangkahkan kaki ini buru-buru keluar dari ruangan kerjaku. Mata ini menelaah disekitar ruangan. Tapi nihil..



To be continue..Bottom of Form


5 komentar:

Unknown on 12 Oktober 2013 pukul 23.46 mengatakan...

rinduku akn ffmu jd terobati.....!!! sampe terharu ikit-iktn sedih breng yoon hera, meluber ni my tears,,,,aq ska ff mu!!! tp aq blm tau konflik mnyeluruh knp yoon hera bisa pisah sma kyu!!! n jong hyun tuh ank kyu kah????? dtunggu next part'y saeng

Chindy Agryesty on 15 Oktober 2013 pukul 21.20 mengatakan...

ne gomawo..

Unknown on 13 Desember 2013 pukul 22.41 mengatakan...

itu jonghyun anak siapa ya ? anak kyu kh? tp usoa jonghyun bru 3 thn kan ? dan mrka pisah sdah 6thn. so jonghyun anak siapa? ahh penasarann...

Unknown on 29 Maret 2015 pukul 04.07 mengatakan...

Penasaran jdinya...
Emang gimana sich cerita masa lalunya.. Trus jonghyun tu anak siapa?? Anak kyuhyun kah??

Unknown on 29 Maret 2015 pukul 04.07 mengatakan...

Penasaran jdinya...
Emang gimana sich cerita masa lalunya.. Trus jonghyun tu anak siapa?? Anak kyuhyun kah??

Posting Komentar

 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting