My Princess Part 4 [Ending]

1 komentar
My Princess Part 4 [Ending]

Author             : Chindy Agryesti.

Facebook          : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter            : @Chindy404

Blog                  : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                 :
  •   Cho Kyuhyun
  •  Yoon Haera


Genre               : AU!, Romance.

Length              : Chapter

 Rating             : PG15
                                                                                                                           

Cinta dapat datang dan pergi kapan saja, tetapi cinta sejati pasti datang tepat pada waktunya.

—My Princess—

                                                                           part 4


Beggin :

Di atas lantai yang hanya dilapisi oleh karpet, duduk sekitar 10 anak kecil yang tengah memperhatikan yeoja cantik yang berdiri di depan mereka. “Ini A, ini B, ini C. Coba kalian salin huruf-huruf ini ke buku kalian,” Ucap Haera menggunakan bahasa Ethiopia dengan pelafalan cukup baik. Haera tersenyum melihat semua anak-anak dengan patuh menuruti perintahnya. “Yang ditengah itu bentuknya sulit,” Seorang bocah berusia 7 tahun itu bersuara seraya menunjuk huruf B di papan tulis yang berukuran sedang. Haera mendekati bocah tersebut lalu membantu membentuk kan huruf B dibuku tulisnya. “Tidak ada yang sulit jika kita mau berusaha,” Kata Haera bijak disertai sentuhan tangan Haera di pucuk kepala bocah itu. 


Inilah hidup Yoon Haera yang sebenarnya. Hidup yang menjadi pilihan yeoja cantik itu. Menjadi seorang pengajar sukarelawan di negara orang. Tidak ada upah, tidak ada bayaran, tidak ada gaji, tidak ada imbalan. Semuanya murni di dasarkan oleh rasa kemanusiaan dan etiket baik. Merelakan status menantu kerajaan hanya untuk menjalani hidup seperti demikian. Itu bukan suatu masalah bagi Haera. Ini adalah hidupnya, dan hanya ia yang berhak menentukan pilihan hidupnya. Dan hidup seperti inilah yang menjadi pilihan Haera. Hidup jauh dari kata nyaman di lingkungan yang 100 persen berbeda dengan negara asalnya. Panas, gersang, kotor, sekiranya kata-kata barusan bisa menjadi bayangan seperti apa kehidupan Haera di Ethiopia sana. Namun tidak sekali saja pernah Haera mengeluh akan kehidupan yang ia jalani. Karena memang inilah pilihannya, inilah jalan hidupnya, inilah keinginannya. Selama ia masih mampu membantu orang lain, tidak ada alasan untuk ia tidak melakukannya, begitulah prinsip yang menjadi pondasi kegiatan kemanusiaannya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dibandingkan membantu orang lain, pikirnya. Sekali pun ia harus menghabiskan waktunya di tempat yang bukan lingkungannya. Itu bukan masalah bagi yeoja berhati malaikat itu. Hidupnya terasa begitu indah, ketika ia mengerti arti dari hidup yang sesungguhnya. Yaitu, berbagi. Dengan berbagi, Haera merasa hidupnya tidak akan pernah menjadi sia-sia. 
Satu kesalahan amat besar bagi yang telah berpikiran bahwa yeoja itu tidak lain merupakan seorang putri yang hidupnya selalu dikelilingi kemewahan. Itu salah besar. Nyatanya, hidup Haera jauh dari apa yang biasa orang pikirkan mengenai putri keluarga Yoon tersebut. Kehidupan mewah yang biasa orang pikirkan, bertentangan dari kehidupan Haera sesungguhnya. Dia bukanlah gadis sombong, dia bukan gadis congkak, dia bukan gadis manja, dia bukan gadis tidak bermoral. Haera bukanlah gadis seperti yang pernah di deskripsikan Kyuhyun. Karena Yoon Haera yang sebenarnya, layaknya seorang gadis jelmaan malaikat. Memiliki wajah cantik yang tidak hanya sebagai pembungkus yeoja itu, pada kenyataannya, Haera pun memiliki hati yang tidak kalah cantik dari wajahnya. Terlahir dari keluarga berada dan terpandang, lantas tidak membuat Haera hidup dibawah naungan kedua orang tuanya. Yoon Haera tidak sama, ia berbeda dari kebanyakan orang. Haera yeoja luar biasa yang terlahir dengan segala bentuk kesempurnaan yang dalam dirinya. 

***

Di dalam kamar, Kyuhyun termenung diatas tempat tidurnya. Kedua bola hitamnya menatap langit-langit dengan lekat. Rasa sesal terkadang hadir bersamaan dengan bayangan sosok seseorang melintas di benaknya. Penyesalan yang hadir bukan tanpa alasan. Kyuhyun jelas tau dimana letak kesalahan dirinya. Kesalahan yang tidak bisa dibilang hanya kesalahan kecil. Perasaan seseorang telah dilibatkan dalam kesalahan yang Kyuhyun lakukan. Perasaan Haera yang sudah terlanjur terluka akibat ucapan-ucapan menyakitkan dari Kyuhyun. Mengingat betapa menusuknya setiap kata yang telontar dari bibir Cho Kyuhyun. 

“Kyu,” Kyuhyun menoleh ketika suara sang Eomma di dengarnya. Begitu serius Kyuhyun melamun, hingga kehadiran Nyonya Cho pun tidak di sadarinya. Kim Hana berjalan dari arah pintu menghampiri Kyuhyun dan duduk di sisi tempat tidur. “Apa ada sesuatu yang mengganggumu?”
 
“Eomma apa kesalahan ku bisa dimaafkan?” 

“Eomma tidak mengerti, apa yang sedang kau bicarakan?” Hana bertanya balik.

“Yeoja itu, Yoon Haera, apa dia mau memaafkanku? Jal mothaeseo eomma (Aku bersalah eomma),” Aku Kyuhyun yang masih tidak dimengerti Hana.

“Eomma tidak mengerti, memangnya kesalahan apa yang telah kau lakukan kepada dia?” 

“Aku yang telah membuat ia pergi dari Korea. Aku telah menyakitinya eomma. Dia pasti sangat membenciku saat ini,” 

“Sekarang ceritakan pada eomma,”

“Saat makan siang hari itu, aku menghinanya, aku merendahkannya. Aku begitu membencinya saat itu. Aku tidak suka atas pilihan eomma yang menurutku tidak adil. Hanya karena dia putri dari sahabat Eomma sehingga Eomma memilihnya. Itu sangat tidak adil. Aku mungkin menerima siapa saja yang akan menjadi istriku jika saja penyeleksian itu di adakan secara adil.” 

“Eomma memiliki alasan kenapa Eomma memilih Haera. Tapi jika kau merasa keberatan akan pilihan Eomma. Baik, akan Eomma adakan lagi penyeleksian untuk calon isterimu. Kali ini tidak akan ada campur tangan Eomma. Jika kau mau, kau bisa sendiri yang memilihnya.” Kim Hana berujar di iringi tatapan sendunya menatap manik Kyuhyun. Wanita berusia hampir kepala lima tersebut beranjak akan meninggalkan Kyuhyun. Di lubuk hati Kim Hana, ia menyesali keputusannya yang terlalu gegabah. Ia menetapkan Yoon Haera sebagai calon menantunya tanpa berpikir panjang lagi. Keputusan Hana yang malah menyebabkan Haera menjadi tersakiti akibat putranya. 

Baru tangan Hana menyentuh kenop pintu, tubuhnya langsung berbalik lagi mendengar kalimat tidak terduga dari Cho Kyuhyun. “Aku tidak ingin yang lain, sekarang aku hanya ingin dia yang menjadi isteriku.” 

*** 

Malam kian larut, namun Haera tidak sedikit pun merasa kantuk. Rasa panas dan gerah menjadi salah satu alasan Haera belum terlelap hingga kini. Kerap kali Haera tidak tidur semalaman dengan tingginya suhu disana yang membuat Haera tidak dapat memejamkan mata. Dengan perbedaan suhu antara Korea dengan Ethiopia, tak ayal Haera mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan Ethiopia yang didominasi oleh suhu tinggi. Meski begitu, Haera tidak menyerah. Itu bukan suatu hambatan baginya. Kondisi lingkungan dimana berbanding terbalik dari kehidupannya di Korea. Malah membuat Haera merasa hidupnya kini berubah menjadi sebuah tantangan. Dan Haera baru akan merasa menang jika ia bisa melalui semua hambatan itu. 

Haera bangun dari posisi berbaringnya dan meraih koper yang tidak terlalu jauh darinya. Haera mencari sesuatu dari dalam sana lalu mengambilnya setelah menemukan benda yang dicarinya. Laptop. 
Langsung Haera menekan tombol on pada benda persegi itu. Entah sudah berapa lama ia tidak pernah menyentuh benda tersebut. Kesehariannya di Ethiopia tidak memberikan Haera banyak waktu luang bahkan terlampau tidak ada. Ia terlalu sibuk dengan segala bentuk kegiatan sosialnya. 

Hal utama yang dilakukan Haera pada laptopnya, yaitu mengecek E-mail. Satu pesan Haera terima dari adiknya, Sae Ra. Tanpa berlama-lama lagi Haera segera membuka pesan dari adiknya tersebut. 

Anneyong eonni.. 
Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja kan? Eomma dan Appa menanti kabarmu?
Ini sudah minggu kedua kau pergi dari Korea. Eonni ka tahu,, seminggu awal kepergianmu, eomma sangat berharap kau akan pulang untuk tetap melanjutkan pernikahan dengan pangeran Cho. Eomma kira, kau tidak sungguh-sungguh melepaskan status menantu kerajaan. Tapi setelah seminggu berlalu, kau tidak juga pulang dan akhirnya eomma menyerah, eomma berhenti menanti kepulanganmu. Dan kemarin, Appa, Eomma dan aku pergi ke Cheongwadai. Appa dan Eomma pergi kesana untuk meminta maaf secara resmi. Disana aku bertemu Pangeran Cho. Dan aku tau, kenapa kau lebih memilih kembali ke Ethiopia dibandingkan menjadi istri Cho Kyuhyun. Dia orang yang berlidah tajam. Kau telah membuat keputusan yang benar, eonni. Dia tidak pantas untukmu. Sekarang aku benar-benar mengerti alasan kau menolaknya. Aku mendukungmu eonni. Dan mulai sekarang, aku akan selalu mendukungmu. 
By the way, bagaimana keadaan disana? Semuanya lancar? Kau harus tetap baik-baik saja, ne? Jangan lupa untuk sering- sering pulang ke Korea. Aku merindukanmu. 
Anneyong eonni.. 

Haera mengakhiri kegiatan membaca email tersebut dengan senyum. Tidak ada yang lucu memang, tapi menjadi kebahagiaan bagi Haera mendapati kata-kata manis yang ditulis sang adik. 
Haera melirik ham dinding selesai meletakkan laptop di atas meja kecil. Sudah pukul 2, batinnya. Haera kembali berbaring diatas lantai yang hanya dilapisi kasur tipis. Kemudian tangannya meraih ponsel di sisi bantal. Tak lama kemudian, alunan musik terdengar dari ponsel Haera dengan volume minim. Ponselnya diletakan lagi di sisi bantal sambil terus melantunkan lagu favorit Haera. Love Dust. Lagu yang mengingatkan nya pada seseorang yang telah menimbulkan luka dihatinya. Cho Kyuhyun. Orang itu. 

*** 

Di belakang Kyuhyun, berjejer orang-orang menggenakan jas hitam rapi. Tidak lupa disertai oleh alat kecil yang diselipkan pada telinga masing-masing orang sebagai alat komunikasi. Mereka berjalan mengiringi setiap langkah kaki Kyuhyun. 
Di setiap detiknya, para pria bertubuh tegap itu tidak pernah berhenti menatap was-was sekitar mereka. Pandangan meneliti selalu di lemparkan oleh para pengawal kerajaan tersebut. Bahkan setiap orang yang berdekatan dengan Cho Kyuhyun harus mendapati hadiah berupa tatapan curiga dari mereka. Demi keselamatan putra mahkota, tentu saja pengawalan super ketat harus dilakukan. Hal tidak terduga dapat terjadi dimana dan kapan saja. Lebih lagi, di tempat asing seperti yang sekarang Kyuhyun singgahi ini. Tidak menutup kemungkinan sesuatu yang tidak di inginkan akan terjadi. Segala sesuatu dapat saja terjadi tanpa dapat manusia duga. 

“Dia bilang bahwa ini merupakan wilayah terpencil dari semua wilayah bagian Ethiopia,” Kata Kim Sang Woon pada Kyuhyun menjelaskan apa yang ia dengar dari ketua masyarakat setempat. “Apa tidak sebaiknya dilakukan sesuatu untuk membangun potensi daerah ini?” Ujar Kyuhyun yang langsung Sang Woon sampaikan pada orang berkulit hitam itu. Komunikasi antar dua orang berbeda negara tersebut agak tersendat-sendat akibat perbedaan bahasa diantara mereka. Hanya dengan mengandalkan Sang Woon pembicaraan mereka dapat terjadi. Jika tidak, tentu mungkin tidak ada komunikasi yang terjadi. 

“Tapi daerah ini amat terpelosok dan juga daerah ini hampir tidak pernah kedatangan orang lain. Bahkan pemerintah saja enggan untuk mengunjungi wilayah ini karena menurut mereka terlalu sulit untuk dijangkau,” 

“Lalu apa tidak ada keinginan dari masyarakat disini merubah kehidupan mereka. Jika memang pemerintah tidak bisa melakukan apa pun, dengan kesadaran masyarakat tentu bisa merubah kehidupan disini.” 

“Tentu saja kami ingin hidup kami berubah. Tapi tentu tidak semudah itu. Banyak yang mesti kami lakukan. Dan kami bersyukur sejak kedatangan gadis itu, hidup kami menjadi lebih baik. Dia membawa titik terang bagi masyarakat disini,” 

“Gadis? Gadis siapa?” 

“Dia berasal dari negara yang sama dengan kau,” 

Kyuhyun membeku ditempat saat itu juga. Langkahnya terhenti dengan tiba-tiba. Serentak semua pengawal di belakang Kyuhyun ikut menghentikan langkah dan hanya dapat menatap heran dengan tingkah Kyuhyun. Seorang yeoja dari negara yang sama denganku, itukah dia? Batin Kyuhyun. “Boleh aku menemui orang itu?” Pinta Kyuhyun. Dengan senang hati, namja berkulit hitam itu memimpin rombongan pemerintahan Korea ke tempat yeoja yang mereka bicarakan. 


Di waktu yang bersamaan, Yoon Haera yang baru mengakhiri pasien terakhirnya, menarik nafas lega. Hari ini ia melayani banyak pasien dari biasanya. Waktu untuk mengajar, hampir saja ia lewati. Pukul tiga sore sudah menjadi jadwal yeoja cantik itu membantu anak-anak disana. Selain sebagai dokter, disana Haera membuka kelas mengajar disetiap sorenya. “Nuna,” 

“Eoh?” Haera yang tengah duduk di kursi sambil memejamkan mata, lantas menoleh kearah pintu setelah di dengarnya suara yang sudah tidak asing lagi bagi telinganya. Seorang anak kecil berusia delapan tahun yang juga merupakan salah satu muridnya. Di sana Haera mengajarkan sedikit tentang bahasa Korea, tidak ayal ada beberapa ungkapan Korea dalam keseharian mereka, begitu juga dengan panggilan bocah itu pada Haera. Haera sendiri yang meminta untuk dipanggil demikian oleh anak-anak disana. Sebab Haera merasa dengan panggilan seperti itu dapat membuatnya nyaman, membuat Haera merasa memiliki keluarga disana. 

“Ada apa? Apa ada yang sulit dengan tugas rumah yang ku berikan?” Tebak Haera.

“Tidak. Bukan itu. Ada yang ingin bertemu dengan mu diluar.” 

“Menemuiku? Siapa? Apa ada pasien lagi?” Bingung Haera.

“Bukan itu. Ayo lebih baik sekarang cepat keluar,” Bocah itu menarik tangan Haera, mengajak yeoja yang masih berpakaian jas putih itu keluar dari rumah. 
Tepat di ambang pintu, kedua bola mata Haera bertemu dengan mata Kyuhyun. Tubuh nya mendadak lemas dan tetap diam di ambang pintu, nafas nya tertahan untuk beberapa saat. Kau, batin Haera.

Dia pasti hanya ingin menghinaku lagi, pergi dari sana Yoon Haera. Jerit batin Haera.

“Maaf aku sedang sibuk,” Meski di bibir Haera berkata demikian, tapi niscaya hatinya tidak seturut dengan apa yang ia katakan. Terpaksa Haera harus mengeluarkan kebohongannya. Ia takut terluka lagi jika berhadapan dengan namja itu. Baru akan Haera berbalik, tapi tangannya digenggam erat oleh Kyuhyun. “Mian, mianhae. Aku tau, aku salah. Aku berdosa padamu.”

Sebelum menjawab, Haera menatap Kyuhyun dengan pandangan yang sulit di artikan. “Tidak ada yang perlu dimaafkan. Kau bertindak seolah-olah kita saling mengenal, bukankah kita orang asing? Ini pertemuan pertama kita, kau meminta maaf untuk apa?” Haera menggeliat berusaha melepaskan genggaman Kyuhyun di lengannya.
“Jal mothaseo. Arra. Tapi kumohon jangan seperti ini. Jangan menganggapku orang asing, itu menyakitkan. Kau pasti membenciku, aku terima. Tapi kumohon jangan mengacuhkan aku.”

Semua pasang mata melotot tak percaya dengan apa yang mereka saksikan saat ini. Terutama para pengawal Cheongwadai, yang tentu sudah amat tau sikap Kyuhyun yang sesungguhnya. Semua dari mereka sulit mempercayai pemandangan di depan mereka. Seorang Cho Kyuhyun tengah berlutut. Pemandangan yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat. 

“Aku akan melakukan apa pun, jika itu bisa membuatmu memaafkanku. Sekali pun aku harus berlutut di kakimu,” Papar Kyuhyun tanpa ada keraguan. Tatapan lembutnya cukup memberi tau Haera bahwa ia sedang tidak main-main. “Kau ini Cho Kyuhyun. Kau seorang Pangeran. Tidak semestinya kau melakukan hal konyol ini. Bangunlah, kau hanya mengotori celanamu,” Haera membalas dengan nada datar.

“Ini bukan hal konyol. Ini upaya pertamaku untuk mempertahankan seseorang dalam hidupku.” 

“Kau ingin mempertahankan seseorang di hidupmu. Geurae, pertahankanlah. Tidak perlu mengatakan ini padaku, itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku. Permisi, aku harus pergi,” Tidak semudah yang Haera pikir untuk berlalu dari hadapan orang itu. Jemari Kyuhyun dengan sigapnya menahan Haera. 

“Aku tidak akan melepaskanmu, karena kaulah orang yang ingin kupertahankan.” 

“Bukankah kau membenci orang asing? Itu berarti kau membenciku. Kenapa kau ingin mempertahankan orang yang kau benci?” 

“Karena aku ingin mencintaimu. Aku ingin memilikimu. Tidak peduli kau orang asing, tidak peduli kau tidak mengenalku. Aku hanya ingin kau bersamaku. Aku ingin kau yang menjadi istri ku,” 

***

Di bawah rindang pohon, duduk Kyuhyun dan Haera, sambil menikmati hembusan angin yang kadang kala menimbulkan suara gemersik daun yang menenangkan. Teriknya matahari terhalangi oleh lebatnya daun-daun hijau yang membuat keduanya terbebas dari sengatan matahari. Di sinilah, tempat biasa Haera menyendiri. Tempat gadis cantik itu mendamaikan hatinya. Tapi lain halnya untuk kali ini, kedatangan Haera ke sana tidak bisa dibilang untuk menyendiri. Sebab, ada Kyuhyun yang ikut duduk di sebelahnya. Seseorang yang tengah menggenggam tangannya kini. “Kulitmu menjadi lebih gelap,” Kyuhyun yang dari beberapa saat lalu menatap jemari Haera pun mulai berkomentar. Dengan pandangan yang terus tertuju pada benda bulat yang melingkari jari manis Haera. “Itu bukan masalah. Bahkan aku berharap, aku bisa memiliki kulit yang sama dengan penduduk disini,” Menanggapi ucapan Haera yang tidak terkira, Kyuhyun langsung mengeluarkan pendapatnya, mengenai keinginan Kyuhyun memiliki yeoja yang sesuai harapannya. 

“Tapi aku tidak ingin mempunyai istri yang berkulit hitam,”

Senyum kecut tercipta saat itu juga, hati Haera serasa sedang di remas-remas dan dipermainkan layaknya bola yang dapat di tendang kesana kemari oleh namja di depannya. Belum lewat satu jam sejak Kyuhyun meminta Haera menjadi istrinya. Dan kini ucapan Kyuhyun barusan telah berhasil menghempaskan Haera ke alam sadar. Menyadarkan yeoja itu, bahwa ia tidak akan pernah menjadi gadis yang cocok untuk Kyuhyun. Dia bukan yeoja yang diharapkan Kyuhyun. 

Entah dorongan dari mana, mendadak air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya. Haera ingin menangis, tanpa ia tau apa alasannya. Haera segera melepas tautan jemari Kyuhyun di tangannya. Di balik kepedihan hatinya, Haera memamerkan senyum penuh luka yang mungkin tidak disadari namja itu. “Kau mengingini istri yang berkulit putih. Berarti kau baru saja melakukan hal yang salah, Tuan muda.” Tanpa di duga-duga, Haera melepaskan cincin pemberian Kyuhyun dari jemarinya. Masih dengan senyum menghiasi wajahnya, Haera lanjut berkata. “Kau baru saja melamar orang yang salah. Aku bukan yeoja yang seperti kau harapkan. Ini ku kembalikan,” Haera menadahkan tangan Kyuhyun kemudian meletakkan cincin di sana. “Sepulangnya kau di Korea. Minta eomma-mu untuk adakan lagi penyeleksian mencari calon istrimu. Jangan lupa, sebutkan juga gadis kriteriamu. Agar nantinya kau mendapatkan gadis yang sesuai denganmu,” Selesainya ia mengakhiri kalimat tadi. Haera lantas berdiri dan melangkah untuk pergi. Sementara Kyuhyun yang awalnya tetap diam dalam posisi duduk, mulai bereaksi. “Tapi bagaimana jika hatiku hanya menginginkan kau?” Mendengarnya, langkah Haera menjadi terhenti. Dan giliran Kyuhyun yang melangkah, mendekati gadisnya. Kyuhyun berdiri persis di depan Haera, lalu menatap yeoja itu. “Tidak peduli kau hitam, kau jelek. Selama itu adalah kau, aku tidak masalah. Hatiku sudah menetapkan, hanya kau yang ku ingini.” Sedikit terpengarah atas ucapan Kyuhyun barusan. Haera terdiam. Hingga Kyuhyun menautkan kembali cincin di jemarinya, Haera masih diam. “You're my princess. Always and forever,” Kemudian Kyuhyun mendaratkan bibirnya tepat di bibir mungil Haera. Kyuhyun melumatnya dengan hati-hati. Haera yang tidak harus berbuat apa, hanya mampu memejamkan matanya.

***

“Kau kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?” Kyuhyun menyadari sikap Haera menjadi sangat pendiam disaat mereka memulai perjalanan kembali Korea. Haera menggeleng.

“Katakan saja. Ada apa?” Sebelum menjawab, Haera menghela nafas lebih dulu.

“Aku, ah ani. Tidak apa-apa.” Kyuhyun merubah posisi duduknya menjadi menghadap Haera di sebelahnya.

“Katakan, ayo katakan,”

“Aku berat meninggalkan anak-anak disana. Mereka butuh seorang pembimbing agar hidup mereka berubah,” Hati Kyuhyun terenyuh, tau betapa besar kepedulian yeoja ini akan kehidupan orang lain. Sudut bibir Kyuhyun tertarik ke belakang membentuk sebuah senyum penuh kehangatan. “Hampir saja aku kehilangan seorang malaikat di hidupku. Maha karya terbaik Tuhan menciptakan yeoja sesempurna dirimu. Tidak hanya wajahmu yang cantik, tetapi hatimu juga tak kalah cantik dari wajahmu. Aku pasti menjadi namja paling beruntung didunia ini yang bisa memilikimu.”

“Aku tau kau pasti berat meninggalkan mereka. Kau hanya kembali ke Korea, bukan berarti kau tidak bisa mengunjungi mereka lagi. Kau bisa mengunjungi mereka kapan saja kau mau,”

“Benarkah aku boleh?”

“Why not?”


Kyuhyun membuka kedua matanya. Ia langsung mendapati Tuan Choi, asisten kerajaan yang menepuk pelan bahunya sambil memanggil terus nama Kyuhyun. “Eoh Ahjussi? Waeyo?”

“Kita sudah sampai tuan muda,”

“Baiklah.” Seperginya Tuan Choi dari sana, Kyuhyun menoleh pada sisi kirinya, dimana yeoja cantik dengan mata terpejam menyandarkan kepala di bahu Kyuhyun. Dengan sendirinya, tangan Kyuhyun bergerak, menyentuh lembut pipi Haera. “Hei, bangunlah. Kita sudah sampai tuan putri,” Haera melenguh sejenak. Sebelum akhirnya membuka kedua mata indahnya. “Eugghh,”

“Bahkan di saat bangun tidur, kau tetap terlihat cantik.” Pipi Haera merona saat pernyataan itu meluncur dari bibir tebal Kyuhyun.

“Kau sedang menggodaku?”

“Ani, aku sedang mengatakan sebuah kebenaran tentang calon istriku yang paling cantik ini. Sudah, kajja kita turun,” Kyuhyun menyambar tangan kiri dan menarik gadisnya keluar dari badan pesawat.


Tiba mereka di dalam bandara, betapa terkejutnya Haera di hadapkan oleh sekian banyak nya orang yang menanti mereka. Di antara orang-orang disana, Haera melihat sosok Appa, Eomma dan juga Sae Ra di barisan terdepan. Tidak hanya itu ternyata, berdiri juga Presiden Korea beserta istrinya. Mereka tersenyum penuh kebahagiaan menatap pasangan Haera-Kyuhyun. “Ini, apa kau yang merencanakannya?” Tanya Haera masih dengan ekspresi terkejutnya.

“Ini memang rencana ku tapi ini semua hasil pekerjaan Tuan Choi. Kau sudah harus siap dengan hal-hal semacam ini,” Kyuhyun melepas pandangannya dari Haera untuk menatap kedua calon mertuanya.

“Ani. Aku tidak akan pernah siap. Karena aku benci keramaian.”

“Yasudah aku bisa mencari yeoja lain. Yeoja yang pastinya lebih cantik,”

“Mwo?!” Masih dalam detik yang sama, Haera sontak menghentikan langkah, dan sedikit memutar kepalanya untuk menatap tajam Kyuhyun. “Silahkan saja. Tapi bisa ku pastikan hidupmu tidak akan tenang.” Jawab Haera sarkatis yang malah dibalas dengan seringaian kecil dari namja itu.

“Aku heran, kenapa aku tertarik dengan yeoja menyeramkan sepertimu.” Ucapan itu ternyata dianggap serius oleh Haera. “Geurae, cari saja yeoja lain.” Haera memandang Kyuhyun sesaat kemudian melangkah lagi.

“Tentu, tidak akan ku lakukan.” Sebelum melanjutkan lagi kalimatnya, Kyuhyun menyusul langkah Hera membuat dirinya menjadi beriiringan sebelah Haera dengan wajahnya yag sengaja ia arahkan pada telinga gadis itu, dan membisikkan sesuatu disana.

“Memangnya kau tidak ingin mengulang perisitiwa malam itu lagi?” Langkah Haera kembali tersendat sebab kalimat Kyuhyun barusan. Haera tersentak lagi. Tatapan kaget bercampur kesal Haera lemparkan pada Kyuhyun. Bahkan tak ragu Haera menatap Kyuhyun dengan mata melotot. “Hya! Kau!” Geram Haera tak tertahan. Kekesalan Haera bukan tak beralasan. Tentu ada. Haera kesal karena perkataan Kyuhyun yang mengarah pada peristiwa malam itu, saat Kyuhyun bermalam di rumah mungil Haera saat masih di Ethiopia beberapa hari lalu.

”Tidak usah marah-nanti. Memangnya kau ingin seluruh masyarakat Korea mengetahui sifatmu yang sebenarnya.”

“Apa maksudmu?” Ketus Haera tak berperasaan. “Lihatlah di depan itu,” Lagi-lagi mata Haera melebar untuk kesekian kalinya. Bodohnya dia, yang tidak memperhatikan sekitar. Padahal tepat di depan Haera, kamera sudah sejak tadi menyorot wajahnya. “Aish menyebalkan. Hidupku pasti sudah tidak tenang lagi.” Haera menghembuskan kasar nafasnya. “Sudah pasti. Apa lagi setelah ini,” Sahut enteng Kyuhyun. “Setelah mwo?” Tantang Haera tanpa ragu-ragu sembari membuang pandangannya pada kerumunan orang-orang yang dihindarinya –wartawan—.

Namun hal yang tidak disangka-sangka di lakukan Kyuhyun secara spontan dan tanpa ragu-ragu, sukses membuat lautan manusia menerjapkan mata, terkejut. Dengan satu pergerakan, Kyuhyun sudah berhasil meraih tenguk Haera lalu mengarahkan bibir yeoja itu tepat di bibirnya. Dengan cekatan, para wartawan itu sibuk dengan kamera mereka masing-masing, menimbulkan suara blitz secara beruntun. Haera yang sepertinya masih shock dengan perlakuan tiba-tiba Kyuhyun, ia terdiam dengan mata yang sudah tidak sebesar awal. Dengan beriringan waktu, Haera mulai menurunkan kelopak matanya. Menikmati setiap lumatan yang bibir Kyuhyun berikan. Kedua insan itu tampak sudah tidak mempedulikan lagi dimana mereka saat ini. Mereka sudah terlanjur sibuk memainkan tautan bibir mereka. Tidak jauh dari tempat Haera dan Kyuhyun berdiri, keluarga kedua manusia itu hanya melemparkan tatapan heran pada putra-putri mereka. Tawaan geli juga turut hadir dari bibir mereka. “Aigoo, kedua anak itu benar-benar tidak mempunyai malu.” Ujar Cho Young Hwan dengan gelengan ringan di kepalanya.

“Sepertinya aku harus mempersiapkan pernikahan mereka secepatnya. Jika besok, tidak ada masalah bukan?”

Nyonya Yoon menatap Kim Hana lalu merespon. “Tentu tidak,” Mata kedua wanita paruh abad itu bertemu, serempak mereka tertawa berbarengan.


END~

Wrong [잘못했다] Part 10

3 komentar
Wrong [잘못했다]
                                                                        Part 10
                                                                                     
Author             : Chindy Agryesti.

Facebook         : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter             : @Chindy404 

Blog                  : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                  :
  • Cho Kyuhyun
  • Bae Suzy 

Genre              : AU!, Romance.

Rating             : PG15

Length            : Chapter 


Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.

—Wrong


                                                                  Part 10 Begin :       
        

“Suji-ya sampai kapan kau marah pada Kyuhyun? Setiap hari dia kesini, hanya untuk memastikan maaf darimu? Dia terlihat begitu kacau. Apa kau tidak kasihan padanya? Eomma tau, kau pasti terpukul menghadapi kenyataan ini. Kau pikir, Eomma tidak merasakan hal yang sama denganmu? Sama, Eomma juga sulit mempercayainya. Tapi kita harus berfikir luas. Appa-mu merelakan nyawanya untuk Kyuhyun, ia sendiri yang memilih pilihan itu. Ia sendiri yang rela mengakhiri hidupnya dengan jalan seperti ini. Padahal jika difikir Kyuhyun bukanlah siapa-siapa Appa-mu, tapi kenapa Appa-mu mau menukar nyawanya untuk orang asing seperti Kyuhyun? Kau percaya pada yang namanya takdir? Inilah yang dinamakan takdir kehidupan. Kita tidak pernah tau apa yang mungkin terjadi dalam hidup, tapi yang perlu kita lakukan kita harus menjalani hidup ini sebaik mungkin dan berlapang dada. Kita tidak berhak marah pada siapa pun, terlebih lagi kepada Kyuhyun. Kita tidak bisa menyalahkan Kyuhyun untuk peristiwa ini, karena memang ini pilihan Appa-mu. Bukan keinginan Kyuhyun untuk diselamatkan oleh Appa-mu. Dari peristiwa ini sudah dapat kita simpulkan bahwa Appa menyayangimu dan juga Kyuhyun. Appa memang meninggalkanmu tapi Appa menghadirkan seseorang dalam hidupmu. Andai kata Appa masih berada disisimu hingga detik ini, tapi apa mungkin kau masih dapat mengenal sosok Kyuhyun? Tidak. Tentu tidak. Karena mungkin Kyuhyun sudah berada di posisi Appa-mu sekarang. Dia mungkin telah hidup di alam yang berbeda dengan kita. Apa pernah kau berfikir demikian? Jika saja dulu Appa tidak menyelamatkan Kyuhyun, bisa kau bayangkan apa yang terjadi? Kau tidak akan pernah mengenal Kyuhyun, kau tidak akan bisa mencintai namja itu. Pernah kau berfikir hingga kesitu? Tidak bukan? Maka itu, sekarang pikirkan baik-baik. Jangan gunakan emosi untuk menyelesaikan masalah. Berusahalah menjadi orang yang berlapang dada. Percayakan seluruh hidup kita kepada sang Pencipta dan yakini semua yang Ia berikan dalam hidup ini merupakan yang terbaik bagi kita. Akan selalu ada sisi positif dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup.”

Bae Suzy tidak dapat berkata-kata lagi. Tepatnya ia tidak mempunyai kalimat yang bisa ia keluarkan. Suzy layaknya orang bisu, yang hanya dapat mendengar tanpa dapat ia merespon. Otaknya mendadak menjadi buntu. Dan sesuatu telah terjadi pada pita suaranya. Suzy tidak bisa bersuara. Ia tengah terpojokkan oleh sang Eomma. Kalimat tiap kalimat yang keluar dari bibir Hye Kyung berhasil membuat Suzy tidak berkutik.

“Tapi Eomma--”

“Jika kau mencintainya, kau pasti akan memaafkannya,” Sebelum berlalu dari hadapan Suzy, Hye Kyung  menyempatkan diri mengucapkan serentetan kalimat tadi untuk putrinya. Pernyataan bijak Hye Kyung barusan membungkam bibir Suzy rapat serapat-rapatnya. 

***

“Presdir neo apha (Kau sakit)?” Khawatir Seo Yeon ketika dilihatnya Kyuhyun mengeluarkan keringat di tengah udara malam Seoul yang dingin. Terlihat aneh, berkeringat disaat suhu malam merendah.

“Aniya gwaenchana.” Ujar Kyuhyun seadanya. Namja itu sedang tidak memiliki mood untuk berbicara lebih banyak. Ditambah pula rasa pening di kepala Kyuhyun yang tidak kunjung hilang, malah semakin terasa sakit. “Tapi sejak siang tadi Anda terus-terusan berkeringat.”

“Jinjja, gwaenchana,” Kata Kyuhyun mengulang lagi kata yang sama untuk meyakinkan sekertarisnya itu bahwa ia tidak apa-apa. “Kyu, kau tidak perlu mengantarku pulang. Kau bisa turunkan aku di pemberhentian bus di depan. Dan kau bisa pulang, kau terlihat sedang tidak baik-baik saja,”

“Mana boleh menurunkan yeoja sendirian ditengah malam seperti ini? Aku tidak apa-apa. Aku akan mengantarkanmu,” Kyuhyun bersikukuh ingin mengantar Seo Yeon pulang hingga ke apartemennya. Sebagai seorang namja, tidak mungkin Kyuhyun menuruti keinginan Seo Yeon. Kyuhyun bukan namja tega dan tak berperasaan yang akan menurunkan seorang yeoja ditengah jalan Seoul yang kian menyepi, tentu hal itu tidak akan dilakukan Kyuhyun. Dan juga mengingat akibat dirinya, yang membuat Seo Yeon pulang terlambat hari ini. Menjadi salah satu alasan ia bersikukuh mengantar Seo Yeon hingga tiba rumahnya. 

“Gomawo Kyu, kau hati-hatilah.” Secara tak langsung, Seo Yeon kini mulai terang-terangan menunjukkan perhatian kecilnya untuk namja itu, namja yang masih mengisi ruang hatinya.

“Ne, kau istirahatlah. Maaf membuatmu pulang larut hari ini.” Balas Kyuhyun.


Sesudah berucap demikian, Kyuhyun berlalu dari Apartemen Seo Yeon, menuju rumahnya dengan keadaan yang jauh dari kata baik. Rasa pening di kepalanya semakin menjadi. Namun sekuat mungkin Kyuhyun berusaha terus mengendarai mobil menuju rumahnya. 
Perlahan namun pasti, mobil Audy hitam itu tiba juga di depan sebuah rumah mewah yang menjadi tempat tinggal Kyuhyun. Kyuhyun memarkirkan asal mobil kesayangannya. Baru satu kaki yang Kyuhyun turunkan untuk menumpu tubuhnya. Tapi ternyata rasa pening itu sudah tidak tertahankan lagi. Pandangan Kyuhyun mulai mengabur, tubuhnya seolah tidak memiliki tulang. Dalam sekejap mata, tubuh jangkung itu hampir ambruk jika saja seseorang tidak segera memapah tubuh lemah tersebut. Dengan sisa kesadarannya, mata Kyuhyun sayup-sayup melihat sesosok orang yang belakangan ini amat ia rindukan.

“Suji-ya..” Sebut Kyuhyun tepat sebelum kesadarannya menghilang seluruhnya. 
Mengandalkan seluruh kekuatan yang dimiliki Suzy, Suzy berjuang keras memapah tubuh Kyuhyun, membawa masuk ke dalam kamar milik namja itu. Kedua kalinya sudah, Suzy memasuki kamar namja chingunya. Suzy merebahkan dengan perlahan tubuh Cho Kyuhyun. Suzy meletakkan punggung tangannya, pada dahi namja itu.

“Dia demam,” Gumam Suzy. Tanpa berlama-lama lagi Suzy meninggalkan Kyuhyun sendiri untuk beberapa saat dan kembali membawa sebuah wadah yang telah terisi air beserta handuk kecil. 

Kesekian kalinya Suzy mengangkat handuk berwarna putih tersebut dari atas dahi Kyuhyun lalu mencelupkan ke dalam air yang kemudian ditempelkan lagi dan begitu seterusnya. Selang beberapa menit sekali Suzy melakukan hal demikian berturut-turut. 

Suzy melirik ponsel dan melihat waktu yang tertera disana. Pukul 11.23. Ini sudah lewat waktunya ia harus pulang, tapi bagaimana bisa ia pulang sementara disebelahnya kini ada seseorang yang membutuhkan perawatannya. Di rumah sebesar ini, Kyuhyun memang hanya tinggal seorang diri, terdapat pelayan rumah tangga yang hanya datang untuk bersih-bersih rumah di pagi hingga sore hari. Perlu beberapa detik, Suzy mempertimbangkan apa yang mesti dilakukan dan ia pun memilih untuk tetap berada disana, untuk merawat orang yang ia cintai. Suzy memainkan jemarinya diatas layar ponsel, mengetikkan beberapa kalimat yang akan ia kirimkan untuk sang Eomma. Selesai Suzy mengirimkan pesan singkat pada Hye Kyung, kembali ponselnya Suzy letakkan diatas nakas sebelah tempat tidur. Lalu Suzy pun duduk diatas lantai bersandar pada nakas agar lebih mudah menjangkau wadah berisi air yang juga ia letakkan pada nakas. Suzy menyadarkan kepalanya di sisi tempat tidur, diletakkan pada kedua tangannya yang terlipat. Sembari menatapi wajah tampan yang berjarak tidak jauh dari wajahnya. 
Seperkian waktu, Suzy dalam posisinya menatapi Kyuhyun hingga tidak terasa matanya mulai terasa berat. Rasa kantuk mulai menyerang yeoja berpipi chubby itu. Tidak tertahan lagi, pada akhirnya mata itu terpejam juga. 

***

Suzy merasa tubuhnya tidak seremuk seperti sebelumnya. Tubuhnya terasa begitu nyaman, dan penuh kehangatan. Merasa ada yang tidak beres, Suzy membuka kelopak matanya. Kedua mata bulat itu melotot seketika. Dengan jarak yang tersisa hanya sekitar 5 centimeter, wajah Kyuhyun dapat dengan jelas Suzy tatapi. Keterkejutan itu berlangsung hanya diawal saja, selebihnya Suzy malah seolah menikmati pemandangan indah yang ada tepat di bola matanya.

“Mianhae,” Suzy sontak terkejut ketika bibir rapat itu mengeluarkan suara, masih dengan mata tertutup. Suzy belum mengeluarkan sepatah kata pun, namun sudah didahului oleh mata Kyuhyun yang sudah terbuka entah sejak kapan.

“Mianhae,” Ungkap Kyuhyun penuh ketulusan dan dengan pandangan sendunya, Kyuhyun tidak sedetik saja mengalihkan pandangan dari manik hitam Suzy. Tangan Kyuhyun bergerak menyentuh pipi chubby Suzy dan mengelusnya dengan penuh kasih sayang. “Nado mianhae,” Sahut Suzy. 

“Aku juga meminta maaf. Tidak seharusnya aku marah padamu. Toh semua yang terjadi bukan keinginanmu. Mian, aku egois. Aku hanya berfikir dari sisi pandangku,” Bagaikan tanah gersang yang baru disirami air, sama halnya apa yang kini dirasakan namja berkulit putih pucat tersebut. Perasaan Kyuhyun menjadi lega selepas ucapan barusan terlontar dari bibir yeoja chingu-nya. Senyum pun langsung menghiasi wajah tampan Kyuhyun.
“Gomawo, gomawo,” Teringat keadaan terakhir Kyuhyun malam tadi yang pingsan secara tiba-tiba, Suzy lantas kembali menempelkan punggung tangan nya di dahi Kyuhyun. “Kau sudah tidak apa-apa?”

“Aku sudah sembuh saat tau kau berada disini menemaniku.” 

***

“Ini sudah lewat dari jam tujuh, kau tidak bersiap untuk ke kantor?” Suzy berjalan ke arah Kyuhyun yang telah lebih dulu duduk di meja makan menunggui dirinya. Menanti bubur hasil buatan Suzy.

“Apa kau tega membiarkan namja chingu-mu yang sedang sakit ini berkutat dengan berkas-berkas yang memusingkan,”

“Jadi kau tidak akan masuk kantor hari ini,”

“Benar.” Balas Kyuhyun cepat.

“Dan aku ingin menghabiskan hari ini berkencan denganmu,” Tambah Kyuhyun.

“Tapi aku harus berangkat kerja sebelum jam delapan ini,”

“Tidak. Kau harus disini menemaniku. Tugasmu belum selesai merawatku,” Kyuhyun meraih cepat ponsel Suzy yang diletakan di meja makan. Suzy akan menahannya namun kalah cepat dengan pergerakan tangan Kyuhyun. Kalimat yang sudah diujung lidah, terpaksa harus kembali Suzy telan dalam-dalam mana kala Kyuhyun mulai berbicara melalui ponselnya. 

“Yeobseyo.”                 

“....” 

“Aku Cho Kyuhyun. Aku namja chingu Bae Suzy.” 

“….” 

“Ya. Aku ingin menyampaikan hari ini Suzy tidak dapat datang ke kantor. Dia sedang ada urusan,” 

“....” 

“Gomawo,” Kyuhyun mengakhiri panggilannya. Dan meletakkan lagi ponsel tersebut di tempatnya tadi. 

“Hya! Apa yang baru kau lakukan?” 

“Aku sedang meminta izin untukmu. Sudah, tak perlu mengucapkan terima kasih,” Suzy memutarkan kedua matanya di iringi helaan nafas kasar yang dikeluarkannya. Astaga, mimpi apa aku ini hingga memiliki namja chingu seperti dia yang suka bertindak seenaknya saja, sungut Suzy dalam hati.

“Kau tidak tau kan tuan, pekerjaanku sedang menumpuk. Banyak yang harus ku kerjaan. Dan sekarang kau malah menyuruhku untuk membolos kerja. Tugasku akan semakin menumpuk Presdir Cho,”

“Kalau begitu kau bisa langsung keluar saja. Dan melamar pekerjaan di kantorku. Mudah mudah?” 

“Cho Kyuhyuuunn! Tidak semudah itu!” 

***

Seo Yeon sedikit mempercepat langkah saat pintu lift yang ingin ditumpanginya hampir saja tertutup jika seorang namja yang berada didekat lift tidak dengan cepat menahan pintu tersebut untuknya. 
Seo Yeon membungkuk mengucapkan terimakasih dan dilangsungi dengan sebuah senyum cerah sesaat menyadari siapa orang yang telah membantunya pagi ini. Seo Yeon dan namja itu memasuki lift yang ternyata hanya dihuni oleh dirinya dan Kyuhyun. Terasa begitu mendebarkan bagi Seo Yeon, berada hanya berdua dengan Kyuhyun di dalam ruangan sekecil itu. Jantungnya tiba-tiba bekerja tidak seperti biasanya. Debaran itu kian terasa, ketika tubuh mereka bersentuhan yang kala itu lift sempat berguncang. 

Lift berdenting, menandakan bahwa mereka telah sampai ditempat tujuan. Seo Yeon menunduk, ia menjadi salah tingkah mengingat bagaimana tadi Kyuhyun mengkhawatirkan dirinya saat di dalam lift berguncang. 

Setelah pintu lift benar-benar terbuka, Seo Yeon menarik napas dan melangkah dengan cepat, berniat akan mendahului Presdir Cho Corp tersebut. 

Tapi hal tidak di inginkan malah menghampiri Seo Yeon disaat ia segera ingin beranjak dari hadapan Kyuhyun. Ia menabrak tubuh seseorang yang menyebabkan handbag-nya terjatuh dan isi nya berserakan keluar. “Ah mianhae Nona,” Papar orang yang sudah berhasil membuat handbag Seo Yeon terantuk diatas lantai keramik. 

Seo Yeon berjongkok, memunguti semua benda miliknya. Saat Seo Yeon mengincar satu benda lagi tersisa. Namun benda itu telah lebih dulu diambil oleh seorang namja yang tiba-tiba muncul dari belakang tubuhnya. Seo Yeon menoleh pada Kyuhyun yang tidak bergeming seraya memandangi kalung miliknya. Seo Yeon yang sadar untuk alasan apa Kyuhyun terdiam. Ia mencoba meminta benda berharga miliknya yang selalu dia bawa kemanapun.
“Bisa kau berikan--”

“Ini..”

Seo Yeon mencoba tersenyum sebelum berucap. “Iya ini kalung yang pernah kau berikan dulu,” Ujar Seo Yeon berusaha memberikan penjelasan sebelum ia dimintai penjelasan. Kyuhyun terpagut, mengangguk-angguk kan kepala tanpa arti. “Aku tidak menyangka, kau masih menyimpannya hingga saat ini. Ku kira kau sudah membuangnya.”

“Tentu aku tidak akan membuangnya, terutama perasaan ini. Aku tidak akan pernah bisa membuangnya,” 
***

Di jam makan siang, kali pertama dalam sejarah Kyuhyun mengajak bawahannya untuk makan siang bersama. Mengajak Park Seo Yeon agar menemani dirinya mengisi waktu istirahat dihari itu. Biasanya hanya Tae Hyun yang bernotabene sebagai asisten Kyuhyun, satu-satunya teman makan siang Kyuhyun. 

Cho Kyuhyun beserta Seo Yeon duduk pada satu meja disudut restauran. Sejak tadi suasana senyap menyelimuti mereka. Bahkan hingga makanan sudah hampir lenyap, mereka tetap saling diam. Kebisuan mereka pun menimbulkan kecanggungan bagi Seo Yeon. Lagi-lagi hanya Seo Yeon yang merasa canggung kala ia berdekatan Kyuhyun. “Boleh aku bertanya?” Seperti seorang murid yang ingin mengajukan pertanyaan tapi merasa malu, begitu juga dengan Kyuhyun. Kyuhyun meminta izin bertanya sebelum pertanyaan terlontar darinya. Sikap Cho Kyuhyun saat ini terasa seperti bukan Kyuhyun yang biasanya. Kemana Kyuhyun yang sesungguhnya? Yang suka bertindak seenaknya? Terasa aneh, membahas sikap Kyuhyun yang mendadak berubah. Tapi mau dikata apa, jika memang inilah kenyataannya. Kyuhyun berubah dihadapan Seo Yeon, saat ia ingin menyinggung tentang mereka. Bukan tentang Seo Yeon. Tapi tentang mereka. Dan topik tentang mereka itulah yang ingin Kyuhyun tanyakan. “Kau bilang, kau tidak akan membuang kalung dariku terutama membuang perasaanmu, apa maksudnya itu?” Saat kalimat itu terdengar di indera pendengarannya, saat itu juga tubuh Seo Yeon langsung menegang seketika. Ia terlalu shock atas pertanyaan tersebut. Tak menyangka Kyuhyun akan menanyakan maksud dari ucapan pagi tadi.
Bodoh, kenapa aku harus berkata seperti itu, batin Seo Yeon.

“Itu.. Karena aku tidak pernah bisa membuang perasaanku dan aku tidak mau membuangnya,”

“Maksudmu? Kau masih mencintaiku?” Pertanyaan yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot Kyuhyun tanyakan lagi. Dengan ucapan Seo Yeon pagi tadi sudah memperjelas apa yang dipertanyakan Kyuhyun. Seo Yeon menatap sendu kearah namja di depannya itu.

“Haruskah aku menjawabnya?” 

“Ya, aku butuh penjelasan nyata dirimu,” 

“Hingga hembusan nafasku detik ini, perasaanku padamu tidak pernah berubah. Selama hampir lima tahun ini, tidak sedetik saja kau pernah menghilang dari pikiranku. Hati ini masih terjaga dengan baik untukmu.” 

“Dulu aku bodoh memang. Aku menyesal meninggalkanmu saat itu. Tapi kau harus tau, aku, aku masih sangat mencintaimu. Kau alasanku, aku kembali ke Korea,” Tidak terpikirkan sebelumnya oleh Kyuhyun, ia akan mendengar ungkapan cinta dari yeoja yang pernah mengisi hatinya tersebut. Kyuhyun menatap Seo Yeon dengan pandangan yang sulit diartikan. Tidak disangka, akan ada pengungkapan cinta yang datang dari yeoja masa lalu Kyuhyun. “Seo Yeon-ah.. Maaf.” 

“Kenapa kau minta maaf?” 

“Aku bukan Kyuhyun yang dulu. Perasaanku telah berubah. Aku sudah tidak memiliki perasaan apa pun lagi padamu. Sudah ada yeoja lain dihatiku. Aku mencintainya dan sebaliknya. Maaf,” 

***

Seiring waktu berjalan, cinta kepada seseorang dapat padam layaknya lilin yang redup akibat hembusan angin. Tapi definisi cinta yang sesungguhnya, cinta tidak akan pernah padam bila cinta itu didasarkan oleh ketulusan dan kesederhanaan, sekali pun tidak dapat memiliki orang yang dicintai. Cinta yang sesungguhnya tidak akan lenyap hanya karena tidak dapat memiliki. Kesederhanaan dalam cinta yaitu dapat mencintai seseorang tanpa akhir. Mencintai, bukan karena kesempurnaan, melainkan karena mencintai semua menjadi sempurna. Itulah cinta. 

Kedua bola mata itu bergerak kanan-kiri secara terus-terusan menatapi layar komputer. Yeoja itu terlalu fokus agar dapat menyelesaikan tugas yang seharusnya sudah terselesaikan sejak kemarin, jika saja ia tidak membolos kerja. Dan semua ini bersumber akibat mahkluk bernama Cho Kyuhyun. Suzy terpaksa harus menelentarkan tugasnya, hanya demi menemani namja itu seharian di rumahnya. Kegiatan yang sama sekali tidak penting bukan? Tapi mengingat sifat pemaksa dan suka semena-mena yang dimiliki namja itu, apa lagi yang bisa Suzy lakukan untuk menghindar dari perintahnya. Tidak ada bukan? 

Benda persegi panjang di sisi komputer bergetar panjang. Satu panggilan masuk. “Yeobseyo, eoh eomma?”

“Suji-ya, malam ini bisa kau pulang agak cepat?” Tanya Hye Kyung dari seberang ponselnya.

“Waeyo? Apa ada sesuatu yang penting?”

“Bisa dibilang seperti itu,”

“Baiklah, akan ku usahakan pulang lebih cepat,” Putus Suzy sebelum mengakhiri panggilan Eomma-nya. Tumben sekali eomma memintaku pulang cepat, batin Suzy. 
Kembali Suzy berfokus menyelesaikan tugasnya. Sekarang sudah pukul 16.25. Tersisa empat puluh lima menit sebelum waktu pulang, dan Suzy berniat menyelesaikan seluruh pekerjaannya dengan sisa waktu yang ada. 



“Suzy-shi,” Panggilan itu menunda kegiatan Suzy yang baru akan melangkah, meninggalkan tempat duduknya. “Waeyo Eun Hee-shi? Maaf jika aku mendahului kalian semua, tapi hari ini aku sedang ada urusan,” 
“Bukan mengenai itu..” 

“Lalu?” 

“Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?”

“Mwoya?” Suzy balik bertanya dengan pertanyaan Eun Hee yang tidak dimengertinya.

“Kenapa kau tidak pernah bilang jika namja chingu-mu itu adalah Cho Kyuhyun?”

“Ne?” Tidak ada kata-kata yang terlintas di benak Suzy untuk ia jadikan sanggahan. Mulutnya sudah tidak dapat mengelak lagi. Rahasianya kini terbongkar sudah.

Aish! Cho Kyuhyun pabo! Umpatnya.

“Saat kemarin aku menjawab telepon darinya, aku sempat tidak percaya aku benar-benar berbicara dengan Cho Kyuhyun,” Ujar Eun Hee bahagia. Suzy tersenyum dipaksakan.

“Aku penasaran bagaimana kau sampai bisa menjalin hubungan dengan Cho Kyuhyun, bisa kau ceritakan dengan lengkap padaku? Sebagai penggemar Cho Kyuhyun tentu aku sangat ingin tau kisah asmaranya.”

“Jika saja aku yang ada di posisi mu, aku pasti sangat bahagia. Aku pasti akan menjadi yeoja paling beruntung di dunia. Tampan, kaya, pintar, seorang chaebol, siapa yang akan menolak namja seperti dia? Huh~ membayangkannya saja membuatku iri kepada mu. Bisakah kita bertukar tempat untuk sehari saja?” Suzy hanya terpaku mendengar setiap ocehan yang keluar dari rekannya tersebut sembari tersenyum kaku. 

***

Malam itu, Cho Corp mengadakan acara makan malam bersama yang sengaja di adakan untuk merayakan keberhasilan proyek mereka. Sudah menjadi kebiasaan bagi semua warga Cho Corp untuk merayakan setiap keberhasilan mereka. 

Cho Kyuhyun berjalan memasuki lift, mendahului semua pegawai. Meski lebih dulu memasuki lift, posisi Kyuhyun tetaplah di bagian depan dan semua pegawainya berdiri di belakang Kyuhyun. Setelah lift itu dipadati oleh manusia, pintu lift tertutup dan mulai bergerak. Terdiri dari banyak orang namun tidak membuat lift tersebut menjadi ramai. Jauh dari kata ramai bahkan. Keadaan di sana senyap, tanpa suara satu pun. Namun hanya berlangsung beberapa detik, kemudian disusul oleh suara ponsel. Ponsel Kyuhyun. “Yeobseyo,”
 
“....” 

“Arraseo. Dalam 15 menit aku sudah akan disana,” 

“….” 
“Yaksok,” 

“….” 

“Ne, gidaryeo.” 

Beriringan dengan Kyuhyun mengakhiri panggilannya dengan Suzy, saat itu juga denting lift terdengar. Dan pintu pun langsung terbuka. Sekeluar nya mereka dari dalam lift, langkah Kyuhyun terhenti dan menoleh ke belakang. Refleks semua karyawan Kyuhyun ikut terhenti.

“Maaf, aku tidak bisa ikut makan malam dengan kalian. Aku sudah ada janji,” Tanpa aba-aba lagi, Kyuhyun melangkah konstan menuju mobilnya yang sudah di parkir di pintu utama gedung. Semua karyawan Cho Corp memamerkan wajah kecewanya. Sebuah kesempatan langka dapat makan semeja dengan Presdir tampan itu. Tetapi terpaksa harus diurungkan jauh-jauh. Meski dengan perasaan sedikit kecewa dengan absent-nya Presdir mereka di acara malam bersama, tidak merubah perencanaan mereka. Mereka tetap mengadakan makan malam ada atau tidak adanya Presdir Cho Corp. 

“Bisa ku tebak, pasti telepon tadi itu dari Suzy. Dan mereka sudah membuat janji untuk bertemu malam ini.” 

“Itu juga yang kupikir,” 

“Suzy? Itu siapa?” Park Seo Yeon yang sejak tadi mendengar pembicaraan dua rekannya tersebut mulai menanyakan nama yeoja yang disangkut pautkan dengan Kyuhyun. “Ah itu yeoja chingu Presdir, namanya Bae Suzy,” Tubuh Seo Yeon menegang ketika di dengarnya kalimat 'Yeoja chingu Kyuhyun'. 

“Y-yeo-ja chi-ngu?” 

“Ne yeoja chingu Presdir. Perwakilan dari Win.A magazine yang beberapa waktu lalu pernah datang ke perusahaan kita untuk melakukan wawancara dengan Presdir,” 


***

Sudut bibir Kyuhyun tertarik ke belakang, membentuk sebuah senyuman. Kaca mobil yang serba gelap tidak menghalangi Kyuhyun untuk melihat siapa orang yang sedang berdiri di bawah lampu jalan. Setelah menepikan mobil, segera Kyuhyun beranjak keluar dari dalam mobil. Menghampiri yeoja cantik itu. “Bogoshipeo,” Kyuhyun meraih tubuh Suzy dan merengkuhnya erat-erat. “Heish.. Kau selalu mengatakan kalimat yang sama setiap kali kita bertemu,” Canda Suzy di dalam dekapan Kyuhyun.
“Apakah tidak boleh?”

“Boleh, hanya saja aku bosan dengan kata itu terus,”

“Araseo, mulai besok aku tidak akan pernah mengucapkan kata itu lagi, jeoltae.”

“Bukan seperti itu. Sudahlah, ayo kita masuk. Eomma sudah menunggu,” 


Hye Kyung memperhatikan namja tampan yang duduk diseberangnya. Kyuhyun yang tengah sibuk memisahkan sayuran dari makanan yang akan ia suap, tidak menyadari jika ia sedang diperhatikan. “Kau tidak menyukai sayuran?” Hye Kyung membuka suara. Kyuhyun mengalihkan  tatapan dari piring menoleh ke arah Hye Kyung yang berbicara padanya. “Ne, aku tidak menyukainya.”

“Waeyo?”

“Karena menurutku rasa sayuran itu aneh,” Jawab Kyuhyun.

“Aigoo.. Kau ini, bagaimana jika kau punya anak nanti. Bisa-bisa ia juga sepertimu tidak menyukai sayuran,”

“Ya aku hanya berharap anakku nanti tidak akan mencontohku,” Kyuhyun membalas lagi disertai kekehan kecil. 


Di lain tempat, seorang yeoja cantik hanya duduk dengan bisu ditengah keramaian. Seo Yeon nampak tidak begitu menikmati makan malam pertamanya sebagai bagian dari Cho Corp. Ia diam dan terus-terusan diam. Sejak awal tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari bibirnya. Ia terlihat murung, sedih, kecewa. Sikap Seo Yeon mendadak berubah menjadi pendiam, saat setelah mendengar kenyataan pahit tentang orang yang ia cintai. Tentang Cho Kyuhyun. Hal yang selama ini Seo Yeon takutkan ternyata benar terjadi. Ia sudah tidak memiliki lagi kesempatan. Kyuhyun telah melupakannya. Yeoja bermarga Park itu, ia meyakinkan diri bahwa ucapan Kyuhyun beberapa waktu lalu di Cafe hanya sebuah kebohongan. Ia pikir Kyuhyun berkata demikian hanya untuk memuatnya menyerah. Tapi malam ini, Seo Yeon sudah mendapatkan kebenaran yang mematahkan segala harapannya selama lima tahun ini.

TBC~
 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting