Wrong [잘못했다]
Part
12
Author :
Chindy Agryesti.
Facebook : Chindy Agryyesti Horvejkul
Twitter : @Chindy404
Cast :
- Cho Kyuhyun
- Bae Suzy
Genre : AU!, Romance.
Rating :
PG15
Length : Chapter
Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.
—Wrong—
Part 12 Begin :
Lagu berbahasa inggris itu mengalun indah
memenuhi ruangan berdinding kaca putih tersebut. Siang itu, cafe tidak terlalu
ramai, bahkan dapat dikatakan lenggang. Hanya terdapat beberapa pengunjung yang
duduk disudut cafe. Termasuk dua orang gadis cantik yang duduk tidak jauh dari
dinding kaca membuat siapa pun yang duduk disana bisa melihat langsung
aktivitas jalanan kota Seoul.
“Ini pertemuan kita yang entah keberapa kali,
tapi menjadi pertemuan pertama kita secara pribadi, bukankah begitu Suzy-shi?”
Park Seo Yeon, akhirnya mengakhiri keheningan diantara mereka setelah beberapa
menit berlalu sejak mereka duduk di cafe itu. Suzy yang sejak awal menjadikan
cangkir yang ia pegang sebagai fokus matanya mendongakkan wajah, untuk melihat
wajah orang yang tengah berbicara di depannya.
“Ehm, kurasa begitu. Geundae, kenapa kau ingin
bertemu denganku?” Seo Yeon merubah pandangannya menjadi lebih serius dan
menatap Suzy dalam sebelum mulutnya melontarkan kata-kata.
“Kau, kau pasti tau tentang aku dan Kyuhyun,
bukan?” Suzy dibuat terpengarah oleh kalimat tersebut. Ia tidak menyangka,
harus membicarakan hubungan masa lalu kekasihnya.
“Ye, arayo.”
“Dan aku ingin memberitahumu bahwa sampai detik
ini pun perasaanku tidak pernah berubah padanya. Sekali pun kami sudah tidak
berhubungan lagi untuk rentan waktu yang lama. Tapi,” Seo Yeon menjeda
kalimatnya sejenak, lalu berkata beberapa detik kemudian.
“Itu sama sekali tidak merubah perasaanku
padanya. Aku, aku masih sangat mencintainya. Satu kebodohanku waktu itu
meninggalkannya dan lebih mengutamakan study-ku. Aku merasa yeoja paling bodoh
saat ini, pernah melepaskannya dari genggamanku. Kebodohan itu menjadi suatu
penyesalan tak terhingga sampai sekarang.”
“Sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan
padaku?” Suzy merasa akan menjadi suatu pembicaraan bertele-tele jika ia hanya
diam mendengar cerita yang keluar dari Seo Yeon. Sedikit pun, Suzy tidak
tertarik dengan apa yang dibicarakan Seo Yeon. Menurutnya, masa lalu bukan
sesuatu yang harus diumbar dan diceritakan pada semua orang.
“Hanya untuk menceritakan penyesalan mu karena
sudah meninggalkan Kyuhyun-ku?” Lanjut Suzy, dengan penuh penekanan ketika
mengatakan Kyuhyun-ku. Yang ternyata
cukup untuk membangkitkan emosi yeoja bermarga Park tersebut. Seo Yeon
melemparkan tatapan sinisnya saat itu juga pada Suzy.
“Aku tau sekarang ini memang Kyuhyun bukan milikku lagi, tapi bagaimana pun
aku pernah menjadi bagian dari hidupnya. Aku pernah hadir disisinya. Aku pernah
mengisi hidupnya, menjadi yeoja yang ia cintai.”
“Aku tau, geundae waeyo? Memang kenapa jika kau
pernah menjadi yeoja yang cintai Kyuhyun? Manusia hidup bukan untuk masa lalu
Seo Yeon-shi.” Seo Yeon tersenyum penuh arti tanpa mengalihkan pandangannya
dari Suzy.
“Kau sepertinya yakin sekali bahwa Kyuhyun
mencintaimu.”
“Geureom,
karena aku percaya padanya. Jika kau bertemu denganku hanya untuk membuatku
ragu kepada Kyuhyun. Kau salah. Aku mencintainya, sehingga aku mempercayainya.”
***
Dari depan pintu, Suzy dapat melihat beberapa orang berlalu lalang melintasi gang sempit dikawasan flatnya. Yeoja itu duduk merenung di kursi rodanya dengan pandangan kosong. Beberapa helai rambutnya berterbangan kala angin sore berhembus dengan damai. Ia sungguh menikmati sapuan angin dikulit putih susunya. Namun pikirannya saat ini begitu kalut. Jadi apalah gunanya ia menikmati angin itu, jika hati dan pikiran nya tak sejalan dengan apa yang ia inginkan. Potongan-potongan kalimat itu terdengar nyata ditelinga nya. Masih amat begitu nyata. Suzy ingin melupakannya, tapi tak semudah itu jika pikirannnya terus mempertahankannya.
'Kau pasti tau siapa Kyuhyun, geuchi? Dia
Cho Kyuhyun. Pemilik sekaligus pemimpin Cho Corp. Dia tampan, pintar, kaya
siapa pun tak mungkin bisa menolak pesona Kyuhyun. Tapi rasanya tak adil, jika
ia harus disandingkan denganmu yang hanya dapat duduk di kursi roda, sementara
ia bisa memilih siapa saja yang diinginkannya. Kau perlu diberikan kesadaran
sepertinya. Dengan keadaanmu, kau merasa pantas berada disisi namja sesempurna
Kyuhyun? Sadarlah. Wajah cantikmu itu tak cukup untuk berada disisi Kyuhyun.
Dia namja sempurna yang seharusnya mendapatkan yeoja yang juga sempurna.'
Suzy meremas ujung baju yang dikenakan nya. Rangkaian kalimat itu tak enyah juga dari otaknya. Suzy menundukkan kepalanya, menatap jari-jari tangan kirinya yang terdiam diatas pangkuan pahanya. Sepasang bola mata hitam itu menatap lekat pada jari manisnya dimana sebuah benda bulat melingkar disana. Berlalu hingga beberapa menit, yeoja itu hanya menatap benda putih bernama cincin. Cincin pemberian dari orang yang ia cintai. Benda yang menjadi tanda bahwa ia telah menjadi milik seseorang. Masih dengan jelas, Suzy ingat malam dimana Kyuhyun memasangkan cincin tersebut dijari manisnya. Malam disaat Kyuhyun meminta Suzy menjadi teman hidupnya. Semua itu. Suzy ingat amat jelas. Kebahagiaan yang Suzy rasakan lenyap begitu saja dalam hitungan detik. Perkataan Seo Yeon sepenuhnya telah menyadarkan Suzy. Menyebabkan Suzy berpikiran, ia tak cukup pantas bagi sesorang sesempurna Kyuhyun.
***
Kyuhyun tersenyum mendapati gadisnya tengah menunggu dirinya. Namja itu melemparkan senyum, yang malah di balas oleh tatapan datar dari Bae Suzy. Yang lebih tak terduga lagi, yeoja itu membuang muka disaat Kyuhyun tersenyum padanya. Kyuhyun menatap Suzy dengan pandang tidak mengerti. “Waeyo chagi?” Kyuhyun berusaha bersikap seperti biasa dan mengacuhkan sikap Suzy yang kini terkesan menjadi dingin.
“Ada yang ingin ku sampaikan,” Cetus Suzy tanpa
menoleh apa lagi menatap Kyuhyun.
“Bisa kita bicarakan di dalam saja. Aku ini kan
tamu,”
“Aniyo!” Sambar Suzy yang semakin membuat
Kyuhyun tidak mengerti dengan sikap yeoja itu.
“Ada apa dengan mu? Wae geurae (Kau kenapa)?”
“Aku tidak ingin berbasa-basi lagi. Aku langsung
pada intinya saja. Aku.. Aku ingin mengembalikan cincin ini padamu.” Mata
Kyuhyun membola menyaksikan bagaimana Suzy menarik keluar cincin itu dari
jemari manisnya.
“Apa maksudmu?”
“Aku tidak bisa mengenakan ini lagi. Kau dan
aku tidak akan pernah menjadi kita. Kau adalah Cho Kyuhyun dan aku hanyalah Bae
Suzy. Kita orang yang berbeda. Sekarang ku kembali ini. Aku bukan yeoja yang
pantas untukmu. Mulai saat ini, tidak ada hubungan apa pun lagi di antara kita.
Pergilah dari hidupku, dan cari yeoja yang sudah sepantasnya mendampingimu.
Tentu saja, yeoja itu bukan aku.”
“Kenapa kau bisa berkata seperti itu? Bagaimana
bisa kau menyuruhku pergi dari hidupmu? Bagaimana bisa kau berkata kau tidak
pantas untukku. Aku, hanya aku yang boleh memutuskan siapa yang pantas untuk ku
dan yang bukan. Katakan, kenapa kau lakukan ini?” Desak Kyuhyun.
“Aku hanya ingin kau pergi dari hidupku. Apa
itu sulit dilakukan? Mudah bukan?”
“Kau.. Dengan mudahnya kau berkata demikian.
Apa aku sama sekali tidak berarti apa-apa untukmu?”
“Ya, kau memang sama sekali tidak berarti
untukku. Sedikit pun tidak, kau tidak berarti. Kau mendekati ku hanya untuk
mempermainkan perasaanku saja karena kebencianmu pada Eomma-ku, bukan seperti
itu? Kita satu sama kalau begitu Cho Kyuhyun! Di awal bukankah kau sudah berhasil
mempermainkan perasaanku? Dan sekarang biar ku beritahu kau bagaimana rasanya
di permainkan oleh orang yang kau cintai. Sekarang kita impas, benar kan?” Suzy
membuang wajahnya, menghindari tatapan orang itu. Karena Suzy tau, ia tidak
akan kuat jika terus menatap wajah tampan itu. Ia pasti tidak akan sanggup
membuat Cho Kyuhyun pergi dari hidupnya. Kyuhyun melemparkan tatapan penuh
emosi pada Suzy.
“Jadi itukah tujuanmu selama ini? Berpura-pura
mencintaiku, bersikap tulus padaku? Kau
rupanya sangat pandai berakting Suzy-shi. Aku baru mengetahuinya. Kau hebat! Sekarang
kau berhasil, kau sukses menyelesaikan pertunjukan ini dengan sempurna. Hebat!
Tak ku sangka bisa-bisanya aku mencintai yeoja bermuka dua sepertimu! Geurae,
mulai sekarang kita tidak memiliki hubungan apa pun. Dan ku harap kita tidak
akan pernah bertemu lagi di masa depan. Ku harap kau bisa menemukan namja yang
baik, Suzy-shi. Terima kasih untuk waktumu selama ini.” Kyuhyun mendesis tajam
melalui kalimatnya yang menusuk siapa pun yang mendengarnya. Segera Kyuhyun
bergegas meninggalkan Suzy di kursi rodanya. Tanpa namja itu tau, bulir-bulir
air mata berlomba-lomba menuruni pipi mulus Suzy. Wajah yeoja itu merah,
menahan tangisan sejak tadi.
Jika
dengan membuat ia membenciku ia akan pergi dari hidupku. Geurae, telah ku
lakukan. Dia telah membenciku sekarang. Geundae, apa bisa aku hidup tanpanya?!
***
Kyuhyun melewati setiap malamnya di temani berbotol-botol minuman beralkohol. Ia tidak akan berhenti sebelum kesadarannya benar-benar hilang. Tiba di rumah menjelang pagi dalam keadaan tak sadarkan diri. Setiap malamnya, pegawai bar bergantian memasuki rumah Kyuhyun untuk mengantar namja itu pulang. Begitu seterusnya di setiap malam. Ini sudah minggu kedua sejak hubungannya dengan Suzy berakhir. Dan nampaknya tak ada tanda-tanda Kyuhyun akan menjalankan kehidupan normal seperti biasanya. Bukan tanpa alasan Kyuhyun selalu membuat dirinya tak sadarkan diri, tentu ada alasannya. Ia hanya berharap dengan hilangnya kesadarannya ia bisa melupakan rasa sakit itu. Ia harap luka itu akan pergi.
“Kau pasti baru tiba di rumah beberapa jam
lalu, geuchi?” Kyuhyun menatap sekilas pada yeoja di depannya. Kemudian
membuang pandangan ke arah lain. Ia terlalu lelah meski hanya untuk sekedar
menjawab pertanyaan yang diajukan Seo Yeon barusan. “Benar kan tebakkan ku? Kau
mau sampai kapan akan seperti ini terus? Kau sama saja menyiksa dirimu sendiri.
Kau lihatlah dirimu saat ini. Kau sangat berantakan. Pekerjaanmu menjadi
terbengkalai. Hidupmu menjadi tak terurus. Kasihan tubuhmu. Alkohol bisa
membunuhmu perlahan.”
“Bagus jika seperti itu. Aku tidak perlu
mencari-cari cara untuk mengakhiri hidupku. Aku pasti akan menikmati bunuh diri
ini.”
“Kau bodoh?! Hanya karena yeoja itu kau berniat
untuk mengakhiri hidupmu? Hidupmu belum berakhir hanya karena dia tidak berada
disisimu. Sadarlah Cho Kyuhyun! Kau terlalu bodoh jika berpikiran untuk segera
mati hanya demi dia. Jika kau mati karenanya, apa kau pikir dia juga mau mati
karenamu? Belum tentu. Jangan hanya memikirkan perasaanmu saja. Pikirkan nasib
perusahaan ini, pikirkan perasaan orang-orang yang mencintaimu.”
“Kau tidak akan tau rasanya.”
“Siapa bilang aku tidak tau? Aku tau, aku
sangat tau rasanya. Menghadapi kenyataan bahwa orang yang kita cintai sudah tak
ada lagi di sisi kita. Aku juga pernah merasakannya. Aku menjalani hidupku
selama bertahun-tahun tanpamu. Aku merasakannya Kyu. Tapi lihat, aku masih
dapat bertahan. Aku masih bisa menjalani hidup ini.”
“Tapi kau tidak merasakan bagaimana sakitnya di
bohongi. Dia menipuku dengan sikap polosnya. Dia tidak benar-benar mencintaiku.
Semua yang ia tunjukkan padaku hanyalah akting. Dia membodohiku selama ini.”
“Tapi itu tidak cukup untuk dijadikan alasan
kau menyerah pada hidup ini.”
“Lalu sekarang apa yang bisa ku lakukan? Tidak
ada alasan lagi mengapa aku harus hidup. Dia alasanku untuk hidup, namun
sekarang saja dia telah pergi, jadi untuk apa lagi ku hidup Seo Yeon-ah? Aku
sudah tidak mempunyai alasan lagi.”
“Tidak bisakah aku menjadi alasanmu untuk
hidup?”
***
Suzy tersenyum kecut menyaksikan berita yang di
siarkan oleh acara infotainment. Di layar televisi itu menampilkan seorang
namja berwajah nampan bersisian dengan seorang yeoja cantik yang bernotabene
sebagai sekertaris namja itu.
'Seiring
waktu, terkuak jalinan asmara yang dijalani oleh Presdir Cho Corp, Cho Kyuhyun
dengan salah seorang yeoja yang juga merupakan bagian Cho Corp. Tidak hanya
sekali, mereka tertangkap kamera tengah berjalan berdua..'
Meski di bibirnya teruntai sebuah senyum,
matanya tidak kuasa menahan untuk mencegah air mata ini agar tidak jatuh. Pada
akhirnya usaha selalu gagal. Ia berusaha tersenyum melihat namja itu namun
gagal. Ia berusaha untuk tidak menangisi lagi namja itu, namun ia juga gagal.
“Jangan memaksakan dirimu jika pada akhirnya
hanya membuat hatimu semakin terluka. Berhentilah berlagak bahwa kau tidak
apa-apa. Kau tidak harus memaksakan dirimu seperti ini. Itu hanya membuat lukamu
semakin sakit,” Suzy menoleh pada sumber suara. Sahabatnya, Hae Rin Berdiri di
ambang pintu membawa tatapan pilu di matanya melihat keadaan Suzy yang
tersakiti saat ini. Suzy menggeleng dan berusaha tersenyum dengan air mata
berlinangan di sudur matanya. “Ani, nan gwaenchana.” Tuturnya. Hae Rin
menghampiri dan merengkuh tubuh Suzy. Berusaha menguatkan sahabatnya. Hae Rin
tau jelas apa yang di alami Suzy saat ini. Konflik rumit yang melibatkan
perasaan.
“Aku tidak melarangmu menangisi dia. Tapi ku
rasa sudah cukup, kau meneteskan air mata karenanya. Mau berapa banyak lagi air
mata yang mesti harus kau teteskan. Kau tidak boleh berlarut-larut seperti.
Hidupmu masih panjang. Jika dia saja bisa semudah itu melupakanmu, maka kau
juga harus bisa melupakannya. Lagi pula, bukankah ini yang kau inginkan? Kau
ingin dia melepaskanmu bukan? Sekarang keinginanmu sudah terwujud, kenapa kau
malah seperti ini?”
“Tapi, aku tidak tau rasanya akan semenyakitkan
ini. Ku pikir aku akan baik-baik saja. Tapi ternyata tidak. Aku mencintainya
Hae Rin-ah. Sangat. Sangat Hae Rin-ah.”
“Di dunia ini, setiap keputusan yang kau ambil
kau harus siap mempertanggung jawabkan konsekuensinya, bukankah hidup memang
seperti itu?”
***
“Kyu, apa yang
ingin kau makan hari ini?” Seo Yeon mengeluarkan pertanyaannya yang di sambut
oleh kebisuan dari Kyuhyun. Namja berkulit putih pucat itu hanya terdiam.
Bibirnya terbungkam rapat. Seolah ia orang bisu yang tak bisa mengeluarkan
suaranya. “Kyu?” Panggil Seo Yeon. Kyuhyun masih diam. Nampak ia tidak
menanggapi sekitarnya.
“Kyu?”
“Eoh?!” Baru Kyuhyun mulai bereaksi. Ia
menatap Seo Yeon di sebelahnya.
“Apa yang kau bilang?”
“Aniyo. Bukan apa-apa.” Seo Yeon menjawab
dengan nada ketus. Siapa pun pasti akan kesal jika di abaikan sepertinya. Tubuh
Kyuhyun memang berada di sampingnya, tapi tidak untuk jiwa namja tersebut.
“Eoh.. Ini sudah waktunya makan siang. Kau
ingin makan apa?” Nampak jelas bahwa sejak tadi Kyuhyun tidak menghiraukan
bahkan mengabaikan Seo Yeon, yeoja itu.
“Terserah kau saja.” Ketusnya. Setelah
itu, giliran Seo Yeon yang terdiam menahan rasa kesal.
Kyuhyun dan Seo
Yeon, mereka duduk di sudut restauran shashimi mewah ini. Keberadaan Kyuhyun
disini, tentu bukan karena pilihan namja itu. Seo Yeon yang memilihkan tempat
ini sebagai menu makan siang kali ini. Walau diawal pembicaraan mengenai makan
siang, Seo Yeon memberi Kyuhyun wewenang untuk menentukan tempatnya. Namun pada
akhirnya tetap Seo Yeon yang menentukan. Dan restauran Shashimi ini menjadi
pilihan Seo Yeon.
“Entah sudah
berapa lama aku tidak merasakan Shashimi. Neomu bogoshipda.” Kyuhyun menanggapi
acuh tak acuh terhadap racauan Seo Yeon yang sebenarnya sangat tidak penting.
Begitu melihat makanan khas Jepang tersebut, mata Seo Yeon berbinar layaknya
anak kecil yang baru mendapat hadiah dari Ibu-nya. Segera yeoja itu meraih
sepasang sumpit. Dan langsung melahap makanan tersebut.
“Kyu? Kenapa kau
tidak memakannya?” Menyadari Kyuhyun yang hanya diam tanpa menyentuh makanan,
Seo Yeon merasa bingung akan hal itu. “Kau makan saja. Aku tidak suka,”
“Ne? Kau tidak suka? Bukankah sebaliknya?”
“Ye, tapi itu dulu.”
“Kenapa kau tidak mengatakannya padaku
sejak tadi? Aku tidak seharusnya memesan Shashimi. Apa kau ingin memesan
makanan lain?”
“Aniyo, kau lanjutkan saja. Lagi pula aku
tidak lapar.”
Keadaan membisu
beberapa saat. Kyuhyun yang memilih untuk diam sementara Seo Yeon yang
mengamati kediaman Kyuhyun hanya berpura-pura fokus pada makanannya.
Akhir-akhir ini Kyuhyun berubah sangat banyak. Seo Yeon menyadari itu. Tapi ia
bersikap tidak tau apa-apa. Selama Kyuhyun bisa di sisinya tidak ada lagi yang
di harapkannya.
“Kyu, kau masih ingat dengan Kim
Kyusungnim? Kim Jae Sok? Profesor yang mengajar kita saat di Kyunghee ?”
“Ah ye, aku ingat. Waeyo?”
“Akhir minggu ini, beliau akan
melangsungkan pernikahannya. Kau mau datang bersamaku?”
Di waktu yang sama, seorang yeoja baru
akan menduduki kursi yang tidak jauh dari tempat dimana Kyuhyun duduk. Melihat
bahwa namja itu adalah Kyuhyun. Yeoja tersebut menghentikan gerakannya, dan
malah berjalan menuju Kyuhyun. Tatapan sinis di lemparkan dari sepasang mata
milik yeoja bernama Park Hae Rin ini. “Ku kira berita yang sering kali ku
dengar dari televisi, itu hanya gosip. Tapi setelah sekarang ini, aku percaya
itu bukan hanya sekedar gosip yang dijual oleh para wartawan Korea. Kau hebat
Cho Kyuhyun-shi. Hanya dalam hanya waktu beberapa minggu, kau sudah dapat
menggandeng yeoja lain. Dan ku dengar yeoja ini adalah sekertaris-mu sekaligus
mantan yeoja chingu-mu. Apa ini yang namanya cinta lama bersemi kembali? Ku
pikir itu hanya terjadi dalam drama, novel atau sejenisnya.”
“Apa yang kau maksud? Dan apa hubungannya
kau dengan kehidupanku?” Sebelum Hae Rin berkata lagi, Kyuhyun buru-buru
menyambar, memotong kalimat panjang yang mungkin akan ia keluarkan lagi.
“Benar. Aku memang tidak ada hubungannya
denganmu. Sama sekali tidak ada. Aku hanya ingin memberitahumu, tidak hanya
kau. Tapi kalian berdua. Aku tidak peduli, jika kalian memang menjalin
hubungan. Tapi ku harap, tidak perlu sampai harus mengumbarnya di media. Tidak
perlu sampai setiap hari gambar kalian yang menghiasi televisi. Cho Kyuhyun-shi
geumanhae! Kumohon berhentilah menyakitinya.”
***
Hae Rin beserta
Suzy memasuki Ballroom hotel tempat dimana terdapat pesta pernikahan yang
dilaksanakan hari ini. Sekeluarnya, dua yeoja cantik itu dari lift, foto-foto
kedua mempelai dalam ukuran besar menyambut mereka. Ialah foto Kim Jae Seok,
salah seorang pengajar di Kyunghee bersama calon istrinya.
Hae Rin mendorong kursi roda Suzy sedikit
lebih cepat. Memasuki ruangan besar tersebut. “Kyusungnim chukhaeyo,” Hae Rin
lebih dulu mengucapkan selamat ketika mereka sudah bertemu dengan sang mempelai
laki-laki.
“Ah gomawo Hae Rin-ah. Kau sudah datang.”
Balasnya.
“Chukhae Kyusungnim. Hiduplah dengan
bahagia.” Kali ini suara lembut Suzy yang terdengar. Namja itu tersenyum. “Gomawo
Suzy-ah,”
“Eoh? Hae Rin-ah?
Suzy-ah?” Dua yeoja cantik itu serempak menoleh bersama ketika sebuah suara
menyerukan nama mereka berdua. Di lihat mereka –Suzy dan Hae Rin— seorang yeoja
berjalan anggun menghampiri kearah mereka.
“Tae Ri-ya..” Sapa Hae Rin. Begitu yeoja
yang di sebut Tae Ri itu telah bergabung.
“Oraen mannayo (Lama tidak bertemu) Tae
Ri-ya..” Lanjut Hae Rin lalu memeluk sekilas yeoja yang merupakan teman semasa
mereka kuliah dulu.
“Ku kira kita tidak akan bertemu lagi. Ku
dengar bukankah kau tinggal di Jepang?”
“Ah Geurae. Tapi sekarang ini aku sedang
liburan disini bertepatan pula dengan hari pernikahan ini.”
“Oh Suzy-ah Anneyong.” Tae Ri menyapa Suzy
yang sejak tadi hanya terdiam.
“Anneyong Tae Ri-ya. Bagaimana kabarmu?”
“Aku selalu baik-baik saja. Bagaimana
denganmu sendiri?”
“Nado gwaenchana.” Balas Suzy seraya berusaha
memamerkan senyumnya.
“Beberapa hari ini aku selalu melihat
berita Cho Kyuhyun bersama wanita lain yang mengabarkan Kyuhyun berkencan
dengan wanita yang kulihat di televisi itu. Lalu bagaimana hubungan kalian?”
“Tae Ri-ya jangan bahas mengenai itu,” Sambar
Hae Rin. Yang langsung menatap iba terhadap Suzy. Sering kali Suzy menjadi
murung setiap kali mendengar nama namja itu disebut dalam pembicaraan.
“Oh mian. Nan mollaseo.” Suasana menjadi
tampak kurang bersahabat setelah nama namja itu disebut kan di depan Suzy. Tae
Ri, merasa bersalah karena sudah mengungkit tentang namja itu. Semuanya menjadi
diam. Tidak ada topik pembicaraan lagi di antara mereka.
“Oh itu? Benarkah itu Cho Kyuhyun?” Kasak
kusuk suara dari sekitar Suzy menyebabkan yeoja itu mendengar apa yang tengah
di ucapkan oleh seorang yeoja yang saat ini berdiri tak jauh dari tempat Suzy.
Karena itu Suzy mendengar apa yang baru saja di ucapkan yeoja tersebut. Suzy
mengikuti pandangan dari orang-orang sekitar yang menoleh pada pintu ruangan.
Dan Suzy mendapati namja itu berjalan masuk bersisian dengan seorang yeoja
cantik di sebelahnya. Rasa perih itu tiba-tiba saja menyeruak dalam dada Suzy.
Ia tidak sanggup melihat namja itu. Suzy membuang tatapannya ke arah lantai. Di
tundukkan kepalanya. Menghindari pemandangan menyesakkan itu. Sebisa mungkin,
Suzy berusaha menjadi orang yang kuat. Bukankah memang ini yang di harapkan
Suzy? Melihat Kyuhyun bisa bersama yeoja yang sepadan dengan namja tersebut.
Ya, memang itu yang diharapkannya. Tapi ia juga tidak bisa membohongi
perasaannya. Ia sakit melihat Kyuhyun bersama yeoja lain.
“Suji-ya, gwaenchana?” Tanya Hae Rin. Suzy
memaksakan senyumnya lalu menatap Hae Rin.
“Gwaenchana. Memangnya aku kenapa?”
“Aniyo. Lebih baik kita pulang saja.”
“Wae? Ada apa denganmu? Kenapa kita harus
pulang? Bahkan upacaranya pun belum di mulai.”
“Ani. Aku tidak ingin kau semakin terluka.”
“Gwaenchana Hae Rin-ah. Nan gwaenchana.
Gokjongma!”
Meski harus
menahan pedih di hatinya, Suzy memaksa untuk tetap mengikuti upacara pernikahan
itu hingga selesai. Suzy menganggap ini pembelajaran baginya. Untuk bisa
menahan perasaannya. Agar bisa ia hidup normal tanpa bayangan namja itu. Suzy
yakin lambat laun ia pasti akan terbiasa. Ia pasti bisa.
Upacara pernikahan
tersebut telah berakhir. Tak lama dari itu, Hae Rin yang sudah mengkhawatirkan
Suzy sedari tadi buru-buru mengajak pergi Suzy dari sana. Hae Rin tidak ingin
sahabatnya semakin tersakiti oleh namja tak berperasaan itu. Bagaimana bisa
namja itu sudah menjalin hubungan dengan yeoja lain sementara baru empat minggu lalu ia berpisah dengan kekasihnya.
Setidaknya, itulah hipotesa Hae Rin terhadap namja yang sempat ia puja dulu.
“Hae Rin-ah, kau
pulang saja dulu. Aku ingin ke suatu tempat.” Suzy menolak tawaran Hae Rin yang
ingin mengantarkannya pulang.
“Eoddi? Biar ku antar.”
“Aniyo. Philyeo eobseo (Tidak perlu),”
Tolak Suzy cepat.
“Suji-ya..”
“Gokjongma! Jangan menganggap ku seperti
orang cacat. Aku bisa sendiri. Aku tidak ingin merepotkan orang sekitarku,”
Suzy menggerakkan
kursi roda yang menopang tubuhnya menelusuri sisi jalan raya. Perasaan penat
tak dapat disangkalnya. Ia mulai bosan menjalani hari-harinya yang selalu sama.
Hanya terduduk manis di atas kursi roda. Tidak ada hal berguna yang dapat ia
lakukan. Sudah pasti ia merasa sangat merepotkan orang sekitarnya dengan
keadaannya yang tidak berguna. Suzy mulai mempertanyakan akan seperti apa
kehidupannya nanti. Saat ini, ada Eomma-nya sebagai tempat ia bersandar dan
bergantung. Namun selain itu? Suzy tidak memiliki siapa-siapa lagi. Lantas
bagaimana dengan hidupnya bila Eomma-nya sudah tidak lagi di sisinya. Siapa
yang akan menjadi tempat Suzy bersandar. Hae Rin? Hae Rin hanyalah sahabat Suzy
yang kelak pasti akan memiliki hidupnya sendiri. Lalu bagaimana dengan Suzy? Suzy
terlalu takut membayangkan hari-hari esok. Ia takut hidup sendiri dengan
keadaannya seperti ini. Apakah ada namja yang ingin memperistri gadis lumpuh
sepertinya? Tentu tidak. Pikir Suzy.
Suzy terus
menggerakkan kursi rodanya tanpa tau akan kemana ia pergi. Dan pikirannya pun
melayang entah kemana. Ia hanya memandang kosong apa yang di tatapnya.
“Suji-ya,” Suzy menoleh kala mendengar
namanya dipanggil. Di seberang jalan Suzy menangkap sesosok bayangan yang
sangat ia kenali. Cho Kyuhyun. Itu dia.
Kyuhyun menatap dalam ke arah Suzy.
Kakinya terus melangkah menuju tempat Suzy. Tidak di hiraukan oleh namja itu
kendaraan yang terus berlalu lalang di sekitarnya yang dapat saja membahayakan
tubuhnya. Ia tetap melangkah, berusaha secepatnya menghampiri Suzy. Suzy
menatap cemas pada Kyuhyun. Ia takut sewaktu-waktu salah satu dari banyaknya
kendaraan itu bisa saja menghantam tubuh Kyuhyun. Sedetik kemudian Suzy melihat
sebuah mobil sport dengan
kecepatan kencang sedang menuju ke arah
Kyuhyun. Fokus mata Kyuhyun yang hanya terarah pada Suzy tampak tidak menyadari
itu. Ketakutan semakin menderanya, Suzy menjerit mengingatkannya. Tapi
tampaknya namja itu tak mendengar teriakannya. Tanpa sadar, Suzy beranjak dari
kursi rodanya dan berlari kearah Kyuhyun. Menarik namja itu ke tepi jalan
dengan sekuat tenaga Suzy. Kyuhyunm kaget dan kehilangan keseimbangan. Mereka terjatuh
persis di sisi tepi jalan. Tubuh namja itu menindih Suzy.
“Bae Suzy,” Desis Kyuhyun saat beradu
pandang dengan Suzy. Namja itu terkejut luar biasa.
“Kau? Kau bisa berjalan?” Setelah Kyuhyun
berucap demikian, baru Suzy menyadari apa yang baru saja di lakukannya.
“Aku.. Aku..”
***
Kyuhyun duduk bersisian dengan Suzy di sebelahnya. Tatapan
mereka tertuju ke depan menatap hamparan luas pada genangan air di sungai Han
yang nampak tenang. Beberapa saat, keadaan membisu. Tidak ada yang bersuara.
Tapi itu hanya terjadi beberapa detik, karena Kyuhyun mulai berucap. “Aku sudah
tau semuanya. Hae Rin sudah menceritakan semuanya padaku.”
“Mwoga (Tentang apa?)” Tanya Suzy.
“Semuanya. Tentang Seo Yeon yang memintamu untuk meninggalkanku.
Tentang perasaanmu, yang merasa kau tak pantas untukku karena keadaanmu.”
“Kau sudah tau.” Gumam Suzy dengan
ekspresi tak terbaca.
“Lalu, untuk apa kau menemuiku dan
bertingkah seperti orang bodoh?” Desisnya.
“Kau masih bertanya untuk apa aku
menemuimu?”
“Aku ingin memberitahu mu bahwa bagaimana
pun keadaan mu, seperti apa dirimu. Aku tidak peduli. Yang aku tau, aku
mencintaimu. Aku tetap mencintaimu. Itu sudah sangat jelas bahwa kau berbohong
saat mengatakan kau tidak pernah mencintaiku. Aku tau, itu bagian rencanamu
untuk membuatku pergi dirimu. Karena kau merasa tidak pantas untukku. Itu
pemikiran bodoh Suji-ya. Kau melakukan hal yang menyakiti dirimu sendiri. Kau
juga tidak memikirkan perasaanku. Betapa hancurnya hatiku saat kau mengakhiri
hubungan kita.”
“Aku melakukan ini demi kebaikanmu.”
“Demi kebaikanku? Kebaikan macam apa?”
“Orang seperti dirimu sudah sepantasnya
memiliki yeoja yang sepadan dengan dirimu. Bukan yeoja lumpuh dan miskin
sepertiku. Seo Yeon, dia yeoja yang pantas untukmu.”
“Sudah kukatakan. Hanya aku yang tau,
siapa yang pantas untukku. Tidak peduli kau lumpuh, kau miskin. Hatiku yang
memilihmu. Hanya kau yang pantas untukku Suji-ya. Jadi tolong jangan menyiksaku
lagi. Aku mencintaimu semua dengan kelebihanmu maupun kekurangan.” Selesai
mengakhiri kalimat panjangnya, tangan Kyuhyun bergerak cepat meraih tengguk
Suzy lalu mendaratkan bibirnya pada bibir Suzy. Kyuhyun melumat bibir Suzy
dengan lembut, menyalurkan semua perasaan dan kerinduan Kyuhyun pada yeoja ini.
“I love you just the way you are.
Saranghae,” Ucap Kyuhyun di sela-sela ucapannya.
“Jangan pernah berfikir untuk pergi
dariku. Karena sampai kapan pun, aku tidak akan pernah melepaskanmu Nyonya Cho.”
“Mwo? Nyonya Cho?” Suzy tersentak
mendengar kata Nyonya Cho. Suzy
menarik wajahnya lalu menatap Kyuhyun.
“Ne. Kau harus selalu di sisiku, dan
menjadi Nyonya Cho bagiku.” Kyuhyun merogoh sesuatu dari dalam saku jasnya.
Sebuah kotak beludru berwarna hitam pekat sudah berada dalam genggaman Kyuhyun.
Namja itu mulai mengeluarkan isi dari dalamnya.
“Meski pun cincin ini pernah terlepas dari
jarimu, maukah kau kembali mengenakan ini lagi? Maukah kau berjanji tidak akan
pernah melepas lagi cincin ini? Maukah kau terus bersamaku dan menemaniku?
Maukah kau menjadi teman hidupku di sisa hidupku? Maukah kau menjadi wanita
yang akan melahirkan anak-anakku kelak? Maukah kau..”
“Aku mau. Aku bersedia Cho Kyuhyun-shi.
Aku ingin menjadi Nyonya Cho-mu.” Potong Suzy cepat. Kyuhyun menyematkan cincin
tersebut di jari manis Suzy. Sangat pas cincin itu berada di jari Suzy.
“Saranghae Nyonya Cho,”
“Nado saranghae Tuan Cho,” Keduanya beradu
pandang lalu tersenyum bahagia.
Final..
Kkeutnaseo!
Gomawo
untuk semua yang selalu menunggu FF abal-abal ini. Makasih buat apresiasi
kalian. Thank you so much. Saranghae readers setiaku. Kkk~