My Princess Part
4 [Ending]
Author :
Chindy Agryesti.
Facebook :
Chindy Agryyesti Horvejkul
Twitter :
@Chindy404
Cast :
- Cho Kyuhyun
- Yoon Haera
Genre :
AU!, Romance.
Length :
Chapter
Rating : PG15
Cinta dapat datang dan pergi kapan saja,
tetapi cinta sejati pasti datang tepat pada waktunya.
—My Princess—
part
4
Beggin :
Di atas lantai
yang hanya dilapisi oleh karpet, duduk sekitar 10 anak kecil yang tengah
memperhatikan yeoja cantik yang berdiri di depan mereka. “Ini A, ini B, ini C.
Coba kalian salin huruf-huruf ini ke buku kalian,” Ucap Haera menggunakan
bahasa Ethiopia dengan pelafalan cukup baik. Haera tersenyum melihat semua
anak-anak dengan patuh menuruti perintahnya. “Yang ditengah itu bentuknya
sulit,” Seorang bocah berusia 7 tahun itu bersuara seraya menunjuk huruf B di papan tulis yang berukuran sedang.
Haera mendekati bocah tersebut lalu membantu membentuk kan huruf B dibuku
tulisnya. “Tidak ada yang sulit jika kita mau berusaha,” Kata Haera bijak
disertai sentuhan tangan Haera di pucuk kepala bocah itu.
Inilah hidup
Yoon Haera yang sebenarnya. Hidup yang menjadi pilihan yeoja cantik itu.
Menjadi seorang pengajar sukarelawan di negara orang. Tidak ada upah, tidak ada
bayaran, tidak ada gaji, tidak ada imbalan. Semuanya murni di dasarkan oleh
rasa kemanusiaan dan etiket baik. Merelakan status menantu kerajaan hanya untuk
menjalani hidup seperti demikian. Itu bukan suatu masalah bagi Haera. Ini
adalah hidupnya, dan hanya ia yang berhak menentukan pilihan hidupnya. Dan
hidup seperti inilah yang menjadi pilihan Haera. Hidup jauh dari kata nyaman di
lingkungan yang 100 persen berbeda dengan negara asalnya. Panas, gersang,
kotor, sekiranya kata-kata barusan bisa menjadi bayangan seperti apa kehidupan
Haera di Ethiopia sana. Namun tidak sekali saja pernah Haera mengeluh akan
kehidupan yang ia jalani. Karena memang inilah pilihannya, inilah jalan
hidupnya, inilah keinginannya. Selama ia masih mampu membantu orang lain, tidak
ada alasan untuk ia tidak melakukannya, begitulah prinsip yang menjadi pondasi
kegiatan kemanusiaannya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dibandingkan
membantu orang lain, pikirnya. Sekali pun ia harus menghabiskan waktunya di
tempat yang bukan lingkungannya. Itu bukan masalah bagi yeoja berhati malaikat
itu. Hidupnya terasa begitu indah, ketika ia mengerti arti dari hidup yang
sesungguhnya. Yaitu, berbagi. Dengan berbagi, Haera merasa hidupnya tidak akan
pernah menjadi sia-sia.
Satu kesalahan amat besar bagi yang telah berpikiran bahwa yeoja itu tidak lain merupakan seorang putri yang hidupnya selalu dikelilingi kemewahan. Itu salah besar. Nyatanya, hidup Haera jauh dari apa yang biasa orang pikirkan mengenai putri keluarga Yoon tersebut. Kehidupan mewah yang biasa orang pikirkan, bertentangan dari kehidupan Haera sesungguhnya. Dia bukanlah gadis sombong, dia bukan gadis congkak, dia bukan gadis manja, dia bukan gadis tidak bermoral. Haera bukanlah gadis seperti yang pernah di deskripsikan Kyuhyun. Karena Yoon Haera yang sebenarnya, layaknya seorang gadis jelmaan malaikat. Memiliki wajah cantik yang tidak hanya sebagai pembungkus yeoja itu, pada kenyataannya, Haera pun memiliki hati yang tidak kalah cantik dari wajahnya. Terlahir dari keluarga berada dan terpandang, lantas tidak membuat Haera hidup dibawah naungan kedua orang tuanya. Yoon Haera tidak sama, ia berbeda dari kebanyakan orang. Haera yeoja luar biasa yang terlahir dengan segala bentuk kesempurnaan yang dalam dirinya.
Satu kesalahan amat besar bagi yang telah berpikiran bahwa yeoja itu tidak lain merupakan seorang putri yang hidupnya selalu dikelilingi kemewahan. Itu salah besar. Nyatanya, hidup Haera jauh dari apa yang biasa orang pikirkan mengenai putri keluarga Yoon tersebut. Kehidupan mewah yang biasa orang pikirkan, bertentangan dari kehidupan Haera sesungguhnya. Dia bukanlah gadis sombong, dia bukan gadis congkak, dia bukan gadis manja, dia bukan gadis tidak bermoral. Haera bukanlah gadis seperti yang pernah di deskripsikan Kyuhyun. Karena Yoon Haera yang sebenarnya, layaknya seorang gadis jelmaan malaikat. Memiliki wajah cantik yang tidak hanya sebagai pembungkus yeoja itu, pada kenyataannya, Haera pun memiliki hati yang tidak kalah cantik dari wajahnya. Terlahir dari keluarga berada dan terpandang, lantas tidak membuat Haera hidup dibawah naungan kedua orang tuanya. Yoon Haera tidak sama, ia berbeda dari kebanyakan orang. Haera yeoja luar biasa yang terlahir dengan segala bentuk kesempurnaan yang dalam dirinya.
***
Di dalam kamar, Kyuhyun termenung diatas tempat tidurnya. Kedua bola hitamnya menatap langit-langit dengan lekat. Rasa sesal terkadang hadir bersamaan dengan bayangan sosok seseorang melintas di benaknya. Penyesalan yang hadir bukan tanpa alasan. Kyuhyun jelas tau dimana letak kesalahan dirinya. Kesalahan yang tidak bisa dibilang hanya kesalahan kecil. Perasaan seseorang telah dilibatkan dalam kesalahan yang Kyuhyun lakukan. Perasaan Haera yang sudah terlanjur terluka akibat ucapan-ucapan menyakitkan dari Kyuhyun. Mengingat betapa menusuknya setiap kata yang telontar dari bibir Cho Kyuhyun.
“Kyu,” Kyuhyun menoleh ketika suara sang Eomma di dengarnya. Begitu serius Kyuhyun melamun, hingga kehadiran Nyonya Cho pun tidak di sadarinya. Kim Hana berjalan dari arah pintu menghampiri Kyuhyun dan duduk di sisi tempat tidur. “Apa ada sesuatu yang mengganggumu?”
“Eomma apa kesalahan ku bisa dimaafkan?”
“Eomma tidak
mengerti, apa yang sedang kau bicarakan?” Hana bertanya balik.
“Yeoja itu, Yoon
Haera, apa dia mau memaafkanku? Jal mothaeseo eomma (Aku bersalah eomma),” Aku
Kyuhyun yang masih tidak dimengerti Hana.
“Eomma tidak
mengerti, memangnya kesalahan apa yang telah kau lakukan kepada dia?”
“Aku yang telah membuat ia pergi dari Korea. Aku telah menyakitinya eomma. Dia pasti sangat membenciku saat ini,”
“Sekarang ceritakan pada eomma,”
“Saat makan
siang hari itu, aku menghinanya, aku merendahkannya. Aku begitu membencinya
saat itu. Aku tidak suka atas pilihan eomma yang menurutku tidak adil. Hanya
karena dia putri dari sahabat Eomma sehingga Eomma memilihnya. Itu sangat tidak
adil. Aku mungkin menerima siapa saja yang akan menjadi istriku jika saja
penyeleksian itu di adakan secara adil.”
“Eomma memiliki alasan kenapa Eomma memilih Haera. Tapi jika kau merasa keberatan akan pilihan Eomma. Baik, akan Eomma adakan lagi penyeleksian untuk calon isterimu. Kali ini tidak akan ada campur tangan Eomma. Jika kau mau, kau bisa sendiri yang memilihnya.” Kim Hana berujar di iringi tatapan sendunya menatap manik Kyuhyun. Wanita berusia hampir kepala lima tersebut beranjak akan meninggalkan Kyuhyun. Di lubuk hati Kim Hana, ia menyesali keputusannya yang terlalu gegabah. Ia menetapkan Yoon Haera sebagai calon menantunya tanpa berpikir panjang lagi. Keputusan Hana yang malah menyebabkan Haera menjadi tersakiti akibat putranya.
Baru tangan Hana
menyentuh kenop pintu, tubuhnya langsung berbalik lagi mendengar kalimat tidak
terduga dari Cho Kyuhyun. “Aku tidak ingin yang lain, sekarang aku hanya ingin
dia yang menjadi isteriku.”
***
Malam kian
larut, namun Haera tidak sedikit pun merasa kantuk. Rasa panas dan gerah
menjadi salah satu alasan Haera belum terlelap hingga kini. Kerap kali Haera
tidak tidur semalaman dengan tingginya suhu disana yang membuat Haera tidak
dapat memejamkan mata. Dengan perbedaan suhu antara Korea dengan Ethiopia, tak
ayal Haera mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
Ethiopia yang didominasi oleh suhu tinggi. Meski begitu, Haera tidak menyerah.
Itu bukan suatu hambatan baginya. Kondisi lingkungan dimana berbanding terbalik
dari kehidupannya di Korea. Malah membuat Haera merasa hidupnya kini berubah
menjadi sebuah tantangan. Dan Haera baru akan merasa menang jika ia bisa melalui
semua hambatan itu.
Haera bangun dari posisi berbaringnya dan meraih koper yang tidak terlalu jauh darinya. Haera mencari sesuatu dari dalam sana lalu mengambilnya setelah menemukan benda yang dicarinya. Laptop.
Haera bangun dari posisi berbaringnya dan meraih koper yang tidak terlalu jauh darinya. Haera mencari sesuatu dari dalam sana lalu mengambilnya setelah menemukan benda yang dicarinya. Laptop.
Langsung Haera
menekan tombol on pada benda persegi itu. Entah sudah berapa lama ia tidak
pernah menyentuh benda tersebut. Kesehariannya di Ethiopia tidak memberikan
Haera banyak waktu luang bahkan terlampau tidak ada. Ia terlalu sibuk dengan
segala bentuk kegiatan sosialnya.
Hal utama yang
dilakukan Haera pada laptopnya, yaitu mengecek E-mail. Satu pesan Haera terima
dari adiknya, Sae Ra. Tanpa berlama-lama lagi Haera segera membuka pesan dari
adiknya tersebut.
Anneyong eonni..
Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja kan?
Eomma dan Appa menanti kabarmu?
Ini sudah minggu kedua kau pergi dari Korea. Eonni ka tahu,, seminggu awal kepergianmu, eomma sangat berharap kau akan pulang untuk tetap melanjutkan pernikahan dengan pangeran Cho. Eomma kira, kau tidak sungguh-sungguh melepaskan status menantu kerajaan. Tapi setelah seminggu berlalu, kau tidak juga pulang dan akhirnya eomma menyerah, eomma berhenti menanti kepulanganmu. Dan kemarin, Appa, Eomma dan aku pergi ke Cheongwadai. Appa dan Eomma pergi kesana untuk meminta maaf secara resmi. Disana aku bertemu Pangeran Cho. Dan aku tau, kenapa kau lebih memilih kembali ke Ethiopia dibandingkan menjadi istri Cho Kyuhyun. Dia orang yang berlidah tajam. Kau telah membuat keputusan yang benar, eonni. Dia tidak pantas untukmu. Sekarang aku benar-benar mengerti alasan kau menolaknya. Aku mendukungmu eonni. Dan mulai sekarang, aku akan selalu mendukungmu.
By the way, bagaimana keadaan disana? Semuanya lancar? Kau harus tetap baik-baik saja, ne? Jangan lupa untuk sering- sering pulang ke Korea. Aku merindukanmu.
Anneyong eonni..
Ini sudah minggu kedua kau pergi dari Korea. Eonni ka tahu,, seminggu awal kepergianmu, eomma sangat berharap kau akan pulang untuk tetap melanjutkan pernikahan dengan pangeran Cho. Eomma kira, kau tidak sungguh-sungguh melepaskan status menantu kerajaan. Tapi setelah seminggu berlalu, kau tidak juga pulang dan akhirnya eomma menyerah, eomma berhenti menanti kepulanganmu. Dan kemarin, Appa, Eomma dan aku pergi ke Cheongwadai. Appa dan Eomma pergi kesana untuk meminta maaf secara resmi. Disana aku bertemu Pangeran Cho. Dan aku tau, kenapa kau lebih memilih kembali ke Ethiopia dibandingkan menjadi istri Cho Kyuhyun. Dia orang yang berlidah tajam. Kau telah membuat keputusan yang benar, eonni. Dia tidak pantas untukmu. Sekarang aku benar-benar mengerti alasan kau menolaknya. Aku mendukungmu eonni. Dan mulai sekarang, aku akan selalu mendukungmu.
By the way, bagaimana keadaan disana? Semuanya lancar? Kau harus tetap baik-baik saja, ne? Jangan lupa untuk sering- sering pulang ke Korea. Aku merindukanmu.
Anneyong eonni..
Haera mengakhiri kegiatan membaca email tersebut dengan senyum. Tidak ada yang lucu memang, tapi menjadi kebahagiaan bagi Haera mendapati kata-kata manis yang ditulis sang adik.
Haera melirik
ham dinding selesai meletakkan laptop di atas meja kecil. Sudah pukul 2,
batinnya. Haera kembali berbaring diatas lantai yang hanya dilapisi kasur
tipis. Kemudian tangannya meraih ponsel di sisi bantal. Tak lama kemudian,
alunan musik terdengar dari ponsel Haera dengan volume minim. Ponselnya
diletakan lagi di sisi bantal sambil terus melantunkan lagu favorit Haera. Love
Dust. Lagu yang mengingatkan nya pada seseorang yang telah menimbulkan luka
dihatinya. Cho Kyuhyun. Orang itu.
***
Di belakang
Kyuhyun, berjejer orang-orang menggenakan jas hitam rapi. Tidak lupa disertai
oleh alat kecil yang
diselipkan pada telinga masing-masing
orang sebagai alat komunikasi. Mereka berjalan mengiringi setiap langkah kaki
Kyuhyun.
Di setiap detiknya, para pria bertubuh tegap itu tidak pernah berhenti menatap was-was sekitar mereka. Pandangan meneliti selalu di lemparkan oleh para pengawal kerajaan tersebut. Bahkan setiap orang yang berdekatan dengan Cho Kyuhyun harus mendapati hadiah berupa tatapan curiga dari mereka. Demi keselamatan putra mahkota, tentu saja pengawalan super ketat harus dilakukan. Hal tidak terduga dapat terjadi dimana dan kapan saja. Lebih lagi, di tempat asing seperti yang sekarang Kyuhyun singgahi ini. Tidak menutup kemungkinan sesuatu yang tidak di inginkan akan terjadi. Segala sesuatu dapat saja terjadi tanpa dapat manusia duga.
Di setiap detiknya, para pria bertubuh tegap itu tidak pernah berhenti menatap was-was sekitar mereka. Pandangan meneliti selalu di lemparkan oleh para pengawal kerajaan tersebut. Bahkan setiap orang yang berdekatan dengan Cho Kyuhyun harus mendapati hadiah berupa tatapan curiga dari mereka. Demi keselamatan putra mahkota, tentu saja pengawalan super ketat harus dilakukan. Hal tidak terduga dapat terjadi dimana dan kapan saja. Lebih lagi, di tempat asing seperti yang sekarang Kyuhyun singgahi ini. Tidak menutup kemungkinan sesuatu yang tidak di inginkan akan terjadi. Segala sesuatu dapat saja terjadi tanpa dapat manusia duga.
“Dia bilang bahwa ini merupakan wilayah terpencil dari semua wilayah bagian Ethiopia,” Kata Kim Sang Woon pada Kyuhyun menjelaskan apa yang ia dengar dari ketua masyarakat setempat. “Apa tidak sebaiknya dilakukan sesuatu untuk membangun potensi daerah ini?” Ujar Kyuhyun yang langsung Sang Woon sampaikan pada orang berkulit hitam itu. Komunikasi antar dua orang berbeda negara tersebut agak tersendat-sendat akibat perbedaan bahasa diantara mereka. Hanya dengan mengandalkan Sang Woon pembicaraan mereka dapat terjadi. Jika tidak, tentu mungkin tidak ada komunikasi yang terjadi.
“Tapi daerah ini
amat terpelosok dan juga daerah ini hampir tidak pernah kedatangan orang lain.
Bahkan pemerintah saja enggan untuk mengunjungi wilayah ini karena menurut
mereka terlalu sulit untuk dijangkau,”
“Lalu apa tidak
ada keinginan dari masyarakat disini merubah kehidupan mereka. Jika memang
pemerintah tidak bisa melakukan apa pun, dengan kesadaran masyarakat tentu bisa
merubah kehidupan disini.”
“Tentu saja kami
ingin hidup kami berubah. Tapi tentu tidak semudah itu. Banyak yang mesti kami
lakukan. Dan kami bersyukur sejak kedatangan gadis itu, hidup kami menjadi
lebih baik. Dia membawa titik terang bagi masyarakat disini,”
“Gadis? Gadis
siapa?”
