Wrong [잘못했다]
Part 9
Author :
Chindy Agryesti.
Facebook : Chindy Agryyesti Horvejkul
Twitter :
@Chindy404
- Cho Kyuhyun
- Bae Suzy
Genre
: AU!, Romance.
Kesalahanku adalah mencintaimu. Namun berdampingan dengan itu, mencintaimu merupakan hal terindah dihidupku.
—Wrong—
Part
9 Begin :
“Suji-ya..” Sejurus kemudian Suzy langsung membalikkan tubuh
ketika satu suara yang amat ia kenali memanggil namanya. Suara Hye Kyung, sang
Eomma. “Eoh? Eomma?” Balas Suzy sembari tersenyum kikuk dan terkesan agak dibuat-buat. Suzy
memutar-mutarkan kedua manik hitamnya, mencari sasaran yang bisa dijadikan
titik fokus kecuali dua benda bulat milik Eomma-nya. Suzy menghindar dari
tatapan Hye Kyung. “Kau dari mana saja? Saat Eomma bangun kau sudah tidak ada.
Kau pergi kemana? Eomma kira kau memang sengaja berangkat ke kantor lebih pagi.”
Dalam hati Suzy mendesah lega seusai mendengar ucapan khawatir Hye Kyung. Lega
karena sang Eomma tidak mengetahui perbuatannya yang pergi tengah malam tanpa
pamit dan bermalam di rumah seorang namja. Bukan maksud Suzy ingin membohongi
Hye Kyung tapi ia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya bahwa ia pergi
tengah malam untuk menemui seorang pria yang sekarang bukan siapa-siapanya dan
terlebih lagi mereka melakukan hal sebenarnya tidak patut untuk dilakukan
mereka. Sungguh sangat hal yang tidak mungkin untuk Suzy katakan. Yeoja cantik
itu tentu tau, hal itu pasti akan membuat Eomma-nya amat kecewa jika sampai Hye
Kyung tau. Ia tidak ingin Eomma yang ia sayangi kecewa terhadap dirinya. “Oh
aku aku.. Aku lari pagi tadi pagi.. Iya aku lari pagi,” Sangkal Suzy.
***
Berulang kali Cho Kyuhyun tersenyum dengan sendirinya, padahal tidak ada satu hal pun yang dapat dianggap lucu di ruang kerjanya sana. Bahkan terlihat aneh ketika bibir merah nan tebal itu terangkat ke belakang membentuk seulas senyum. Senyum yang tengah menggambarkan isi hatinya kini. Perasaan bahagia yang tengah melanda dirinya. Perasaan bahagia yang terlalu sulit tuk ia sembunyikan. Senyum itu semakin sering mengembang lebih lagi pada waktu namja itu mengarahkan pikirannya pada sebuah peristiwa malam itu.
“Aaawww,” Kyuhyun yang menyaksikan itu, tentu
tidak hanya diam. Bergegas Kyuhyun menghampiri Seo Yeon dan membantu yeoja itu
berdiri.
“Lain kali hati-hati jika kau berjalan ketika
menggenakan high heels,” Komentar Kyuhyun setelah membantu Seo Yeon berdiri. “Ah
ye. Mian.”
Perasaan bahagia entah timbul dari mana
datangnya, yang jelas saat itu juga Seo Yeon bahagia ketika sadar Kyuhyun
tampak khawatir pada keadaanya. Namun tak lama perasaan bahagia itu pun
menghilang ketika Kyuhyun melepaskan genggaman tangannya yang sejak tadi
bertengger dilengan Seo Yeon. Sedikitnya Seo Yeon kecewa Kyuhyun melepaskan
genggaman pada lengannya. Walau dengan sadar Seo Yeon tau tak seharusnya ia
mengharapkan lebih pada namja itu. Mereka bukan siapa-siapa lagi saat ini. Status
mereka tidak lagi seperti dulu. Hubungan mereka sekarang telah berbeda. Cho
Kyuhyun pada saat ini adalah Presdir Cho Corp, atasannya. Bukan lagi namja
miliknya. Park Seo Yeon berusaha menarik diri pada kenyataan. Kenyataan bahwa
semuanya tak lagi dengan saat ini.
“Presdir saya permisi,” Seo Yeon berlalu dari
hadapan Kyuhyun dengan segala usaha memasakan kakinya yang terkilir untuk
berjalan sebisa mungkin. Walau rasa nyeri semakin menyengat di kakinya.
***
Bae Suzy menjalani hari sebagai mana biasanya.
Namun ada satu hal yang berubah dari hidupnya.
Bagaikan sinar matahari yang terhalang oleh kabut dan setelah kabut itu
menghilang sinar matahari kembali memancar dengan warna terangnya. Hari-hari
Bae Suzy yang sempat berubah menjadi kusam kini telah kembali berwarna.
Diwarnai oleh kembalinya seorang namja disisinya. Cho Kyuhyun. Namja itu
bagaikan sekumpulan crayon yang dapat mewarnai hidup Bae Suzy dengan segala
macam warna berbeda. Membuat hidup ini terasa amat indah melalui setiap coretan
warna berbeda.
“Aku menunggu di depan kantormu,”
Sebuah pesan singkat dengan isinya yang juga
begitu singkat telah diterima oleh Suzy. Yeoja itu membaca sekilas isi pesan
dan melirik arloji ditangan kiri. Benar. Sekarang sudah pukul 5. Waktu lazim
untuk semua pegawai kantor mengakhiri pekerjaannya. Tapi tidak secepat ini.
Batin Suzy. Bahkan ia pun belum bersiap diri untuk meninggalkan kantor. Tapi
namja itu malah sudah datang. Suzy mengehela nafas sembari merapikan pekerjaan
kemudian meraih tas tangannya.
Suzy dapati namja itu tengah bersandar pada
Audy-nya dengan tangan bersedekap didepan dadanya. Tak lupa kaca mata hitam
bertengger manis diwajah tampan itu dengan poni rambut coklat yang acak-acakan
yang anehnya malah membuat namja itu semakin tampan dan cool. Semua yeoja pasti
akan terpesona dengan pemandangan sederhana namun menarik itu. “Kau terlalu
cepat,” Komentar itu langsung tercetus dari bibir Suzy ketika menghampiri
Kyuhyun.
“Memang ada larangan aku tidak boleh
menjemputmu lebih cepat. Apa harus aku meminta izin pada perusahaanmu agar bisa
memulangkanmu lebih cepat dari biasanya?”
“Bukan seperti itu hanya saja--” Suzy tidak
dapat meneruskan lagi kata-katanya ketika sebuah benda lembut mendarat sempurna
di bibirnya. Suzy yang shock dengan perlakuan Kyuhyun hanya mematung.
Akhirnya setelah beberapa detik kemudian
Kyuhyun melepaskan tautan bibirnya karena Suzy yang kunjung membalas ciumannya.
Kyuhyun menatap lurus pada Suzy seolah tengah bertanya 'Wae? (Kenapa?) Kenapa kau tidak
membalasnya?'
Kepala Kyuhyun sudah hendak maju kembali, namun
dada Kyuhyun sudah langsung ditahan oleh kedua tangan Suzy.
“Ini tempat umum,”
Audy hitam Kyuhyun berhenti di sisi jalan tepat
di depan sebuah toko roti. Lantas Kyuhyun menoleh pada pada toko roti tersebut,
begitu pula dengan Suzy yang juga ikut menoleh menatap lurus toko roti milik
sang Eomma.
“Benar tidak perlu ku antar?”
***
“Suji-ya?” Ketika suara sang Eomma memanggil namanya, Suzy langsung menorehkan kepala menatap Hye Kyung dengan pandangan bertanya.
“Nde?”
“Eomma memiliki seorang sunbae saat Eomma
sekolah dasar di Gwangju dulu. Selain dia sebagai sunbae, kami adalah tetangga.
Rumah Eomma dan rumahnya bersebelahan. Tak heran jika kami bersahabat dengan
sangat dekat bahkan Eomma sudah menganggap dia adalah Oppa bagi-ku. Kami tumbuh bersama bertahun-tahun. Dia sosok
Kakak yang sangat baik juga perhatian. Hingga suatu saat keluarganya harus
pindah ke Seoul. Berpuluh-puluh tahun Eomma tidak pernah bertemu dengannya
lagi. Hingga beberapa waktu lalu, Eomma kembali bertemu dengannya. Apa kau tau
siapa sunbae Eomma itu?”
“Maja. Cho Seung Hwan dialah Sunbae Eomma. Yang
ternyata Appa dari Kyuhyun.”
“Waeyo?”
***
“Suzy-shi kemarin saat pulang kerja, aku melihatmu dengan seorang namja. Apa itu namja chingu-mu?” Suzy memamerkan senyum sebagai jawaban Iya atas pertanyaan Eun Hee, rekan satu divisi Suzy. “Dia sangat tampan. Siapa namanya? Bisa kau kenalkan lain waktu pada kami?” Suzy kembali menunjukkan senyumnya. Namun kali ini senyum getir yang muncul. Suzy terlalu bingung untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang amat sulit bagi Suzy jawab. Suzy perlu berpikir ratusan kali memilih jawaban.
Mana mungkin Suzy menjawab dan berkata bahwa
namja chingu-nya itu adalah Cho Kyuhyun, namja pujaan se-Korea Selatan. Apa
jadinya jika Suzy menjawab demikian. Terlebih lagi pada Eun Hee, yang dengan
jelas Suzy ketahui, dia termasuk salah seorang penggemar Presdir Cho Corp
tersebut. Tentu tidak mungkin.
“Benarkah? Untuk apa ia disini?”
“Molla, aku hanya melihatnya berdiri didepan
kantor saat jam pulang kerja. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.”
'Tentu saja untuk menjemput ku.' Sahut Suzy masih dalam hati.
“Mungkin untuk menjemput sesorang,” Sambar
yeoja di sebelah Suzy, Na Rin.
“Betapa beruntungnya yeoja yang menjadi yeoja
chingunya. Betapa inginnya aku menjadi wanita beruntung itu,” Andai saja mereka
tau, yeoja beruntung itu ada disamping mereka.
Didekat mereka. Mendengar apa yang mereka diucapkan.
***
“Tae Hyun-ah apa jadwalku hari ini?”
“Hari ini kau ada meeting dengan Presdir Kim dari Hongja Group,”
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dengan segala kesibukan
yang melanda Kyuhyun hingga ia tak sadari hari telah berganti menjadi gelap.
Matahari entah sudah sejak kapan meninggalkan bumi, Kyuhyun tak tahu. Yang ia
tau, bahwa saat ini sudah melampaui batas waktu pulang kerja. Kyuhyun melirik
arloji. Ini sudah pukul 7 malam. Hari ini ia tidak menjemput yeoja chingu-nya.
Kyuhyun melewatkan satu aktivitasnya itu. Kyuhyun menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Tangan kirinya meraih ponsel dimeja. Tak lama
ponsel pun berpindah posisi menjadi disisi telinga namja itu.
“Bogoshipeo,” Ungkap Kyuhyun.
“Aku sedang membuat ramen. Eomma pulang terlambat hari
ini. Jadi aku hanya bisa makan ramen. Dan kau sedang apa?”
“Na? Aku masih berada di kantor.”
“Yasudah kau lanjutkan saja perkerjaanmu. Jangan
pulang terlalu malam dan jangan lupa untuk makan. Anneyong,”
“Aishh yeoja ini. Berani sekali ia menutup panggilanku secara
sepihak seperti ini,” Sebal Kyuhyun.
Beberapa pegawai membungkuk hormat ketika sang Presdir lewat
didepan mereka. Baru Kyuhyun akan memasuki mobil, tapi gerakan tubuhnya
tertahan mendapati Seo Yeon, sekertarisnya berjalan keluar kantor. “Kau akan pulang?”
“Ye,”
“Kakimu sedang tidak baik, biarkan aku mengantarmu.”
“Ini perintah!” Cecar Kyuhyun tidak ingin kalah dengan penolakan
yeoja itu. Tanpa Kyuhyun tau, bibir yeoja itu tertarik membentuk seluas senyum
saat akan memasuki Audy mewah Kyuhyun.
Di dalam perjalanan, kedua orang didalam mobil tersebut sama-sama diam. Mereka memiliki pemikiran masing-masing. Suasana canggung dapat dirasakan Seo Yeon. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Kyuhyun. Namja itu malah terlihat santai dan tak ada tanda-tanda bahwa ia merasakan kecanggungan seperti yang yeoja itu rasakan. Sebagaimana biasanya orang yang tengah sibuk mengemudi, dan itu juga yang dilakukan Kyuhyun. Memfokuskan diri pada kegiatan menyetirnya. Sementara yeoja disebelah Kyuhyun itu, tak henti merasa kecanggungan menyelimuti dirinya.
Di dalam perjalanan, kedua orang didalam mobil tersebut sama-sama diam. Mereka memiliki pemikiran masing-masing. Suasana canggung dapat dirasakan Seo Yeon. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Kyuhyun. Namja itu malah terlihat santai dan tak ada tanda-tanda bahwa ia merasakan kecanggungan seperti yang yeoja itu rasakan. Sebagaimana biasanya orang yang tengah sibuk mengemudi, dan itu juga yang dilakukan Kyuhyun. Memfokuskan diri pada kegiatan menyetirnya. Sementara yeoja disebelah Kyuhyun itu, tak henti merasa kecanggungan menyelimuti dirinya.
“Dimana rumahmu?” Tanya Kyuhyun.
“Tidak perlu memanggilku Presdir. Ini kan sudah diluar jam
kerja. Panggil saja aku seperti waktu dulu.”
“Arraseo,”
“Kau bertindak seolah kau baru mengenalku saja,” Mungkin kalimat
itu terdengar sangat biasa dari seorang Presdir, namun berbeda hal bagi Park
Seo Yeon. Kalimat-kalimat tadi malah sukses mengangkat jiwa yeoja itu
beterbangan diatas awang-awang. Pernyataan tadi entah mengapa berhasil membuat
yeoja itu menjadi amat bahagia. Setiap kata yang teruntai dari bibir Kyuhyun
barusan, seolah menjadi pembuka harapan bagi Seo Yeon. Suatu harapan yang telah
yeoja itu tekadkan untuk mewujudkannya.
Kyuhyun menghentikan mobilnya di depan gedung Apartemen di daerah Gangnam. Ia pun menoleh pada yeoja di kursi mobil sebelahnya. Yeoja bernama Park Seo Yeon ikut menoleh pada Presdir-nya seusai ia melepaskan selbelt dari tubuhnya. “Gomawo,” Katanya singkat.
“Chakaman,” Tahan Kyuhyun. Seo Yeon berbalik lalu menatap
Kyuhyun dengan pandangan heran.
“Kau bisa masuk sendiri dengan kakimu yang seperti ini?”
“Ne, aku bisa.”
“Kau yakin?”
Dengan agak terpaksa Seo Yeon tetap menerima bantuan Kyuhyun
yang bersikeras akan mengantarkan yeoja itu ke dalam Apartemen-nya. Kyuhyun
memapah tubuh yeoja itu. Mereka berjalan menuju Apartemen Seo Yeon yang
bertempat dilantai 6.
“Apa kau sudah memeriksakan kakimu ke rumah sakit?”
“Belum.”
“Kau harus memeriksakan kakimu. Jangan hanya dibiarkan
terus-terusan.” Ujar Kyuhyun mencoba menasihati yeoja itu. “Ye, jika aku punya
waktu, aku pasti memeriksakan nya.”
Tak terasa mereka telah
tiba pada sebuah pintu kamar. Mengikuti langkah Seo Yeon yang terhenti, langkah
Kyuhyun juga ikut terhenti. “Kau ingin masuk?” Tawaran itu diajukan Seo Yeon
untuk sang atasan. “Tidak. Aku ingin langsung pulang. Ini sudah malam. Kau
beristirahatlah, kompres kakimu sebelum tidur dan jangan lupa periksakan ke
rumah sakit,” Tutur Kyuhyun panjang lebar sebelum akhirnya berlalu dari hadapan
yeoja itu. Park Seo Yeon mengulas lagi sebuah senyum. Entah ini sudah keberapa
kalinya ia tersenyum dengan hanya melihat perlakuan yang
Kyuhyun berikan. Saat ini, yeoja itu amat yakin pada tekadnya. Tekad untuk
meraih kembali apa yang sempat ia lepaskan dari hidupnya. Melalui perlakuan
Kyuhyun tadi seolah menjadi sebuah pintu pengharapan bagi Seo Yeon. Perhatian
namja itu, membukakan kembali keyakinan Seo Yeon untuk meraih apa yang ia
cintai. Yeoja itu yakin masih ada kesempatan kedua baginya.
***
Hari minggu telah tiba. Suzy berniat menghabiskan hari libur untuk membereskan rumahnya. Sudah semenjak yeoja cantik itu memiliki pekerjaan, Suzy tidak memiliki waktu membantu Eomma-nya, maka itu sengaja Suzy merelakan waktu liburnya untuk berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Bae Suzy memulai pekerjaan membersihkan rumah diawali dengan menyapu, berlanjut dengan mengepel lantai.
Waktu sudah berlalu 2 jam sejak Suzy membereskan rumahnya. Seisi
rumah itu telah berubah menjadi bersih juga rapi. Suzy berkaca pinggang melihat
perubahan pada isi rumahnya. Sesaat Suzy menarik nafas dalam lalu
menghembuskannya perlahan. Ia tersenyum bangga, berpikir bahwa hasil
pekerjaannya tidak sia-sia. Peluh yang bermunculan didahi Suzy nyatanya
membuahkan hasil untuk perubahan rumah nya. Suzy meraih sebuah gelas lalu
segera menenggak habis isi gelas tersebut. Gelas kosong tersebut kemudian di
letakkan kembali oleh Suzy pada meja dapur. Setelah meninggalkan dapur, Suzy
memposisikan tubuhnya duduk dihadapan televisi. Namun televisi yang
dipandangnya itu hanya menampilkan warna hitam karena memang televisi televisi
itu tidak dinyalakan. Suzy memutarkan kedua bola matanya, dari sudut mata bulat
itu Suzy menangkap meja kecil dengan beberapa laci bersusun dibawahnya terletak
tak jauh dari tempat duduknya. Seperti ada yang suatu tarikan yang menarik Suzy
untuk menjangkau meja kecil berbentuk persegi panjang tersebut. Suzy mendekat
dan duduk didepan meja. Laci paling atas dibuka Suzy. Ia mendapati tumpukan
kertas tak diketahuinya mengisi laci paling atas. Kini dibuka Suzy laci kedua.
Suzy langsung mengangkat isi dari laci kedua itu setelah mengetahui ternyata
isinya ialah album foto.
Dengan perlahan, jemari Suzy bergerak membuka setiap lembaran
kertas kaku itu. Suzy memandangi lekat-lekat setiap foto yang dilihatnya.
Disetiap lembar kertas, ia dapati gambar dirinya ketika masih anak-anak dulu
dengan berbagai pose lucu nan imut. Senyum sering kali menghiasi wajah manis
itu, melihat betapa narsis dirinya saat kecil dulu. Berbagai macam pose dapat
Suzy temukan ditiap lembarnya. Mulai dari pose imut, lucu, kesal, marah,
menggemaskan, semua tertuang dalam bentuk kertas didalam sana.
Sekejap mata senyum itu langsung pudar, digantikan oleh tatapan
sendu ketika menemukan gambar seseorang yang sangat dirindukan Suzy. Bae Ji
Hwang, orang yang tidak akan pernah dapat Suzy temui lagi di dunia. Hanya
dengan melalui foto-foto itu, Suzy dapat melihat kembali wajah tampan sang Appa
yang meninggalkannya di umur Suzy yang masih amat kecil. Di umur yang masih 3 tahun, Suzy sudah harus mengalami kehilangan Appa yang
dicintainya. Dan menjalani hidup tanpa sosok Appa disisinya.
Suara ketukan pintu menginterupsi kegiatan Suzy mengenang sang
Appa. Sebelum bangkit dari posisinya, Suzy menyeka air mata yang jatuh tanpa
disadari yeoja itu.
Suzy dikejutkan oleh kehadiran namja itu didepan rumahnya. “Kau..
Sedang apa disini?” Selidik Suzy. “Hanya ingin bertamu ke rumah
kekasihku,”
“Aku ini tamu, bukankah seharusnya tamu dipersilahkan masuk?”
“Ndeh?” Sadar akan sindiran yang Kyuhyun tujukan untuknya, Suzy
menggeser tubuhnya memberi jalan agar Kyuhyun dapat masuk. Tanpa aba-aba
Kyuhyun memasuki rumah itu tepatnya mendahului sang pemilik rumah.
“Kau sedang apa?”
“Aku habis membereskan rumah,”
“Dimana Eomma-mu?”
“Ia sudah pergi ke toko roti,” Yeoja itu kembali duduk didekat
meja, tempat album foto itu terletak.
“Eoh apa ini?” Kyuhyun mendekat
lalu duduk disisi Suzy dengan pandangan ikut menatapi album foto tersebut.
“Oh ini album foto.”
“Berikan padaku, aku ingin melihatnya.”
Kyuhyun menarik sepihak tanpa persetujuan sang empunya. Langsung saja dibuku
Kyuhyun album yang sempat tadi ditutup Suzy tersebut. “Kau sangat narsis
ternyata,”
Kyuhyun bereaksi dibarengi oleh senyum mengejeknya. Foto-foto
yang Kyuhyun lihat dijadikan itu sebagai bahan ejekan untuk menggoda sang yeoja
chingu. “Kau terlalu banyak komentar Tuan Cho,” Suzy mendesis sebal akan
ejekan-ejekan yang namja itu lontarkan.
“Ini--” Mulut Kyuhyun terasa kelu untuk melanjutkan lagi
kalimatnya. Untuk beberapa saat nafas namja itu tertahan. Matanya lekat menatap
satu gambar orang dalam album itu. “Itu adalah Appa-ku,” Cetus Suzy tanpa
dipinta oleh Kyuhyun.
'Wajah ini. Aku mengenalnya. Aku mengingatnya.' Kata Kyuhyun membatin.
'Dialah
penyelamatku. Dia pahlawan bagiku.'
“Dia meninggal saat umurku 3 tahun,” Kyuhyun tersadar dari
lamunan saat yeoja didepannya itu membuka mulut menceritakan mengenai Appa
yeoja itu.
“Dia meninggal dalam insiden penembakan saat ia sedang bertugas,”
“Dia adalah seorang kepala polisi. Ia menyelamatkan seseorang
bahkan hingga rela mengorbankan nyawanya. Eomma bilang, Appa-ku
adalah orang yang baik. Dia orang yang penyayang dan juga rela berkorban.
Hingga menukar nyawanya pun ia rela. Appa adalah pahlawan bagiku. Meski aku
sendiri tidak memiliki banyak waktu yang kulewati bersama Appa.”
“Kau benar dia adalah seorang pahlawan. Dia adalah pahlawan bagiku juga.” Dengan pandangan yang agak mengabur, Suzy mengarahkan tatapan
pada Kyuhyun. Suzy tidak mengerti maksud dari kalimat Kyuhyun barusan.
“Apa maksudmu?”
“Dia adalah pahlawanku, dia penyelamatku, dia penolongku. Dia
yang telah membuatku hidup hingga saat ini. Dia yang memberi aku kesempatan
untuk aku bisa tetap hidup. Dia yang rela menukar nyawanya demi bocah nakal
sepertiku. Dialah--” Kyuhyun tak sanggup lagi mengungkapkan kata-katanya. Yang
dilakukan namja itu hanya menunduk tak berani menatap putri dari orang yang telah menolongnya itu. Ia teramat malu mengangkat wajahnya meski
hanya untuk melihat ekspresi yeoja itu saat mengetahui semua kebenaran tentang
kematian yang menimpa Appa Suzy.
“Maksudmu apa?”
“Akulah penyebab kematian Appa-mu. Dia mengambil peluru yang
seharusnya menembakku. Akulah orang yang diselamatkan oleh Appa-mu. Akulah yang
membuat kau kehilangan Appa-mu. Aku yang menyebabkannya.” Yang dapat dilakukan
yeoja itu kini hanyalah diam mematung dengan bibir yang terkatup rapat-rapat.
Suzy menatap Kyuhyun dengan pandangan tak percaya. Yeoja itu terlalu shock
menerima satu kenyataan lagi di dalam hidupnya.
TBC~