I Got Your Back Part 11
Author : Chindy Agryesti.
Facebook : Chindy
Agryyesti Horvejkul
Twitter : @Chindy404
Cast :
- Cho Kyuhyun
- Yoon Haera
Genre : AU!, Romance.
Rating : PG15
Length : Chapter
Aku pergi karena aku mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
–Yoon Haera –
Saat kau telah pergi dari hidupku, baru
kumengerti apa itu cinta.
—Cho Kyuhyun—
Cinta bukan tentng bagaimana kita menerima, melainkan bagaimna
kita memberi tanpa mengharapkan imbalan.
—I Got Your Back part 11—
Begin
:
Haera menggenggam 2 cup ice cream
di kedua tangannya. Ia meninggalkan toko ice cream tempat ia membeli ice cream
tadi, lalu melangkah pasti menuju kursi tempat
dimana dua orang tersebut yang tengah
menantinya. “Ini untukmu Jong Hyun-ah..” Satu ice cream ditangan Haera, ia
disodorkan pada putra kecilnya. “Ini satu lagi untukmu,” Tanpa berlama-lama,
Kyuhyun segera menerima ice cream yang diarahkan padanya. “Gomawo,” Ujar
Kyuhyun singkat kemudian mulai membuka cup ice cream tersebut.
Mereka kembali melangkahkan kaki
dengan santai. “Eomma, kenapa ikan-ikan itu senang sekali berenang bersama-sama? Kenapa mereka selalu
berkelompok?” Tanya Jong
Hyun dengan polosnya, tepat ketika segerombolan ikan lewat dihadapan mereka. “Mungkin karena ikan-ikan itu
tidak suka sendirian sehingga mereka membentuk kelompok agar bisa berkeliling bersama.” Jawab Haera. “Tapi
bukankah ikan-ikan itu lebih bebas jika berenang
sendiri?”
“Semua makhluk hidup itu tidak
bisa hidup sendirian. Sama seperti manusia,” Kyuhyun menyambar secara
tiba-tiba, mangambil alih pertanyaan Jong Hyun. “Itu berarti Jong Hyun juga
tidak bisa hidup sendirian?”
“Tentu saja, semua manusia itu
bergantung kepada manusia lainnya. Seperti itulah hidup,” Jelas Kyuhyun. Menit
selanjutnya, mereka hanya terus melangkah menyelusuri isi tempat wisata Sea World tersebut. “Apa Jong Hyun mau mempunyai Appa?”
“Appa? Jong Hyun ingin sekali
mempunyai Appa tapi Eomma bilang Jong Hyun hanya anak Eomma..”
“Itu bohong. Seorang anak sudah
seharusnya memiliki Appa dan Eomma. Apa Jong Hyun mau memiliki Appa seperti
Ahjusshi?”
“Ahjusshi akan menjadi Appa Jong
Hyun? Benarkah? Tentu saja..”
“Hya! Kau...” Haera membulatkan kedua bola matanya, menatap tajam
pada namja dewasa diseberangnya, Cho Kyuhyun. “Setelah ini Jong Hyun ingin
kemana?” Kyuhyun menyela dengan sebuah pertanyaan yang sengaja ia buat untuk
menghentikan geraman Haera padanya. “Jong Hyun ingin ke Lotte World,”
“Arraseo, setelah ini kajja kita
kesana,”
“Jinjja?” Jong Hyun lantas
terlonjak bahagia. Dan hari itu pun dilalui mereka dengan penuh senyuman.
***
Buru-buru Kim Hana melepaskan spatula yang melekat ditubuhnya dan melangkah besar menuju pintu utama setelah mendengar suara bel dari pintu utama rumahnya. Hwang Seul Rin orang yang didapatinya dibalik pintu tersebut. “Presdir Hwang?” Nyonya Cho langsung mempersilahkan tamunya masuk. Dan kedua yeoja sebaya itu duduk santai pada sofa diruang tamu keluarga Cho. “Aku senang jika kau bisa lebih sering kesini.” Kim Hana mulai kembali berujar setelah tadi sempat terpotong oleh seorang Ahjumma yang mengantarkan teh untuk tamu Nyonya Cho. “Jika ada waktu luang tentu akan ku usahakan.. Karena hari ini libur dan juga Haera dan Jong Hyun juga sedang pergi, aku tak tau harus melakukan apa, tapi tiba-tiba saja teringat padamu..” Jelas Hwang Seul Rin.
“Kau sedang sendirian? Dimana
putri dan suamimu?” Lanjut Nyonya Hwang. “Suamiku sedang berada di Taiwan, dan
Ahra ia berada dibutiknya,”
“Putrimu seorang desaigner?”
“Ya begitu.”
“Itu berarti kita tak perlu repot mencari-cari desaigner untuk pernikahan Haera dan
Kyuhyun nanti,”
“Benar,” Balas Kim Hana dibumbui
senyuman. Pikirannya sudah terlalu bahagia membayangkan hal-hal yang mungkin
akan terjadi di kemudian hari
mengenai putranya dan Haera. “Bisa kau ceritakan kehidupan Haera sebelumnya?”
Pinta Hwang Seul Rin. Permintaan yang sama sekali disangka-sangka oleh Kim Hana.
“Haera dia seorang yatim piatu
sudah sejak sekolah dasar. Sejak Appa dan Eomma Haera meninggal akibat sebuah
insiden tabrakan. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Harabeoji-nya lah yang membesarkan Haera sendirian. Namun waktu
tak mengijinkan sang Harabeoji untuk menjaga cucunya lebih lama lagi. Ketika
Haera memasuki tingkat SMA, Harabeoji Yoon menyusul kedua orang Haera. Jadilah Haera sebatang
kara didunia ini. Ia bekerja keras agar dapat terus bersekolah. Dulu ia yeoja
yang sangat periang, dia selalu dapat tersenyum meski memiliki hidup yang
begitu keras. Ia tidak pernah ingin orang tau akan kesusahannya. Dia yeoja yang
hebat,” Sesaat Kim Hana menjeda kalimatnya. Menelan salivanya lalu kembali
membuka suara.
“Suatu ketika, Kakek Kyuhyun
meninggalkan sebuah permintaan sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Ia
ingin aku dan Appa Kyuhyun mencari seseorang dan menikahkan Kyuhyun dengan cucu
sahabatnya yaitu Haera. Tepat diumurnya yang ke tujuh belas tahun, kami
menemukan Haera. Untuk memenuhi permintaan terakhir Abeonim, kami menikahkan
Haera dan Kyuhyun meski saat itu Haera masih bersekolah. Tapi kami berusaha
menyembunyikan pernikahan itu. Haera masih terus bersekolah. Diumurnya yang
masih belia, dia sudah harus menjadi seorang istri. Pernikahan itu nyatanya tak
berlangsung lama. Haera tiba-tiba meminta cerai dan meninggalkan Kyuhyun tanpa sepatah kata
pun padaku. Saat itu yang kutau Haera baru menyelesaikan sekolahnya dan ia
mendapatkan beasiswa dan ternyata Haera menerimanya. Ia meninggalkan aku, ia
membuatku terus merasa bersalah. Aku sudah berjanji pada Abeonim, aku akan menjaga Haera karena Haera tak memiliki siapa pun
didunia ini, tapi dia pergi membawa sejuta luka yang diciptakan oleh putraku sendiri.
Aku mengingkari janjiku, aku tidak bisa mengabulkan permintaan Abeonim. Setiap kali aku mengingat Haera, aku merasa amat bersalah. Bahkan aku sempat membenci putraku sendiri yang telah membuatnya
pergi,”
***
Sebuah Audy hitam telah terpakir dihalaman rumah Presdir Hwang. Sekeluarnya Haera dari dalam rumah, baru orang itu juga menampakan wujudnya. Keluar dari dalam mobil. “Selamat pagi Nyonya Cho,” Sapa Kyuhyun dengan santai. Lalu namja itu memamerkan senyum tampannya. Haera memandang Kyuhyun tak mengerti. Haera terlalu bingung akan kehadiran Kyuhyun sepagi ini ditempat tinggalnya. Ditambah lagi sapaan Kyuhyun yang membuatnya sedikit tersipu. “Sedang apa kau sepagi ini?”
“Menjemput seseorang. Karena orang yang ku tunggu sudah ada didepanku. Kajja kita langsung saja,”
“Eoddi?”
“Nanti kau akan tau,” Haera duduk tenang
dikursi penumpang sebelah Kyuhyun dengan berjuta tanda tanya dikepalanya.
Berkali-kali Haera meminta jawaban Kyuhyun namun namja itu tetap bersikeras
merahasiakan tujuan mereka. Terpaksa Haera harus menelan bulat-bulat rasa
penasarannya.
1 jam mereka habiskan di dalam mobil. Menempuh jarak yang mengantarkan mereka pada
suatu tempat. “Hei bangunlah. Kita sudah sampai,” Ucap Kyuhyun lembut.
Tangannya sedikit menepuk pelan pipi Haera. “Ini dimana?” Haera menegakan
tubuh, dan menatap berkeliling disekitar mobil. “Ini? Bukankah ini--”
“Iya. Ayo kita turun,” Titah Kyuhyun seraya
mendahului Haera keluar dari mobil. Haera masih dengan tatapan tak percayanya
menatap sekitar. “Kajja,” Kyuhyun meraih jemari Haera lalu mengajak Haera untuk
mulai berjalan. Melewati jalan setapak yang dipenuhi rumput-rumput hijau dan
juga jalan berliku yang memiliki banyak tanah bergunduk tinggi.
Setibanya kedua manusia itu, mereka segera
bersujud memberikan penghormatan pada dua gundukan tanah berumput hijau didepan mereka. Tanpa disadari, air mata haru meluncur
dengan bebasnya membasahi pipi Haera. Ia bisa memberi hormat pada kedua
orangnya didampingi oleh orang yang amat Haera cintai. Hal yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Senyum bahagia terukir di wajah cantik yeoja itu. Keinginan Haera saat dulu, kini telah
terwujud.
“Eomma, Appa, aku datang. Perkenalkan dia
adalah Kyuhyun.”
“Anneyong Haseyo Abeonim, Eomeonim. Cho Kyuhyun
imnida. Aku suami Haera, menantu kalian,”
***
Sesekali Kyuhyun mengayunkan tautan jemari tangan mereka. Bahkan menggenggam jemari Haera semakin erat. Mereka terus mengayunkan kaki untuk menciptakan langkah kaki menyelusuri jalan sepi itu. Pohon-pohon pinus disisi jalan menjadi pelengkap suasana diantara mereka. “Kau tau? Aku sangat bahagia,” Sama halnya dengan apa yang dirasakan Haera. Yeoja tersebut juga amat bahagia hari ini. “Waeyo?” Tanya Haera berlagak tak tau apa-apa. “Karena kau sudah mau kembali kesisiku. Karena kau berada disampingku. Tak ada hal apa pun yang kuinginkan lagi didunia ini. Aku sudah sangat bahagia saat ini.”
“Aku merasa sulit bernafas karena rasa bahagia
ini. Gomawo, kau mau menerimaku lagi. Saranghae,”
Entah sudah sejak kapan posisi mereka sudah
saling berhadapan. Memandang bulatan hitam satu sama lain. Langkah teratur
mereka pun secara otomatis telah terhenti tanpa disadari. Kyuhyun melangkah,
meminimalkan jaraknya dengan Haera. Tanpa ragu-ragu Kyuhyun mulai mendekatkan
wajahnya. Tangan Kyuhyun pun telah mengambil posisi di tenguk Haera.
Tak sampai detik berukutnya, Haera sudah dapat merasakan sebuah benda kenyal menempel pada bibir ranum miliknya. Refleks kelopak mata Haera menutup, menyambut lumatan yang Kyuhyun berikan pada bibirnya. Haera tak kuasa untuk tidak membalasnya, bibirnya dengan perlahan mulai dibukanya. Haera membalas setiap lumatan Kyuhyun dan ikut tenggelam dalam sensasi ciuman hangat yang Kyuhyun berikan.
Tak sampai detik berukutnya, Haera sudah dapat merasakan sebuah benda kenyal menempel pada bibir ranum miliknya. Refleks kelopak mata Haera menutup, menyambut lumatan yang Kyuhyun berikan pada bibirnya. Haera tak kuasa untuk tidak membalasnya, bibirnya dengan perlahan mulai dibukanya. Haera membalas setiap lumatan Kyuhyun dan ikut tenggelam dalam sensasi ciuman hangat yang Kyuhyun berikan.
***
“Butik? Untuk apa kita kesini?” “Kau ini kenapa banyak tanya sekali. Kau hanya perlu mengikutiku masuk dan kau akan tau untuk apa kita kesini,” Selalu saja seperti itu. Kyuhyun tidak pernah membicarakan pada Haera tujuan dan maksudnya kesuatu tempat. Haera hanya dapat menanti waktu yang menjawab setiap pertanyaannya. “Anneyong haseyo Tuan Cho. Eomma dan Nuna-mu sudah menunggu di dalam,”
“Baiklah. Gomawo,”
“Eomma-mu? Apa Eomma-mu dan Ahra Eonni ada
disini?” Sambar Haera setelah mereka meninggalkan pelayan yeoja itu. “Aishh kau
ini cerewet sekali Nyonya Cho,” Haera mengekor dibelakang dengan rautnya yang
kesal. Semua pertanyaannya tak ada satu pun yang dijawab Kyuhyun. “Eo?
Kyuhyun-ah, kalian sudah datang,” Tiba-tiba suara Nyonya Cho didengar Haera.
Haera mengangkat kepalanya, didapati Nyonya Cho tengah duduk disebuah sofa
panjang. Tapi ternyata tak hanya Nyonya Cho yang berada disana, terdapat juga
Nyonya Hwang Seul Rin beserta Nuna Kyuhyun, Cho Ahra. “Kalian disini?” Haera
bergumam ragu. “Karena Haera sudah datang, langsung saja,” Ahra tanpa
berkata-kata langsung menggiring Haera masuk kedalam ruang ganti.
“Wuah.. Yeppeuda,” Nyonya Cho berseru takjub.
Melihat rupa Haera yang kini terbalut oleh gaun putih panjang yang menambah
berkali lipat tingkat kecantikannya. Semua orang disana terpukau oleh yeoja itu
termasuk Cho Kyuhyun. “Kau sangat cantik putriku,” Hwang Seul Rin mengeluarkan
komentarnya. “Sebenarnya ini untuk apa?”
“Tentu saja untuk pesta pernikahanmu dengan
Kyuhyun dua minggu lagi,” Kalimat Ahra menjawab sudah kebingungan Haera sesaat,
tetapi langsung tergantikan oleh keterkejutan bukan main. “Pernikahanku?” Haera
berkata dengan sedikit tergagap. “Iya pernikahan kalian. Kami telah memutuskan
2 minggu lagi akan menjadi hari pernikahan kalian. Dan Kyuhyun juga telah
menyetujuinya,”
“Nde?”
***
Yoon Haera menatap penuh arti pada gedung yang menjulang dihadapannya. 7 tahun silam dengan berat hati Haera meninggalkan tempat tersebut. Namun kini waktu kembali membawanya untuk dapat menyambangi tempat itu lagi.
Sebuah tangan hangat menggenggam erat jemari
Haera dan membuat yeoja itu tersadar. “Kajja kita masuk,” Kyuhyun sedikit
menarik tubuh Haera yang tampak kaku. Tubuhnya tidak mengeluarkan pergerakan
sekecil apa pun sejak mereka tiba disana. Ia seolah sedang menikmati kegiatan
melamunnya di depan pintu utama gedung Apartemen mewah itu. Hanya pandangan
Haera yang seolah berbicara sementara bibirnya tertutup rapat.
Kyuhyun menekan beberapa digit angka, sedetik
selanjutnya pintu telah terbuka dengan otomatis. Kyuhyun menatap Haera, manik
hitam Kyuhyun seolah tengah mempersilahkan Haera masuk. Tetapi yang malah
dibalas oleh tatapan tercengang dari kedua benda hitam milik Haera menyadari
angka-angka berapa saja yang tadi Kyuhyun gunakan untuk membuka pintu. “Angka
itu...”
“Kau merubah kodenya?”
“Bukan hal yang sulit untuk mengubah kode
pintu. Hatiku saja bisa berubah karenamu dan tentu kode ini pun bisa berubah
karenamu juga,” Bola mata Haera telah berlapiskan oleh cairan krystal,
dibibirnya tersungging sebuah senyum bahagia. Karena dulu, kode pintu itu pun
seakan bekerja sama dengan Kyuhyun untuk menyakiti Haera. Tinggal ditempat dimana yang memiliki perihal tentang orang lain. Dan hal yang
menyakitkan karena orang itu adalah seseorang yang dicintai oleh suaminya. Ini
rumahnya tetapi ia sendiri yang tersakiti disini. Dulu, kode
pintu itu terdiri atas angka-angka yang merupakan tanggal ulang tahun yeoja
chingu Kyuhyun. Menyakitkan bukan? Kyuhyun selalu mengingat ulang tahun yeoja
chingunya, namun tak ada yang dapat
meyakini bahwa Kyuhyun juga mengingat kapan hari
ulang tahun Haera, istrinya. Sangat menyakitkan berada diposisi Haera dulu.
“Uljima..” Ujar Kyuhyun seraya menyeka cairan
yang telah jatuh dipipi Haera.
“Disini kita akan memulai kehidupan sebagai
keluarga. Kau, aku, dan Jong Hyun kita akan hidup bahagia disini.”
Haera dengan perlahan melangkah ragu memasuki
tempat tinggalnya dulu. Semua sama, tak ada yang berubah..
“Mianhae. Aku pasti telah menyakitimu terlalu
banyak. Aku bersedia menerima hukuman darimu untuk membayar semua perbuatanku,”
“Mencintaimu hingga nafasku yang terakhir, merengkuhmu
dalam pelukanku hingga tubuh ini tak dapat lagi digerakkan. Menatapmu hingga mata ini tak lagi dapat melihat.
Menyerahkan seluruh hati, jiwa dan ragaku hanya untuk istriku seorang. Bolehkah
aku mendapat hukuman seperti itu?”
“Aku berjanji tidak akan membuat matamu mengeluarkan cairan bening ini lagi. Mata indah ini sudah terlalu banyak mengeluarkan air
mata karenaku,” Jari Kyuhyun mengusap lembut bagian mata Haera. Perlahan, wajah
Kyuhyun mendekat lalu mengecup lembut mata Haera. Kyuhyun menarik wajahnya,
memandang Haera lekat. Haera ikut membalas menatap Kyuhyun, menikmati tatapan
penuh cinta yang didapatinya dari manik hitam Kyuhyun. Wajah Kyuhyun kembali
bergerak secara konstan. Tangan Kyuhyun telah mengambil posisi ditengguk Haera. Tersisa 3 cm jarak diantara
kedua wajah itu, Kyuhyun tanpa ragu-ragu menempatkan bibir lembabnya pada
permukaan bibir ranum Haera. Haera telah lebih dulu memejamkan matanya dan tak
perlu berfikir lagi untuk Haera membalas ciuman lembut Kyuhyun yang hanya pada
awalnya, namun seperkian detik lumatan-lumatan penuh cinta itu telah menjelma
menjadi ciuman panas yang sarat akan cinta.
Seiring waktu yang terus bergulir, tanpa sadar
mereka sudah mulai memasuki tahap yang berlebih. Jemari Kyuhyun merangkap
didada Haera, berusaha melepaskan kaitan kancing pada kemeja putih yang Haera
genakan. Barulah saat itu, Haera tersadar. Ia buru-buru melepaskan tautan
bibirnya dan tangannya berusaha menutup kembali kancing yang tadi sempat dibuka
Kyuhyun. Namun dengan cekatan, Kyuhyun menahannya dan menatap Haera dengan
pandangan meminta. “Izinkan aku melakukannya.”
***
Beberapa hari kemudian..
Disebuah jalan Seoul yang terbilang sepi dan tenang melintas sebuah mobil hitam dengan kecepatan sedang namun secara tiba-tiba suara decitan terdengar dengan begitu nyaring memekikan telinga siapa pun yang mendengarnya. Haera yang mengemudikan mobil tersebut jelas terperanjat kaget oleh kehadiran mobil metalic yang tiba-tiba dating, lalu berhenti didepan mobil Haera dan sepertinya orang didalam mobil sana memang sengaja menghadang jalan Haera. Dengan kesigapannya, Haera segera menginjak pedal rem sekuatnya hingga kepala yeoja didalam mobil itu terdorong dan sedikit membentur setir mobil. Haera mengambil nafas dalam-dalam. Sungguh amat takut membayangkan yang mungkin saja terjadi jika seandainya ia terlambat menekan pedal rem. Haera menetralkan nafas sebelum memutuskan untuk keluar. Tepat saat Haera keluar, pengemudi mobil didepan Haera ikut keluar. Dengan gaya angkuhnya, pengemudi mobil metalic yang ternyata seorang yeoja juga menghampiri Haera yang membeku didepan pintu mobilnya. “Anneyong Haera-shi.” Sapa yeoja itu diiringi dengan sebuah senyuman mengejek. Tatapan penuh kebencian turut hadir dalam diri yeoja bernama Song Ji Eun tersebut. “Mau apa kau?”
“Beberapa hari ini sepertinya kau hidup dengan
baik, geuchi? Dan sepertinya sudah saatnya aku harus mengakhiri hidupmu.
Beberapa hari ini sudah cukup bukan kesempatan yang kuberikan untukmu menikmati
hidup sebelum kau pergi..”
“Apa maksudmu?” Song Ji Eun melangkah maju,
mendekatkan tubuhnya pada tubuh Haera yang terpojok disisi pintu mobil. Tangan
Ji Eun meraih rambut Haera dan menjambaknya sekuat mungkin. Haera merintih
kesakitan. “Lepaskan! Sakit..” Rintihan itu malah dibalas oleh senyuman sinis
Ji Eun. “Kau bilang sakit? Ini belum seberapa Yoon Haera-shi..” Ji Eun semakin kuat lagi menjambak rambut panjang Haera. “Aku
jauh lebih sakit dibandingkan yang kau rasakan ini. Kekasihku meninggalkan aku
hanya karena yeoja pengganggu sepertimu. Kau tau itu sangat menyakitkan, hatiku
perih. Setulus hati aku mencintai Kyuhyun, bertahun-tahun aku mencintainya, aku
berusaha memilikinya . Setelah aku berhasil memilikinya, namun kau hadir
dihidupnya. Dan ia pergi, dia melepaskan genggaman tanganku karena kau. Hanya
karena yeoja tak tau diri sepertimu. Itu semua sangat menyakitkan! Dia segalanya bagiku, dia oksigenku, dia sumber kekuatanku.
Dan kau yang merampas oksigenku. Apa jadinya seseorang tanpa oksigen? Dan apa
kau tau bagaimana aku menjalani hidupku tanpanya? Aku sangat membencimu Yoon
Haera. Kau merampas milikku dan aku tak akan tinggal diam. Apa yang tidak bisa
kumiliki, juga tidak akan pernah dimiliki orang lain. Aku tidak dapat memiliki
Kyuhyun, tak akan kubiarkan kau yang memilikinya.” Ji Eun mengakhiri rentetan
kalimat panjangnya yang tanpa jeda. Tangannya sibuk merogoh kedalam saku
blazer, mencari sesuatu. “Kumohon lepaskan aku,” Mohon Haera. “Susah payah aku
mendapatkanmu dan tak semudah itu aku melepaskanmu Haera-shi. Dari semua usaha
yang kulakukan, sepertinya turun tangan langsung usaha yang lebih efektif.
Tentu akan membuatku sangat puas. Sekarang nikmati perjalananmu,” Ji Eun
mengacungkan sebuah pisau lipat tepat didepan wajah Haera. Tubuh Haera seketika
menegang, wajahnya pucat, nafasnya tercekat. Sulit baginya untuk bernafas
normal. Oksigen seolah menipis disekitarnya.
“Kumohon jangan lakukan Ji Eun-shi..”
“Sayangnya tidak bisa. Kau sudah terlalu
kubenci.” Haera hanya dapat menutup kelopak matanya, memasrahkan hidupnya pada
waktu. Ia terima, walau ia harus mati konyol ditangan yeoja bernama Song Ji
Eun. Haera sadar, ialah penyebabnya, ia yang menyebabkan Ji Eun menjadi seperti
ini. Ia yang telah merampas sesuatu yang amat berarti dihidup Ji Eun. Hingga
Haera merasa apa pun yang dilakukan Ji Eun padanya pantas ia terima meski itu
nyawanya sendiri. Haera merasa bersalah akan dirinya, sebab bagaimana pun,
Haera juga seorang wanita yang pasti ingin memiliki sesuatu yang dicintainya.
Haera mengerti yang dirasakan Ji Eun.
“Lakukan. Jika dengan mencelakaiku itu bisa
mengurangi kesalahanku. Lakukanlah. Aku rela menerimanya. Tapi sebelumnya, aku
ingin kau tau. Aku memang sangat mencintai Kyuhyun, namun sedikit pun aku tidak
pernah mengharapkan ia akan membalas perasaanku. Aku tulus mencintainya. Aku
ingin selalu melihatnya bahagia meski aku sendiri tersakiti. Tapi tak apa. Aku
bahagia bisa melihatnya bahagia.”
“Sekarang lakukan apa pun yang kau inginkan.”
Cairan hangat itu meluncur bebas ketika Haera memejamkan matanya.
Dari kejauhan, mobil mewah melintas dijalan
tempat kedua yeoja tersebut berada. Kyuhyun yang langsung menyadari bahwa yeoja yang tengah
disandera itu adalah Haera. Tanpa berlama-lama lagi, Kyuhyun lantas
memberhentikan mobilnya.
Sementara itu, ditangan Ji Eun pisau itu telah ia arahkan pada Haera dan mulai ia ayunkan di udara. Belum sampai pisau itu mendarat pada bagian tubuh
Haera, lengan Ji Eun telah dicengkram keras-keras oleh sebuah tangan kekar.
Yang tak lain Cho Kyuhyun. “Kau yeoja kejam!” Kyuhyun menarik tubuh Ji Eun
menjauh dari Haera. Mendengar suara yang amat Haera kenal, Haera segera
mengangkat kelopak matanya. Sementara itu dengan kesadaran penuh, Kyuhyun
melayangkan tangannya tepat diwajah yeoja itu, wajah Song Ji Eun. “Apa belum
puas kau terus menyakiti Haera? Apa salah dia?!” Bentak Kyuhyun
marah. “Aku baru akan puas setelah ia berhasil kukirim menyusul orang tuanya.”
“Itu tidak akan terjadi. Selama aku masih
hidup, aku akan terus melindungi Haera. Jadi jangan harap kau bisa menyakitinya
lagi Song Ji Eun! Lebih baik sekarang nikmati sisa waktumu dialam bebas ini
sebelum kau mendekam didalam gerbang besi,”
***
Dengan pergerakan lambat namun pasti, Kyuhyun
meletakkan satu tangannya pada dagu Haera dan menyatukan bibir mereka bersamaan
dengan suara riuh tepuk tangan dari pada orang-orang yang hadir memenuhi kursi
di aula mewah tersebut. Sebuah French Kiss singkat di atas altar yang juga
disaksikan banyak pasang mata dari para tamu yang hadir. Kyuhyun seakan
melupakan posisi mereka saat ini. Ia terlalu bahagia di hari yang amat indah
ini. “Gomawo,” Ujar Kyuhyun singkat seusai salah satu dari mereka mengakhiri
ciuman tersebut. Haera tersenyum dibumbui oleh senyuman manis diwajah cantik
wanita yang menjadi tengah ratu hari ini.
“Chukae Haera-ya.. Eomma bahagia bisa menyaksikanmu menjadi milik orang lain.” Ungkap Hwang Seul Rin. “Uljima Eomma.”
“Eomma hanya terlalu bahagia hari ini,” Haera
meraih tubuh Nyonya Hwang lalu mendekapnya dengan segala rasa sayang yang ia
miliki untuk sosok Eomma kedua baginya tersebut. “Kau harus hidup dengan
bahagia. Arraseo?”
“Dangyeonhaji, Eomma.”
***
Kebahagiaan menjadi tujuan dasar alasan manusia hidup. Alasan mengapa manusia tetap mempertahankan hidupnya. Manusia hidup untuk merasakan kebahagiaan, bukankah seperti itu? Apa yang dilakukan manusia pada hidupnya, semua itu tak akan lepas dari apa tujuan hidup ini. Untuk mencari kebahagiaan. Semua orang memiliki kebahagiaan tersendiri, namun itu masih menjadi teka-teki kehidupan. Kita tidak akan pernah tau, kapan kita akan bahagia. Semua itu tak akan ada yang mengetahuinya. Tuhan telah menentukan dan memilih waktu yang tepat kapan kita bisa merasakan apa itu kebahagiaan. Semua yang Tuhan berikan, tidak akan pernah salah. Tuhan-lah yang tau segala yang terbaik untuk kita. Kita hanya perlu ingat bahwa hidup ini adalah rancangan-Nya dengan sejuta hal terbaik yang pasti Tuhan berikan.
Waktu terlampaui dengan begitu cepat. Semua
hal-hal indah telah berpihak pada Yoon Haera. Kebahagiaan, satu kata tersebut
dapat yeoja bermarga Yoon itu rasakan kini. Ia seolah tengah menikmati bayaran
atas semua penderitaannya bertahun-tahun silam. Kehidupan yang ia jalani selama
sebulan terakhir ini seolah penyembuh dari semua luka yang pernah hadir dalam
hidupnya. Ia bahkan meyakini bahwa semua yang dihadapinya adalah mimpi. Mimpi
yang amat indah yang tak ingin ia lewatkan. Ia sudah amat bahagia bahkan jika
semua ini hanya sebatas mimpi.
“Eomma waeyo? Apa Eomma sakit?” Sesosok namja kecil melontarkan perhatiannya pada sang Eomma yang terlihat berbeda hari ini. Yeoja berstatus sebagai istri Cho Kyuhyun tersebut terlihat pucat, dan sejak awal hari tak jarang ia mondar-mandir ke toilet untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya. Walau sebenarnya tak ada sesuatu apa pun yang ia muntahkan dari mulutnya. Hanya rasa mual yang terus menjalar diperutnya.
“Aniyo. Eomma gwaenchana. Eomma ingin tidur saja. Jong Hyun tak apa kan main sendiri?”
***
“Appa..” Seruan Jong Hyun yang tiba-tiba sukses mengubah suasana sunyi di Apartemen mewah sana. Seruan nyaring tersebut dibarengi oleh pergerakkan tubuh Jong Hyun yang segera berlari menuju pintu Apartemen menyambut kepulangan sang ayah. “Jong Hyun-ah.. Kau merindukan Appa?” Selidik Kyuhyun yang langsung mendapat anggukan dari Jong Hyun. “Dimana Eomma?”
“Eomma di kamar. Sejak tadi pagi, Eomma
muntah-muntah terus.”
“Mwo?”
Segera Kyuhyun memasuki
kamar miliknya bersama Haera lalu mendpati istri-nya tengah bergulat diatas
tempat tidur. “Haera-ya ireona.” Titah Kyuhyun
sembari menggoyang-goyangkan kecil tubuh Haera. “Eoh kau? Kau pulang cepat hari
ini?”
“Ne. Kudengar kau sakit, kajja kita ke rumah
sakit.”
“Ani. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit mual,
tak perlu ke rumah sakit,” “Aku benci penolakan,”
***
Cho Kyuhyun mengeratkan pelukannya pada tubuh
Haera dari dalam selimut, semakin menarik Haera dalam rengkuhannya. Haera juga
balik mempererat genggamannya pada tangan Kyuhyun yang melingkari pinggangnya.
Rasa nyaman dalam posisi seperti sekarang itu didapati kedua manusia itu. Kini
mereka berdua duduk dalam balutan selembar selimut tebal. Dengan posisi Kyuhyun
duduk dibelakang Haera sementara Haera berada dalam rengkuhan namja itu. Haera
menyandarkan kepalanya di dada Kyuhyun. Seraya memejamkan mata. Setiap hembusan
nafas yang keluar terasa begitu menghangatkan ketika mengenai pucuk
kepala Haera. Dingin hiliran angin yang berhembus, masih dapat mereka rasakan
dan mengganggu ketenangan api unggun yang ada hadapan mereka. Api merah itu
menjadi bergejolak sesaat ketika angin berhilir. “Sebenarnya apa tujuan kita
kesini? Aneh sekali mendengar kau tiba-tiba ingin berlibur. Kita kan bisa saja berlibur di Seoul,
tidak perlu harus ke sini.” Haera
memecahkan keheningan. Akhirnya pertanyaan itu
dilontarkan juga oleh Haera, setelah hampir seharian ia hanya memenjarakan pertanyaan
itu dikepalanya. Haera meminta alasan Kyuhyun yang tiba-tiba membawanya liburan
ke Busan dan hanya berdua. Sehingga Jong
Hyun harus ia titipkan pada Eomma-nya, Hwang Seul Rin. “Kalau
begitu anggap saja kita ini sedang Honeymoon. Bukankah kita belum melakukannya?”
“Honeymoon?” Haera mengulang kata yang
diucapkan Kyuhyun tadi dalam bentuk gumaman.
“Kyu--”
“Panggil aku Oppa. Aku ini lebih tua darimu.
Kau sungguh tak sopan,” Nada kalimat Kyuhyun tiba-tiba berubah terdengar
seperti orang merajuk. “Arraseo. Oppa..”
“Boleh aku bertanya,”
“Apa?”
“Song Ji Eun bagaimana kabar dia?”
“Kau ini terlalu baik. Kau masih saja
menanyakan orang yang selalu mencelakaimu. Dia sedang menjalani hukuman atas
perbuatan jahatnya padamu.”
“Maksudmu dia dipenjara?” Angguk Kyuhyun.
Pembicaraan lantas terhenti. Selang beberapa menit keadaan sunyi tanpa
pembicaraan, keduanya diam. Hingga akhirnya Kyuhyun yang memulai obrolan kali
ini. “Haera-ya..”
“Hm?”
“Gomawo.”
“Kau ini kenapa? Dari kemarin kau terus saja mengucapkan gomawo. Memangnya apa yang telah kuperbuat?”
“Kau telah memberiku suatu hadiah. Hadiah yang pasti akan menjadi hadiah terbaik dalam hidupku,”
“Seingatku aku tidak memberikanmu hadiah
apa pun,” Haera merasakan tangan Kyuhyun meraba perutnya dibalik selimut dengan
tiba-tiba. “Disini. Kau telah memberiku hadiah terindah yang ada disini. Gomawo
nae Anae,”
“Maksud Oppa? Aku sedang hamil?” Haera
melepaskan pelukan Kyuhyun dengan sekali hentakkan lalu menatap namja itu
meminta kepastian. “Ne, kau sedang hamil Nyonya Cho. Kau mengandung anakku.
Di dalam sini ada uri aegi. Gomawo Haera-ya..” Haera tak mampu berkata-kata. Hanya
genangan air mata yang hadir sebagai wujud atas kebahagiannya saat ini. Haera
terlalu terkejut menyambut berita membahagikan ini. Jadi inilah alasan dibalik
sakitnya Haera kemarin-kemarin ini. Berita yang memang sengaja masih Kyuhyun
rahasiakan dari Haera.
“Uisa-nim sebenarnya ada apa dengan Haera?”
“Anda tidak perlu khawatir Kyu. Sebelumnya, aku ingin
mengucapkan selamat kepadamu lebih dulu,” Ungkap Kim Uisa-nim yang merupakan
dokter keluarga Cho. “Selamat? Untuk?”
“Sebentar lagi kau akan menjadi Appa Kyu. Istrimu sedang
hamil. Usia kandungannya baru memasuki 5 minggu.”
“Uisa-nim sedang tidak berbohong padaku kan?”
“Tentu tidak. Sekali lagi ku ucapkan selamat Kyu. Keluargamu
pasti akan senang mendengar berita ini,”
“Kenapa kau tidak memberitahu ku dari awal?” Tuntut Haera. “Aku ingin memilih waktu yang tepat untuk memberitahumu. Dan nampaknya sekarang adalah waktu yang tepat Haera-ya..”
“Aku sangat bahagia Oppa,”
“Nado. Tak ada berita yang lebih membahagiakan
dibanding ini. Kau telah melengkapi hidupku. Kau hal terbaik yang pernah kumiliki dihidup ini, kau yang telah menyempurnakan hidupku. Saranghae.. Aku mencintaimu lebih dari apa pun didalam hidupku, aku mencintai Yoon Haera.. Manhi manhi saranghae. teruslah berada disisiku, hingga hanya maut yang memisahkan kita. Biarkan aku terus memiliku, agar aku dapat terus bernafas karena kaulah oksigenku, kaulah segalanya. Aku mencintaimu istriku.”
Aku Kyuhyun sebelum akhirnya meraih tenguk Haera dengan sedikit memutar
tubuhnya agar lebih muda mengjangkau bibir Haera. Dengan perlahan namun pasti,
Kyuhyun mengarahkan bibirnya tepat ke arah bibir istrinya, memejamkan matanya
dan sedetik kemudian bibir mereka sudah bertemu. Ciuman yang sangat lembut dan
dipenuhi dengan cinta yang diberikan Kyuhyun pada Haera ditemani oleh pancaran
api yang begitu menghangatkan. “Nado. Dangshineun saranghamnida.”
Kkeutttt..
garis miring itu flashback..
Akhirnya terselesaikan juga ff ini. Sempet bingung mau endingnya kaya gimana ya jadilah begini endingnya. Mengecewakan ya? Miaaan..
Author lagi buntu ide, jadi sejadinya aja ending ff ini. Dan gomawo untuk para readers yang selalu menanti ff ini. Anneyong..
Akhirnya terselesaikan juga ff ini. Sempet bingung mau endingnya kaya gimana ya jadilah begini endingnya. Mengecewakan ya? Miaaan..
Author lagi buntu ide, jadi sejadinya aja ending ff ini. Dan gomawo untuk para readers yang selalu menanti ff ini. Anneyong..
1 komentar:
nice makasih udah share yah
jual casing sosis
Posting Komentar