“Dia berasal
dari negara yang sama dengan kau,”
Kyuhyun membeku
ditempat saat itu juga. Langkahnya terhenti dengan tiba-tiba. Serentak semua
pengawal di belakang Kyuhyun ikut menghentikan langkah dan hanya dapat menatap
heran dengan tingkah Kyuhyun. Seorang yeoja dari negara yang sama denganku,
itukah dia? Batin Kyuhyun. “Boleh aku menemui orang itu?” Pinta Kyuhyun. Dengan
senang hati, namja berkulit hitam itu memimpin rombongan pemerintahan Korea ke
tempat yeoja yang mereka bicarakan.
Di waktu yang bersamaan, Yoon Haera yang baru mengakhiri pasien terakhirnya, menarik nafas lega. Hari ini ia melayani banyak pasien dari biasanya. Waktu untuk mengajar, hampir saja ia lewati. Pukul tiga sore sudah menjadi jadwal yeoja cantik itu membantu anak-anak disana. Selain sebagai dokter, disana Haera membuka kelas mengajar disetiap sorenya. “Nuna,”
“Eoh?” Haera
yang tengah duduk di kursi sambil memejamkan mata, lantas menoleh kearah pintu
setelah di dengarnya suara yang sudah tidak asing lagi bagi telinganya. Seorang
anak kecil berusia delapan tahun yang juga merupakan salah satu muridnya. Di
sana Haera mengajarkan sedikit tentang bahasa Korea, tidak ayal ada beberapa
ungkapan Korea dalam keseharian mereka, begitu juga dengan panggilan bocah itu
pada Haera. Haera sendiri yang meminta untuk dipanggil demikian oleh anak-anak
disana. Sebab Haera merasa dengan panggilan seperti itu dapat membuatnya
nyaman, membuat Haera merasa memiliki keluarga disana.
“Ada apa? Apa
ada yang sulit dengan tugas rumah yang ku berikan?” Tebak Haera.
“Tidak. Bukan
itu. Ada yang ingin bertemu dengan mu diluar.”
“Menemuiku?
Siapa? Apa ada pasien lagi?” Bingung Haera.
“Bukan itu. Ayo
lebih baik sekarang cepat keluar,” Bocah itu menarik tangan Haera, mengajak
yeoja yang masih berpakaian jas putih itu keluar dari rumah.
Tepat di ambang
pintu, kedua bola mata Haera bertemu dengan mata Kyuhyun. Tubuh nya mendadak lemas
dan tetap diam di ambang pintu, nafas nya tertahan untuk beberapa saat. Kau, batin Haera.
Dia pasti hanya ingin menghinaku lagi, pergi
dari sana Yoon Haera. Jerit batin
Haera.
“Maaf aku sedang
sibuk,” Meski di bibir Haera berkata demikian, tapi niscaya hatinya tidak
seturut dengan apa yang ia katakan. Terpaksa Haera harus mengeluarkan
kebohongannya. Ia takut terluka lagi jika berhadapan dengan namja itu. Baru
akan Haera berbalik, tapi tangannya digenggam erat oleh Kyuhyun. “Mian,
mianhae. Aku tau, aku salah. Aku berdosa padamu.”
Sebelum menjawab,
Haera menatap Kyuhyun dengan pandangan yang sulit di artikan. “Tidak ada yang
perlu dimaafkan. Kau bertindak seolah-olah kita saling mengenal, bukankah kita
orang asing? Ini pertemuan pertama kita, kau meminta maaf untuk apa?” Haera
menggeliat berusaha melepaskan genggaman Kyuhyun di lengannya.
“Jal mothaseo.
Arra. Tapi kumohon jangan seperti ini. Jangan menganggapku orang asing, itu
menyakitkan. Kau pasti membenciku, aku terima. Tapi kumohon jangan mengacuhkan
aku.”
Semua pasang mata melotot tak percaya dengan apa yang mereka saksikan saat ini. Terutama para pengawal Cheongwadai, yang tentu sudah amat tau sikap Kyuhyun yang sesungguhnya. Semua dari mereka sulit mempercayai pemandangan di depan mereka. Seorang Cho Kyuhyun tengah berlutut. Pemandangan yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat.
“Aku akan
melakukan apa pun, jika itu bisa membuatmu memaafkanku. Sekali pun aku harus
berlutut di kakimu,” Papar Kyuhyun tanpa ada keraguan. Tatapan lembutnya cukup
memberi tau Haera bahwa ia sedang tidak main-main. “Kau ini Cho Kyuhyun. Kau
seorang Pangeran. Tidak semestinya kau melakukan hal konyol ini. Bangunlah, kau
hanya mengotori celanamu,” Haera membalas dengan nada datar.
“Ini bukan hal
konyol. Ini upaya pertamaku untuk mempertahankan seseorang dalam hidupku.”
“Kau ingin
mempertahankan seseorang di hidupmu. Geurae, pertahankanlah. Tidak perlu
mengatakan ini padaku, itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku. Permisi,
aku harus pergi,” Tidak semudah yang Haera pikir untuk berlalu dari hadapan
orang itu. Jemari Kyuhyun dengan sigapnya menahan Haera.
“Aku tidak akan
melepaskanmu, karena kaulah orang yang ingin kupertahankan.”
“Bukankah kau
membenci orang asing? Itu berarti kau membenciku. Kenapa kau ingin
mempertahankan orang yang kau benci?”
“Karena aku
ingin mencintaimu. Aku ingin memilikimu. Tidak peduli kau orang asing, tidak
peduli kau tidak mengenalku. Aku hanya ingin kau bersamaku. Aku ingin kau yang
menjadi istri ku,”
***
Di bawah rindang pohon, duduk Kyuhyun dan Haera, sambil menikmati hembusan angin yang kadang kala menimbulkan suara gemersik daun yang menenangkan. Teriknya matahari terhalangi oleh lebatnya daun-daun hijau yang membuat keduanya terbebas dari sengatan matahari. Di sinilah, tempat biasa Haera menyendiri. Tempat gadis cantik itu mendamaikan hatinya. Tapi lain halnya untuk kali ini, kedatangan Haera ke sana tidak bisa dibilang untuk menyendiri. Sebab, ada Kyuhyun yang ikut duduk di sebelahnya. Seseorang yang tengah menggenggam tangannya kini. “Kulitmu menjadi lebih gelap,” Kyuhyun yang dari beberapa saat lalu menatap jemari Haera pun mulai berkomentar. Dengan pandangan yang terus tertuju pada benda bulat yang melingkari jari manis Haera. “Itu bukan masalah. Bahkan aku berharap, aku bisa memiliki kulit yang sama dengan penduduk disini,” Menanggapi ucapan Haera yang tidak terkira, Kyuhyun langsung mengeluarkan pendapatnya, mengenai keinginan Kyuhyun memiliki yeoja yang sesuai harapannya.
“Tapi aku tidak
ingin mempunyai istri yang berkulit hitam,”
Senyum kecut
tercipta saat itu juga, hati Haera serasa sedang di remas-remas dan
dipermainkan layaknya bola yang dapat di tendang kesana kemari oleh namja di
depannya. Belum lewat satu jam sejak Kyuhyun meminta Haera menjadi istrinya.
Dan kini ucapan Kyuhyun barusan telah berhasil menghempaskan Haera ke alam
sadar. Menyadarkan yeoja itu, bahwa ia tidak akan pernah menjadi gadis yang
cocok untuk Kyuhyun. Dia bukan yeoja yang diharapkan Kyuhyun.
Entah dorongan
dari mana, mendadak air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya. Haera ingin
menangis, tanpa ia tau apa alasannya. Haera segera melepas tautan jemari
Kyuhyun di tangannya. Di balik kepedihan hatinya, Haera memamerkan senyum penuh
luka yang mungkin tidak disadari namja itu. “Kau mengingini istri yang berkulit
putih. Berarti kau baru saja melakukan hal yang salah, Tuan muda.” Tanpa di
duga-duga, Haera melepaskan cincin pemberian Kyuhyun dari jemarinya. Masih
dengan senyum menghiasi wajahnya, Haera lanjut berkata. “Kau baru saja melamar
orang yang salah. Aku bukan yeoja yang seperti kau harapkan. Ini ku kembalikan,”
Haera menadahkan tangan Kyuhyun kemudian meletakkan cincin di sana. “Sepulangnya
kau di Korea. Minta eomma-mu untuk adakan lagi penyeleksian mencari calon
istrimu. Jangan lupa, sebutkan juga gadis kriteriamu. Agar nantinya kau
mendapatkan gadis yang sesuai denganmu,” Selesainya ia mengakhiri kalimat tadi.
Haera lantas berdiri dan melangkah untuk pergi. Sementara Kyuhyun yang awalnya
tetap diam dalam posisi duduk, mulai bereaksi. “Tapi bagaimana jika hatiku
hanya menginginkan kau?” Mendengarnya, langkah Haera menjadi terhenti. Dan giliran Kyuhyun yang
melangkah, mendekati gadisnya. Kyuhyun berdiri persis di depan Haera, lalu
menatap yeoja itu. “Tidak peduli kau hitam, kau jelek. Selama itu adalah kau,
aku tidak masalah. Hatiku sudah menetapkan, hanya kau yang ku ingini.” Sedikit
terpengarah atas ucapan Kyuhyun barusan. Haera terdiam. Hingga Kyuhyun
menautkan kembali cincin di jemarinya, Haera masih diam. “You're my princess.
Always and forever,” Kemudian Kyuhyun mendaratkan bibirnya tepat di bibir
mungil Haera. Kyuhyun melumatnya dengan hati-hati. Haera yang tidak harus
berbuat apa, hanya mampu memejamkan matanya.
***
“Kau kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?” Kyuhyun menyadari sikap Haera menjadi sangat pendiam disaat mereka memulai perjalanan kembali Korea. Haera menggeleng.
“Katakan
saja. Ada apa?” Sebelum menjawab, Haera menghela nafas lebih dulu.
“Aku,
ah ani. Tidak apa-apa.” Kyuhyun merubah posisi duduknya menjadi menghadap Haera
di sebelahnya.
“Katakan,
ayo katakan,”
“Aku
berat meninggalkan anak-anak disana. Mereka butuh seorang pembimbing agar hidup
mereka berubah,” Hati Kyuhyun terenyuh, tau betapa besar kepedulian yeoja ini
akan kehidupan orang lain. Sudut bibir Kyuhyun tertarik ke belakang membentuk
sebuah senyum penuh kehangatan. “Hampir saja aku kehilangan seorang malaikat di
hidupku. Maha karya terbaik Tuhan menciptakan yeoja sesempurna dirimu. Tidak
hanya wajahmu yang cantik, tetapi hatimu juga tak kalah cantik dari wajahmu.
Aku pasti menjadi namja paling beruntung didunia ini yang bisa memilikimu.”
“Aku
tau kau pasti berat meninggalkan mereka. Kau hanya kembali ke Korea, bukan
berarti kau tidak bisa mengunjungi mereka lagi. Kau bisa mengunjungi mereka
kapan saja kau mau,”
“Benarkah
aku boleh?”
“Why
not?”
Kyuhyun membuka kedua matanya. Ia langsung mendapati Tuan Choi, asisten kerajaan yang menepuk pelan bahunya sambil memanggil terus nama Kyuhyun. “Eoh Ahjussi? Waeyo?”
“Kita
sudah sampai tuan muda,”
“Baiklah.”
Seperginya Tuan Choi dari sana, Kyuhyun menoleh pada sisi kirinya, dimana yeoja
cantik dengan mata terpejam menyandarkan kepala di bahu Kyuhyun. Dengan
sendirinya, tangan Kyuhyun bergerak, menyentuh lembut pipi Haera. “Hei,
bangunlah. Kita sudah sampai tuan putri,” Haera melenguh sejenak. Sebelum
akhirnya membuka kedua mata indahnya. “Eugghh,”
“Bahkan
di saat bangun tidur, kau tetap terlihat cantik.” Pipi Haera merona saat
pernyataan itu meluncur dari bibir tebal Kyuhyun.
“Kau
sedang menggodaku?”
“Ani,
aku sedang mengatakan sebuah kebenaran tentang calon istriku yang paling cantik
ini. Sudah, kajja kita turun,” Kyuhyun menyambar tangan kiri dan menarik
gadisnya keluar dari badan pesawat.
Tiba
mereka di dalam bandara, betapa terkejutnya Haera di hadapkan oleh sekian
banyak nya orang yang menanti mereka. Di antara orang-orang disana, Haera
melihat sosok Appa, Eomma dan juga Sae Ra di barisan terdepan. Tidak hanya itu
ternyata, berdiri juga Presiden Korea beserta istrinya. Mereka tersenyum penuh
kebahagiaan menatap pasangan Haera-Kyuhyun. “Ini, apa kau yang merencanakannya?”
Tanya Haera masih dengan ekspresi terkejutnya.
“Ini
memang rencana ku tapi ini semua hasil pekerjaan Tuan Choi. Kau sudah harus
siap dengan hal-hal semacam ini,” Kyuhyun melepas pandangannya dari Haera untuk
menatap kedua calon mertuanya.
“Ani.
Aku tidak akan pernah siap. Karena aku benci keramaian.”
“Yasudah
aku bisa mencari yeoja lain. Yeoja yang pastinya lebih cantik,”
“Mwo?!”
Masih dalam detik yang sama, Haera sontak menghentikan langkah, dan sedikit
memutar kepalanya untuk menatap tajam Kyuhyun. “Silahkan saja. Tapi bisa ku
pastikan hidupmu tidak akan tenang.” Jawab Haera sarkatis yang malah dibalas
dengan seringaian kecil dari namja itu.
“Aku
heran, kenapa aku tertarik dengan yeoja menyeramkan sepertimu.” Ucapan itu
ternyata dianggap serius oleh Haera. “Geurae, cari saja yeoja lain.” Haera
memandang Kyuhyun sesaat kemudian melangkah lagi.
“Tentu,
tidak akan ku lakukan.” Sebelum melanjutkan lagi kalimatnya, Kyuhyun menyusul
langkah Hera membuat dirinya menjadi beriiringan sebelah Haera dengan wajahnya
yag sengaja ia arahkan pada telinga gadis itu, dan membisikkan sesuatu disana.
“Memangnya
kau tidak ingin mengulang perisitiwa malam itu lagi?” Langkah Haera kembali
tersendat sebab kalimat Kyuhyun barusan. Haera tersentak lagi. Tatapan kaget
bercampur kesal Haera lemparkan pada Kyuhyun. Bahkan tak ragu Haera menatap
Kyuhyun dengan mata melotot. “Hya! Kau!” Geram Haera tak tertahan. Kekesalan
Haera bukan tak beralasan. Tentu ada. Haera kesal karena perkataan Kyuhyun yang
mengarah pada peristiwa malam itu, saat Kyuhyun bermalam di rumah mungil Haera
saat masih di Ethiopia beberapa hari lalu.
”Tidak
usah marah-nanti. Memangnya kau ingin seluruh masyarakat Korea mengetahui
sifatmu yang sebenarnya.”
“Apa
maksudmu?” Ketus Haera tak berperasaan. “Lihatlah di depan itu,” Lagi-lagi mata
Haera melebar untuk kesekian kalinya. Bodohnya dia, yang tidak memperhatikan
sekitar. Padahal tepat di depan Haera, kamera sudah sejak tadi menyorot
wajahnya. “Aish menyebalkan. Hidupku pasti sudah tidak tenang lagi.” Haera
menghembuskan kasar nafasnya. “Sudah pasti. Apa lagi setelah ini,” Sahut enteng
Kyuhyun. “Setelah mwo?” Tantang Haera tanpa ragu-ragu sembari membuang
pandangannya pada kerumunan orang-orang yang dihindarinya –wartawan—.
Namun hal yang tidak disangka-sangka di lakukan Kyuhyun secara spontan dan tanpa ragu-ragu, sukses membuat lautan manusia menerjapkan mata, terkejut. Dengan satu pergerakan, Kyuhyun sudah berhasil meraih tenguk Haera lalu mengarahkan bibir yeoja itu tepat di bibirnya. Dengan cekatan, para wartawan itu sibuk dengan kamera mereka masing-masing, menimbulkan suara blitz secara beruntun. Haera yang sepertinya masih shock dengan perlakuan tiba-tiba Kyuhyun, ia terdiam dengan mata yang sudah tidak sebesar awal. Dengan beriringan waktu, Haera mulai menurunkan kelopak matanya. Menikmati setiap lumatan yang bibir Kyuhyun berikan. Kedua insan itu tampak sudah tidak mempedulikan lagi dimana mereka saat ini. Mereka sudah terlanjur sibuk memainkan tautan bibir mereka. Tidak jauh dari tempat Haera dan Kyuhyun berdiri, keluarga kedua manusia itu hanya melemparkan tatapan heran pada putra-putri mereka. Tawaan geli juga turut hadir dari bibir mereka. “Aigoo, kedua anak itu benar-benar tidak mempunyai malu.” Ujar Cho Young Hwan dengan gelengan ringan di kepalanya.
“Sepertinya
aku harus mempersiapkan pernikahan mereka secepatnya. Jika besok, tidak ada
masalah bukan?”
Nyonya
Yoon menatap Kim Hana lalu merespon. “Tentu tidak,” Mata kedua wanita paruh
abad itu bertemu, serempak mereka tertawa berbarengan.
END~