Wrong [잘못했다] Part 6

3 komentar

             
Author              : Chindy Agryesti.

Facebook         : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter              : @Chindy404

Blog                  : http://chindyhvk.blogspot.com/

Cast                  :
  •     Cho Kyuhyun
  •    Bae Suzy



Genre              : AU!, Romance.

 Rating             : PG15

Length             : Chapter



Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.

—Wrong—


Sesuatu telah hilang dalam hidup Suzy. Bae Suzy, yeoja polos yang periang, ceria dan penuh semangat. Kini tak akan ditemui lagi Suzy seperti dulu. Yang ada hanyalah Bae Suzy yang sekarang. Yang terkadang menangis seorang diri, yang memanfaatkan setiap detik dihidupnya hanya untuk bekerja, yang lebih senang menyendiri. Pasca luka yang ia dapati, itu semua merubah hidup Suzy. Sejak sebulan yang lalu. Tepatnya saat ia mengetahui semua kenyataan mengenai namja yang amat ia cintai. Kenyataan itulah yang membuatnya terluka, membuatnya sakit.
Separuh jiwa Bae Suzy seakan menghilang dari dirinya. Luka itu berhasil mengubah diri Suzy seutuhnya.

Sebulan itu terlampaui begitu lambat. Hari-hari Suzy yang sempat berwarna kini kembali suram. Kembali tak indah. Satu penyebabnya yaitu Cho Kyuhyun. Namja itu begitu berpengaruh bagi hidup Suzy. Layaknya manusia yang ketergantungan oleh oksigen, mungkin seperti itu juga pengaruh Cho Kyuhyun bagi Suzy.

“Suzy-shi sudah waktunya kita pulang, kajja,” Ajak salah satu rekan kerja Suzy. “Tapi masih ada yang harus ku kerjakan. Kau pulanglah dulu,” Suzy menyibukkan diri dengan pekerjaan baru yang ia dapat dua minggu terakhir sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan percetakan dan advertising. Setelah lulus kuliah, ia melamar di perusahaan yang menjadi tempatnya bekerja sekarang. Dan inilah sarana terbaik untuk melupakan semua peristiwa menyedihkan itu dan menyembuhkan lukanya. Dengan bekerja tak mengenal lelah. 

“Suji-ya.. Eomma tau kau pasti sibuk. Tapi kau tak boleh memposir tubuhmu untuk bekerja saja.” Baru tiga langkah Suzy memasuki rumah atapnya, ia sudah harus mendapat cemarah dari sang Eomma ditengah dini hari.

“Ne Eomma arraseo,” Balas Suzy sekenanya.

“Hampir setiap hari, aku mendengar kalimat yang sama,” Tambah Suzy.

“Dan hampir setiap hari juga kau membantah Eomma,”

“Eomma sudahlah ini sudah pukul satu, Eomma lebih baik tidur. Dan lain kali tak perlu menungguku pulang,”

“Bagaimana bisa Eomma tidur nyenyak jika putri Eomma saja masih berkeliaran diluar sana,” Omel Hye Kyung.

“Eomma sudah, aku ingin istirahat.” Suzy segera melangkah kearah kamarnya meninggalkan Eomma-nya yang masih berdiri didepan pintu.

“Gomawo Eomma. Kau selalu mengkhawatirkan putrimu ini.” Gumam Suzy seorang diri.


***

Hari sudah tak terbilang pagi. Matahari telah berada ditengah, tanda bahwa hari bukan pagi lagi. Jalanan kota Seoul sudah agak menyepi, tak seramai kala pagi menjelang. Sebagian orang mungkin sudah melakukan aktivitas kesehariannya. Berbeda dengan seorang gadis cantik yang masih bercengkrama dengan bantal dan selimut diatas kasur lipatnya. Yeoja itu Bae Suzy. Yang hingga pukul 11 ini belum juga bangun dari alam mimpinya. Dan bahkan tak ada tanda-tanda bahwa ia akan lekas bangun. Jika saja, tak ada suara ponsel yang menginterupsi kegiatan favoritnya mungkin masih butuh waktu dalam jangka lama untuk membuat ia terbangun dengan sendirinya. “Yeobseyo..” Jawabnya dengan suara parau.

“Suji-ya bogoshipeo. Ayo kita bertemu.. Hari ini kau libur, geuchi?” Suara yang sudah sangat Suzy hapal, tak perlu menjadi para normal untuk menebak siapa pemilik suara nyaring tersebut. “Arraseo..”

“Hya jangan bilang kau baru bangun?!”

“Hae Rin-ah telingaku masih normal. Kau tak perlu berteriak seperti itu. Aku masih mengantuk nanti saja ku hubungi mu lagi,” Suzy mematikan sepihak panggilan Hae Rin tanpa ingin mendengar Hae Rin berkata-kata yang pasti bisa mengganggu gendang telinganya. Suzy hendak ingin memenjamkan matanya lagi namun ia melirik jarum jam yang telah berada diangka sebelas menahannya untuk tak tidur lagi. Ini hari minggu, ia memiliki suatu tempat yang akan Suzy kunjungi hampir disetiap minggunya, dengan atau tanpa Eomma-nya. Gereja. Tempat yang akan ia kunjungi hari ini. Suzy akhirnya menanggalkan selimutnya kemudian beranjak meninggalkan kamarnya. Di ruang tengah tepatnya di sebuah meja makan kecil telah terisi makanan yang sudah pasti sarapan yang dibuatnya Eomma-nya. Tapi apakah masih dapat dikatakan sarapan ketika waktu sudah hampir menuju waktu makan siang. Sengaja Suzy membuka pintu rumahnya, pancaran sinar matahari langsung menerobos masuk kedalam rumah. Suzy menikmati sinar hangat yang jarang-jarang ia rasakan. Di depan pintu sana, Suzy mengangkat kedua tangan untuk mengulet sejenak tubuhnya. Pandangan Suzy menatap sekitar serambi rumah. Saat itu kedua bola matanya melihat sebuah pot yang terdapat bunga lili yang sedang mekar. Senyum kecut nan getir muncul. Suzy maju beberapa langkah, mendekati tanaman Tersebut. “Kenapa kau masih saja berbunga seharusnya kau layu dan mati agar bisa secepatnya aku membuangmu. Pemilikmu saja sudah membuangku dan aku ingin aku membuang juga pemberiannya.” Sedih Suzy.

“Aku ingin melupakannya? Aku pasti bisa kan melakukannya, geuchi?” Linangan air mata tak dapat dicegah. Walau senyum hadir diwajah Suzy, itu bukanlah senyum bahagia melainkan senyum duka. Senyum penuh luka. Mengenai bunga dipot itu, bunga itu merupakan bunga yang ia miliki hasil pemberian Kyuhyun. Salah satu dari pemberian Cho Kyuhyun, namja itu.


***

“Aarrghh!” Kyuhyun mendesah frustasi akibat semua kesalahan perencanaan menyebabkan menurunnya pendapat perusahaan bulan ini. “Sial!” Umpat Kyuhyun entah pada siapa. Karena didalam ruang kerjanya hanya terdapat dirinya sendiri. Kyuhyun melemparkan kasar ballpoint diatas meja kerja. Kedua tangannya digunakan untuk meremas rambutnya yang hitam legam. “Wae? Wae ire? Kenapa dengan diriku?” Rutuknya. Tanpa dapat dikompromi, tiba-tiba otaknya memutar setiap kejadian yang pernah ia lalui bersama dia, bersama yeoja itu, Bae Suzy. Bagai sebuah video yang terus berputar, begitu pula dengan semua mengenai Suzy. Semua tentang gadis manis itu terus berputar dikepalanya kapan pun tanpa harus hatinya menyuruh. Otaknya sudah selalu sigap senantiasa memikirkan Suzy. Sebulan telah berlalu sejak ia menyakiti yeoja itu, selama sebulan pula Suzy tak pernah absen dari benaknya diikuti oleh rasa bersalah yang hadir disetiap nafas yang hembus. Semua yang diKerjakan Kyuhyun kerap hanya berbuah kegagalan. Hatinya terus merasa bersalah, pikirannya hanya terarah pada yeoja itu, tubuhnya tak pernah semangat melakukan apa pun. “Yeoja itu.. Kenapa ia selalu muncul? Seharusnya aku senang, aku telah membuatnya tersakiti. Geundae..” Kalimatnya terhenti. Entah masih ada kata apa lagi yang akan dikeluarkan dari bibirnya. “Mianhae..” Bisiknya.

***

Hae Rin mengangkat tangan ketika pintu cafe berdenting yang ternyata adalah orang yang ditunggunya.

“Anneyong nae chingu,” Sapa Hae Rin dibumbui senyum khas miliknya yang hanya dibalas senyum masam oleh Suzy. “Akhirnya aku bisa menemuimu lagi. Aku bosan seminggu ini tak bertemu denganmu..”

“Karena tak ada yang mendengarkan ceritamu juga tak ada yang menemanimu berbelanja? Itu maksud kata 'bosan' mu itu kan?” Hae Rin tersenyum renyah memamerkan giginya.

“Kau yang paling mengerti aku Suji-ya..” Ungkapan Hae Rin hanya dibalas oleh deheman singkat Suzy sementara tatapannya melayang entah kemana. “Suji-ya.. Kau baik-baik saja?”

“Wae? Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu. Kau bisa lihat, aku baik-baik saja,” Jawab Suzy tanpa menatap Hae Rin malah sebaliknya, ia menghindari kontak mata dengan Hae Rin.

“Bukan itu. Tapi mengenai--”

“Kau boleh bertanya mengenai apa saja padaku tapi kumohon Hae Rin-ah jangan tanya aku apa pun yang bersangkutan dengannya.” Sungut Suzy. “Arraseo, aku hanya tidak ingin kau terlarut dalam kesedihan. Aku merindukan Suzy, sahabatku yang dulu,”

“Tenang saja. Aku juga tak Ingin terus-terusan seperti kemarin. Aku memiliki hidupku. Ada atau tanpanya aku harus tetap hidupnya. Dia hanyalah angin yang berhembus sekilas dihidupku. Setelah angin berlalu, pohon akan tetap kekar bukan? Dan aku akan menjadi seperti pohon. Meski akan tergoyahkan oleh angin tapi aku tak akan tumbang hanya karena angin tersebut. Aku akan tetap hidup dan bertumbuh,”

“Aku percaya kau bisa Suji-ya.. Kau wanita yang hebat.”




“Wuah.. Ahjumma ini enak sekali. Sudah lama aku tidak menikmati kimchi-mu ini. Rasanya semakin enak saja,” Komentar Hae Rin dengan mulut dipenuhi makanan. Ia begitu bersemangat menyuapi mulutnya dengan makanan buatan Shin Hye Kyung, Eomma Suzy.
 “Hae Rin-ah makanlah pelan-pelan. Suji tidak akan mengambil makananmu,” Kata Hye Kyung memperingati Hae Rin sekaligus mengejek putrinya. Suzy langsung membalas. “Lagi pula aku juga tidak berniat mengambil makanannya,”

“Ah ya ngomong-ngomong sudah lama Kyuhyun tidak kesini.. Lain kali ajak dia kesini untuk makan malam bersama lagi,”

“Eomma, tolong jangan membicarakan tentang dia lagi,” Tandas gadis berambut panjang itu. Suzy tak ingin lagi membicarakan apa pun yang berkaitan orang itu. Telinga Suzy seolah menentang nama itu masuk ke indera pendengarannya. “Waeyo? Apa kau putus dengannya?” Tuntut Hye Kyung. “Eomma.. Jebal jangan bicarakan tentang dia lagi.”

'Andai Eomma tau apa tujuan dia selama ini.' Suzy tak mampu menyuarakan suaranya. Tak bisa. Suzy tak ingin sang Eomma tau kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan Bahwa Kyuhyun memiliki maksud lain mendekati Suzy yang tak lain karena kebencian namja itu pada Eomma-nya. Sungguh sulit berada posisi Suzy. Disatu sisi, ia percaya Eomma-nya bukanlah seorang penghacur hubungan orang. Dilain sisi, ia sangat mencintai Kyuhyun yang ternyata amat membenci Eomma-nya, orang yang Suzy sayangi. Keadaan ini membuatnya semakin sakit. Ia tak ingin Eomma-nya menjadi sasaran balas dendam. Biarkan dia yang merasakannya, tapi rasanya sangat menyakitkan. Hatinya terluka, amat terluka.


***

Cho Kyuhyun dengan wajah kusut dan langkah tak bersemangat memasuki rumahnya yang layak istana itu. Rumah ini begitu sepi, mengingat penghuni rumah itu hanyalah Kyuhyun dan beberapa pelayan rumah. Kyuhyun meniti setiap sudut ruang keluarga yang tak berisi seorang pun. Ia kesepian, ia tak memiliki siapa pun. Di rumah miliknya sendiri, ia malah merasa kesepian. Ia kesepian.Tak ada orang yang dapat ia ajak bicara, ia namja yang menyedihkan sesungguhnya. Jika diluar ia bersikap dingin, angkuh, tak perduli namun lain lagi dalam diri Kyuhyun yang sesungguhnya. Ia hanyalah namja kesepian, namja yang butuh perhatian, ia butuh kasih sayang yang tak ia dapatkan sejak kedua orangnya pergi. Ia menjadi sebatang kara. Cho Ahra, nuna-nya memilih menetap di Amerika setelah Appa dan Eomma mereka pergi. Itu membuat Kyuhyun merasa semakin tak memiliki siapa pun di dunia. Belum lama ini ia merasakan kembali kehadiran cinta seseorang untuknya tapi ia sendiri yang membuat cinta itu hilang. Ia yang membuat dunia kembali menggelap.

“Eomma.. Appa.. Aku merindukanmu.” Gumam Kyuhyun ketika melewati figura besar yang menempel di dinding. Selesai namja itu bermonolog, Kyuhyun bergegas memasuki kamar tidurnya. Lalu menghempaskan tubuhnya sehentak tubuhnya diatas tempat tidur.


Sementara disisi lain, Suzy menggelar kasur lipatnya, dan menata letak bantal yang akan digunakannya. Sudut matanya menangkap sebuah manis di atas laci tempat ia menyimpan buku-buku. Sebuah boneka beruang putih lucu bersandar pada tumpukan buku di belakangnya. Benda lucu namun menyakitkan. Menyakitkan bila mana Suzy mengingat setiap sikap manis namja itu. Kenangan akan namja itu selalu menghiasi dalam rangkaian partikel hidup Suzy. Meski hubungan mereka terbilang singkat namun kenangan mengenai Kyuhyun tak sesingkat itu.

***

“Eomma apa kau mengenal orang yang bernama Cho Seung Hwan?” Jemari Suzy meremas kuat-kuat ujung bajunya ketika melontarkan pertanyaan tadi pada sang Eomma. Bukan sebab ia takut menanyakannya, melainkan ia takut mendapati bahwa omongan Kyuhyun itu benar. “Cho Seung Hwan?” Ulang Hye Kyung. “Ne Eomma kenal,”

'Eomma mengenalnya.. Jadi apa mungkin Kyuhyun benar? Andwae! Tidak! Semua itu pasti tidak benar,' Perang batin dalam hati Suzy.

“Ada apa kau bertanya tentang Cho Seung Hwan?”

“Aniyo. Hanya ingin bertanya saja. Ini sudah hampir jam ku masuk kerja. Aku pergi Eomma,” Suzy buru-buru meraih tas tangannya. Sedetik selanjutnya ia telah menghilang dari rumahnya.

'Eomma mengenal Cho Seung Hwan? Eomma mengenal dia? Tidak! Semua yang dikatakan KyuHyun pasti salah. Eomma bukan orang yang seperti itu. Aku harus percaya. Aku mengenalnya lebih dari siapa pun karena dia Eomma-ku. Ya aku percaya Eomma. Eomma tidak akan berbuat demikian. Aku percaya padanya. Akan kuanggap aku tidak pernah mendengarnya. Aku tidak mendengarnya, ya aku tidak mendengarnya.' Tegasnya sekali lagi dalam hati. Bersamaan dengan itu bus yang ia tunggu telah tiba.


***

Kyuhyun menghentakkan punggungnya pada sandaran kursi kerjanya. Ia pusing memikirkan semua pekerjaan yang melesat jauh dari setiap perencanaan.

Kyuhyun melirik sebuah map berwarna coklat disisi meja kerja. Kertas itu sudah tertengger manis sejak kemarin, namun hingga detik ini belum sempat ia lihat atau tak ada niat. Entahlah. Namja itu terlalu sibuk mengurusi perusahaan yang mendadak kacau balau. Untuk membuka kiriman paket saja ia tak sempat sekaligus tak niat mengurusi hal-hal yang tidak penting. Sama halnya dengan kiriman paket yang berisi map coklat tersebut, Kyuhyun sudah lebih dulu membuat spekulasi mengenai map coklat itu tidak lebih penting dibandingkan dengan urusan perusahaannya.

“Presdir ini laporan mengenai karyawan baru. Kandidat-kandidat tersebut sudah melalui tahap penyeleksian yang kedua. Hanya tinggal menanti persetujuanmu.” Lee Seung Hyun meletakkan tumpukan beberapa di meja sang Presdir.

“Tersisa ada berapa?”

“Hanya tiga orang yang lulus tahap penyeleksian sekaligus yang memenuhi kriteria,”

“Baiklah. Terima mereka. Dan posisikan satu untuk menjadi sekertarisku,”

“Presdir bisa memilihnya..”

“Aku tidak memiliki waktu, kupercayakan pada kau. Kau yang pilih di antara ketiga itu untuk menjadi sekertarisku.”

“Ah baiklah.”

Seung Hyun baru memutar tubuhnya baru akan meninggalkan ruangan tersebut. Tapi panggilan Kyuhyun harus membuatnya kembali berhadapan dengan Presdir Cho Corp itu.

“Bawa saja ini, aku tidak yakin ini akan kulihat,”

 “Ah baiklah Presdir,” Seung Hyun meraih kembali map-map tadi dalam genggamannya.


***

“Suzy-shi, aku baru menerima artikel yang akan diterbitkan minggu ini. Bisa kau tolong editkan ini untukku? Karena ketua Kim meminta artikel ini harus diterbitkan segera,”

“Baiklah,” Sebagai seorang Hoobae tentu akan berusaha memenuhi permintaan Ha Na selaku Sunbae-nya di perusahaan. Terlebih lagi Suzy masih dikatakan karyawan baru. Wajar jika ia ingin melakukan yang terbaik. Suzy menatap sedih pada artikel yang dipegang tangan kirinya. Tangannya lemas tanpa sebab, tangan yang awalnya berteguh kukuh di udara akhirnya terayun jatuh ke sisi tubuhnya.

'Cho Kyuhyun? Mengapa aku harus selalu berhubungan semua tentangmu?'

'Apa kau tau aku sakit setiap melihatmu,'

Suzy menjadi tak bersemangat bekerja. Hanya dengan melihat gambar orang itu di selembar kertas mampu menyita semangat Suzy. Bukankah itu berarti Kyuhyun begitu berpengaruh untuk Suzy?

“Suzy-shi ayo kita makan siang bersama. Kau bisa menyelesaikan tugasmu seusai makan siang,” Ajak Ha Na. “Ah ye arraseo,” Suzy beranjak dari kursi kerjanya dan mengikuti rombongan para karyawan untuk ikut serta acara makan bersama di kafetaria kantor. Sudah menjadi kebiasaan bagi para karyawan sana untuk makan siang bersama disetiap harinya. Dengan alasan Utama untuk mempererat hubungan sesama rekan kerja. Dan sepertinya itu memang terbukti. Walau Suzy belum memiliki teman dekat di tempatnya bekerja namun setidaknya Suzy mengenal dengan baik para karyawan lain.
“Untuk majalah minggu ini ketua tim meminta kita untuk lebih banyak lagi memasang artikel mengenai Cho Kyuhyun..” Ungkap Ha Na sebagai pemberitahuan atas keinginan ketua divisi mereka, ketua Kim. “Aku sangat sangat setuju.. Dan dengan senang hati aku bersedia membuatkan artikel tentangnya,” Riang salah satu karyawan yeoja disana. Dengan wajah sumringahnya, tentu sudah memberi tahu kepada orang disana bahwa ia begitu excited akan objek pembicaraan mereka. “Semua orang seakan tidak pernah bosan setiap artikel yang membahas tentangnya bahkan mereka selalu meminta kita untuk membuatkan pembahasan tentang Cho Kyuhyun lebih sering lagi. Wahh.. Pesona orang itu memang tak diragukan lagi,” Cetus salah satu suara. Dan disana Suzy hanya dapat terdiam. Ia memandang tanpa minat makan siangnya diatas meja. Terlalu aneh jika Suzy bergabung dengan obrolan mereka membicarakan orang yang telah menyakitinya. Rasanya tak mungkin. Pujian-pujian dari mereka tersebut, tentu bukanlah hal yang perlu dibicarakan bagi Suzy. Mengenai ketampanannya, kepribadiannya dan sejenis lainnya, semua itu Suzy mengetahuinya secara jelas. Sebab Suzy pernah mengenal dan memahami mahkluk tampan tersebut dibanding mereka-mereka yang hanya dapat memuji Kyuhyun dari kejauhan. Meski mengenal namja itu harus diakhiri oleh luka.


***

“Ku ucapkan selamat bergabung di perusahaan kami.”

“Ye.. Mohon bantuannya,” Seorang yeoja cantik berpenampilan anggun dengan rambut tergerai rapi membungkukkan tubuhnya sebagai tanda penghormatan pada para sunbae sekaligus salam pertemuan kali pertama bagi mereka. “Soo Yeon-shi mari kuantar ke ruang kerjamu,” Lee Seung Hyun kembali berujar seraya melangkah mendahului yeoja sebagai karyawan baru itu agar mengikuti langkahnya. Setibanya Seung Hyun pada sebuah ruangan, ia segera memperkenalkan tempat tersebut sebagai tempat untuk karyawan itu.

“Yeogi ruang kerjamu. Dan dua pintu dari sini. Itulah ruang Presdir kita..” Tutur Seung Hyun.

“Ah baiklah..”

“Yasudah aku akan kembali ke ruanganku.”

“Geundae tidakkah aku harus memperkenalkan diri pada Presdir?”

“Tidak perlu. Presdir sangat benci dengan namanya basa basi,”

“Kau bisa langsung mengerjakan tugasmu,”


Suara ketukan pintu itu sedikitnya berhasil membuat konsentrasi Kyuhyun buyar dan berkeliaran entah kemana. Dalam hati ia mengumpat kesal pada orang di balik pintu sana yang sukses memecahkan konsentrasinya. Ia mendesah berat sebelum akhirnya menyuruh orang itu masuk. “Masuk..” Kata Kyuhyun datar. Sedetik setelah kata 'masuk' keluar dari bibir Kyuhyun, langsung terdengar suara ketukan antara lantai dengan alas kaki wanita, High Heels. Kyuhyun sudah menebak bahwa kedatangan orang tersebut bukanlah Asistan-nya, Seung Hyun. Sebab biasanya, Seung Hyun akan langsung masuk seusai mengetuk pintu tanpa harus diperintah m
asuk oleh pemilik ruangan.

Sepasang benda bulat hitam Kyuhyun seakan terkunci, tak berkutik menatap wajah seseorang di depannya. Sama halnya dengan manusia di depan Kyuhyun. Ia menatap Kyuhyun melalui pandangan yang sulit ditebak. Tatapan tak percaya dibumbui pandangan bahagia yang juga di lapisi rasa terkejut dari sepasang manik tersebut.
Soo Yeon-ah.. tadi tanpa dapat terkontrol oleh Kyuhyun sebuah nama meluncur begitu saja disela keterkejutannya. Kyu.. Kau benar Cho Kyuhyun?


***

Bae Suzy melirik arloji hitam pada lengan kirinya. Jarum pendek jam telah berada diangka 5. Sudah waktunya bagi ia mengakhiri pekerjaan. Kemudian bergegas pulang kemudian mengisi perutnya yang tak terisi dijam siang tadi lalu mengakhiri hari yang melelahkan ini ditempat tidurnya yang hangat. Sederetan kegiatan yang telah direncakan Suzy selesainya ia mengakhiri harinya di kantor. Suzy berpamitan sesaat sebelum ia keluar dari kantor.
Sore itu, gulungan awan hitam menghiasi langit. Dan tiba-tiba saja rintikkan air hujan turun dan mengguyur kota Seoul di sore yang mulai menggelap akibat awan hitam. Lantas semua orang segera berduyun-duyun berlarian mencari tempat berteduh, menghindari guyuran air dingin yang berasal dari langit. Bae Suzy menjadi salah seorang dari banyaknya orang yang sibuk berlarian menghindari air hujan. Suzy buru-buru berlari menuju halte bus yang tinggal berjarak beberapa meter lagi dari tempatnya. Dengan pakaian yang agak lepek dan nafas yang berputus-putus ia meneduhkan tubuhnya di halte bus yang cukup ramai mengingat waktu saat itu waktu Pulang kerja.

Sekitar lima menit Suzy berdiam diri di halte menanti kedatangan bus hingga akhirnya tiba juga bus yang dinantinya. Bus tersebut tidak terlalu ramai. Kemudian Suzy memilih kursi belakang, dekat dengan kaca jendela bus yang tembus pandang. Bus melaju dibawah rintikkan hujan yang tak kunjung reda membuat Suzy menghela kasar nafasnya. Ia tak membawa payung hari ini, lalu harus bagaimana ia untuk mencapai rumahnya sementara jarak halte bus dengan rumahnya lumayan jauh dan tak ada pula kendaraan umum. Hari ini terasa menyulitkan bagi Suzy. Pekerjaannya di kantor bertubi-tubi hingga ia harus merelakan jam makan siang demi pekerjaan. Dan sekarang terdengar suara plastik yang diremas dari perutnya. Ia ingin segera pulang lalu mengisi perutnya yang kosong namun hujan menghalangi rencana yang tadi sudah ia susun. Haruskah Suzy merelakan bajunya basah agar dapat segera mengisi perutnya yang sudah tak dapat dikompromi lagi?
Bus berhenti ketika rambu lalu lintas berada pada warna merah. Yeoja manis didalam bus sana terus-terusan mendengus kesal. Dia merasa hari ini sungguh tak bersahabat. Hujan tiba-tiba turun tanpa diduganya, dan sekarang lalu lintas pun seolah ikut memperlambat proses tibanya Suzy dirumah atapnya. Suzy yang merasa sebal menorehkan kepala pada kaca jendela bus. Disana ia memainkan jemarinya mengukir rangkaian huruf pada kaca bus yang berembun akibat hujan. Sarang. Di tambahi juga simbol hati disebelah kata Sarang tersebut pada kaca.
Sarang.. Gumamnya. Sekelibat bayangan tentang seseorang hadir. Dengan segera, Suzy langsung menempelkan tangannya di kaca, menghapus kata yang tadi di tulis Suzy sehingga embun pada kaca pun ikut menghilang bersamaan dengan kata Sarang. Dengan dihapusnya embun pada kaca, kini Suzy dapat melihat kendaraan yang juga terdiam disisi-sisi bus yang ditumpangi Suzy. Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang amat Suzy kenali menjadi pusat tatapan. Mobil itu. Suzy yakin dengan amat ia mengenal mobil tersebut. Dengan posis mobil itu yang tepat bersebelah dengan bus. Suzy dapat melihat pengendara mobil didalamnya. Sesosok manusia tampan hadir dipenglihatan Suzy. Namja itu tersenyum dengan seseorang dikursi sebelahnya. Pandangan Suzy ikut beralih pada sosok disebelah namja yang cintainya itu yang ternyata seorang yeoja. Yeoja yang amat cantik. Apa kau sama sekali tak pernah menganggapku? Senyum getir langsung tercipta diiringi oleh arus lalu lintas yang kembali melaju. Dia bahkan sudah dapat tersenyum bahagia saat ini. Dan juga dia pasti telah mendapatkan yeoja pilihannya dan berbahagia bersama yeoja itu. Bodoh! Kenapa aku selalu berpikir dia juga tersiksa sepertiku. Neo jeongmal pabbo-ya Bae Suzy!

***

Hyung, lama tak jumpa, Sapa Kyuhyun.

Kau ini kan Presdir super sibuk, Ejek Kibum, Hyung-nya. Kemudian dua namja tampan itu berlajan memasuki sebuah Ballroom hotel mewah, tempat di adakannya pesta yang akan mereka sambangi. Chukae Siwon Hyung, Kyuhyun lebih dulu menyalami Choi Siwon, namja yang tengah berbahagia hari itu.

Gomawo Kyu, kau sudah hadir disini.

Siwon-ah chukae. Susul Kim Kibum.

Ne gomawo Kibum-ah.. Sahut namja berlesung pipit itu yang amat tampan dengan tuxedo hitam membalut tubuh atletisnya.

Mari aku perkenalkan dengan calon tunanganku, Kyuhyun dan Kibum lantas berjalan mengekor dibelakang Siwon diselingi oleh obrolan-obrolan ringan mereka. Na Eun-ah kenalkan ini Cho Kyuhyun dan ini Kim Kibum, Yeoja cantik bergaun putih tulang itu satu per satu menyalami kedua manusia tampan yang bernotanene adalah sahabat dari calon tunangannya, Choi Siwon. Eoh? Kau Presdir Cho Corp geuchi?

Sepertinya tanpa harus kuperkenalkan kau sudah mengenalnya, Siwon berujar dengan intonasi yang dibuat-buat.

Ah memangnya siapa yang tidak mengenal Presdir tampan ini. Gurau Kim Na Eun –calon tunangan Siwon— yang malah berhasil membuat Choi Siwon berdehem singkat tanpa diketahui maksud arti deheman tersebut.

Tidak usah cemburu seperti itu Hyung,


Suara riuh tepuk tangan terjadi dengan begitu meriah ketika putra tunggal Choi Group dan yeoja chingunya saling menanggalkan sebuah cincin indah dijemari mereka satu sama lain. Disalah satu meja, Kyuhyun ikut bertepuk tangan dengan tak bersemangat. Kibum yang menyadari itu langsung melontarkan sebuah pertanyaan singkat pada namja yang telah dianggapnya Dongsaeng itu.
Kyu kau sedang ada masalah? Sekilas Kyuhyun melirik Kibum yang tampak mengamatinya. Aniyo, hanya ada beberapa masalah di perusahaan, Jujur Kyuhyun. Walau ada hal lain yang bercampur didalam pikirannya hingga membuat namja mempesona itu terlihat agak kacau.

Boleh aku bertanya,

Apa itu?

Bagaimana hubunganmu dengan yeoja itu? Bae Suzy..

Ah apa aku belum menceritakannya padamu. Aku berhasil Hyung, aku berhasil membuat dia sangat mencintaiku. Kau tau kan apa yang kuhendaki pasti akan selalu terwujud. Dan keinginanku membuat putri wanita itu terluka juga berhasil Hyung. Ungkap Kyuhyun. Tak lupa disematkan juga senyum diwajah tampannya. Tapi bukanlah senyum senang ataupun senang kemenangan melainkan senyum kepedihan.

Lalu kau senang?

Hyung masih bertanya, tentu saja aku senang,

Benarkah? Obrolan mereka langsung terhenti seketika. Tak ada dari mereka yang memulai pembicaraan lagi. Berlalu beberapa detik kemudian, Kibum kembali bersuara. Kau sudah menerima paket yang kukirimkan?

Kau mengirim paket untukku?

Ah jadi kau belum menerimanya,

Bukan begitu, beberapa hari lalu aku memang menerima kiriman paket, tapi aku tidak tau jika kau yang mengirimnya. Aku bahkan belum membukanya. Memangnya apa kau kirimkan padaku?

Aku mengirimi informasi mengenai orang yang pernah kau ceritakan padaku, orang yang kau bilang pernah menyelamatkan nyawamu dulu.

Kau menemukannya Hyung? Benarkah?

Ne.. Kuharap setelah kau mengetahuinya, semoga kau tidak akan menyesali perbuatanmu,


***

Mata Cho Kyuhyun meneliti, mencari sebuah amplop coklat yang seingatnya masih berada disisi meja saat kemarin. Kyuhyun membukakan satu per satu laci meja. Tapi tetap tak ditemukan keberadaan amplop kiriman Kibum tersebut. Hingga akhirnya Kyuhyun benda tersebut pada tumpukan map-map laporan perusahaan. Kyuhyun mendengus lega. Kyuhyun dengan cekatan berusaha membuka isinya, namun pergerakan tangannya terhenti mengingat serentetan kalimat Kim Kibum.

Kuharap setelah kau mengetahuinya, semoga kau tidak akan menyesali perbuatanmu,

Apa maksud ucapan Kibum Hyung? Ucapnya dalam hati seraya mengeluarkan isi amplop tersebut. 

Untuk beberapa detik selanjutnya Kyuhyun membeku bak patung bernyawa. Manik hitamnya tak lepas memandangi selembaran kertas yang berisi informasi orang yang dicari-carinya selama ini. Orang yang telah membuat Kyuhyun hidup hingga detik ini.

Jadi ini maksud ucapan Kibum Hyung? Lirih Kyuhyun.


TBC..

Top of Form

Wrong [잘못했다] Part 5

2 komentar
Wrong [잘못했다]
Part 5


Author              : Chindy Agryesti.

Facebook         : Chindy Agryyesti Horvejkul 

Twitter              : @Chindy404 

Blog                  : http://chindyhvk.blogspot.com

Cast                  : 
  • Cho Kyuhyun
  •   Bae Suzy


Genre              : AU!, Romance.

 Rating             : PG15

Length             : Chapter


Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.

—Wrong—



Part 5 beggin :


Hari itu tak secerah seperti biasanya, gulungan awan hitam membentang dilangit malam kota Seoul sejak awal hari. Sepulang kuliah, Suzy berinisiatif untuk mengunjungi namja chingu tercinta di kantor tempat Kyuhyun bekerja, Cho Corp. Bergulirnya waktu, hubungan mereka kini terpublikasikan. Masyarakat Korea mungkin telah mengetahui jalinan cinta yang tercipta diantara kedua pemuda pemudi tersebut. Kisah percintaan mereka tak lepas dari awak media yang tak pernah ada habisnya membahas kehidupan pribadi Cho Kyuhyun termasuk tentang hubungan asmara Kyuhyun.

Suzy melangkah bersemangat memasuki koridor Cho Corp yang sangat luas. Beberapa orang yang sudah mengenal siapa yeoja itu, lantas membungkuk memberi hormat pada yeoja chingu Presdir mereka. Sebagian orang di perusahaan tersebut tentu sudah tak asing oleh kehadiran yeoja berkulit putih itu di Cho Corp. Tidak jarang Kyuhyun sering mengajak Suzy mampir di kantornya. Wajar bila orang-orang Cho Corp sudah mengenal Suzy. “Anneyong Haseyo Suzy-shi..” Sapa seorang yeoja dari bagian resepsionis. “Anneyong Haseyo,” Balas Suzy. “Apa Kyuhyun Oppa ada?” Tambah Suzy.

“Sore tadi Presdir Cho pergi,”

“Eoh? Pergi? Eoddi?”

“Saya kurang tau. Kau bisa tanyakan saja pada tuan Lee Seung Hyun, mungkin ia tau kemana Presdir pergi.”

“Benar juga.. Apa dia ada diruangannya?”


Seperkian menit Suzy menanti bus di halte ditemani oleh beberapa pelajar yeoja yang sepertinya baru pulang sekolah. Lantas Suzy menegakan tubuhnya, menyambut kedatangan bus yang sebenarnya masih cukup jauh dari kediaman Suzy.

Di dalam bus, Suzy melirik sekali lagi pada secarik kertas yang ia dapat dari asistan Kyuhyun, Seung Hyun. Entah tempat apa itu Suzy tak mengetahuinya sama sekali. Ia hanya mengikuti perkataan Seung Hyun yang mengatakan jika Suzy ingin bertemu Kyuhyun, Suzy bisa pergi ke tempat itu. Dan tak ada salahnya Suzy mengunjungi tempat itu. Ia sudah amat terlalu rindu pada Kyuhyun dan juga ia tak sabar ingin segera memberitahukan kabar menyenangkan itu. Sudah hampir seminggu ini Kyuhyun tak sekali pun menemui Suzy, bahkan menghubungi Suzy juga tidak. Suzy merasa ada kejanggalan dalam diri Kyuhyun. Belakang ini Kyuhyun berubah total. Ia menjadi agak pendiam, dan juga Kyuhyun menjadi namja yang amat super sibuk. Dan amat jelas bahwa Kyuhyun kini sedang menghindari Suzy melalui pekerjaan seputar kantor yang dijadikan Kyuhyun sebagai alasan.

Suzy sekali lagi menegaskan penglihatannya dan menyamakan alamat yang tertulis di kertas tadi. Ia yakin tempat yang didepannya adalah tempat dari alamat yang ada dikertas itu. Tapi keanehan didapati Suzy mengenai tempat itu. Sebuah bar mewah dan berkelas. Orang-orang yang berlalu lalang memasuki bar tersebut pun jelas bukan orang biasa. Layaknya orang yang akan menghadiri rapat kenegaraan, manusia-manusia yang memasuki bar tersebut. Didalam hatinya Suzy terus bertanya-tanya haruskah ia masuk kedalam sana.

'Apa Seung Hyun tidak salah memberikanku alamat,' Resah Suzy. Namun pada akhirnya, Suzy memutuskan untuk masuk kedalam bar itu. Perjalanannya kesana, tentu akan menjadi sia-sia jika Suzy langsung pergi saja. Tanpa dapat bertemu sosok yang dirinduinya. Suzy berjalan ragu juga risih menatap sekitar akan pemandangan yang baru kali pertama ia lihat disejarah hidupnya. Para yeoja dengan pakaiannya yang minim bahkan amat minim hingga perlu berpikir dua kali untuk mengatakan bahwa itu adalah pakaian jadi. Yeoja-yeoja tersebut dipeluk, dirangkul, dicium bahkan ada yang lebih dari itu oleh pasangannya masing-masing tanpa rasa malu ditempat terbuka seperti ini. Suzy membuang pandangannya pada lantai. Menatap lantai jauh lebih baik dibandingkan dengan menatap pemandangan-pemandangan yang disajikan oleh manusia-manusia tak bermoral didalam sana. Setiap ruangan telah terisi penuh oleh pasangan-pasangan ilegal yang diketahui tidak saling mengenal satu sama lain. Tempat paling keparat yang pernah disambangi Suzy di negaranya itu, Korea.

Ruangan gelap, penuh asap rokok, cahaya yang selalu berganti warna setiap detiknya yang membuat kepala terasa hampir ingin pecah membuat tempat ini terlihat semakin memukau untuk mereka yang penikmat dunia malam. Suzy mengutuk keputusannya memasuki tempat itu. Ia langsung meyakini bahwa ia tengah salah tempat saat ini. Kyuhyun tidak mungkin berada ditempat seperti ini. Asistan Kyuhyun pasti sudah salah memberikan alamat keberadaan Kyuhyun. Batin Suzy.

Kedua kaki Suzy telah berputar, tubuhnya pun telah beranjak berbalik namun satu nama yang didengar Suzy berhasil menahan pergerakan tubuhnya. Suzy mengurungkan niatnya untuk segera pergi dari sana. Alih-alih yeoja muda itu mengedarkan pandangan tepat kesekitarnya. Mencari sosok orang yang tadi namanya disebut. Berat bagi kaki jenjang Suzy untuk melangkah masuk diantara orang-orang tak bermoral disana. Namun entah dari mana ia bisa mendapat keyakinan bahwa Kyuhyun berada disana. Dan nama yang tadi didengar Suzy menjadi salah satu pendukung keyakinannya bahwa Kyuhyun memang benar-benar berada disana. Sedikit kesulitan Suzy melewati setiap manusia yang berpapasan dengannya dalam keadaan tidak normal. Dalam artian banyak dari mereka yang telah hilang kesadaran dan dapat Suzy rasakan bau alkohol menyengat indera penciumannya.

Setelah cukup jauh dari pintu masuk, banyak sofa-sofa berisikan orang-orang berpenampilan mewah yang Suzy dapati. Matanya tak lekas mengelilingi setiap ruangan kurang cahaya ini. Dapat. Suzy menemukan orang yang dicarinya. Disebuah sofa panjang, duduk seorang namja yang amat Suzy kenal. Disamping kiri-kanannya terdapat yeoja berpakaian sangat sexy yang sibuk pada pasangannya masing-masing. Kedua yeoja itu mengapit Kyuhyun ditengah mereka. Tak hanya itu, dipangkuan Kyuhyun juga terdapat seorang yeoja dengan kedua tangan melingkari leher Kyuhyun. Sebaliknya dengan Kyuhyun, kedua tangan namja itu melingkar dipinggang yeoja itu. Mendadak Suzy merasa keadaan disekitarnya menyepi. Perlahan suara-suara gaduh dari ruangan sana seolah-olah menghilang dengan tiba-tiba. Menyisakan dirinya seorang dan dihadapkan pada pemandangan menyayat hati. Suzy terpaku ditempatnya, sedikit pun tidak pergerakan yang dikeluarkan tubuh itu. Tubuhnya kaku. Bahkan terasa sulit baginya untuk menelan saliva. Hatinya terlalu perih demi apa pun. Seperkian menit kehadiran Suzy yang tak jauh dari sofa tersebut bahkan tak disadari oleh Kyuhyun. Lebih tepatnya berpura-pura tidak menyadari. Cairan hangat dari kedua sudut mata Suzy bergerak bebas menuruni pipi Suzy tanpa permisi. Nafas Suzy seketika menjadi tercekat. Suzy merasakan seperti tengah kekurangan oksigen. Dan mulutnya ternganga, beberapa saat itu juga Suzy mempause-kan kegiatan bernafasnya. Cairan bening dimata Suzy seakan mengantri disudut mata indah itu untuk segera diturunkan. Pemandangan didepan mata Suzy akan membuat hati siapa pun hancur tak bersisa.

Tangan Kyuhyun yang sejak tadi telah berada di pinggang yeoja tak dikenal itu, tapi kini tangan itu tak hanya diam. Jemari Kyuhyun berada pada dada yeoja itu. Satu tangannya lagi, Kyuhyun posisikan pada tengguk yeoja itu. Mereka berciuman dengan ganas. Kyuhyun memainkan lidahnya begitupun sebaliknya. Ciuman kasar itu sarat akan nafsu. Mereka saling melumat dengan tak sabaran sementara tangan Kyuhyun yang berada didada yeoja itu tak hanya diam. Perlahan Kyuhyun meremas sepasang gundukan itu. Sama sekali yeoja itu tak bereaksi akan prilaku Kyuhyun. Yeoja itu malah semakin semangat memainkan lidahnya didalam mulut Kyuhyun. Ciuman itu tak kunjung usai, prilaku tangan Kyuhyun menjelajahi tubuh sexy tersebut pun juga belum usai. Dari dress hitam mini yang digenakan, mengekpose sebagian besar tubuh yeoja bayaran tersebut. Tangan Kyuhyun berpindah pada paha mulus yeoja itu. Kyuhyun menyelusupkan jemarinya dan berkeliaran disana. Semakin lama Suzy tak sanggup untuk berdiri, ia memilih untuk mengenyahkan diri dari tempat terkutuk itu. Sayatan luka dan deraian air mata peneman Suzy ketika ia meninggalkan tempat itu.


Langkah gontai yang tercipta cukup menandakan bahwa ia tengah tidak baik-baik saja. Hatinya terlalu perih mengingat prilaku Kyuhyun. Pria itu bahkan tak menyadari keberadaannya, Kyuhyun hanya sibuk menggerayangi tubuh yeoja murahan itu. Ia diabaikan. “Nappeun neo! Nappeun!”

“Cho Kyuhyun kau jahat! Nappeun! Aku membencimu!” Umpat Suzy dengan suara yang tak terbilang kecil. Orang yang mendengarnya dan melihat penampilan Suzy pasti akan berspekulasi bahwa yeoja itu gila.


Disisi lain, diruangan gaduh dan berisik itu tepatnya disalah satu sofa khusus tamu VVIP, Cho Kyuhyun menyudahi kegiatannya bersama yeoja bermata bundar itu. Kekecewaan jelas menghiasi wajah cantik tersebut ketika Kyuhyun menarik wajahnya. Mengakhiri sepihak ciuman mereka. Begitu juga dengan tangannya, Kyuhyun segera menarik keluar dari dress tersebut. “Bangunlah!” Kata Kyuhyun tanpa ekspresi. Datar. Sesaat sudut matanya berkeliling tampak mencari seseorang di keramaian sana. “Oppa tadi itu bahkan hanya pembukaan. Kita belum menuntaskan permainan kita,” Yeoja itu membalas dengan seringaian nakal diwajahnya sambil tangannya bergerak nakal membelai dada Kyuhyun.

“Kau tidak dengar? Bangun dari tubuhku!” Ketus Kyuhyun dengan emosi yang terpendam. Walau volume suara itu terdengar hanya seperti bisikan tapi kalimatnya tadi sarat akan emosi yang siap meledak kapan saja. Akhirnya yeoja itu menyerah, ia bangkit dari pangkuan Kyuhyun seperti keinginan namja itu. Tak lama setelah itu, Kyuhyun menegakan tubuhnya. Ia merogo sesuatu dari saku jas-nya. Sebuah kertas lalu diserahkannya pada yeoja itu dengan dilayangkan ke udara. “Tulis berapa yang kau inginkan.”

“Dan apa kau tau? Sedikit pun aku tidak tertarik oleh tubuhmu itu.” Tanpa berkata-kata lagi Kyuhyun mengayunkan langkah meninggalkan yeoja itu yang tampak shock atas pernyataan Kyuhyun tadi. Tidak tertarik padanya? Lalu apa maksudnya tadi itu? Ciuman itu? Sentuhan tadi? Apa maksudnya itu? Yeoja itu bahkan telah berpikiran sangat panjang, memperkirakan malam ini ia akan 'bermain' dengan Presdir muda tampan itu. Merasakan sentuhan namja tampan itu dan poin plusnya ia tetap mendapatkan uang atas bayaran dari tugasnya. Bukankah itu semua menguntungkan? Bahkan untuk membayangkan itu saja dapat membuatnya melayang. Lalu bagaimana jika itu benar terjadi? Namun kenyataan tak sesuai apa yang diharapkan yeoja malam tersebut.

Kyuhyun menginjak pedal gas tanpa ragu, mobil mewah itu melaju bagai angin yang membelah jalan kota Seoul. Otaknya kalut. Emosinya tersulut tiba-tiba tanpa ia tahu apa penyebabnya. Terlebih lagi ia memiliki perasaaan aneh yang mengganjal dihatinya. Perasaan bersalah yang baru kali pertama ia rasakan. Namja itu merasa ada suatu kesalahan besar yang baru ia lakukan. Padahal seingat Kyuhyun tak ada. Ia tak melakukan kesalahan apa pun. Ia tak melakukan sesuatu yang salah. Bahkan jika seandainya ia berbuat salah, tidak biasanya perasaan bersalah hinggap dalam dirinya. Tapi kini? Kyuhyun merasa bersalah entah pada siapa? Ia sendiri tak mengerti.

Cho Kyuhyun melemparkan asal jas hitamnya didalam kamar. Sejak kepergiannya dari Pub tadi, emosi Kyuhyun menjadi labil. Namja berkulit putih pucat itu, menutup dengan kasar pintu toilet. Didalam toilet yang dilakukan Kyuhyun hanyalah menumpu kedua tangan pada sisi westafle, menghadap cermin besar didepannya. Ia menatap tajam matanya sendiri melalui bayangan wajahnya yang terpantul pada cermin. “Maaf. Tapi inilah memang tujuanku,” Gumamnya. Tangan Kyuhyun bergerak membuka keran air. Lalu Kyuhyun membasahi kedua tangannya dengan guyuran air yang jatuh dari keran. Membasuh kedua tangannya seperti baru memegang sesuatu yang kotor, jemari Kyuhyun saling berpagut membersihkan satu sama lain. Tak hanya itu, Kyuhyun mengusap bagian bibirnya dengan tangannya yang basah. Tak hanya sekali. Ia mengusap bibirnya berulang kali seolah tengah membersihkan sesuatu yang mengotori bibirnya.

***


“Suji-yah wae irae? Neo apha?” 

“Aniyo, aku hanya kelelahan. Aku ingin istirahat. Jangan ganggu aku Eomma, aku ingin sendiri.”

Tanpa ada keinginan untuk berbicara lebih banyak lagi, Suzy melangkah menuju kamarnya. Layaknya roll film yang akan selalu berputar jika disetel maka seperti itulah ingatan yang memenuhi otak Suzy. Apa ini dirimu yang Sebenarnya? Apa begini prilaku mu yang sesungguhnya? Apa artiku bagimu? Tidak adakah? Apa aku hanya sebagai pelengkap status atas hidupmu yang sempurna itu? Apa kau hanya mempermainkanku saja? 

Pertanyaan-pertanyaan itu barulah seperempat dari banyaknya pertanyaan yang hadir di kepala Suzy. Terlalu sulit untuk dijabarkan seluruhnya. Suzy merebahkan asal tubuhnya diatas lantai yang bahkan belum ia lapisi apa pun. 'Apa maksud semua ini?' Isak Suzy.
“Kenapa aku bodoh? Aku yeoja yang sangat bodoh. Aku mengharapkan aku menjadi satu-satunya yeoja yang hadir dihidup dia selain keluarganya. Mana mungkin itu terjadi? Dia tampan, dia kaya, dia pintar. Siapa yang tak menyukai namja sepertinya? Dia bisa mendapatkan gadis yang jauh segalanya dariku. Lagi pula siapa aku? Aku bukanlah siapa-siapa? Aku bukan putri dari orang terhormat, aku bukan keturunan Chaebol, keluargaku bukan orang ternama. Tapi aku adalah Bae Suzy, putri dari seorang single parent yang hidup mengandalkan uang asuransi dari Appaku. Ya, itulah diriku. Atas dasar apa aku berani bermimpi setinggi itu? Bodoh. Kau bodoh Bae Suzy. Kau yeoja yang memalukan.” 


***

Hari bergulir terasa begitu lambat bagi Suzy. Waktu yang bergulir bersama dengan kehampaan yang senantiasa menemaninya. Tak terasa seminggu sudah berlalu sejak pemandangan menyakitkan yang disaksikan oleh mata kepala Suzy secara langsung. Dalam seminggu ini tidak sekali pun kedua manusia yang masih terikat dalam satu hubungan itu bertemu satu sama lain. Bahkan komunikasi sudah tak terjalin lagi. Pemandangan menyakitkan Suzy itu telah berhasil mengubah hubungan antara Suzy dan Kyuhyun. Sakit dihati Suzy yang belum juga reda, wajar jika yeoja manis itu tak berniat bertemu atau pun berkomunikasi dengan Kyuhyun. Namun Kyuhyun yang tentu sadar akan prilaku bejatnya yang telah menyakiti hati seseorang seolah menghilang tanpa jejak.

Hari ini, hari yang sangat penting bagi Suzy. Tepatnya hari yang sangat penting bagi semua orang yang masih bertelut didunia pendidikan. Hari ini adalah hari dimana Suzy akan menyandang gelar sarjana pasca menempuh pendidikannya beberapa tahun belakangan ini. Harusnya hari ini hari yang paling menyenangkan. Hari bersejarah ketika ia menggenakan pakaian wisuda untuk pertama kali dalam hidupnya. Namun nyatanya kenyataan itu tak kunjung menghilangkan pedih dihati Suzy. Malah luka dihati Suzy semakin bertambah dalam. Mengingat malam itu, Suzy bersemangat menemui Kyuhyun untuk memberitahukan kabar kelulusannya pada sang namja chingu. Tapi apa yang didapat? Suzy harus menelan mimpi-mimpi indahnya dan terhempas pada dasar lubang yang paling dalam.

“Suji-yah ayo kita berfoto,” Ajak Hae Rin dengan penuh semangat sambil merangkul tubuh Suzy semakin mendekat padanya. Dihadapan mereka seorang fotografer sewaan orang tua Hae Rin siap menjepretkan kamera digitalnya. Walau agak terpaksa, Suzy tetap memamerkan senyum diwajah cantiknya.

Selesai kedua sahabat itu berfoto, mereka bergabung dengan para teman seangkatan mereka. Tidak sedikit pula dari semua wisudawan yang ada, mereka berfoto dengan orang tuanya, kakak, atau adiknya dan ada pula yang berfoto dengan pasangan mereka masing-masing. Namun itu semua tidak terjadi pada Suzy. Di antara banyak orang disana, tetap saja ia sendiri. Hanya ada Hae Rin yang notabene-nya adalah sahabat Suzy. Namun walau Hae Rin ada disampingnya tapi tak berarti Suzy tidak akan kesepian. Namun kenyataannya kini Suzy sendiri ketika Hae Rin sibuk berbahagia dengan keluarganya. Semua orang tersenyum. Semua orang tertawa. Hanya Suzy menahan pedih dihatinya. Ia sendiri, ia kesepian. Hye Kyung, Eomma Suzy yang tak bisa lama-lama menemani Suzy karena ia memiliki tugas yang tak dapat ia tinggalkan begitu saja. Menjaga toko roti miliknya. Tanpa terasa, dirasakannya bulir cairan menghangatkan pipinya saat menatap sepasang kekasih yang berfoto dan tersenyum penuh cinta. Suzy iri. Suzy juga menginginkan berada diposisi tersebut. Impian yang pernah singgah dipikirannya, semua itu nampaknya tidak akan tersampaikan. Pernah Suzy membayangkan bahwa ia dapat melalui hari bahagia itu bersama orang yang ia cintai, bersama sang Eomma dan Kyuhyun. Khayalan itu ternyata jauh dari kenyataan. Hari yang Suzy kira akan menjadi hari bahagianya namun itu sama sekali tak terwujud.

Suzy melangkah kecil meninggalkan halaman Kyunghee yang dipenuhi lautan manusia. Ditengah keramaian seperti itu, tetapi ia malah merasa kesepian. Dan akan lebih baik jika ia benar-benar sendiri. Pikirnya. Suzy berjalan lemah menuju sisi utama gedung utama Kyunghee. Tempat kenangannya dulu bersama Kyuhyun. Tempat dimana Suzy selalu merasa bahagia tiap kali ia mengenang peristiwa indah dimalam pergantian tahun baru kala itu. Namun apakah itu masih berlaku sekarang? Sepertinya tidak.

Suzy mem-pause kan langkahnya, mendapati sepasang sepatu namja berjarak tak jauh dari tempatnya berdiri. Suzy lantas mengangkat wajahnya untuk melihat pemilik sepatu yang rasanya pernah ia lihat. Saat itu juga, Suzy kontan membeku. Pandangannya langsung terkunci pada sosok yang berdiri tegap didepan Suzy. Sosok yang sebenarnya tengah dirindukan Suzy. Kini hadir didepan Suzy, namun ia tidak mungkin bertindak bodoh dengan mengutarakan kerinduannya pada Kyuhyun. Luka hatinya belum juga sembuh dan ia tidak ingin memperdalam lukanya sendiri. Dan juga Suzy tidak ingin Kyuhyun memperoleh suatu spekulasi baru tentang dirinya yang telah ketergantungan akan Cho Kyuhyun.

Baru Suzy berniat meninggalkan Kyuhyun, namun langkahnya tertahan oleh ucapan tak terkira dari Kyuhyun. “Ada yang harus kita bicarakan.” Bukankah seharusnya Suzy yang berkata demikian? Ucapan Kyuhyun seolah tengah memojokkan Suzy layaknya memojokkan seseorang yang telah melakukan suatu kesalahan. Dan disini Kyuhyun-lah yang bertindak seakan ialah pihak yang benar yang ingin mengklarifikasi masalah yang disebabkan Suzy. Bukankah semua ini berlawanan dengan kenyataan? Memutar balikkan fakta? Seperti itukah sebenarnya sosok orang yang dicintai Suzy?


Suzy duduk lebih dulu dikursi kenangan itu. Yang kemudian disusul oleh Kyuhyun, duduk dengan jarak yang lumayan jauh antara keduanya. Beberapa saat mereka hanya saling diam, menutup rapat-rapat bibir mereka. Membiarkan suara gemersik dedaunan yang menjadi alunan melodi diantara suasana sunyi disana. “Jika kau tidak ingin berbicara duluan. Baiklah, maka aku yang akan memulai lebih dulu,” Jemari Suzy bergerak pada ujung pakaian wisuda yang dipakainya dan menggenggam erat ujung baju tersebut. Suatu tanda bahwa ia tengah berusaha. Berusaha mengumpulkan keberaniannya. “Sebenarnya kau anggap apa aku ini? Apa aku sama sekali tidak berarti apa-apa bagimu?” Tuntut Suzy. “Sepertinya kau sudah tau apa yang ingin kujelaskan. Jadi aku tak perlu repot memikirkan cara untuk menyampaikannya padamu,”

“Kau bertanya apa arti dirimu bagiku? Hhh! Pertanyaan konyol!” Air mata tiba-tiba mendesak dipelupuk mata Suzy. Yeoja cantik itu menatap Kyuhyun dengan pandangan terluka. “Pertanyaan tadi apa masih perlu kujawab? Baiklah akan tetap kujawab. Jawabannya tidak. Kau sama sekali tak berarti sedikit pun bagiku. Kau hanya boneka yang dapat kugunakan untuk membalas rasa benciku pada seseorang. Itulah arti dirimu bagiku.”

“Ap-a mak-sud-mu?”

“Maksudku? Kau tidak lebih dari bahan mainanku. Aku ingin kau merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau cintai, ditinggalkan oleh orang yang sangat berarti bagimu. Aku ingin kau merasakan itu. Aku ingin kau juga merasakan apa yang kurasakan hingga saat ini. Sangat tidak adil jika hanya aku yang mengalami itu semua.” Kini air mata Suzy tak dapat terbendung lagi. Cairan itu meleleh bagaikan lelehan lilin panas yang jatuh akibat terbakar panas api. Air mata itu menjadi tanda bahwa yeoja itu benar-benar tersakiti saat ini. “Tapi kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku? Apa pernah aku menyakitimu? Apa pernah aku berbuat salah padamu? Malhaebwa. Jika iya, katakan apa kesalahanku? Kau bisa mencaciku, memukulku tapi bukan seperti ini caranya..”

“Kesalahanmu hanya satu. Menjadi putri dari  Shin Hye Kyung. Wanita yang paling kubenci di muka bumi ini. Itulah kesalahanmu.” Seketika tubuh Suzy seolah kehilangan tenaga. Hanya cairan bening miliknya yang telah menganak sungai. “Apa kesalahan ibuku padamu? Apa yang telah ibuku lakukan padaku sehingga kau melakukan ini padaku? Apa?!” Lirihan yang disuarakan Bae Suzy terdengar penuh luka. “Karena dia yang telah menghancurkan keluargaku dan dia juga yang telah membunuh kedua orang tua ku secara tak langsung. Apa salah jika aku menginginkan putri dia merasakan seperti apa yang kurasakan yaitu kehilangan orang yang ia cintainya. Salah?”

“Hhh! Maldo andwae!” Sanggah Suzy dengan volume yang amat minim. “Tapi memang itulah adanya. Eomma yang sangat kau cintai dan banggakan itu tidak nyatanya tak lebih dari seorang wanita penghancur rumah tangga orang lain,” Sahut Kyuhyun sarat akan penekanan disetiap untaian kata yang ia suarakan. “Jadi inikah tujuanmu selama ini? Mendekatiku, membuatku jatuh cinta pada mu, pada dasarnya kau hanya ingin membuatku terluka. Itukah tujuanmu? Jika benar, kau berhasil. Kau berhasil Cho Kyuhyun. Kau sukses menumbuhkan luka dihatiku. Sekarang kau pasti senang bukan? Tujuanmu telah berhasil. Kau sangat hebat. Ku ucapkan selamat atas kesuksesanmu. Dan terima kasih untuk luka ini.”

***

Jadi inikah yang kau harapkan dariku? Inikah tujuanmu? Tidakkah kau tau, kau telah menyakitiku? Aku mencintaimu Cho Kyuhyun tapi kenapa kau malah melakukan ini padaku? Kenapa harus kau mengakhiri cinta pertama dengan seperti ini? Tidak adakah hal yang lebih menyakiti dari pada ini? Apakah ini balasanmu atas cintaku? Aku bodoh..

Tak habis-habisnya Suzy bermonolog sendiri ditengah keadaannya yang kacau sekarang ini. Di hari bahagianya ini tapi ia malah harus mendapati kenyataan orang yang ia cintai hanya menjadikannya sebagai boneka mainan. Ia kecewa, sedih, marah, juga sakit. 'Cho Kyuhyun wae? Nappeun neo!'
‘Ini semua pasti salah! Semua ini salah! Eomma-ku bukan pembunuh! Kau salah Cho Kyuhyun! Eomma-ku bukan orang seperti itu!’  Racau Suzy untuk kesekian kali. Tak memperdulikan tatapan aneh orang-orang didalam bus sana. Suzy terus saja melanjutkan racauan kesakitannya. Suzy memegangi dada yang terasa sakit. Sakit yang baru kali pertama ia rasakan didalam kisah percintaannya. Kisah cinta pertama yang berakhir demikian.


Mimpi hanyalah mimpi. Dan kenyataan adalah kenyataan, sesuatu yang harus kuhadapi. Lalu adakah mimpi yang bisa kujalani dikehidupan nyataku? Tidak. Karena bagiku selamanya mimpi akan tetap menjadi mimpi, hanyalah sebuah khayalan saat aku berada dibawah alam sadar. Mimpi dan kenyataan, dua Hal yang tak mungkin bergabung menjadi satu dalam hidupku. Bodoh! Aku sudah mengetahui itu lalu kenapa aku masih saja bermimpi. Kenapa aku masih saja berharap? Bermimpi dan berharap menjadi satu-satunya orang yang dicintainya. Menjadi orang terpenting dalam hidupnya. Tentu itu semua merupakan hal yang jauh dari kenyataan. Dan sudah kuketahui bahwa ia hanya memanfaatkanku, menjadikanku bahan mainannya. Sekarang aku sadar, mencintainya adalah suatu kesalahan. Memberikan hatiku untuknya adalah suatu kebodohanku. Aku salah sudah mencintainya. Aku bodoh, telah memberikan hatiku pada orang yang salah. Aku tak lain hanyalah orang bodoh yang sudah melakukan kesalahan dengan mencintaimu. Love you is wrong.

Semua pemikiran itu tak lekang dari benak Suzy. Semua hal yang menjadi penyesalan baginya. “Suji-ya kenapa kau baru pulang? Apa acaranya hingga malam seperti ini?”

“Aniyo tadi aku.. Berkumpul bersama teman-temanku.” Bohong Suzy.

“Kau sudah makan?”

“Sudah. Eomma aku lelah. Aku ingin segera tidur. Jaljja.” Suzy langsung menghambur masuk ke dalam kamarnya. Dan melanjutkan tangisannya di dalam kamar. Menikmati sakitnya luka yang telah digoreskan oleh Kyuhyun.

“Eomma.. Kenapa seperti ini? Apa yang sebenarnya telah kau lakukan? Semua itu pasti tidak benar. Eomma bukan orang yang seperti itu,” Racau Suzy sendirian di kamarnya. Saat itu juga pikiran Suzy melayang ke suatu waktu.

“Apa ini foto Appa dan Eomma-mu? Eomma-mu sangat cantik dan Appa-mu juga tampan.” Puji Suzy sambil menatapi figura besar yang terdapat didinding ruang keluarga Cho. Kyuhyun bergumam kecil. “Lalu dimana Appa Dan Eomma-mu? Kenapa rumahmu sepi sekali?” Tanya Suzy penasaran. “Eomma dan Appa-ku telah pergi ke tempat yang seharusnya belum saatnya mereka datangi. Orang tuaku telah meninggal. Pergi meninggalkan aku karena seseorang. Seseorang yang menghancurkan kehidupan keluargaku dan membuat orang tua ku pergi begitu cepat. Dia, orang yang paling kubenci didunia ini.”

Kesekian kalinya air mata mengalir tanpa seizin Suzy. Ucapan Kyuhyun masih terekam jelas dibenaknya dan tak satu kata pun terlupakan oleh Suzy. “Kau jahat!”


TBC~~


 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting