I Got Your Back Part 2

3 komentar


Author                                 : Chindy Agryesti.

Facebook                            : Chindy Agryyesti Horvejkul

Twitter                                 : @Chindy404

Cast                                     :


  • Cho Kyuhyun
  •   Yoon Haera
Genre                                   : AU!, Romance.
 Rating                                  : PG15
Length                                  : Chapter



I Got Your Back Part 2 datang..
Siapa yg udh nunggu-nunggu?
Langsung baca aja ya..



Aku pergi karena aku mencintaimu.
Tak perlu aku memilikimu, karena bagiku melepasmu adalah cara mencintaimu.
–Yoon Haera –


Saat kau telah pergi dari hidupku, baru kumengerti apa itu cinta.
—Cho Kyuhyun—


Cinta adalah suatu kondisi dimana kebahagiaan orang lain menjadi penting bagi kebahagiaanmu.


—I Got Your Back part 2—


Began :



Part sebelumnya :


Haera POV

Kurasakan hatiku menjadi bergemuruh bagaikan deburan ombak dipantai yang saling bergulung-gulung. Panik. Khawatir telah mendominasi dalam diriku. “Jong Hyun-ah,” panggilku sekali lagi. Sama seperti sebelumnya, tak ada yang merespon panggilanku. Kulangkahkan kaki ini buru-buru keluar dari ruangan kerjaku. Mata ini menelaah disekitar ruangan. Tapi nihil. Bergegas, aku mendatangi ruangan yang letaknya berada di ruang kerjaku. 

Direktur  ada perlu apa? Jika ada sesuatu, Kau seharusnya menghubungiku saja,”

 “Jong Hyun, Jong Hyun-ku, apa kau melihatnya?” Desakku.

“Nde? Aniyo. Tak melihatnya. Ada apa Direktur ?”

“Jong Hyun tak ada. Tadi dia diruanganku tapi sekarang tak ada..” Jelasku tertahan. “Tenang sajangnim, lebih baik kita cari bersama-sama,” 

Lama aku berkeliling menyelusuri setiap gedung yang tak dapat dikatakan kecil
ini. Semua ruangan telah kusambangi. Dan tak sedikit pula setiap orang yang telah kutanyai. Ya tuhan kau dimana Jong Hyun-ah? Jangan buat Eomma khawatir. Batinku kembali berbicara. Sudah tak terhitung berapa kali aku terus membatin. 

Aku mendesah. Hembusan n
afas kasar yang selalu kukeluarkan. Kugunakan jemariku untuk mengusap cairan bening yang dikeluarkan oleh keningku. “Jong Hyun-ah kau dimana?” Tak kuasa aku menahan rasa takut, setitik cairan melaju turun dari sudut mataku. Aku takut. Takut aku tak bisa menemukannya, menemukan putraku.




Author POV


Haera dan seorang yeoja bernama Oh Hye Sung berjalan menuju lantai bawah. Hanya tinggal lantai bawah yang belum mereka kunjungi. Haera masih amat sangat berharap ia dapat menemukan putranya. Bukan hanya sekedar berharap, tapi ia memang harus menemukan Jong Hyun, buah hatinya. Mereka juga telah menghubungi keamanan perusahaan tapi dari semua itu Haera masih belum bisa menemukan Jong Hyun. Haera dan Hye Sung, yeoja yang menjabat sebagai sekertaris Direktur Taehan Group. Yang itu berarti, dialah sekertaris Yoon Haera, setia menemani Haera. Beriringan mereka berjalan kearah meja Receptionis guna menanyakan tentang Jong Hyun. Lagi-lagi kekecewaan harus Haera telan bulat-bulat.

“Jong Hyun-ah kau dimana sayang?” Lirih Haera menjatuhkan setitik air matanya –lagi—.

 “Kita pasti bisa menemukannya Direktur,”

Kemudian mereka mencoba menghampiri petugas keamanan yang berjaga di depan pintu masuk. “Ahjusshi apa kau belum dapat menemukan  Jong Hyun, putra Direktur Yoon?”

Belum Hye Sung-shi, kami sedang mencarinya,

“Oh baiklah, teruslah mencarinya,” Haera mendesah –lagi—. 

“Eoh? Neoneun Park Tae Hyun?” Oh Hye Sung, yeoja itu bertanya pada seseorang yang tak jauh dari tempatnya dan Haera berdiri didepan pintu masuk. Haera menoleh sejenak pada orang yang ditanya Hye Sung, melihatnya tanpa minat. Pikirannya masih kalut dan hatinya belum bisa tenang sebelum ia bisa melihat Jong Hyun dengan kedua belah  matanya sendiri. “Ye benar.” Sahut namja bertinggi 180-an itu, diiringi sebuah senyum hormat pada yeoja bernotabene sebagai Direktur dari Taehan Group. “Sedang apa kau disini? Kau belum kembali?” Hye Sung kembali melayangkan pertanyaan untuk namja tinggi yang sudah ada disebelah Hye Sung, entah sejak kapan namja itu telah meminimalkan jarak diantara mereka menjadi hanya beberapa langkah diantara Hye Sung dan Tae Hyun. “Aku sedang menunggu Presdir Cho,”

 “Memangnya dimana dia?”

“Tadi dia bilang akan ke toko Ice Cream bersama seorang namja kecil,” Meski sama sekali tak tertarik pada pembicaraan dua orang disebelahnya, namun Haera masih dapat mendengar topik yang mereka bicarakan. Haera melempatkan pandangannya pada namja itu ketika indera pendengaran Haera menangkap ada kata 'Namja kecil' dari kalimat Park Tae Hyun. “Neh? Namja kecil?” Sambar Haera. 

“Ye. Uri Presdir pergi ke toko Ice Cream sana bersama namja kecil yang kami temui tadi didekat lift,”

“Dimana mereka?”

“Di toko Ice Cream seb--” Tanpa aba-aba, tanpa menunggu namja bernama Park Tae Hyun itu menyelesaikan kalimatnya, Haera langsung melenggang pergi meninggalkan Hye Sung dan Tae Hyung. Park Tae Hyun yang melihat tingkah Haera menatap punggung Haera dengan tatapan bingung.




Kyuhyun POV
Flashback

“Presdir, kau langsung ingin kembali Kantor?” Langkahku terhenti ketika seseorang dibelakangku menanyakan tujuanku selanjutnya selesai berakhirnya acaraku dari kantor yang tak kalah megah dari kantor Appa yang menjadi tempatku bekerja. “Hem,” Balasku dengan sebuah gumaman pelan. Kembali aku mengayunkan kaki
,menciptakan langkah menuju tempat lift yang berada didepanku kurang dari 10 meter. Park Jeong Hoon menekan tombol disisi kanan lift. Beberapa saat kami berdiri menantikan datangnya lift yang akan mengantarku ke lantai dasar.
Tingg..

Pintu lift terbuka
otomatis setelah ditandai adanya bunyi yang kerap kudengar setiap kali akan menaiki lift. Tubuhku berbalik, menghadap pintu lift yang masih terbuka seusai aku dan Assisten pribadiku memasuki lift. 
Pintu bergerak otomatis. Bergerak menyatu
dari arah berlawanan untuk menutup. Tanganku refleks terangkat mencegah pintu lift agar tak tertutup ketika indera pendengaranku mendengar sebuah tangisan seseorang. Yang bisa kutebak adalah suara tangisan anak kecil. Seolah tubuh ini tergerak sendiri, kakiku terayun membentuk langkah untuk keluar dari lift lalu mencari sumber tangisan itu. Seorang namja kecil menangis tersendu menjadi pemandangan yang kudapati tepat disisi kiri tembok. Tangannya berada dimata sambil sesekali menyeka air mata lalu menguceknya. “Eo..mma..” Serunya ditengah isaknya. “Eo..mma..” Lagi ia berseru menyebut kata 'Eomma' didalam tangisannya. Aku berjongkok menyetarakan tinggi tubuhku dengan namja kecil yang sepertinya sudah pernah tak asing bagiku. “Apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau menangis? Dimana Eomma-mu?” Tanyaku.

“Mo-lla..” Jawabnya parau. Ia menurunkan jemari tangannya yang sejak tadi tertengger di sekitar matanya dan kini dapat kulihat wajah milik namja kecil itu. Benar saja, wajahnya sudah tak asing bagiku. Aku pernah melihatnya tapi.. dimana? Sesaat aku terdiam, berusaha mencari ingatanku tentang namja manis ini.
Bukankah dia? Aku bertanya dalam diam pada diriku sendiri. Benar, aku ingat. Dia adalah namja kecil yang memanggil Haera ‘Eomma’  yang pernah dibawa Nyonya Hwang saat makan siang beberapa waktu lalu. Lamunanku tersadar saat kulihat ia menatapku dengan air mata yang masih membasahi matanya. “Apa yang kau lakukan disini? Dimana Eomma-mu?” Kataku mengulang pertanyaan yang tadi sempat kulontarkan namun masih belum dijawabnya. “Eo-mma? Aku tidak tahu.” Jawabnya singkat disambung lagi dengan tangisan lagi. “Kenapa kau bisa disini?”

 “Aku.. Tadi aku marah pada Eomma dan keluar dari tempat kerja Eomma..” Ungkapnya. “Ya sudah jangan menangis. Nanti Ahjusshi antarkan kau ke ruangan Eomma-mu. Bagaimana kalau sekarang Ahjusshi belikan kau Ice Cream tapi kau janji tidak boleh menangis lagi,” Tawarku. Menyebut kata 'Ice Cream' dapat kulihat matanya langsung berbinar dan air matanya pun tak lagi meluncur dari mata bulatnya. Dia sangat lucu..

*Flashback end




Author POV

Bola mata Haera berputar menyelusuri seluruh isi toko ice cream yang letaknya tak jauh dari Taehan Group, kantor tempatnya bekerja. Nafasnya agak tersenggal, sebab ia berjalan jauh dari kata santai bahkan ia mungkin saja akan berlari jika ia tak memikirkan ia tengah menggenakan rok sepan sekarang ini. Bola hitam Haera mendapati seorang namja kecil dan seorang namja dewasa, mereka duduk bersebrangan sesekali mereka tampak tertawa. Melihat itu, Haera merasa sedih entah karena apa ia pun tak tahu. Dengan langkah lebar, Haera berjalan untuk menghampiri kedua namja disana. 

“Jong Hyun-ah..” Panggil Haera. Bola hitam bulat milik namja kecil bernama Jong Hyun beralih dari ice creamnya dan menoleh kearah sumber suara. Disebelah Jong Hyun sudah berdiri yeoja cantik dengan raut agak kacau. 

“Eomma..” Seru Jong Hyun diiringi sebuah senyum. Haera berlutut membiarkan lutut menumpu tubuhnya dilantai marmer cafe, menyetara tinggi Haera dengan putranya yang masih duduk dikursi. 

“Kau darimana saja Jong Hyun-ah? Kau tahu Eomma sangat mengkhawatirkanmu? Lain kali, jangan pergi tanpa sepengetahuan Eomma.” Segera saja Haera merengkuh putranya dalam pelukan. Lalu tangannya mengusap-usap lembut rambut hitam Jong Hyun. Haera seakan tidak menyadari bahwa disana ada seorang namja yang terdiam menikmati pemandangan antara seorang Eomma yang nyaris kehilangan putranya. Haera seakan tak menghiraukan sekitar mereka kecuali sibuk pada putranya. “Mian Eomma..” Lirih Jong Hyun. 

“Eomma maafkan, tapi jangan seperti ini lain kali, Ara?” Haera telah menggenggam tangan Jong Hyun, akan mengajaknya keluar dari toko Ice Cream. Tapi Jong Hyun telah lebih dulu menahannya. 

“Eomma aku ingin menghabiskan ice cream-ku dulu,” Pinta Jong Hyun. 

“Nanti Eomma belikan kau Ice cream yang lebih banyak, kajja.” Tangan Haera kembali menarik tangan Jong Hyun. “Tapi aku ingin makan ice cream dengan Ahjusshi baik,” Haera terpengarah. Pandangan Haera mengarah kearah tatapan yang ditujukan Jong Hyun. Ahjusshi baik? Ia melirik sejenak kearah orang yang dimaksud Jong Hyun, detik selanjutnya ia telah membuang pandangan kearah lain. 

“Jong Hyun-ah jangan membantah Eomma.” Tegas Haera. Ini menjadi kali pertamanya Haera bicara setegas tadi pada putranya. Sebab biasanya, Haera selalu berbicara dengan penuh cinta pada Jong Hyun.

 “Kajja.” Ajak Haera sekali lagi sambil menarik tangan Jong Hyun. Namja manis itu tak lagi memberontak, ia hanya menurut perkataan sang Eomma. Tapi sebelumnya, Jong Hyun menyempatkan diri untuk berucap terima kasih pada namja yang ia panggil Ahjusshi baik. Kyuhyun memandangi kedua punggung orang itu yang makin menjauh dari pandangannya lalu menghilang ditelan oleh jarak dan waktu.




Kyuhyun POV


“Siapa namamu?” Aku menempatkan sebuah cup ice cream didepan namja kecil yang masih jadi pertanyaanku. “Jong Hyun. Jong Hyun imnida,” Jawabnya, lalu sibuk memegang sendok dan memasukan ice cream kedalam mulut mungilnya. 

Seketika
senyumku mengembang melihatnya dengan mulut dipenuhi ice cream tak hanya itu, disudut bibirnya banyak terdapat sisa-sisa ice cream mengotori wajahnya. Terus aku menatapinya, hingga bayangan - bayangan tentang rasa penasaranku muncul dan kucoba untuk mengenyahkannya dengan bertanya pada namja kecil bernama Jong Hyun ini. 

“Eum.. Boleh Ahjusshi bertanya padamu?”

“Tentu, karena Ahjusshi orang yang baik, jadi Ahjusshi boleh bertanya,” Sahutnya riang. “Boleh Ahjusshi tau, siapa Appa-mu?” Nampak kulihat ia menjadi agak murung dan tak bersemangat lagi. Ia sudah tak sesemangat tadi, mendengarku menyinggung kata ‘Appa’ kepadanya. 

“Appa? Jong Hyun molla.” Ia menggelengkan kepala. “Jong Hyun tidak pernah bertemu dengan Appa.” tambahnya lagi. “Jong Hyun tidak tinggal bersama Appa?” Kembali Jong Hyun menggerakkan lagi kepalanya kekanan dan kekiri. “Jong Hyun hanya tinggal bersama dengan Eomma dan Halmeoni,” 
Siapa sebenarnya Jong Hyun? Tanyaku dalam hati. Bukan terjawab rasa penasaran ini malah semakin menganga. Dibalik itu, sedikit
banyaknya, perasaan lega meresap dihatiku. Aku masih sangat berharap ia masih seperti dulu, masih memiliki rasa itu untukku. Meski sepertinya harapanku terlalu tidak mungkin. Hatiku pasti amat sangat terluka jika aku berada diposisinya dulu. Tak salah jika ia tak pernah mau menatapku sekarang ini. Aku sangat mengerti.

Seakan pikiran ini tak pernah lelah memikirkan semua tentang namja kecil itu, otakku masih terus menerka-nerka tentangnya. “Ahjusshi kau mengenal Eomma-ku bukan?” Ia melontarkan pertanyaan padaku disela kesibukannya menikmati ice cream. 

“Eo-mma-mu Yoon Haera?” kataku tertahan. Ia menggangguk.

 “Ahjusshi orang yang waktu itu makan siang bersama Eomma dan Halmeoni, geuchi?” Tanganku tergerak mengusap lembut kepalanya sambil tersenyum. Senyum yang kuanggap sebagai pengganti jawaban iya dari pertanyaannya. “Jong Hyun-ah..” Seruan itu berhasil membuatku dan Jong Hyun menoleh pada sumber suara. Sejenak ku terpaku melihatnya telah berada disini. Ia berjalan dengan langkah besar menghampiri tempat kami. Tampak wajahnya kusut dan gambaran raut cemas tertera jelas diwajah itu. Wajah yang sangat kuingin lihat selama 6 tahun ini. Wajah yang sangat kurindukan, namun apa daya jika saat ini ia malah membenciku. Disaat aku bahagia mendapatinya ia telah kembali, tapi aku tak dapat melakukan apapun untuk membuatnya kembali padaku. Dia membenciku, itu sudah pasti. Bodoh. Aku memang bodoh pernah melepasnya.




Haera POV


Aku mendesah lega ketika mendapati putraku dalam keadaan baik-baik saja. Meski harus kuhadapi kenyataan tidak mengenakan ini. Anakku bersama orang itu. Dari sekian banyak orang, kenapa Jong Hyun harus bersama orang itu? Orang yang harus kuhindari. 

“Kenapa Jong Hyun bisa bersama orang itu?” Tanyaku berusaha dengan intonasi sebiasa mungkin pada Jong Hyun. Aku tak ingin menyebut namanya, itu hanya membuatku kembali mengingatnya. “Tadi Jong Hyun bertemu dengan Ahjusshi baik didekat lift. Dia mengajak Jong Hyun membeli ice,” Ungkapnya menceritakan asal mula ia bisa bertemu dengan orang itu. “Lain kali Eomma jangan seperti itu lagi. Dan juga, jangan berbicara pada sembarang orang. Terlebih lagi orang yang baru kau temui seperti orang itu,”

“Tapi Ahjusshi orang yang sangat baik dan dia juga baik padaku,”

“Sudah Eomma katakan, jangan pernah membatah perkataan Eomma!” Tukasku. Intonasi suaraku yang awalnya rendah kini menaik seketika. Jong Hyun langsung terdiam, ia menundukkan kepalanya. Tubuhnya semakin tersudut pada pintu mobil. Aku tahu ia pasti ketakutan karena bentakanku tadi. Aku menyesal telah membentaknya. Rasanya aku ingin menangis saat ini juga. Melihat anakku ketakukan karena ulahku. Maaf tapi bukan itu maksud Eomma. Eomma hanya ingin kau tidak berhubungan dengan orang itu. Maaf. Tidak seharusnya aku mencampur adukkan perasaanku pada Jong Hyun.


Perlahan mobil yang kukendarai berhenti dihalaman sebuah rumah mewah seiring kakiku tergerak menekan pedal rem. Suara deru mobil telah tak terdengar karena aku telah mematikannya, kini tinggallah aku dan Jong Hyun keluar dari dari mobil. Aku telah lebih dulu keluar, seperkian detik aku menunggui Jong Hyun keluar namun nyatanya ia tak kunjung keluar dari dalam mobil. Ku memutari mobil kearah pintu mobil tempat
ia duduk, setelah kubukakan pintu, kulihat ia masih duduk terdiam sambil menundukkan kepalanya. Sepertinya ia marah padaku karena perbuatanku tadi padanya. 

“Jong Hyun-ah..” panggilku sambil menjonggkokkan tubuh didepan pintu mobil. Ia menoleh dengan ragu lalu kembali menunduk, memainkan jemari-jemari kecilnya. 

“Kau marah pada Eomma?” Ia menggeleng lemah. “Maafkan Eomma jika tadi Eomma membentakmu. Eomma hanya tidak ingin kau menjadi anak yang suka menentang apa yang Eomma katakan.” tuturku. 

“Eomma tidak marah pada Jong Hyun kan?” Ia berucap masih sambil menunduk. Aku tersenyum dan meletakkan jemariku diatas rambut hitamnya.

 “Eomma tidak marah padamu. Eomma hanya ingin kau menjadi anak penurut. Bagaimana bisa Eomma marah pada anak Eomma yang tampan ini?” Nampak ia telah berani mengangkat wajah dan melihatku. 

“Benar Eomma tak marah?” Aku mengangguk mengiyakan kemudian merengkuhnya kedalam tubuhku.




Author POV      
                                                                         
Presdir Taehan Group, Hwang Seul Rin, hari ini pemilik Taehan Group itu menyambangi perusahaan. Ada sebuah urusan yang menyuruhnya harus meluangkan waktu untuk datang ke gedung mewah miliknya. 
Ketukan pintu terdengar oleh Nyonya Hwang Seul Rin dari luar pintu. Ia pun membuka mulutnya, mengeluarkan sebuah kata, “Masuk,” Titahnya. Orang yang tadi tak diketahuinya kini telah dapat ia lihat. Orang itu adalah seorang yeoja muda dari bagian Personalia datang dengan membawa sesuatu ditangannya. 


“Presdir ini ada sebuah undangan dari Cho Corp,” Tuturnya lembut dan sopan.


Flashback

Suara dentingan antara piring dan sendok yang kini menjadi peneman suasana sepi disebuah ruang tamu mewah dirumah keluarga Cho. Semua orang dimeja makan itu saling diam, menikmati makanan makan malam mereka. Hingga suara khas milik Tuan Cho memudarkan suasana sepi dimeja makan itu. “Bagaimana keadaan perusahaan?” Kata Tuan Cho melontarkan pertanyaan pada putranya yang saat ini berkedudukan sebagai pemimpin perusahaan Cho Corp. “Tak ada yang perlu Appa khawatirkan,” Jawab Cho Kyuhyun jujur nan singkat. Wajar jika pendiri Cho Corp itu –Tuan Cho—menanyakan keadaan perusahaan pada putranya, bukannya tidak peduli, melainkan ia pun sendiri disibukkan oleh pekerjaan. Hari ini Tuan Cho yang baru pulang setelah seminggu lamanya berada di Jepang. Apalagi kalau bukan untuk urusan bisnis pula. “Bagaimana kerja sama kita dengan Taehan Group?”

“Semuanya lancar,” Balas Kyuhyun singkat lalu kembali memfokuskan pada makanannya.

“Tentang pesta Cho Corp, kau telah mempersiapkannya?” Lagi Tuan Cho kembali bertanya.

“Sudah, semuanya telah aku persiapkan,” Jelasnya. Tuan Cho mengangguk-anggukkan kepalanya. 

“Baguslah,”

“Appa ingin kau mengundang Taehan Group juga,” 

Flashback end




Haera POV


“Haera-ya kau akan ikut ke pesta Cho Corp?”

“Ndeh?!” Aku yang tak tahu menahu tentang apa yang Eomma katakan, sebab itu aku langsung tersentak seketika saat bibirnya berkata mengenai Cho Corp. 

“Kau belum tahu? Cho Corp mengundang perusahaan kita untuk menghadiri pesta perayaan ulang tahun berdirinya Cho Corp yang ke-30, acaranya dilaksanakan besok malam, kau ikut ne?” Mendengar nama perusahaan itu, mengingatkan kembali pada satu orang di Cho Corp.

“Haera-yah?”

“Nde?” aku tersentak kedua kalinya. Panggilan Eomma membuyarkan semua pikiranku tentang orang itu. 

“A-aku sepertinya tidak ikut Eomma, aku ingin istirahat,”

“Begitukah? Padahal Eomma sangat berharap kita bisa pergi bersama,” Tutur Eomma. Eomma pasti kecewa kepadaku, aku tahu itu. Mian Eomma, bukan maksudku begitu, hanya saja.. Aku tidak ingin.. 
Jika aku pergi kesana bersama Eomma, bukankah itu berarti aku mengambil kesempatan untuk bertemu dengan
nya bukan? Ku tidak ingin. Terlebih lagi jika aku harus bertemu dengan mereka, bertemu dengan keluarganya, aku tidak ingin.



***

Yoon Jong Hyun, putraku melambaikan tangan dari jendela mobil. Senyumku mengiringi kepergian mobil hitam
mengkilat yang membawa Eomma dan Jong Hyun pergi menuju perayaan ulang tahun Cho Corp. Perlahan mobil itu hilang dari pandanganku. Tinggallah dirumah ini kusendiri bersama pelayan rumah. Tubuhku berbalik, akan memasuki rumah tapi langkahku tertahan ketika mataku menangkap pemandangan langit malam gelap diatasku. Ku urungkan niatku untuk masuk dan malah melangkah menuju kursi taman. Aku mendudukkan tubuhku dikursi panjang berwarna putih. Kudongakkan kepala agar dapat lebih mudah memandangi pemandangan diatasku. Malam ini langit begitu cerah. Bulan itu bulat dengan begitu sempurna dan banyak bintang pun bertebaran menambah keindahan malam. Tak bosan-bosannya aku mengarahkan pandanganku untuk menatapi langit malam nan indah ini. Terus aku menikmati pemandangan malam yang membuatku tampak seperti orang bodoh. Duduk dalam diam dan menatapi langit. Bola mataku terus menatapi bintang-bintang, peneman bulan  yang terus bergermelapan menghiasi malam. Tapi perhatianku hanya tertuju pada setitik bintang kecil yang letaknya begitu dekat dengan bulan. Awalnya kulihat ia memancarkan cahaya begitu terang namun berlanjutnya waktu, perlahan cahayanya mulai redup menyisakan bayangan-bayangan cahaya tak utuh. Kupikir jika hidupku diibaratkan dengan sebuah bintang. Bintang redup itu adalah diriku. Bintang kecil itu beruntung dibandingkan bintang lain bisa berada begitu dekat dengan bulan, begitupun dengan diriku. Hanya sebuah keberuntungan bagiku, aku pernah berada disisinya. Perlahan cahayanya pudar bersamaan hilangnya wujud bintang itu. Kuyakini bulan tak sedikitpun merasa kehilangan, karena ia masih punya bintang lain yang lebih indah dan lebih terang dari bintang itu. Dan kuyakini juga, orang itu pasti tidak pernah merasakan kehilangan untuk diriku. Bodohnya.. aku mengharapkan hal demikian terjadi padanya. Bagi hidupnya, mungkin aku hanyalah selembar kertas yang dapat ia gunakan, setelahnya dapat ia buang. Ia masih memiliki banyak kertas sebagai pengganti kertas itu, sehingga untuk apa ia merasa kehilangan...



To Be Continue ..


Dinantikan like plus komen-nya. Author gak mau tahu, yang baca harus kudu wajib like dan komen ya. Klw yg gk komen author sumpahin gak bakal prnah ketemu ma biasnya ckck.. *ngancem
For next story, just waiting for me, kkkk~
Mungkin dipart selanjutnya bakal agak lama, mian.
Anneyong.. 

Mianhae, Gomawo, Saranghae Part 3

0 komentar

Author                         : Chindy Agryesti.

Facebook                    : Chindy Agryyesti Horvejkul


Twitter                         : @Chindy404

Cast                             :



  •  Cho Kyuhyun
  • Yoon Haera

Genre                          : AU!, Romance, Little Hurt.
Rating             
            : PG15
Length            
            : Chapter




Anneyong..
Jumpa lagi bersama saya di part 3 ini.
Cekidot  --->


Recommended song :
. 2AM – I Wonder If you Hurt Like Me
‘atau’ S4 – Mungkin.
. Suzy – I Still Love You.
. Lee Jung – Sad Love.



------------------------------------------Happy reading all---------------------------------------------




Mencintaimu adalah hal terindah dalam hidupku, meskipun itu menyakitkan. Namun selamanya akan tetap seperti itu. Saranghae Cho Kyuhyun.
(Haera Quotes)

Cinta itu datang dengan sendirinya, memenuhi hati dan pikiranku. Membuatku menjadi namja paling bodoh yang telah menyia-nyiakan cinta mu yang begitu tulus.
(Kyuhyun Quotes)




Part sebelumnya.



Haera POV

Aku kembali berfikir tentang ucapan oppa tadi, kembali mempertimbangkan nya lagi.

“Berhenti dari perusahaan itu dan bekerja di perusahaan Appa? Haruskah aku melakukan itu agar aku bisa melupakan nya?” Pikirku.

Aku terus memikirkan hal itu. Mempertimbangkan semuanya. Menentukan pilihan mana yang terbaik untuk ku?


Di dalam mimpiku,
kau adalah duniaku.
Namun di kehidupan nyata,
kau adalah mimpiku.




Part 3 begin.



Kyuhyun POV


“Oppa mianhae, kita dapat melanjutkan hubungan ini.” Ku pandangi yeoja dihadapanku kini. Ucapannya sungguh mengejutkan.


“Apa maksud ucapan mu Ji Hyun-ah?” Tanya ku tak mengerti arah pembicaraan nya.


“Aku sudah di jodohkan dengan namja pilihan Appa.” Jawabnya lirih. Kulihat air mata telah menghiasi matanya.


“Kau sedang bercanda kan Ji Hyun-ah?”

“Ani oppa. Aku sungguhan. Kita sudah dapat meneruskan hubungan ini oppa. Mianhae..”

“Kenapa kita harus menghakhiri ini, bukankah kau bisa menolaknya?”  selaku cepat.

“Mianhae Oppa. Aku tidak bisa.”


“Wae? Mengapa tidak bisa.” Tanyaku dengan sedikit emosi.


“Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Eomma-ku. Aku takut ia akan sakit. Aku benar - benar tidak ingin semua itu terjadi Oppa..” Jelasnya. Air mata terus menghiasi mata indahnya.


Melihat ia menitikkan air matanya, hatiku sakit. Kugenggam erat jemarinya, berharap ia akan merubah keputusannya. Karena aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika ia benar - benar meninggalkanku.


“Aku yakin Ji Hyun-ah ada cara lain, bukan seperti ini.” Pintaku memelas pada Ji Hyun.


“Tidak ada cara lain oppa. Appa tetap bersikukuh pada perjodohan ini. Mianhae oppa.. Jeongmal mianhae. Aku mencintaimu.” Ucapnya sebelum berlalu meninggalkan ku. Aku hanya dapat memandangi punggungnya yang semakin menjauh dan perlahan mulai menghilang dari jarak pandangku.

Aku duduk terpaku ditempatku. Entah apa yang harus ku lakukan setelah ini.

Shin Ji Hyun adalah oksigen bagiku dan sekarang 'Oksigen-ku' telah pergi. Apakah aku masih bisa tetap bernafas dengan baik? Tanpa ku sadari, air mata jatuh begitu saja tanpa seizin ku. Aku menangis karena seorang yeoja untuk pertama kalinya di dalam hidupku.
Aku sungguh mencintainya. Bagai dihantam batu besar mendapati kenyataan ini semua.
Sedih, kecewa, kesal. Semua itulah yang kini aku rasakan.
Appa Ji Hyun, ia memang tidak pernah merestui hubungan kami. Begitu pun dengan appa-ku. Dengan alasan hanya karena Mereka adalah pesaing bisnis. Yang menurut ku alasan itu tidak masuk akal untuk melarang hubungan kami.


Keluar dari cafe itu, aku meluncurkan mobil ke suatu tempat. Aku melampiaskan semua perasaanku disini, ditempat ini. 


Aku tidak tahu, sudah berapa banyak botol yang telah ku tenggak. Yang ada dipikiran ku saat ini, aku bisa melupakan sakit hati ini. Seperti inikah yang namanya sakit hati? Ternyata memang begitu sakit!
Aku masih terus menenggak wine dihadapanku walau aku sudah tahu, kini aku sudah mabuk. Wajah cantik itu terus menggenangi pikiranku. Kukecewa padanya, ia lebih mementingkan perasaan orangtua nya di banding perasaanku.

“Maaf tuan, anda sudah mabuk.” Ku dengar ada yang berbicara padaku. Orang itu melarangku untuk tidak minum lagi.


“Siapa kau, berani melarang - larang ku?” Kubalas ucapan orang itu dengan sedikit ketus. Setelah mengucapkan kalimat itu. Kepala ku sangat pusing dan semuanya menjadi gelap. Aku tidak tahu apalagi yang terjadi padaku setelah itu.




Author POV


Kyuhyun, namja itu kini tengah tertidur dengan kepala yang tergeletak di meja. Dan sesekali meracau memanggil - manggil nama Shin Ji Hyun. Salah satu pegawai bar pun menghampiri Kyuhyun yang tidak sadarkan diri. Pegawai itu berinisiatif untuk menelpon salah satu keluarganya untuk menjemput namja ini karena bar ini akan segera tutup.

“Yeoboseyo..” Jawab Haera setengah malas karena harus terganggu tidurnya dikarenakan ponselnya terus saja berdering.


“Apakah kenal dengan pemilik ponsel ini?” Tanya satu suara dari seberang sana.

Haera menjauhkan ponsel dari telinganya dan melihat nama dan nomor yang tertera di layar ponselnya.

“Ye, saya kenal dengan pemiliknya.” Balas Haera cepat


 “Bisakah anda datang kesini untuk menjemput pemilik ponsel ini.”

“Ye?” tanya Haera kaget.


“ Memang ada apa dengan orang ini?” tanyanya cepat.

“Tuan ini mabuk berat dan tidak sadarkan diri.” Hatinya berguncang. 'Kenapa ini?' Batin Haera


“Dimana saya harus menjemput orang ini?”


“Saya akan mengirim alamatnya.”


“Ye, baiklah..” Sesegera mungkin, Haera bergegas mengambil kunci mobil dan meninggalkan rumah.





Haera POV


Ku edarkan pandanganku menyelu
suri ruangan ini. Mataku berfokus pada satu objek. Sesosok namja yang tertidur dengan posisi tubuh menelungkup di atas meja. Ku lihat ke arahnya, sungguh sangat kacau keadaannya. Wajah kusutnya seakan memberitahu ku bahwa ia sedang di landa masalah besar. Ada apa sebenarnya denganmu?
Dibantu oleh pegawai bar, aku berhasil membawa masuk ia ke dalam mobilku. Untuk ke dua kalinya, aku melakukan hal yang sama. Mengantar ia pulang dengan keadaan yang sama dan dapat berada di sampingnya saat ia tak sadarkan diri. Ku coba untuk berkonsentrasi terhadap jalan dihadapan ku. Namun melihat keadaannya kini, selalu dapat membuyarkan konsentrasiku.

“Wae? Ada apa denganmu?” Gumamku pelan, menatap kearah nya.





Author POV


Rumah mewah ini! Untuk kedua kalinya pula Haera menginjakkan kakinya di rumah ini.
Bau alkohol tercium jelas oleh penciuman Haera saat yeoja itu mencoba membopong tubuh besar Kyuhyun.


Tok..tok..


Tak ada jawaban! Haera kembali mengetuk pintu di hadapannya lagi. Masih sama! Dengan keberanian yang di punyanya. Ia pun mencoba untuk membuka pintu tersebut. Ia memegang knop dan mulai menekan nya. Berharap pintu ini akan terbuka, karena ia sudah tidak kuat membopong Kyuhyun lebih lama lagi. Dan benar saja, pintu itu pun terbuka. Sepi dan kosong! Itulah yang didapati Haera sesaat ia akan memasuki rumah mewah itu.


Haera berjalan ke arah kamar Kyuhyun mengantarkan namja itu. Haera segera membaringkan tubuh besar itu saat mereka telah tiba di kamar Cho Kyuhyun. Haera tertegun sejenak kembali mengingat kejadian malam itu. Tepat ditempat ini, dan dengan keadaan Kyuhyun seperti ini, Kyuhyun menciumnya.
Haera telah berjalan kearah pintu. Hendak meninggalkan Kyuhyun. Namun entah apa yang membuatnya membalikan tubuhnya untuk menatap namja itu lagi. Haera berjalan mendekat, dan berinisiatif untuk melepaskan sepatu yang masih melekat di kaki Kyuhyun. Seakan tidak pernah bosan memandangi wajah Kyuhyun. Kembali Haera memandangi wajah itu. Wajah yang sebenarnya sangat ia ingin lupakan. Tangan Haera terulur untuk mengendurkan dasi yang dikenakan Kyuhyun.




Haera POV


Saat aku menarik kembali tanganku setelah selesai mengendurkan dasi itu. Namun tanganku...
Namja itu menggenggam tanganku. Matanya memang terpejam. Dia sedang mengigaukah?
 

“Gajima, Ji Hyun-ah..” Ia bergumam lemah.


“Hmmmppptt..” Racauku saat tiba-tiba ia menarik tenggukku dan melumat kasar bibir ku.
Aku berusaha menjauhkan diri darinya, namun itu semua sia-sia. Tubuhnya yang tadi terkulai lemas dan sekarang?
 



***


Author POV


Kicauan burung bersahutan, tak henti-hentinya. Menandakan bahwa hari telah menjadi pagi dan mentari yang telah menampakkan wujudnya untuk menyinari kota Seoul di musim semi itu.
Pagi hari, waktu dimana semua orang bersemangat untuk memulai harinya. Berbeda dengan yeoja yang kini tengah menangis tersendu-sendu. Duduk bersandar di kepala ranjang dengan tubuh memeluk ke dua kakinya menangisi semua perbuatan yang telah ia lakukan bersama dengan namja itu. Meratapi kisah hidupnya yang sangat menyedihkan. Tubuhnya tanpa dibalut sehelai benang pun.
Cukup lama Yoon Haera dengan keadaan seperti itu, hingga akhirnya namja yang sedang terrtidur pulas di sampingnya terbangun. Ekspresi kaget langsung ia tunjukkan menyadari dirinya dengan keadaan seperti itu. Matanya terbuka lebar mendapati itu semua.

Ia menoleh ke arah Haera yang masih saja tetap menangis.

“Apa yang sebenarnya telah terjadi?” Tanya Kyuhyun hati-hati masih dengan ekspresi terkejutnya. Haera langsung menatap ke arah Kyuhyun. Terlihat jelas raut kecewa di wajah itu. Hanya sekedar menatap wajah Kyuhyun, namun tanpa sepatah kata pun keluar dari bibir Haera.


Haera bungkam!
Kilatan kekecewaan terpancar jelas di matanya. Air matanya masih terus saja menghiasi wajah itu. Sedangkan namja itu, ia masih tetap setia menunggu jawaban atas pertanyaan nya yang hanya dijawab oleh kebungkaman dari Haera.
Kyuhyun meremas rambutnya dan mengerang frustasi lalu memejamkan matanya, mencoba menerawang semua kejadian yang telah terjadi. Sangat berharap bahwa semua ini dapat dipungkiri, namun kenyataan berbanding terbalik dengan yang ia harapkan.
Kyuhyun kembali menatap ke arah yeoja itu, berusaha menyelesaikan masalah yang baru saja timbul beberapa jam yang lalu atas kebodohan nya.


“Haera-sshi, aku__” Ucapan Kyuhyun terhenti sejenak.


“Aku.. Aku sama sekali tidak ada niat untuk Melakukan ini semua terhadapmu. Aku__” Ungkap Kyuhyun, mencoba memberikan penjelasan atas semua ini.


“Aku benar-benar tidak sadar dengan semua yang kulakuk
an..” Sambungnya.

Hening! Haera masih tetap bungkam, hanya terdengar suara isakan kecil dari Haera. Cukup lama mereka berada didalam kebisuan. Sampai akhirnya Kyuhyun memulai pembicaraan kembali.

“Mianhae, jeongmal mianhae..” Kata Kyuhyun lirih.


“Tak seharusnya, aku melakukan ini semua padamu. Jeongmal mianhae Haera-shi.” Lanjut Kyuhyun setengah memohon. Berharap Haera mau memaafkan kesalahan terbesarnya.


“Ani! Ini bukan salahmu!” Ucapan Haera kini berhasil membuat Kyuhyun menatap ke arahnya.


“Ini semua salahku.. Hiks.. Aku yang terlalu bodoh. Semua ini pasti tidak akan pernah terjadi kalau bukan karena kebodohanku. Hikss..


“Kalau saja aku tidak menjemputmu, ini semua tidak akan terjadi. Ini semua salahku. Aku yang bodoh karena terlalu mencintaimu!” Jerit Haera dan tangisan pun tak dapat dibendung lagi.




Haera POV


Bodoh! Aku yang terlalu bodoh! Bodoh! Rutukku kepada diriku sendiri setelah ku berhasih mengumpulkan keberanian ku untuk mengatakan kalimat tersebut terlebih lagi untuk mengatakan kalimat yang terakhir.
Kecewa! Aku sungguh kecewa pada diriku sendiri.


“Kau tidak perlu meminta maaf.” Tukasku dengan air mata. Kuberlalu dan meninggalkan nya yang masih terdiam. Ku punguti pakaian ku dan memasuki kamar mandi yang berada disudut kamar.


“Disini, sungguh sakit disini!” Rutukku dengan tangan memukul-mukuli bagian dadaku. Kaki ku sudah tidak mampu menopang tubuh ku sendiri. Tubuhku merosot jatuh ke lantai kamar mandi yang dingin ini.
Dengan air mata yang entah sudah berapa banyak keluar dari mataku.

Sudah cukup aku menjadi yeoja bodoh selama 7 tahun ini hanya untuk mengharapkan nya. Dan saat ini, aku kembali melakukan hal yang teramat bodoh!
Sedih, kecewa, hancur, sakit. Semua itulah perasaan yang kini bercampur tumpah ruah menjadi satu. Aku kotor, aku yeoja menjijikan!
 




Kyuhyun POV


Jadi benar, jika selama ini masih mencintaiku? Tidakkah ia membenciku? 7 tahun, bukanlah waktu yang singkat. Namun ia tetap mencintaiku yang jelas - jelas telah mempermainkan perasaannya. Sebegitu dalamkah perasaan mu untuk namja jahat sepertiku ini?



Ia telah memasuki kamar mandi. Ku dengar, suara isakan dari dalamnya. Aku tidak sanggup berlama-lama mendengar isakan itu. Pasti sangat menyakitkan. Ku langkahkan kaki keluar kamar untuk membersihkan diri dikamar mandi lain.




Author POV


Hembusan angin malam yang dingin menerpa kulit mulus Haera. Namun tak di hiraukan dingin malam yang menusuk pori-pori kulitnya. Terus saja ia masih memandang lurus kearah sungai Han yang berada dihadapan nya. Pandangan kosong dan mata indah yang sesekali mengeluarkan cairan krystal bening. Angin berhembus semakin menambah suasana dingin malam itu. Berberapa helai rambut Haera berterbangan mengikuti arah angin berhembus.
 

'Angin, bisakah kau bawa aku menghilang dari masalah ini?'


'Neol saranghae, oneuldo neol saranghae.. (Aku mencintaimu, sampai hari ini aku masih mencintaimu)' Lagu menyedihkan ini menyadarkan yeoja itu dari lamunan nya. Satu panggilan sedang menantinya.


“Yeoboseyo..” Katanya dengan nada sedikit lirih.


“Hyaa~ Neo eoddiya?” Teriak suara namja dari ponselnya tanpa berbasa-basi dahulu.


“Bisakah kau tidak mengganggu ku dulu. Aku ingin sendiri saat ini.” Pinta Haera masih dengan nada lirihnya.


“Wae geurae? Ada sesuatu yang terjadi padamu?”
 

'Ya,, sesuatu yang besar telah terjadi di hidupku' Batinnya.


“Anni, gwaenchana..” Elak Haera.


“Jeongmalyo?” Tanya Donghae memastikan.


“Ne..”


Dalam hati Haera merasa sangat bersalah kepada Donghae. Ia telah membohongi sahabat terbaiknya.


'Mian, aku tidak dapat menceritakan ini semua padamu..'


“Masih ada pekerjaan yang harus ku lakukan. Ku tutup dulu..” Kata Haera yang lagi-lagi berbohong. Pekerjaan? Menata hati dan perasaannya. Ya, itulah pekerjaan nya.


“Yasudah, cepat selesaikan pekerjaanmu dan pulanglah. Tadi Ji Hoon Hyung menanyakanmu padaku. Katanya tadi malam kau tidak pulang. Pulanglah, jangan buat keluarga-Mu khawatir.” tutur Donghae menasehati Haera. Senyum kecil terukir diwajah sembab yeoja itu mendengar penuturan sahabatnya.


 “Gomawo, untuk perhatianmu..” Gumam Haera seusai mengakhiri panggilan itu. Haera merasa bahagia dapat mengenal seorang seperti Donghae. Orang yang sangat memperdulikannya. Kau memberiku sahabat yang baik namun kau tak memberiku orang yang ku cintai!




Kyuhyun POV


Terkejut! Tentu aku sangat terkejut mendapati ini semua. Siapa yang tidak terkejut, saat membuka mata harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya baru saja melakukan kesalah besar yang bahkan tidak disadari.
Aku benar-benar tidak mengingat sedikit pun yang terjadi malam itu. Aku terlalu frustasi saat itu!

“Aku yang bodoh karena terlalu mencintaimu.” 


Kalimat itu terus terngiang di telingaku. Mengingatkan ku pada kejadian hari itu. Di saat ia menangis dan terus menyalahkan dirinya atas peristiwa ini.
Yang harusnya ia lakukan menamparku, memukulku, memakiku bukan menyalahkan dirinya sendiri. Semua ini jelas karena kesalahan ku yang terlalu frustasi karena Ji Hyun sehingga aku tidak dapat mengontrol emosiku sehingga aku melakukan hal yang tidak seharusnya ku lakukan padanya. Ia tidak tahu-menahu tentang masalahku. Mian telah melibatkan mu..




Author POV


Ttok..tok..tok..


“Nde, masuk.” Sahut Kyuhyun. Ia tersadar dari lamunan nya saat sekertaris nya, Seul Rin mengetuk pintu.


“Ige, ada beberapa laporan yang harus kau tanda tangani.” Ucap Seul Rin menyodorkan beberapa tumpukan kertas yang tersusun rapi.


“Ye, letakkan saja disitu.” Perintahnya.


“Ne, Algeseumnida.” Balas Seul Rin. Lalu meletakkan tumpu
kan kertas tersebut di meja Kyuhyun. Baru beberapa langkah menuju pintu, Kyuhsyun memanggilnya.

“Seul Rin-shi..”

“Ye? Ada apa Presdir?”


“Ee.. Tentang Yoon Haera, apakah hari ini ia masih belum masuk?” Terlihat Seul Rin dengan raut wajah bingung saat Kyuhyun menanyakan tentang Yoon Haera.


“Ye, dia memang belum masuk.” Balas Seul Rin.


“Apakah kau tahu, mengapa ia tidak masuk?” Ekspresi bingung semakin terpampang jelas diwajah sekertaris Kyuhyun.”


Kyuhyun, Presdir Cho Corp yang dikenal sebagai Presdir dingin nan acuh. Namun Kini tengah menanyakan kabar salah satu karyawan nya terlebih lagi yang di tanyakan itu adalah karyawan baru yang bergabung lima minggu yang lalu.


“Tadi Yoon Haera menghubungi Tuan Kim meminta izin untuk absent lagi. Karena ia masih kurang sehat.” Ucap Seul Rin menjawab pertanyaan Kyuhyun.


“Geurae? Ah yasudah kau bisa kembali ke pekerjaan mu.”


“Ne..” Yeoja itu pun berlalu dari ruangan Kyuhyun.


'Apa yang sebenarnya terjadi denganmu?' Gumam Kyuhyun mengkhawatirkan Haera.
3 hari berlalu sejak peristiwa tersebut dan 3 hari pula Kyuhyun selalu mengkhawatirkan tentang yeoja itu.





Haera POV


3 hari. 3 hari aku hanya mendekap diri dalam kamar. Aku tidak bekerja dan tanpa melakukan aktivitas apa pun. Tentu membuat keluargaku bingung dengan perubahanku dalam diriku. Yang mereka tahu bahwa saat ini aku sedang sakit. Sebenarnya bukan tubuhku yang sakit namun hatiku lah yang sakit.
Aku menyendiri. Memikirkan apa yang harus ku lakukan setelah semua ini. Karena bagaimana pun aku tidak boleh terus seperti ini. Hidupku masih panjang dan masih banyak hal yang ingin ku lakukan dimasa depan seperti menemukan cinta menjadi mimpi belaka atau hanya dongeng bagiku.




Author POV


Sinar matahari telah berhasil masuk ke dalam sebuah kamar mewah melalui celah-celah jendela. Memancarkan kehangatan dipagi hari di kota Seoul yang selalu dingin. Berkali-kali seorang yeoja melihat pantulan dirinya pada cermin besar di hadapannya. Dihembuskan nya nafas perlahan. Memastikan bahwa ia sanggup untuk kembali menatap dunia dan menjalani hidup di dunia yang penuh dengan kejutan ini. Disambar nya kunci mobil yang terlegetak di meja riasnya dan bergegas meninggalkan kamarnya lalu menuju ruang tengah.


“O! Kau sudah ingin bekerja?” Sapa yeoja paruh baya itu yang tak lain adalah Ny. Yoon.


“Ne, eomma.”


“Ayo sarapan dulu.” Ajak Ny. Yoon yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.


“Aku sarapan dikantor saja Eomma.” Pamit Haera dan keluar dari rumah. Ku kendarai mobil dengan kecepatan sedang. Berkali - kali ia menghela nafas.

'Tuhan, kuatkan lah aku!' Pintanya dalam hati.


Tidak butuh waktu lama untuk Haera tiba gedung mewah ini. Jalanan kota Seoul yang masih terbilang pagi memperlancar perjalanan Haera tanpa gangguan macet. Kini ia telah tiba ditempat yang di tujunya. Sekian kalinya, ia menghela nafas dalam.


'Yoon Haera, adalah orang yang kuat,' Batinnya. Di bukanya pintu mobil itu dan mulai melangkah memasuki gedung mewah di depannya.





Haera POV


Sesekali aku tersenyum kepada karyawan-karyawan lainnya. Langkahku berhenti saat ku tepat berhadapan dengan lift yang masih tertutup. Ku menunggu sampai pintu lift itu terbuka.


Ting!


Pintu lift terbuka dan menampakkan sesosok namja yang tengah berdiri dengan gagahnya.


Degg!

 Hatiku bergejolak melihat orang itu. Aku membeku sejenak. Apa yang harus kulakukan? Ku melangkah masuk dengan langkah tertahan. Hatiku enggan rasanya. Aku tidak ingin terlihat gugup di depannya. Ku kumpulkan semua tenaga yang kumiliki. Hatiku sesak melihat wajahnya.
Pintu lift mulai tertutup mengantarkan ke lantai atas, ruang kerjaku dan ruang kerjanya.
Diam dan menunggu, hanya itulah yang dapat ku lakukan di dalam lift ini yang hanya terdiri dari aku dan dirinya. Ku dengar dia mendehem pelan, namun tak ku hiraukan sama sekali. Yang ada di pikiranku saat ini, aku dapat cepat keluar dari situasi canggung ini. Ku merasa lift bergerak menjadi sangat lamban, entah ini perasaan ku atau bukan, namun inilah yang ku rasakan.
Tuhan, bisakah kau cepat membawaku keluar dari situasi ini? Pintaku dalam hati.


Ting!


Aku bergegas meninggalkan lift ini tanpa menoleh sedikit pun kesekitar ku.
Haruskah aku menghadapi situasi seperti ini setiap kali aku bertemu dengan nya?





Kyuhyun POV


Ting! Pintu lift terbuka dan..
Yeoja itu? Benarkah itu ia?
Sama terkejutnya ia dengan diriku. Ia sempat tertegun beberapa saat. Diam dan membeku. Wajahnya, tak kulihat lagi ekpresi ceria yang selalu hadir di wajahnya. Pucat dan lesu yang kini tergambar wajahnya. Inikah akibat ulahku?
Canggung. Menghantui kami di dalam lift ini. Ku berdehem kecil, namun tak ada reaksi apapun darinya. Sesekali ku menoleh ke arahnya. Sementara ia, tak bergeming sediktpun seolah hanya ada ia sendiri di dalam lift ini. Sampai akhirnya, pintu lift terbuka dan ia berjalan keluar mendahului ku.





Haera POV

Sebisa mungkin ku fokuskan diri pada pekerjaan, namun nampaknnya itu tidak mampu membuatmu melupakan itu semua.

“Haera-shi, setelah jam makan siang. Kita berkumpul diruang rapat.” Ujar Tn. Kim.


“Ne, algeseumnida.”


Selesai jam makan siang, semua staff telah berkumpul di ruang rapat. Hanya tinggal menunggu satu orang lagi yang belum menampakkan wujudnya.

“Apakah smua sudah berkumpul? Mari kita rapat hari ini.” Tutur tn. Kim sebagai pemimpin rapat kali ini.

“Kita hanya tinggal menunggu Kyuhyun Hwajangnim.” Sahut Seul Rin, yang tak lain sekertaris Cho Kyuhyun.


“Bisakah salah satu dari kalian memanggilnya?” Pinta Tn. Kim.


“Ah kau, Haera-shi. Bisakah kau panggil Kyuhyun hwajangnim.”
 

“Nde?” Aku tersentak kaget. Naega wae? Mengapa harus aku dari sekian banyaknya orang ditempat ini.
 

“Ba_ik_lah..” Jawabku enggan. Adakah pilihan lain untukku selain meng-iyakan nya? Eobseoyo! Ku beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju tempat yang sama sekali tidak ingin ku datangi.






Author POV

Kembali Haera menghela nafasnya entah ini untuk yang keberapa kalinya. Tangannya terangkat untuk mengetuk pintu di depannya, namun terhenti saat ia mndengar suara yeoja dari dalam ruangan tersebut.


“Oppa, bisakah kita memulainya kembali?” Kalimat itulah yang ditangkap oleh pendengaran nya. Tangan yang sedari tadi masih tertahan didepan pintu, perlahan jatuh seakan kehilangan kekuatan.


“Oppa, malhaebwa. Kita bisa kan memulainya lagi.” Tanya yeoja di dalam itu untuk kedua kalinya. Ialah, Shin Ji Hyun. Yeoja yang kini berada di ruangan Kyuhyun. Haera hanya diam, terus mendengarkan pembicaraan mereka. Berjuta pertanyaan memenuhi pikiran. 'Memulai kembali hubungan mereka?' Apa maksud pembicaraan mereka?' batin Haera.


“Tidak ada alasan bagiku untuk benar - benar berpisah denganmu Ji Hyun-ah..”


“Gomawo oppa..”


Hati Haera bagai dihantam batu besar mendengar ini semua. Air mata meluncur mulus di pipinya.
 
Kyuhyun dan Shin Ji Hyun baru saja memulai kembali hubungan mereka. Jadi peristiwa malam itu...
 Ia hanya menjadikan ku sebagai pelampiasan saja. Begitukah? Pikir Haera.
Hhh! Sungguh menyedihkan dirimu, Yoon Haera!




TBC~

Eotte? Datarkah?

Mian kalau feel-nya kurang dapet.

Gomawo buat readers yang udh mau baca.

Keep RCL. Don’t forget it!
 

Chindy Agryesti Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting